Hampir
saja saya terlambat tiba di area bioskop Cinema 21 Mal Panakukang. Hujan, macet, dan kesulitan mendapatkan taksi online
membuat saya beserta ketiga anak saya terpaksa naik bentor ke Mal
Panakukang. Syukurnya tidak begitu terlambat. Masih banyak teman duduk di luar.
Nanie pun masih bagi-bagi tiket nonton di luar Teater 3, di mana film Milly dan Mamet: Ini Bukan Cinta dan Rangga akan
diputarkan untuk kami.
Beranda / Film
Showing posts with label Film. Show all posts
Showing posts with label Film. Show all posts
Kulari ke Pantai: Ketika Traveling Berbuah Hikmah
Kalau
ada nama Riri Riza (sebagai sutradara dan penulis skenario) dan Mira Lesmana (sebagai produser sekaligus penulis
skenario) di credit title film Kulari ke Pantai (rilis
28 Juni) itu sudah menjadi jaminan mutu bagi saya. Sudah pasti bagus.
Tapi tentu tak asyik kalau tak dibuktikan sendiri, kan? Nah, pada tanggal 6 Juli lalu, saya bersama dua anak terkecil membuktikannya sendiri di XXI Mal Panakukang.
Jalangkote Rasa Keju: Web Series Rasa Bioskop
Awal baca
“Jalangkote Rasa Keju” dengan lugu saya bertanya-tanya, “Tojengkah ada jalangkote rasa keju?” (maksudnya: “Benar-benar
adakah (kue) jalangkote rasa keju?”). Ternyata eh ternyata itu nama web series yang akan tayang di bulan April
ini. Untuk mempromosikannya, digunakan akun Instagram dan You Tube “Jalangkote
Rasa Keju”. Informasi lengkapnya, beserta para pendukung web series Jalangkote Rasa Keju, saya temui di acara Konferensi Pers dan Special Screening Jalangkote Rasa Keju di Liquid CafĂ©, Hotel Clarion
tanggal 9 April kemarin.
3 Alasan Mengapa Film Halo Makassar Istimewa
Rasa bete akibat acara Premiere Halo Makassar
yang molor lama terobati usai nonton film istimewa ini. Aksi kocak Mellong dan Bimbi yang berperan sebagai sopir taksi sukses
membuat saya berkali-kali tertawa terbahak-bahak. Film yang bercerita kisah
seputar romansa antara Diat
(diperankan oleh Rizaf Ahdiat) dan Anggu (diperankan oleh Anggu Batary) ini sempurna dengan selipan humor sepanjang
durasi film.
Pesan Moral, Ganjalan, dan Warning dalam Film Terbang Menembus Langit
"Karena kita orang China," sang kakak
bemaksud menunjukkan pada Achun bahwa perjuangan dari kota kecil Tarakan ke
Surabaya itu tak mudah. "Kita orang Indonesia keturunan China," tangkis
Achun. Keduanya berdebat ketika Achun menyampaikan keinginan kuatnya untuk
merantau ke Surabaya. Akhirnya kakak-kakaknya menyetujui Achun merantau ke kota
pahlawan. Di sinilah perjuangan kehidupan yang sesungguhnya itu bermula.
Benar-benar perjuangan luar biasa dari seseorang bernama lengkap Onggy Hianata (Achun) yang menjadi sumber
inspirasi flm Terbang Menembus Langit ini.
Hal pertama yang paling menarik dari film ini bagi saya adalah: based on true story!
Lovepink dan Pinky Promise Menggugah di Octobreast
Lantai paling atas Trans Studio Mall adalah salah satu tempat terujung di Makassar bagi saya. Apalagi menuju ke sana saya harus berjalan kaki dari pintu gerbang mall, plus dengan sedikit acara nyasar. Tapi saya tiba sebelum pukul setengah dua belas, seperti yang dijadwalkan di undangan.
Pesan Athirah untuk Para Lelaki
Saya
sudah siap menonton film ini. Mungkin karena alasan itu makanya saya tak
terlalu menitikkan air mata. Mungkin juga karena saya sudah pernah membaca
kisah puluhan perempuan yang dipoligami dalam satu buku jadi saya siap menonton
kisah poligami Haji Kalla, eh Puang Aji – ayahanda Jusuf Kalla dalam film Athirah. Mungkin
juga karena dominan tulisan teman-teman yang sudah mengulas Athirah, mengangkat
tema bagaimana perempuan yang dipoligami yang memang sangat kuat aromanya dalam
film yang berdurasi hanya 80 menit ini. Itu semua membuat saya sangat siap menonton
film ini.
4 Pesan Penting di Antara Haha Hihi Uang Panai’
“Ada
yang bilang, saking banyaknya humornya, pesannya tidak sampai,” suami saya
menanggapi perkataan saya sepulang saya nonton film Uang Panai’ bersama putra sulung kami.
Dilema dalam 1 Cinta di Bira
Excited. Itu yang saya rasakan setiap mengetahui ada film nasional yang ber-setting Sulawesi Selatan. Apakah keindahan tanah Sulawesi Selatan digambarkan dengan baik? Apakah pemerannya menggunakan dialek sini atau tetap menggunakan dialek Jakarta? Aih, pertanyaan-pertanyaan itu hanya bisa dijawab dengan menonton filmnya secara langsung.
I Am Hope: Ya, Masih Ada Harapan
I am Hope the Movie – Kata “kanker” menimbulkan sensasi tersendiri bagi siapa pun
yang mendengarnya. Bisa bergidik, bisa takut, dan lain-lain. Namun ada juga
yang tangguh menghadapinya. Melawan segala ketakutan pada image yang dibawa kanker. Mereka dikenal sebagai survivor
kanker. Para survivor kanker
ini biasanya aktif memotivasi mereka yang juga terserang kanker.
Salah
seorang kerabat saya, Tante Um (penderita kanker payudara), adalah seorang survivor kanker. Di kalangan keluarga besar saya dari pihak ibu,
dia menjadi penyemangat bagi yang harus menghadapi penyakit itu. Beberapa survivor lainnya bisa ditemui namanya di
internet. Di antaranya: Dewi Yanti Razalie (penderita kanker Papiler "variasi" FOLIKULER.), Dewi Yulita Krisnawati (penderita 5 jenis kanker, di antaranya tiroid dan otak), Rima
Melati (menderita kanker payudara), dan Ria Irawan (menderita kanker kelenjar getah bening). Para survivor kanker
ini ketika berbicara, terdengar “lebih bertenaga” dalam menyemangati penderita
kanker lain.
Subscribe to:
Posts (Atom)