Menikmati Film Siksa Neraka

Menikmati film Siksa Neraka tentunya bukan “menikmati neraka” dalam arti yang sebenarnya. Dalam keyakinan Islam, neraka belum dialami siapapun karena setelah kematian, memasuki alam barzakh dulu. Film Siksa Neraka ini adalah film karya sutradara Anggy Umbara yang mulai tayang serentak di bioskop di seluruh Indonesia pada tanggal 14 Desember 2023.

Film Siksa Neraka 2023

Ketika memesan tiket nonton film Siksa Neraka pada tanggal 5 Januari malam, belum ada sama sekali seat yang terisi. Saya pikir akan sepi penonton namun nyatanya tidak. Pada tanggal 6 Januari siang itu di Cinema 2, salah satu bioskop di bilangan Panakukang, sekurang-kurangnya setengah kapasitas ruangan terisi oleh penonton yang sebagian anak-anak.

 

Film Siksa Neraka untuk 17 Tahun ke Atas

 

Film bergenre horor ini sebenarnya diperuntukkan bagi usia 17 tahun ke atas tetapi banyak ibu yang datang membawa anaknya. Ada anak usia bawah lima tahun, ada pula anak usia sekolah dasar. Selama film diputar, putri saya menyaksikan sejumlah anak ke luar ruangan dan tak masuk lagi.

Hm, sepertinya para emak ini ingin membelajarkan anak-anak mereka akan doktrin neraka – doktrin yang sering digunakan di Indonesia ini untuk menakut-nakuti anak-anak agar tidak menjadi pendosa. Semoga misi para emak berhasil namun saya penasaran seberapa berhasil karena adegan film Siksa Neraka yang konon habiskan 5 miliar untuk ciptakan vibes neraka ini sangat brutal.

Ketika saya gambarkan kepada seorang teman mengenai adegan siksa neraka yang sangat vulgar itu, teman saya mengatakan tidak berani menontonnya. Bayangkan, orang dewasa saja merasa seram, bagaimana anak-anak?

Kalau mau tahu seperti apa gambaran adegan sadisnya ada koq di trailer resmi film yang bisa disimak di YouTube, contohnya pipi kiri ditusuk besi panas dari arah luar, menembus ke dalam mulut lalu menembus pipi kanan dan bola mata ditusuk besi runcing.

Awalnya sempat mikir, mungkin ada adegan “dewasa” yang tak senonoh ditonton anak-anak karena salah satu dosa yang pernah dilakukan Fajar, anak kedua Ustadz Syakir adalah zinah. Syukurnya, tidak ada. Film ini bisa menggambarkannya dengan sopan, tidak perlu ada adegan syur untuk mendeskripsikannya.

Maka satu-satunya kemungkinan alasan penentuan kategori usia adalah adanya adegan-adegan sadis siksa neraka yang memang amatlah kejam bahkan sesungguhnya nanti, kesadisan itu tidak pernah kita pikirkan atau bayangkan sebelumnya. Memangnya, siapa sih yang pernah melihat neraka yang sesungguhnya seperti apa?

 

Hal-hal yang Mengganjal

 

Menonton film yang diadaptasi dari komik dengan judul yang sama ini, cukup dinikmati saja sebagai karya fiksi yang menawarkan sejumlah value dan dibuat oleh tim produksi yang terdiri atas real set building, XR virtual screen untuk back ground, dan CGI 3D animation karena ada beberapa hal yang agak kurang masuk logika. Contohnya itu tadi … bahwa orang yang meninggal dalam ajaran Islam tidak langsung ke neraka, melainkan ke alam barzakh dulu.

Poster Film Siksa Neraka

Hal lain yang agak mengganjal adalah adegan Ustadz Syakir menenangkan istrinya di kamar mandi ketika istrinya menjerit-jerit ketakutan setelah melihat hantu. Masih di dalam kamar mandi, Pak ustadz mengajak istrinya istighfar. Pada bagian ini, putri saya spontan berkata, “Masa istighfar di kamar mandi!”

Yes … adabnya, ucapan seperti itu jangan diucapkan di dalam kamar mandi yang juga ditempat buang air. Kamar mandi itu berada di dalam kamar putri pak ustaz. Di Indonesia, kamar mandi pada umumnya juga menjadi tempat buang air, khusunya kamar mandi yang terletak di dalam kamar tidur.

Satu lagi yang mengernyitkan kening, yaitu sungai di mana Saleh, Fajar, Tyas, dan Azizah – keempat anak Ustaz Syakir tenggelam. Digambarkan pada malam kejadian, arus sungai sanggup membuat 4 orang tenggelam, berarti air sungai lumayan meninggi ya namun anehnya, keesokan harinya ketika warga mencari ke-4 anak ustaz tersebut, air sungai sudah sangat dangkal – cuma semata kaki!

Menurut saya, akan lebih greget jika adegan pencarian anak-anak Ustadz Syakir ini juga dibikinkan animasi yang menunjukkan keadaan sungai yang banjir sehabis bencana pada malam sebelumnya.

Well, akhirnya saya mengabaikan saja semua hal yang mengganjal dan mencoba menikmati film Siksa Neraka mengingat film ini diadaptasi dari buku komik dengan judul yang sama.

 

Belajar dari Film Siksa Neraka (Keunggulan)

 

Yang membuat saya tertarik dengan film ini pada mulanya adalah kabar tentang adanya seorang waria yang langsung bertobat usai nonton film ini. Sekarang dia telah mengubah penampilannya menjadi lelaki sejati bahkan diundang di podcast-podcast kenamaan, seperti di kanal YouTube Denny Sumargo dan RJL5. Wokeh, berarti ada orang yang bisa mengambil pelajaran dari film ini, mengambil inspirasi, dan mencoba kembali ke jalan yang lurus.

Di zaman saya sekolah dasar, tahun 1980-an, komik Siksa Neraka sudah ada dan saya juga membacanya. Waktu itu komiknya masih hitam-putih dan sebagai anak-anak yang sudah mendapatkan pelajaran tentang surga dan neraka, penggambaran neraka di buku itu bisa membuat saya tersentak dan mengingatnya dalam waktu cukup lama.

Sekitar tahun 2008-2009 saya mendapati komik ini – lupa di mana, lalu membelinya agar dibaca si sulung Affiq yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Si tengah Athifah juga sempat membaca sekilas buku ini saat dia SD. Pendeknya, buku ini cukup fenomenallah sehingga ketika dibuatkan film yang ada “setting neraka”-nya, dapat memancing rasa penasaran.

Pada kenyataannya, bukan hanya saya yang penasaran, banyak juga orang yang penasaran. Buktinya hingga saat ini, jumlah penonton film Siksa Neraka sudah menembus angka 2,3 juta, lho!

 

Tersentuh

Putri saya, walaupun dia sempat mengkritisi film ini, ternyata dia bisa juga “menikmatinya”. Buktinya, matanya berkaca-kaca. Saya belum menanyakan persisnya apa penyebabnya tetapi saya tahu dia tersentuh dan mengambil value dari film ini. Saat kami duduk sebentar di luar bioskop usai nonton, Athifah menyenderkan kepalanya di bahu saya. Manis, kan?


Memaknai Peran Ibu

Saya yang awalnya nonton dengan perasaan datar-datar saja dan tidak terpengaruh dengan adegan sadis, akhirnya “kena batunya”. Air mata saya keluar ketika menempatkan diri pada posisi Ibu Rika, istri Ustaz Syakir …

Apakah saya bisa menjalani peran sebagai ibu sebaik-baiknya hingga mengantarkan ketiga anak saya persisten di jalan Allah?

“Anak saya tiga orang. Apa yang terjadi jika mereka lebih dulu meninggal dari saya dan bekal mereka untuk akhirat masih kurang?” ketika pikiran ini muncul, spontan deh mewek. 😭

 

Film Siksa Neraka Tayang di Mana

Jalan Cerita Film Siksa Neraka

 

Film ini menceritakan tentang keluarga Ustadz Syakir dengan 4 anaknya. Untuk suatu alasan, Saleh, Fajar, Tyas, dan Azizah nekad ke desa tetangga tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Mereka mengambil jalan pintas melalui sungai, mengabaikan larangan Pak Harjo – tetua desa.

Hujan lebat turun hingga aliran deras air sungai menghanyutkan keempat anak muda tersebut. Singkat cerita, satu per satu tubuh ke-4 anak ditemukan. Tiga orang sudah meninggal dan Tyas – anak ketiga kondisinya masih hidup tetapi dalam keadaan kritis.

Tiga anak mengalami siksa neraka, selanjutnya setting film berpindah-pindah, dari setting dunia ke setting animasi neraka. Alurnya juga bergerak maju-mundur, menggambarkan dosa apa yang telah dilakukan Saleh, Fajar, dan Azizah sehingga mereka harus berada di neraka. Adapun Tyas, dirinya sempat berada di neraka namun tidak mengalami siksaan karena anak baik ini bukan menjadi bagian penghuni neraka.


Anak Kurang Bekal = Siksa Dunia Orang Tua?

 

Ending film menunjukkan POV Tyas. Ada satu ungkapan Tyas yang saya masih ingat, kurang lebih seperti ini maknanya: jika anak meninggal dengan bekal yang kurang maka itu berarti neraka dunia bagi orang tua.

Oh, no, Tyas! Anak yang meninggal di usia baligh yang tempatnya di neraka bisa menarik orang tuanya ke neraka kelak, sebaik apapun orang tuanya dalam pandangan orang-orang. Tentunya orang tua harus bertanggung jawab terhadap kesalahan yang dilakukan anaknya terkait kealpaan orang tuanya dalam mengajarkan kebaikan yang seharusnya diajarkan.  Berbeda halnya jika orang tua memang sudah mengajarkannya tetapi anaknya yang ndablek. Ini nih yang paling ngeri bagi saya sampai bikin saya menangis. 🥶

Well, film Siksa Neraka ini cukup seru untuk “dinikmati” hanya sebagai tontonan kecanggihan animasi dalam menggambarkan neraka yang tak pernah secara signifikan terdefinisi tetapi jangan sampai berekspektasi seperti itulah neraka sebenarnya karena kita takkan bisa membayangkannya, sama seperti takkan bisa membayangkan nikmat di surga.

Makassar, 10 Januari 2024

Casting Film Siksa Neraka:

  • Safira Ratu Sofya (Tyas)
  • Kiesha Alvaro (Fajar)
  • Ariyo Wahab (Syakir)
  • Nayla D. Purnama (Azizah)
  • Rizky Fachrel (Saleh)
  • Astri Nurdin (Ibu Rika)
  • Slamet Rahardjo (Pak Harjo)
  • Ingrid Widjanarko (Mbok Inah)
  • Wina Marino (Ibu Dini)
  • Joseph Kara (Pak Haji)
  • Kanaya Tsabitah (Tyas kecil)
  • Zidan Zhu (Fajar kecil)
  • Gattieya Zyanyani (Azizah kecil)
  • Yassien Omar (Saleh kecil)



Share :

0 Response to "Menikmati Film Siksa Neraka "

Post a Comment

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^