Saya
jadi ketagihan memanfaatkan layanan GoJek sejak mendapatkan hadiah voucher GoPay. Hadiah itu saya peroleh
saat menghadiri pertemuan dengan GoBox, sebuah bagian dari layanan yang
disediakan GoJek Indonesia. Mulanya, karena masih pakai HP lama yang hanya support sinyal internet 3G, voucher GoPay hanya saya pakai satu
kali, untuk membeli makanan.
Setelah
berganti HP yang bisa support sinyal
4G, saya baru merasakan kemudahan menggunakan aplikasi GoJek. Apalagi sinyal
dari kartu XL paket Xtra Combo yang saya gunakan terbilang
lancar dari lokasi tempat tinggal kami. Memindai lokasi dengan GPS, proses order, memantau driver secara real time dari
peta yang tersedia di aplikasi menjadi sangat mudah secara online. Dengan adanya pilihan transaksi menggunakan saldo GoPay (sebagai
uang elektronik) dan penebusan aneka merchant
dan jasa dengan menggunakan GoPoints, membuat saya semakin bersemangat
menggunakan GoJek sebagai alternatif utama moda transportasi untuk saya dan
anak-anak, terutama ketika pak suami sedang tidak berada di rumah.
Yang saya manfaatkan dari 15 jenis jasa yang ditawarkan GoJek, baru 4 jenis ini: GoRide, GoSend, GoFood, dan GoCar. Saya suka dengan kemampuan sistem mendeteksi posisi driver membuat pelanggan bisa melihat mana driver yang baik dan mana yang nakal. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pelanggan. Beberapa kali saya mendapatkan driver yang baik. Ada yang rela berputar-putar mencari jalan gara-gara terhalang demonstrasi dengan tarif yang tetap seperti semula demi mengantar kami hingga tujuan. Ada yang rela menelepon supaya saya membatalkan orderan karena toko yang dituju tutup dan ada yang rela membayar uang parkir tanpa diganti. Untuk driver yang baik, kompensasi berupa 5 bintang dan/atau tip secara spontan saya berikan.
Namun,
beberapa kali pula saya mendapatkan driver yang nakal. Ada yang memutar dulu ke mana-mana padahal sudah mengonfirmasi
menjemput, alih-alih langsung datang menjemput. Katanya akan tiba dalam sekian menit, eh ternyata tibanya bisa selama 3 kali
sekian menit itu. Bahkan ada yang membuat saya menunggu hingga 2 jam
sampai-sampai makanan yang dipesan dingin dan rasanya kurang sedap. Yang paling
nakal adalah yang mengonfirmasi telah menjemput dan mengantar saya hingga di
tujuan padahal saya tidak ke mana-mana.
Syukurnya,
saat kejadian itu, HP saya sedang dalam kondisi bagus. Sinyal internet pun
bagus. Jadi proses klarifikasi yang terjadi saat menghadapi oknum driver itu bisa berlangsung dengan baik.
Pada mulanya, saya belum menyadari kalau si driver ini melakukan kenakalannya dengan sengaja.
Saat bungsu saya secara tidak sengaja memesan GoCar, saya langsung berusaha membatalkannya. Ya,
kejadiannya bermula dari bungsu saya sendiri yang menekan tombol memesan GoCar ketika dia
memainkan HP saya. Begitulah kalau sinyal internet lancar jaya, ya. Bahkan anak
kecil pun bisa memesan GoCar dengan cepat. Begitu tahu ada orderan dari HP, saya langsung meminta maaf kepada pak driver dan mengatakan akan membatalkan
pesanan. Si bapak sopir itu berkata, “Iya Bu, tidak apa-apa.”
Maka
secepat kilat saya berusaha membatalkan pesanan. Anehnya, walau berkali-kali saya
tekan tanda silang, orderan tak bisa
dibatalkan. Tidak mungkin. Soalnya saya pernah membatalkan orderan dan berhasil. Mengapa kali ini tidak bisa? Nah (baru saya ketahui belakangan, saat berbincang dengan seorang sopir GoCar), hal ini bisa terjadi karena
si sopir sudah menekan button pada
aplikasi driver yang menyatakan dia
telah menjemput dan mengantar saya ... hingga di tujuan!
Paniknya saya ketika melihat aplikasi, si driver “sedang bepergian bersama saya dan kemudian sampai ke tujuan” lalu saldo GoPay saya terpotong. Sementara itu, saya terus mencoba cancel dengan menekan tombol silang dan restart HP tetapi tak kunjung berhasil. Saya juga berusaha menelepon nomor customer service yang berada di Jakarta. Butuh waktu lebih 10 menit hingga berhasil berbicara dengan bagian customer service karena sistem telepon hunting berkali-kali menyatakan sedang sibuk dan operator telepon "official" (nomor lain) yang saya gunakan kurang bagus koneksinya sehingga saya harus mengulangi panggilan. Pegawai-pegawai bagian CS yang menerima telepon meladeni saya dengan baik. Terdengar dari caranya bereaksi, mereka mendengarkan dan mencatat keluhan saya.
Saya
sungguh menghargai respon positif dari GoJek Indonesia. Selain berkomunikasi
via telepon, saya menuliskan detail kronologinya melalui e-mail karena ada permintaan tanggapan masuk via e-mail. Meskipun harus
mengulangi penjelasan saya sampai 3 kali – mungkin begitu standard operation procedure-nya,
akhirnya GoJek menyampaikan permintaan maafnya dan akan mengenakan sanksi bagi driver-nya yang nakal itu. Tidak
menunggu lama, saldo GoPay saya yang sudah terpotong dikembalikan.
Mungkin
tidak seberapa, nilai saldo yang terpotong. Hanya sebesar Rp. 15.000. Tetapi
saya pikir perlu memberikan pelajaran kepada oknum sopir yang nakal itu, dengan
alasan sebagai berikut:
- Dalam Islam, jual-beli (termasuk jasa) harus “suka sama suka” atau sama-sama ridho, seperti yang tertera dalam sebuah ayat al-Qur’an yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.” [An-Nisaa': 29]. Nah, saya tidak rela diperlakukan seperti itu maka saya mengusahakan hak untuk menggugatnya sekaligus memberikannya pelajaran.
- Kalau dibiarkan, dia bisa berulah lagi kepada pelanggan lain. Kasihan pelanggan lain, kan?
- Jika tidak dipermasalahkan, bisa jadi akan makin banyak driver yang mengikuti cara curang yang dilakukannya. Bakal berabe kan kalau jumlah oknum sopir taksi online yang nakal makin banyak?
- Lalu, siapa yang jadi rusak nama baiknya? Tentu saja pihak perusahaan: GoJek Indonesia. GoJek Indonesia itu selalu mengupayakan komunikasi terbaik guna mencari cara yang terbaik agar pelanggannya puas. Tak banyak perusahaan seperti GoJek yang sampai berulang kali meminta penggunanya untuk menilai kinerja driver dan pegawainya. Sangat tidak etis kalau sampai ada driver yang merusak nama baiknya maka sebisa mungkin sebagai pelanggan, kita membantu dalam kebaikan.
- Alasan terakhir dan yang paling utama adalah: jangan dikira karena yang memesan seorang mamak, bisa diperlakukan seenaknya. Mamak-mamak juga bisa bersikap tegas dan mampu menggunakan gadget dengan baik. Mamak melek internet, gitu loh!
Jangan seenaknya kepada #MamakDigital |
Jadi, pesan moral tulisan ini adalah: hati-hati berurusan dengan mamak-mamak, apalagi jika dia seorang blogger yang didukung dengan gadget dan senantiasa online berkat sinyal internet yang mantap. Bakal kena batunya kau driver nakal! Eh 😜
Makassar, 28 Mei 2017
Catatan:
Gambar-gambar selain screenshot berasal dari pixabay.com.
Share :
Kalau aku seringnya aplikasi eror trus tau tau ada driver jemput dalam waktu bersamaan 4 driver😫 dan aku biasanya minta maaf trus kubayar tarof mereka..meski aku ngga kemana mana
ReplyDeleteWaduh, Mbak. Mudah2an tidak terulang lagi.
Deletemantab infonya, biar jadi pelajaran buat yang lainnya agar berhati-hati..
ReplyDeleteSemoga bermanfaat.
DeleteSaya juga pengguna Gojek Indonesia, baru tahu nih kalo drivernya bisa melakukan kenakalan serupa, beberapa kali saya double order untung saja saat itu tidak pakai go-pay jadi tidak dikibuli.
ReplyDeleteSemoga tidak mengalami :)
Deletewkwkwwk, endingnya.
ReplyDeleteNdak sopan tu driver mak, cari trick dia tapi ndak tahu siapa lawannya
Wkwkwk, coba-coba barangkali ya
Deletekomplen lebih cepat ditanggapi lewat twitter. Itu lbh efektif dan murah dripada menelpon ke CSnya. Screen cap sj buktinya. Nnti di DM sama officernya untuk dihubungi lbh lanjut.
ReplyDeleteOwh lebih cepat pakai Twitter, ya. Sip, noted. Thanks Vita.
Deletealkhamdulillah selama makai jasa gojek masih aman-aman saja.
ReplyDeletetapi kejadian seperti ini pernah di alami sama temen kantor, dia udah nyoba cancel order'an tapi ngga bisa juga. ending-endingnya malah temen saya yg ke blacklist *hedeh
Waduh kenapa malah di-balcklist, ya? Bagaimana tahunya itu?
DeleteSaya ketemu driver nakal sih belum pernah, tapi driver jutek pernah. Gara-gara saya bayarnya pake GoPay, saya disindir-sindir sama si driver itu. Huh. 😒
ReplyDeleteKayak ndak suka begitu, ya orang pakai GoPay.
Deleteaku biasa cash si mba jadi ga pernah alamin yg begini lagian ngeselin juga y kok bisa gtu licik ckckckck blm tau dia y mba mamak2 klo ngamuk galon 2 bisa dibanting hahahaha
ReplyDeleteWaduh kalo banting galon saya belum pernah hahaha.
DeleteWidih seram kalo mamak udah marah 😁
ReplyDeleteSejauh ini pakai gojek aku masih aman aja mbak
Mereka segan sama Koh Deddy kayaknya hehehe
DeletePaling sebel kl ada driver yg nakal gitu. Sdh bagus2 ada yg ngasi kerjaan. Ehh tetap aja gak benar
ReplyDeleteYaah, mudah2an dapat pelajaran si driver nakalnya :D
DeleteTop banget tulisan ini 👍, sampai mau saya kasih bintang 5 😁. Setuju banget sama 5 alasan di atas dan suka sama penutupannya dengan kata2 mamak melek internet.
ReplyDeleteKasih saldo GoPay jg doing 😄
DeleteMakasih yaa
Bwahahha..bahaya ini mamak mamak satu k..
ReplyDeleteAdami juga Gojek di Lombok, tapi belumpa' pernah coba :D
Nah, moga tulisan ini bermanfaat. 😄
DeleteSelama ini pihak gojek selalu cepat responnya kalau ada komplain. Pernah jg ngalamin gt mba mau cancel krn sesuatu hal gabisa. Tapi ntahlah eror di sistem atau dimananya
ReplyDeleteSudah diokekan sama drivernya bhw dia sdh menjemput Mbak Rahmi
DeleteHuahahaha, pesan moralnya kak. Itulah kita sebagai blogger musti bangga kak. Lewat tulisan kita bisa mengkritisi hal-hal yang diluar jalur :D
ReplyDeleteSemoga kritiknya membawa manfaat ya Yani 😄
DeleteKadang dpt driver baik,tp sering dpt yg reseee. Makasih tipsnya mbak
ReplyDeleteWah kayak apa yang rese itu, ya Mbak? 😄
DeleteKok berani sekali ya mbak Niar si sopir itu memalsukan laporan, sekaligus merugikan pelanggan karena memotong saldo. Rasain deh dia, dikira nggak ada yang tahu kelakuannya ya mbak, ternyata kena batunya dia :)
ReplyDeleteItulah, kenapa setega itu ya. Entahlah. Org bilang, hati manusia siapa yang tahu.
DeleteKalo saya, paling masalahnya supir atau friver yg gatau japam shg muter2 bikin waktu terbuang
ReplyDeleteKadang2 biar pakai GPS, panduan GPS salah, Mbak.
DeleteBelum pernah ngalamin karena transportasi online ini baru masuk sebulanan hehehe..
ReplyDeleteSemoga aja ndak ada yg nakal
Semoga, ya.
DeleteWah baru tahu kak Niar, selama ini malah GoFood yg heboh minta dicancel ketika orderan makanan tutup. Terima kasih infonya.
ReplyDeleteHm, mudah2an tidak mengalami ya Manda.
DeleteHwaa ada ya yang nakal begitu hihii
ReplyDeleteMemang harus diberi pelajaran
Mudah2an tidak kejadian lagi kepada saya dan kepada mamak2 lainnya, sih Mbak harapannya hehe.
Deleteaku pernah ngalamin hal yang sama persis mba, kepotongnya juga dikit, tapi sakit hati karena dicurangin gitu, huhuhu..
ReplyDeleteTuh kan, tidak enak kan Mbak Zata hehe. Itu juga yang saya rasakan.
DeleteSalut banget ama sikap mb Niar yg pro aktif demi mengantisipasi hal2 yang tidak nyaman berulang bisa dilakukan dengan cara persuasif gini.Betewei anaknya kritis bisa order via hape*maklum koneksi XL super ngebut
ReplyDeleteAnak-anak sekarang, Mbak Tanty, ya begitu itu. Asalkan koneksi internet lancar, apa yang pernah dilakukan ibunya dia coba lakukan juga padahal tdak pernah diajarin hehe.
DeletePernah nih saya punya pengalaman hampir sama, bedanya saya nggak pake gopay. Pengemudi bilang jangan cancel ya, bingung juga karena saya nggak dirugikan saldo tidak terpotong. Gara2 hape saya layarnya hitam sebelah bagian bawah, panik banget
ReplyDeleteTrus, akhirnya bagaimana?
Delete