Showing posts with label Startup. Show all posts
Showing posts with label Startup. Show all posts

Mall Sampah: Mengelola Sampah dengan Jemari

Mall Sampah: Mengelola Sampah dengan Jemari – Bukan bermaksud menimbun sampah tetapi pengepul yang biasanya datang mengambil sampah kami tak kunjung datang. Bukan sampah sembarang yang diambilnya, melainkan sampah yang bisa didaur ulang seperti kertas bekas pakai dan botol plastik.

Baca selengkapnya

Investasi yang Bisa Dimulai pada Usia 20-an Tahun

Bagi sebagian orang, usia 20-an tahun dianggap sebagai saat yang paling tepat untuk mulai berinvestasi. Selain kebanyakan orang di usia ini sudah mulai produktif bekerja, kebanyakan mereka adalah orang-orang yang bebas tanggungan karena belum menikah.
Baca selengkapnya

Startup Dini.id Bantu Orang Tua Menangani Speech Delay Anak

Startup Dini.id Bantu Orang Tua Menangani Speech Delay Anak - “Saya ndak tahu anakmu speech delay,” kata seorang sahabat. Saya memang tidak banyak menceritakan kepada orang-orang perihal keterlambatan bicara Afyad si bungsu. Setelah terlihat perkembangan bicaranya dan kemampuannya dalam beberapa hal mulai berkembang saat dia masuk sekolah dasar, barulah saya membukanya kepada sahabat-sahabat dan menuliskannya di blog.
Baca selengkapnya

Perlunya Kolaborasi Blogger dengan Pelaku UMKM dan Usaha Digital untuk Tingkatkan Perekonomian Daerah

Pada seminar bertajuk Menjawab Tantangan dan Mengembangkan Produktivitas Para Pelaku UMKM & Digital yang dihadiri oleh para pelaku UMKM dan digital startup di Makassar dan sekitarnya pada bulan Maret 2016, sebagai peserta saya mencoba sharing bagaimana blogger membantu para pelaku UMKM dalam berpromosi. Sebuah dompet berwarna hitam yang selalu saya bawa saya tunjukkan kepada hadirin sebagai bukti kerja sama saya dengan sebuah UKM kerajinan tas dan dompet dari Jawa Barat.
Baca selengkapnya

#Bukainspirasi: Pentingnya Pelaku UMKM Berkomunitas

Berkomunitas menjadi bagian tak terpisahkan dari manusia jaman now. Saya yang menjalani masa remaja pada akhir tahun 1980-an – awal 1990-an menyaksikan perbedaan yang signifikan terkait hal berkomunitas. Bahkan saya dan mamak-mamak yang sezaman dengan saya bisa terlibat dengan satu atau lebih komunitas di jaman now. Yeah, semacam adjusting, begitu. ðŸ˜…
Baca selengkapnya

Kenalan Lagi dengan SEO dan SEM di Google Gapura Digital Makassar

Seperti yang pernah saya bilang tentang SEO, saya itu acuh tak acuh tapi butuh dengannya, hehe. Soalnya gitu, deh memusingkan.  Tapi apa daya … mau tak mau saya memang butuh. Paling tidak, tahu penerapan yang dasar-dasarnya saja. Sejak mendengar istilah SEO tahun 2011 lalu, saya mulai membaca-baca tentang istilah ini. Namun butuh bertahun-tahun untuk memahaminya sedikit demi sedikit, sesekali mengikuti beberapa materi SEO secara tatap muka dari para pakar SEO. Dan pemahaman itu tetap sedikit hingga sekarang haha. Payah, ya Mamak, nih. Oya, sebelum lupa, baca juga tulisan sebelumnya, yah: Belajar Efektifkan Website di Google Gapura Digital Makassar.
Baca selengkapnya

Belajar Efektifkan Website di Google Gapura Digital Makassar

Melihat ada materi untuk Website Efektif dan Pengenalan SEO dan SEM, saya tidak pikir panjang untuk segera mendaftar di Google Gapura Digital. Meskipun materinya ditujukan untuk UKM, blogger juga butuh karena harus mengelola blognya secara efektif seperti yang diharapkan Google dan juga SEO-able. Apalagi kelasnya gratis, kenapa tidak dimanfaatkan, toh?
Baca selengkapnya

Menambang Kreativitas Bersama Makassar Digital Valley

Terhubung dengan orang-orang kreatif selalu menyenangkan bagi saya. Energi dan wawasan terasa berkembang. Itulah mengapa saya bersemangat menghadiri undangan Soft Launching Makassar Digital Valley  di gedung Makassar Digital Valley, jalan A. P. Pettarani pada tanggal 22 Februari lalu. Walau hanya menduga-duga apa yang akan dibahas di acara ini melalui flyer yang disebar namun saya tahu, dalam pertemuan ini saya akan bertemu dengan orang-orang kreatif dalam dunia digital startup Makassar yang dulu pernah saya temui di acara-acara yang dilangsungkan DiLo (Digital Innovation Lounge) dulu.
Baca selengkapnya

Mall Sampah: Solusi Masalah Sampah Jaman Now

Mall Sampah, inilah solusi masalah Sampah Jaman Now! - Saya teringat pada konsep bank sampah Pelita Harapan yang pernah saya lihat di Jalan Pelita. Sempat terpikir untuk jadi nasabahnya namun tidak terlaksana. Waktu itu saya berpikir, bagaimana bisa saya ke sana sekali sebulan dan antre selama berjam-jam untuk dilayani? Karena begitulah keadaannya di bank sampah tersebut, banyak nasabah yang rela antre berjam-jam hingga mendapatkan layanan dari petugas. Para petugas tak dapat dituntut karena mereka sama sekali tak ada yang menggaji. Mereka bekerja secara sukarela untuk kemaslahatan warga RW setempat.


Suatu kebetulan, saya berada di sana pas saat loket bank sampah hendak buka. Berbondong-bondong warga membawa sampah mereka ke lokasi lalu berbaris rapi di sana. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, masing-masing memegang buku tabungan sembari menunggu gilirannya. Ingin juga seperti itu, bisa menguangkan sampah sendiri. Namun apa daya, belum ketemu solusi yang mudah bagi saya tersebab satu dan lain hal – rutinitas yang ada membuat saya kesulitan antre di bank sampah.

Mall Sampah, Sebuah Solusi


Rupanya, solusinya baru muncul sekarang. Di awal tahun ini, Mall Sampah (www.mallsampah.com) – konsep yang saya maksud mengemuka. Saya menghadiri talkshow bertajuk Mallsampah – Layanan Pengelolaan Sampah Online yang menampilkan Adi Saifullah Putra (Founder dan CEO Mallsampah) sebagai nara sumbernya di gedung BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia). Acara yang bergairah karena menampilkan nara sumber yang bersemangat dan moderator Luna Vidya yang tak kalah bersemangatnya ini berlangsung pada tanggal Jumat, 9 Februari 2018 pukul 15.00 -17.30.

Hiburan dari Ruang Baca

Beberapa penghargaan yang diterima Mall Sampah

Menarik sejak awal penuturan, itulah kesan yang langsung saya tangkap dari Adi – lulusan Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia yang pernah menjadi aktivis mahasiswa ini. Dia mengatakan bahwa hanya 10% sampah di Indonesia bisa didaur ulang. Visi Mall Sampah adalah dalam 10 tahun ke depan 20 – 30 persen sampah bisa didaur ulang dan nilainya mencapai 2 – 3 kali nilai total saat ini melalui konsep memberdayakan pengepul dan pemulung.

Menurut Adi, kunci dari daur ulang sampah di Indonesia adalah pengepul. Maka agar sampah yang bisa didaur ulang meningkat, mereka harus diberdayakan dan diperbanyak (termasuk pemulungnya) – moga-moga saya tidak salah tangkap dari penjelasan Adi.

“Ketimpangannya, pemerintah belum pahami kalau para pengepul ini berperan penting,” ucap Adi. For your information, ya, pengepul itu yang mengumpulkan sampah dari pemulung atau orang yang bisa membeli sampah kita. Beberapa dari mereka punya kendaraan sendiri untuk mengangkut sampat dalam jumlah yang agak besar. Ada yang biasa masuk hingga ke dalam gang, seperti yang biasa masuk ke daerah tempat tinggal saya dan mengumpulkan sampah dari warga. Warga menjual sampahnya dengan harga yang ditentukan pengepul.

Adi Saifullah Putra
Luna Vidya dan Adi Saifullah Putra

Nah, bedanya, kami tidak tahu kapan si pengepul datang. Tahu-tahu saja dia nongol tapi ketika dinanti-nanti eh dia tak muncul-muncul. Nah, kalau melalui Mallsampah.com, kita bisa memesan jasanya, asalkan sampah kita sudah terkumpul minimal 5 kilo gram dan sudah dipilah-pilah. Jangan sampai masih tercampur-baur, ya. Kalau sampah botol, yang dikumpulkan hingga 5 kilo gram ya sampah botol saja baru menghubungi Mall Sampah, sampah kertas pun demikian.

Kata Adi, di Makassar ada 5000 pengepul. Salah satunya yang diperkenalkan melalui slide presentasinya adalah Ibu Rukiah yang berpenghasilan 3 juta – 7 juta rupiah per bulannya. Nah, sejak bermitra dengan Mall Sampah, penghasilan Ibu Rukiah ini naik hingga 2 kali lipat. Jadi 6 – 14 juta rupiah per bulannya. Wow! Target Adi kemudian untuk pengepulnya adalah menaikkan penghasilannya hingga 2  - 3 kali lipat. Amazing, ya? Potensi penghasilan Ibu Rukiah bisa puluhan juta rupiah per bulan ternyata!

Ibu Rukiah, pengepul mapan. Sumber: mallsampah.com

Mau tahu, tak, mengapa penghasilan Ibu Rukiah bisa meningkat tajam setelah bergabung dengan Mall Sampah? Karena pemanfaatan waktunya menjadi jauh lebih efektif. Sebelumnya, waktu 6 – 8 jam bisa dihabiskan Ibu Rukiah dalam mencari sampah. Mencari ke sana ke mari, belum tentu mendapatkan “sampah yang berharga”. Belum lagi kalau harus dipilah-pilah sendiri. Pergi ke kompleks A, belum tentu terkumpul 3 kilo gram kertas misalnya, lalu dia ke kompleks B. Nah, setelah bergabung di Mallsampah.com, Ibu Rukiah jadi “wanita panggilan” saja dan terima duit. Bukan dalam artian negatif lho, ya. Maksudnya, setelah ada panggilan telepon barulah Ibu Rukiah pergi menjemput sampah, begitu. Bisa dari satu orderan ke orderan berikutnya. Mirip-mirip Go Jek atau Grab, lah yang orderannya berdatangan terus dari mereka yang butuh. 

Perkembangan Mall Sampah dan Macam-macam Layanannya


Lalu sekarang, ada berapa jumlah pengepul dan pemulung dalam sistem Mallsampah.com? Ada 100 orang! Pada awalnya, Adi kesulitan mendapatkan yang mau bergabung. Dia malah dicurigai. Sekarang sudah lumayan, seratus orang ini tersebar di seluruh wilayah Makassar. Jadi kalau mencari pengepul untuk menjual sampah atau pemulung untuk donasi sampah (memberikan sampah kita secara cuma-cuma kepada pemulung jika beratnya di bawah 5 kilo gram), sudah lebih mudahlah bagi warga Makassar untuk menemukannya. Kalau kita order maka yang mendatangi kita adalah pengepul/pemulung yang tinggalnya yang paling dekat dengan kita. Tuh, kan, seperti ojek online, ya?


Well, selain layanan beli sampah dan terima donasi sampah, Mall Sampah juga memiliki layanan-layanan lain, yaitu:
  • Produk Hijau, merupakan layanan daur ulang sampah dalam berbagai kategori.
  • Gerakan Hijau, terdiri atas 6 gerakan, yaitu Jumat Bebas Sampah, Zero Waste Event, Pantai Bebas Sampah, Program Bersih Kota, Ekspedisi Bersih Gunung, dan Penggalangan Dana Kampus. Hingga saat ini sudah ada 5 organisasi bekerja sama dengan Mall Sampah dalam gerakan ini.
  • Zero Waste, terdiri atas dua layanan berlangganan bulanan, yaitu kategori rumah dan kantor, untuk bekerja sama mendaur ulang sampah.
Walau belum terbuka kesempatan untuk bekerja sama dengan pemerintah kota, Adi masih berharap adanya kesempatan itu karena pemerintah berkuasa atas regulasi. Menurutnya, untuk memecahkan masalah dalam mengurai sampah, perlu ada produsen sampah dan regulasi dari pemerintah.




By the way, pemerintah punya program Bank Sampah dan macam-macam alat pengangkut sampah yang layanannya hingga ke dalam pelosok lorong. Lantas, di mana peran Mall Sampah? Nah, lihat dulu beda “peruntukannya”, ya. Kalau bank sampah itu mayoritas melayani mereka yang belum begitu melek digital. Sedangkan target Mall Sampah adalah mereka yang belum ter-cover, seperti kaum milenial dan ibu pekerja kantoran yang sibuk hingga tidak bisa antre bulanan di bank sampah terdekat. Ehm, saya juga cocok nih, Adi. Meski bukan ibu pekerja kantoran, saya ibu rumahan yang tidak bisa tiap bulan menarik sampah ke bank sampah terdekat yang letaknya di lorong depan sana. Selain itu, meski ada angkutan sampah, masih ada sampah-sampah yang bisa disisihkan lagi. Seperti di rumah kami misalnya, kadang-kadang bisa menyisihkan sampah kertas hingga berkilo-kilo gram dan pakaian bekas dalam kurun waktu sebulan. Eh tapi pakaian bekas masih belum bisa ditangani oleh Mall Sampah, moga-moga suatu hari nanti, ya.
Kalau GoJek dan Grab sudah menentukan tarif berdasarkan jarak maka
Mall Sampah sudah menentukan harga sampah berdasarkan jenisnya.

Mau tahu pencapaian social enterprise ini? Pencapaian mall sampah sejak agustus 2017 sekarang adalah telah mendaur ulang 15.000 kilo gram sampah memberdayakan 100 pengepul dan pemulung, dan menghasilkan uang ratusan juta rupiah. Users Mallsampah.com kini menjelang 1.000 dengan 20 – 50 transaksi harian. Target tahun ini adalah menangani 100.000 kilo gram sampah, mengumpulkan 1.000 pengepul dan pemulung, dan menghasilkan uang 1 miliar rupiah. Wow, semoga berhasil, termasuk dengan harapan untuk sustainable dan tidak tergantung pada donasi, anak muda!

Makassar, 23 februari 2018

Catatan:
Untuk mendapatkan layanan buat akun di  www.mallsampah.com/
Baca selengkapnya

Tarrasmart: dari Makassar, Go International

Menjelang kemerdekaan Republik Indonesia, peran radio cukup signifikan. Sutomo atau Bung Tomo, lelaki kelahiran Surabaya 3 Oktober 1920, adalah orang yang pertama kali mewacanakan radio untuk mengumandangkan pekik kemerdekaan.
Baca selengkapnya

Inspirasi LabsG, Memberdayakan Remaja dengan Teknologi

Dunia blogging mengantarkan saya “berkenalan” dengan banyak teman dari berbagai penjuru. Salah satunya adalah Arinta Setia Sari, seorang mahasiswi asal Jogja. Saya belum pernah bertemu dengan Arin tapi sudah “ngobrol” akrab dan panjang di inboks Facebook. Gadis muda ini luar biasa, baru beberapa kali ikut lomba blog tetapi sudah memenangkan beberapa lomba.
Baca selengkapnya

Blogger dan UMKM, Tidak Selalu Tentang Uang

Tulisan ini merupakan tulisan kelima dari seminar Menjawab Tantangan dan Mengembangkan Produktivitas Para Pelaku UMKM & Digital.

“Blogger adalah a very good influencer,” kata Shinta.

“Blogger” disebut-sebut di seminar Menjawab Tantangan dan Mengembangkan Produktivitas Para Pelaku UMKM & Digital? Yup, bisa saja dihubung-hubungkan karena ada mamak blogger kepo ini yang menghubung-hubungkannya di sesi tanya jawab.
Baca selengkapnya

It's All About Trying, Tidak Mengapa Gagal!

Tulisan ini merupakan tulisan keempat dari seminar Menjawab Tantangan dan Mengembangkan Produktivitas Para Pelaku UMKM & Digital. Baca tulisan sebelumnya di sinidi sana, dan di situ.

Nara sumber berikut adalah Andrew Senduk, seorang Internet Entrepreneur yang juga menjabat sebagai Chief Revenue Officer [CRO] Orami Indonesia. Andrew punya peranan penting dalam berdirinya Bilna dot Com, Moxy dot Co dot Id, dan Orami dot Com.
Baca selengkapnya

Walau Kecil, Bertindaklah Besar!

Tulisan ini merupakan tulisan ketiga dari seminar Menjawab Tantangan dan Mengembangkan Produktivitas Para Pelaku UMKM & Digital. Baca tulisan sebelumnya di sini dan di sini.

Shinta Dhanuwardoyo yang biasa juga disebut Shinta Bubu, sang pelopor dunia digitalpreneurship Indonesia tampil membawakan presentasinya yang berjudul Empowering SMEs with Technology.
Baca selengkapnya

Tentang UMKM dan Startup Indonesia Kini

Tulisan ini merupakan tulisan kedua dari seminar Menjawab Tantangan dan Mengembangkan Produktivitas Para Pelaku UMKM & Digital. Baca tulisan sebelumnya di sini.

Seminar Menjawab Tantangan dan Mengembangkan Produktivitas Para Pelaku UMKM & Digital dalam Menghadapi MEA yang saya hadiri pada tanggal 26 Maret lalu berskala nasional. Seminar ini diselenggarakan oleh MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif TIK). Kedua nara sumbernya didatangkan dari Jakarta: Shinta Dhanuwrdoyo dan Andrew Senduk.
Baca selengkapnya

Tentang UMKM dan Aplikasi Canggih Masa Kini

Sudah banyak peserta seminar Menjawab Tantangan dan Mengembangkan Produktivitas Para Pelaku UMKM & Digital dalam Menghadapi MEA yang datang ke gedung terpisah di rumah jabatan wali kota Makassar pada tanggal 26 Maret siang itu. Saat saya tiba di sana, jam sudah menunjukkan lewat pukul 1 siang. Untung saja masih ada tempat duduk kosong.
Baca selengkapnya

Lebih Bermanfaat dalam Berinternet dengan AtmaGo

Saya termasuk lambat bermedia sosial. Baru pada tahun 2011 saya punya akun Facebook. Itu pun karena menjadi persyaratan sebuah lomba menulis yang saya ikuti, harus nge-tag para penanggung jawab lomba. Maklum, lagi semangat-semangatnya belajar menulis apapun dilakoni selama itu halal.

Kalau bukan karena alasan menulis dan kemudian untuk menjadi “senjata” saya sebagai blogger, mungkin saya tidak akan pernah punya media sosial. Mengapa? Karena saya melihat terlalu banyak hal yang tidak penting dibagikan orang di akun Facebook mereka. Namun seiring berjalannya waktu, saya menemukan kekhasan tersendiri di Facebook, di mana saya bisa “mengunjungi” kawan-kawan lama saya kapan saja dan mengetahui aktivitas mereka. Jadinya bisa mengenali mereka secara lebih personal, di antaranya melalui hal-hal yang tak penting itu.
Baca selengkapnya

Tido & Friends Hiburan yang Pas untuk Anak Indonesia

Tido & Friends Hiburan yang Pas untuk Anak Indonesia - Saya merindukan lagu anak-anak yang memang cocok untuk anak-anak. Saat ini sepertinya hampir tak ada lagi penyanyi cilik yang khusus menyanyikan lagu anak-anak. Saya merindukan lagu anak-anak yang sederhana. Yang bisa melegenda seperti Burung Kakatua, Cicak di Dinding, dan Lihat Kebunku. Juga lagu yang menceritakan keindahan alam seperti lagu Bunga Nusa Indah. Saya merindukan lagu anak-anak yang mudah dicerna anak-anak. Yang memperkaya kosa kata mereka akan hal-hal baik yang sepadan dengan usia mereka.
Baca selengkapnya