Benarkah Dia Ditampar? – Saat membaca berita mengenai penamparan yang dilakukan oleh oknum kepala sekolah di sebuah SMA negeri di Banten bulan lalu, saya tidak langsung menggunakan sudut pandang bahwa anak itu DITAMPAR ketika membuat status Facebook.
Mungkin
kalian sudah tahu kasus ini karena kasusnya viral bulan lalu. Seorang anak SMA
ketahuan merokok oleh kepala sekolah (kepsek). Konon dia ditampar oleh sang
kepsek. Orang tuanya melaporkan ke polisi lalu gubernur Banten mencopot kepsek
dari posisinya.
Menurutku
terlalu cepat ya orang tua si anak laki-laki itu melaporkan kepsek ke polisi,
alih-alih mendalami persoalan dan mencari tahu kebenaran informasinya. Saya mencoba
mencari informasi sebanyak mungkin. Paling banyak dari media sosial seperti
Facebook dan TikTok.
Kenapa
media sosial? Karena di media sosial beredar beberapa video terkait kejadian
itu. Misalnya video kepsek saat diwawancarai sejumlah wartawan dan video orang
tua siswa ketika diwawancarai wartawan.
Dari
sejumlah informasi yang saya kumpulkan, saya tidak mendapatkan alasan kuat
untuk mengatakan bahwa siswa itu ditampar. Mengapa? Sebab itu hanya pengakuan
dari si siswa. Berdasarkan pengakuan kepala sekolah, anak itu sudah mengaku
salah kepada kepsek. Eh, tahu-tahu mengadukan ditampar kepada orang
tuanya, bahkan mengaku ditendang juga.
Saat
wartawan menanyakan kebenaran soal tamparan itu, kepsek mengatakan dia NGFPLEK ATAU KEPLAK. Kan beda konteks ya antara menampar dan keplak?
Kecuali jika kita mendefinisikan tampar dan keplak sama. Jangan dong,
jadinya tidak fair. Semisal kata “mengelus” dan “mendorong” kan
beda, begitu pula kata “tampar” dan “keplak” – dua kata berbeda kan beda
definisi, beda maknanya.
Menggunakan
kata “tampar” sementara kepsek sebenarnya tidak melakukan, itu berarti kita
bersikap tidak adil pada kepsek. Saya sih lebih memilih menyoroti orang
tuanya yang sikapnya lebih jelas ketimbang soal tamparan yang belum jelas.
Kenapa
orang tua secepat itu mengambil langkah melaporkan ke polisi? Melaporkan ke
polisi berarti kan harus ada visum sebagai barang bukti atau bukti lain?
Masih mending kalau anaknya tidak salah, ini kan anaknya salah, sudah
kedapatan merokok di sekolah saat kerja bakti yang mana itu masih di jam
sekolah?
Kepala
sekolah mengatakan dirinya tidak menendang si anak tapi si anak mengatakan
ditendang. Nah, ini kontradiksi lagi. Sudahlah si anak merokok,
pernyataannya berbeda dengan kepsek. Apakah bisa langsung dipercaya?
Saya
tidak mau mengomentari soal penamparan dulu karena belum jelas apakah memang
ditampar? Masa sih kepsek segegabah itu? Apa benar dia melakukannya?
Saya TENTUNYA TIDAK MENORMALISASI KEKERASAN. Menormalisasi bagaimana lha belum
jelas ada kekerasan atau tidak? Kekerasan yang diributkan sebagian orang kan
penamparan itu (bukan keplak)? Kalau tidak ada kejelasan terjadinya
penamparan, apa yang mau dinormalisasi?
Dalam
status-status saya di Facebook, saya menyayangkan tindakan orang tua yang
cenderung membela anak yang salah. Tindakan melaporkan kepsek ke polisi terlalu
cepat dilakukan. Beberapa kejadian serupa terjadi akhir-akhir ini. Ada masalah
anak di sekolah, orang tua langsung menyalahkan guru bahkan ada yang tega melakukan
pemukulan terhadap guru. Kenapa orang-orang itu sebegitu mudah mendiskreditkan
guru? Mengapa tidak menghargai institusi pendidikan?
Begitu
banyak pertanyaan di benak. Kasus tersebut viral beberapa hari terlebih
gubernur sampai bertindak mencopot kepsek bahkan mengajak si anak perokok makan
bersama. Aneh. Puncaknya, orang tua si anak menarik laporan, lalu orang tua dan
kepsek berdamai. Mereka pun makan bersama gubernur.
Buat
saya, pencopotan laporan ini sinyalemen bahwa tindak kekerasan TIDAK TERJADI
SEBAGAIMANA YANG DIBERITAKAN DI AWAL. Kalau benar ada tamparan dan tendangan,
bukti visum tentu akan menunjukkan kebenarannya. Kalau benar ditampar, orang tua
mana yang rela mencabut laporan? Coba tanyakan pada diri Anda, jika amit-amit
kejadian dan benar terjadi penamparan, apakah Anda rela mencabut laporan polisi
begitu saja? Saya sih NO ya. Nah, bisa ditebak kan jawaban
atas pertanyaan BENARKAH DIA DITAMPAR?
Makassar, 7 November 2025
Simak di link ini video penjelasan kepala sekolah: https://vt.tiktok.com/ZSyHa2kcn/
Share :


0 Response to "Benarkah Dia Ditampar?"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^