Guru Penggerak Masa Depan Pendidikan Bermutu

Guru Penggerak Masa Depan Pendidikan Bermutu“Di mana sekolah anak ta’?” tanya seorang teman – beliau guru di sebuah SMA swasta. Dahulu putri saya Athifah bersekolah di SMP swasta yang berada dalam lingkup yang sama dengan sekolah tempatnya mengajar, makanya dia mengenal putri saya.

Guru Penggerak

Saya menyebutkan nama sekolah Athifah dan menceritakan perkembangannya, “Alhamdulillah ranking dua ki. Sekolahnya menerapkan Kurikulum Merdeka dan dia cocok dengan kurikulum itu.”

Putri Saya dan Merdeka Belajar di Sekolahnya

Saya bersyukur dengan proses pembelajaran yang dilalui Athifah hingga di kelas XI saat ini. Dia terlihat cukup menikmati proses pembelajaran aktif yang diselenggarakan  di sekolahnya. Tak jarang dia menjadi ketua kelompok untuk tugas dari bermacam mata pelajaran. Dia pun berperan aktif mewakili kelas jika ada lomba antar kelas yang diselenggarakan. Bahkan salah satu gurunya menawarinya ikut lomba lomba bahasa Perancis walaupun dia tak menguasai bahasa itu karena keaktifannya dalam belajar.

Meskipun belum sempurna menerapkan Kurikulum Merdeka, saya mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh sekolah Athifah. Untuk Kurikulum Merdeka mungkin idealnya menggunakan sistem moving class namun sayangnya belum bisa diterapkan di sekolahnya karena jumlah ruangan yang tersedia tidak memadai dengan jumlah siswa yang ada.

Sementara itu, untuk membangun baru bukan pula hal mudah bagi sekolah negeri. Urusan budget untuk pembangunan gedung baru sungguh njelimet urusannya.

Oya, sekolah putri saya sebenarnya belum menjadi sekolah penggerak namun upaya penerapan Kurikulum Merdeka patut dihargai. Di sekolahnya, baru angkatan putri saya yang menjalani Merdeka Belajar sebagai program yang digagas oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.

Berdasarkan informasi dari situs Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kurikulum Merdeka adalah suatu kurikulum yang menekankan variasi dalam pembelajaran intrakurikuler. Fokusnya adalah memastikan bahwa konten pembelajaran disusun secara optimal, sehingga peserta didik memiliki kesempatan yang cukup untuk menyelami konsep dan memperkuat kompetensinya.

Sementara itu, Merdeka Belajar merupakan upaya inovatif untuk mengubah sistem pendidikan guna mencapai potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dengan karakteristik Pelajar Pancasila.

Inspirasi untuk semangat Belajar Merdeka, yang diinisiasi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, berasal dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Presiden Sukarno.

Keduanya pada waktu itu berusaha mendefinisikan konsep sistem pendidikan nasional sebagai suatu upaya pemberdayaan individu dan negara, yang mencakup nilai-nilai seperti kemerdekaan, kesukarelaan, demokrasi, toleransi, ketertiban, perdamaian, serta kesesuaian dengan situasi dan suasana yang terkandung dalam lima sila Pancasila sebagai landasan negara.

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

 

Asa pada Guru Penggerak

 

Realita masa kini membuktikan bahwa gebrakan program yang digagas Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim memanen hasil memuaskan. Setidaknya sampai saat ini inisiasi Merdeka Belajar mencapai hasil lebih dari ekspektasi.

Salah satunya dapat dicermati dari program guru penggerak yang diterapkan Nadiem Makarin sebagai bagian Merdeka Belajar episode ke-5 yang diluncurkan 3 Juli 2020 lalu. Program guru penggerak ini memperoleh pujian dan apresiasi dari Presiden Jokowi. Hal ini menunjukkan Nadiem bekerja serius sesuai keinginan Presiden dan memuaskan nilainya.

Hingga saat ini tercatat telah 50.000 tenaga pendidik di Indonesia yang telah mengikuti program guru penggerak. Dan dahsyatnya, dari 50.000 guru penggerak itu 9.000 di antaranya sudah diangkat menjadi kepala sekolah.

Program guru penggerak bukan sekadar formalitas belaka. Nadiem memastikan bahwa guru penggerak adalah upaya meningkatkan kualitas dan kemampuan diri tenaga pendidik.

Harapan perubahan wajah pendidikan nasional – salah satunya berada di tangan guru penggerak. Guru yang inovatif dan kreatif dapat lahir dalam pendidikan di Indonesia. Dengan begitu mampu berdaya saing dengan negara lain dan beradaptasi sesuai perubahan zaman.

Melalui guru penggerak yang digagas Mendikbudristek Nadiem, maka ditujukan terjadi transfer ilmu pengetahuan maupun pemikiran. Guru yang melalui proses pelatihan untuk menjadi guru penggerak diharapkan dapat melatih kembali rekan seprofesinya.

Dengan demikian, diharapkan satu guru penggerak mampu menciptakan lima, sepuluh, atau sebanyaknya guru inovatif serta kreatif lainnya. Guru penggerak menjadi rujukan teladan bagi tenaga pendidik lainnya.

Inilah yang diinginkan Nadiem Makarim. Guru di Indonesia bukan memberikan pembelajaran sebatas tugas rutinitas saja. Namun memang seutuhnya mencerdaskan bangsa karena dirinya sebagai tenaga pendidik memang berkapasitas mumpuni.

Guru penggerak mampu menghimpun rekan seprofesi dan peserta didik agar berpikir sistematis dan memiliki kompetensi. Guru penggerak, mengerti bagaimana memoles muridnya menjadi pemimpin.

Jadi amat wajar jika program guru penggerak diminati puluhan ribu tenaga pendidik di Indonesia. Bahkan mungkin saja ratusan ribu guru, hanya saja belum memperoleh kesempatan karena terbatas.

Jika tahun-tahun selanjutnya jumlah guru penggerak makin bertambah jumlahnya di Tanah Air, dapat dibayangkan kan mutu pendidikan bangsa kita? Jika ekpektasi tercapai maka cita-cita pendidikan Indonesia yang unggul bukan lagi sekadar isapan jempol.

Selayaknya memang Preisiden Jokowi menaruh harapan agar ke depannya jumlah guru penggerak makin meningkat kuantitas serta kualitasnya di seantero Indonesia. Sebab hasilnya jelas berperan dalam peningkatan kualitas para peserta didik.

Selain itu, sekolah atau satuan pendidikan pada akhirnya nanti akan menjadi laboratorium pengetahuan dan wadah kaderisasi kepemimpinan. Pasalnya satuan pendidikan telah diisi tenaga pendidik unggulan.

Mendikbudristek Nadiem Makarim berpikir visioner untuk keberlanjutan sektor pendidikan Indonesia yang lebih bermutu. Tahapan demi tahapan digerakkan Nadiem agar pendidikan semakin berkualitas.

Untuk itulah tercipta ide brilian guru penggerak” dari seorang Nadiem Makarim. Guru penggerak diharapkan mampu mentransformasi pola lama pembelajaran ke metode inisiatif dan kreatif sehingga rekan tenaga pendidikan lain dan murid di satuan pendidikan menjadi insan manusia aktif. Bagaimana kabar satuan pendidikan di kota kalian?(*)



Share :

7 Komentar di "Guru Penggerak Masa Depan Pendidikan Bermutu"

  1. Semoga sistem pendidikan di indonesia semakin maju ya kak.
    Kalo anak saya karena sekolah di PKBM mereka ada slogan merdeka belajar.
    Btw kak, suka sama dialeg orang sulawesi kalo ngomong.

    Ada ta, ada mi ada ji..
    Kadang kalo ngomong ditambah ng. Misalnya makan jadi makang. Khas sekali.

    ReplyDelete
  2. ada ada aja ya istilahnya sekarang ini. Guru penggerak menarik sekali namanya. Semoga kualitas guru Indonesia dapat jauh lebih keren dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Semangat terus

    ReplyDelete
  3. Semoga kedepannya sistem pendidikan kita makin maju ya. Guru juga makin kreatif dan inovatif. Tidak lupa juga semoga guru mendapatkan hak yang lebih layak atas jasanya di masa mendatang.

    ReplyDelete
  4. Aih ide Nadiem Makarim emang tokcer ya. Semoga gerakan merdeka belajar bisa membawa generasi muda bangsa menjadi generasi yang tangguh, membanggakan, dan berprestasi

    ReplyDelete
  5. Waktu mas menteri bilang tidak menjalankan uan, saya udah seneng aja.
    Saya sendiri merasa pas sama kinerja nya pak Nadiem.

    ReplyDelete
  6. Perkembangan zaman (semoga term "berkembang" di sini sudah pas ya, artinya beneran berkembang) seringkali menuntut kita untuk beradaptasi, termasuk dengan kurikulum merdeka ini. Kembali lagi, semoga benar-benar membawa perkembangan ke arah yang lebih baik. Semangat belajar!

    ReplyDelete
  7. Guru penggerak, kurikulim merdeka istilah istilah itu bagus didengarnya. Soal pelaksanaan di lapangan rasanya hanya berlaku di beberapa sekolah saja yang sudah siap secara personal dan fasilotas sekolah. Tapi bagi beberapa sekolah masih lebih menggunakan kurikulum karena keterbatasan alat dan bahan yang dimiliki sekolah

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^