Bincang Bilqis di Warung Langganan

Bincang Bilqis di Warung Langganan – Saat ibu pekerja warung sedang membungkus pesanan saya dan ibu pemilik warung nasi-lauk-pauk sedang mempersiapkan alat dan bahan untuk memasak ikan bakar, seorang ibu muda datang bersama putri kecilnya.

Ibu muda itu hendak membeli sayur seharga sepuluh ribu rupiah tetapi dia lupa membawa uang. Disuruhnya putri kecilnya untuk kembali ke rumah mengambil uang. Mudah diduga, letak rumah mereka dekat dari warung langganan karena mereka berjalan kaki ke warung.

“Jangan mi deh, nanti pi ko bayar. Jangan suruh pulang sendiri anakmu, nanti diculik,” seloroh ibu pemilik warung. Sebelum ibu muda dengan anak perempuannya itu datang, kami sedang ngobrol tentang kasus penculikan Bilqis yang viral itu. Perbicangan tentang kasus Bilqis pun berlanjut.

Tempat tinggal Bilqis dekat dari rumah saya, tidak sampai 1 kilometer jaraknya. Begitu pun dengan warung nasi-lauk langganan saya sejak 15 tahun lalu itu, posisinya juga dekat dengan rumah Bilqis.

Kasus penculikan Bilqis viral di media sosial sejak hari penculikan berlangsung, tentunya di sekitar tempat tinggalnya juga demikian. Malam sebelumnya, suami saya lewat di dekat rumah Bilqis, tenda terpasang di sana. Sebelumnya, saat matahari masih bersinar terang, banyak orang menanti kepulangan Bilqis di situ.

“Tadinya dikira diambil makhluk halus. Jadi orang tua Bilqis panggil paranormal. Di Taman Pakui (tempat Bilqis hilang – red) jelang magrib ramai dengan suara azan, paranormal, dan orang-orang yang cari,” ibu pekerja warung bercerita tentang kejadian di hari hilangnya Bilqis.

Wah, ini fun fact baru bagi saya. Tak saya sangka masih ada kepercayaan seperti itu. Kepercayaan bahwa anak-anak yang tiba-tiba hilang itu karena diambil makhluk halus. Kalau di daerah terpencil, jauh dari kota, saya tahu masih ada kepercayaan itu. Ada orang-orang yang bersaksi bahwa kisah serupa memang ada di kampung mereka tetapi ini di Taman Pakui Sayang, di tengah Kota Makassar, memangnya ada kisah begitu? Sependek pengetahuan saya belum ada.

Ibu pekerja warung memberikan sayur yang dipesan si ibu muda. Sayurnya memang sudah dikemas sebelum saya datang karena pekerjaannya mengemas pesanan saya tak terganggu. Ibu pemilik warung memberikan satu potong perkedel jagung kepada anak perempuan si ibu muda.

“Biasanya saya biarkan ji dia pergi sendiri, pulang sendiri tapi sejak kasus Bilqis .. deh, ndak berani,” ujar ibu muda itu.

“Iye, jangki’ biarkan sendiri. Cantik ini anak ta’ ini,” saya mengamati anak perempuan mungil itu. Wajahnya memang cantik. Saya teringat foto-foto Bilqis yang tersebar di media sosial saat dia hilang, wajahnya lucu, menggemaskan. Sepertinya anak-anak kecil yang memiliki daya tarik tertentu di wajah atau tubuh menjadi incaran penculik.

Kisah Bilqis, balita asal Makassar yang dramatis dan epik menyedot perhatian masyarakat. Bilqis diculik 3 November lalu dan dijemput oleh bapak-bapak polisi asal Makassar tepat di hari Pahlawan. Saya melihat video kronologi pembebasannya di akun YouTube BKM yang berlangsung heroik.

Tim polisi dari Makassar bekerja sama dengan tim polisi dari Jambi untuk menjemputnya di suatu tempat di Jambi. Bilqis telah berpindah tangan sekira 3 kali hingga akhirnya ditemukan. Dia dijual seharga 3 juta rupiah kepada tangan pertama yang menerimanya, lalu dijual 30 juta rupiah kepada tangan kedua. Saat pembebasannya tepat. Jika polisi terlambat bertindak sedikit saja, Bilqis mungkin sudah terbang lagi entah ke mana.

Yang paling menyebalkan bagi mamak-mamak yang menyimak kasus ini adalah bahwa 3 dari 4 pelaku yang sudah ditangkap adalah MAMAK-MAMAK! Sesama ibu pasti tahulah bagaimana rasanya hamil, melahirkan, mengasuh, hingga membesarkan anak. Tidak adanya perasaannya sampai-sampai tega menculik anak dari ibu lain! Enaknya diapain ya ibu-ibu itu?

Makassar, 11 November 2025

 

Share :