8 Alasan Mengapa #IndiHomeBloggerInauguration Menjadi Perjalananku Menembus Batas – Masya Allah, tak terlukiskan bahagianya saya ketika mendapatkan telepon dari panitia lomba blog IndiHome pada akhir Agustus lalu. Mbak Ami – nama perempuan yang menghubungi saya menyebut nama saya sebelum memulai percakapan, membuat saya yakin undangan itu memang untuk saya. Menjadi salah satu dari 36 peserta yang terpilih dari sekira 1500 tulisan lomba blog IndiHome 2022 sungguh menjadi anugerah yang tak ternilai.
Perjalanan pergi hingga pulang dibiayai, demikian pula akomodasi untuk menghadiri pengumuman pemenang IndiHome Blog Competition 2022, demikian kabarnya. Pemberitahuan awal itu menyampaikan waktu penyelenggaraan awal bulan September. Mengenai waktu pelaksanaan ini berubah dua kali hingga akhirnya diinformasikan acara berlangsung tanggal 22 September.
Sempat waswas karena
diinformasikan bahwa hal ini rahasia namun pelaksanaan diundur dua kali. Jadinya gamang,
ini jadi atau tidak ya. Belakangan baru saya tahu, teman-teman yang diundang ke
Jakarta juga mengalami hal yang sama.
Perjalanan untuk
menghadiri #IndiHomeBloggerInauguration bulan September lalu merupakan
perjalanan menembus batas
bagi saya. Ada 8 hal yang membuat saya menyebutnya sebagai perjalanan menembus
batas:
1. Pertama
kali berangkat sendiri naik pesawat.
Ke Jakarta Setelah 20 Tahun untuk
#IndiHomeBloggerInauguration, awalnya bukan hal yang mudah karena
saya harus mempersiapkan fisik dan mental. Terakhir kali naik pesawat ketika
hijrah dari Riau, balik ke Makassar Januari 2002, membawa si sulung yang masih
bayi. Dulu, saya naik pesawat selalu bareng suami, tinggal tahu beres. Saya
hanya mengekori beliau, apa-apa beliau yang mengurus. Kecuali untuk pengepakan
barang, saya berperan cukup banyak. Untuk pengurusan tiket, boarding pass, saya
tinggal mengekorinya.
Lewat mana supaya bisa masuk pintu pesawat, saya tidak perlu mengeluarkan upaya, cukup mengikutinya saja lalu duduk manis di pesawat. Begitu pun ketika tiba di bandara tujuan, saya tinggal mengekori saja hingga sampai di tujuan berikutnya. Naif sekali – bagaikan kerbau yang dicucuk hidungnya saja. 😁
Makanya saya sempat khawatir, membayangkan akan berangkat seorang diri dengan kondisi bandara yang sudah jauh berubah. Bandara di Sulsel sudah jauh lebih besar, begitu pun bandara Cengkareng. Khawatir, jangan sampai saya nyasar di Cengkareng atau di perjalanan menuju hotel. 😂
Hati saya
menjadi sedikit lebih tenang ketika tahu akan dijemput di bandara Cengkareng
oleh panitia dari IndiHome,
berarti pe er saya hanyalah mengetahui secara mendetail jalur yang harus
dilalui di bandara asal hingga masuk pintu pesawat dan di bandara tujuan hingga
keluar dari pintu kedatangan.
Bagi yang
sudah biasa lalu-lalang dengan pesawat mungkin terdengar lucu ya namun bagi
saya, ini pengalaman menegangkan. Saya sibuk
mencari tahu secara detail apa saja yang harus dilakukan, mulai saat check
in di perusahaan penerbangan hingga tiba di bandara Soekarno-Hatta.
Walaupun demikian, saya merasa sangat antusias menunggu hari keberangkatan
walaupun terbersit waswas yang lain: khawatir mabuk dalam perjalanan.
Alhamdulillah,
poin pertama ini teratasi. Informasi dari suami dan adik-adik saya rekam
baik-baik sehingga saya selamat, tidak kesasar, baik di bandara Sultan Hasanuddin
maupun di bandara Soekarno-Hatta. Saya juga proaktif bertanya kepada petugas
bandara berseragam dan memperhatikan dengan seksama orang-orang yang
sepenerbangan sehingga bisa tahu ke arah mana seharusnya bergerak.
2.
Mabuk perjalanan, bisakah teratasi?
Saya punya
“kebiasaan” konyol sejak kecil: mabuk perjalanan dalam moda apapun itu, mau
darat, laut, maupun udara. Biasanya saya (maaf) muntah dalam perjalanan.
Kecuali sewaktu perjalanan dari Riau balik ke Makassar, saya tidak muntah –
mungkin karena berkonsentrasi pada bayi kami.
Setelah
perjalanan itu, dalam beberapa kali perjalanan darat berikutnya, saya kembali
mengalami yang namanya mabuk perjalanan hingga (sekali lagi maaf) muntah-muntah
dalam perjalanan tersebut.
Nah, sekarang usia
saya sudah jauh lebih tua. Pastinya kondisi fisik tak sama seperti dulu. Apakah
saya bisa melakukan perjalanan tanpa mengalami muntah-muntah?
Alhamdulillah-nya, semua
kekhawatiran kalah dengan antusiasme yang saya rasakan. Saya benar-benar
mempersiapkan fisik dan mental. Terapi ruqyah termasuk
salah satu yang rutin saya jalankan sejak mengikuti pelatihan ruqyah bulan
Mei lalu.
Jangan dikira
ruqyah hanya untuk mereka yang kesurupan ya. Bagi saya, efek dari terapi
ruqyah yang saya jalankan berdampak bagus ke daya tahan fisik yang
terasa semakin membaik. Diam-diam, saya merasa yakin akan bisa mengatasi
perjalanan kali ini. Alhamdulillah, segala tantangan terlewati. Ada
perasaan teler sesampainya saya di Jakarta dan saat balik ke Makassar tetapi
bisa teratasi dengan istirahat dan terapi ruqyah.
Singkat cerita, masalah mabuk perjalanan teratasi, tanpa muntah sama sekali dan tanpa minum obat anti muntah. Dalam perjalanan dari bandara Mandai-Cengkareng saya malah nonton film berjudul Orang Kaya Baru, sementara dalam perjalanan Cengkareng-Makassar saya kebanyakan tidur di pesawat. 😅
3.
Perjalanan pertama naik pesawat berkat ngeblog.
Hal ke-3 yang
membuat saya merasakan perjalanan kali ini sebagai “perjalanan menembus batas”
adalah karena ini perjalanan berpesawat pertama yang saya jalani berkat ngeblog.
Sebenarnya ada 2 kesempatan terdahulu.
Pertama sewaktu memenangkan Srikandi Blogger Favorit 2014 yang diselenggarakan Kumpulan Emak Blogger. Waktu itu saya tidak berangkat karena satu dan lain hal. Saya diwakili oleh teman saat penganugerahan dan pengambilan hadiah di Jakarta. Pernah pula saya mendapatkan undangan untuk menghadiri sebuah acara lembaga namun saya tak bisa menghadirinya dan memberikan undangannya kepada teman lain.
Maka poin ini
menjadi alasan ke-3 perjalanan #IndiHomeBloggerInauguration ini saya sebut
sebagai perjalanan “menembus batas” bagi saya.
4.
Pertama kali melihat panggung yang penataannya luar biasa.
Pertama kali
melihat panggung dengan layar lebar di belakangnya di Hotel Raffles yang
sedemikian indahnya membuat saya terpesona. Biasanya lihat tampilan panggung
seperti itu di layar kaca, milik stasiun televisi swasta. Kali ini melihat
sendiri di depan mata.
Kerennya,
nama-nama pemenang yang disebutkan oleh MC terlihat di layar di bagian belakang
panggung itu. Saya terpesona dengan tata panggung, tampilan layar yang
berganti-ganti dengan resolusi yang tajam, dan sound yang apik. Suara
dari MC terdengar jelas dan besar tetapi tidak bising di telinga.
Kan ada tuh
sound system yang kita mendengarnya bising, rasanya ingin cepat-cepat
pulang saja bahkan dada terasa berdentam keras seiring suara musiknya tetapi di
Hotel Raffles tidak seperti itu. Nyaman saja dengan sound system-nya. Hotel
bintang lima sih yaa. Benar-benar keren hotel tempat pelaksanaan Malam
Inaugurasi ini.
5.
Pertama kali melihat nama lengkap terpampang di layar besar.
Melihat nama
saya di layar, membuat saya mengingat kedua orang tua. Dulu, almarhumah Mama ketika
melihat nama lengkap saya terpampang pada buku atau karya lainnya acap
berseloroh kepada ayah saya: “Namanya Papa masuk, nama Mama tidak.”
Terdengar
semacam ungkapan cemburu namun bangga juga. Jelas saja nama ayah ada pada nama lengkap
saya karena memang di akte kelahiran tertera nama lengkap saya mengandung nama Papa,
yaitu Mugniar Marakarma.
Namanya anak
ya, selalu ingin membahagiakan orang tua. Dalam hati terlintas ungkapan, “Andai
Mama melihat ini, Mama pasti bangga.”
6.
Pertama kali melihat kantor Telkom pusat dari dekat.
Sebagai
mantan mahasiswi Teknik Telekomunikasi yang diwisuda tahun 1997, perjalanan ke
kantor-kantor Telkom di Bogor dan jalan Gatot Subroto Jakarta mengingatkan saya
pada mimpi anak Telekomunikasi yang dulu pernah saya punyai: bekerja di BUMN bidang
telekomunikasi.
Saya excited
menjalani aktivitas jalan-jalan di tanggal 22 September pagi hingga sore
hari dan menuangkannya ke dalam tulisan berjudul Ke Jakarta Setelah 20 Tahun untuk #IndiHomeBloggerInauguration.
Saya sampai
mencari tahu mengenai kantor-kantor yang akan didatangi malam sebelumnya di
internet agar memiliki bayangan sebelum melakukan kunjungan. Senang sekali bisa
melihat dari dekat kantor dengan perangkat teknologinya yang canggih dan
humanis.
7.
Pertama kali flash blogging menggunakan HP.
Kali ini baru
benar-benar pertama kali saya ngeblog secara penuh dengan menggunakan
HP. Pada tahun 2017 saya pernah menyelesaikan tantangan ngeblog on the spot
tetapi saat itu saya membawa laptop ke lokasi acara dan mengerjakannya sembari
duduk di salah sebuah ruangan hotel, saya mencatatnya dalam tulisan berjudul 5
Cara Menghadapi Lomba Blog On The Spot.
Kali ini
berbeda karena saya tak bawa laptop dan tidak mengerjakannya sembari duduk di
salah sebuah ruangan. Kali ini harus menggunakan HP dan nge-draft di
sepanjang perjalanan – dari kantor ke kantor, dari satu ruangan ke ruangan
lain, saat jeda istirahat, dan selama berada di dalam mobil.
Biasanya HP
hanya untuk menyimpan foto-foto, proses menulis dan memindahkan tulisan ke blog
. Proses selanjutnya, saya lakukan di komputer personal kami. Khusus mengenai
pengalaman ini bisa dibaca dalam tulisan berjudul 7
Tips Flash Blogging Menggunakan HP.
Hal ini bukan
hal mudah. Andai bisa menawar, ingin saya tawar agar bisa menuliskannya sepulang
dari Jakarta tetapi tak mungkin saya lakukan. Tantangan menulis tetap harus
saya penuhi. Sebenarnya ada 2 macam dan bisa dipilih, yaitu posting tulisan
di blog atau membuat postingan video di Instagram, YouTube, atau TikTok.
Dua pilihan
ini sama sulitnya karena sama-sama harus dikonsep terlebih dulu sebelum
dipublikasi. Sudah sampai di Jakarta, malu dong kalau saya tak posting
apa-apa. Jadilah setiap ada waktu saya nge-draft, selama perjalanan
menuju kantor-kantor Telkom hingga pulang ke Pop Hotel. Link tulisan
akhirnya bisa saya setor jelang sore, sebelum bersiap-siap ke Hotel Raffles
untuk menghadiri malam #IndiHomeBloggerInauguration.
8.
Pertama kali bertemu banyak blogger keren dari seluruh Indonesia.
Sebenarnya
ada kesempatan pertama, yaitu pada ajang Srikandi Blogger tahun 2014 namun saya
tak ke Jakarta waktu itu. Juga ada kesempatan beberapa tahun lalu namun saya
juga tak bisa pergi. Nah, kesempatan di bulan September lalu itu
benar-benar kesempatan pertama saya bertemu secara langsung dengan banyak
bloger hits se-Indonesia yang selama ini hanya berinteraksi dengan
mereka via grup Whatsapp atau media sosial saja.
Interaksi
dengan mereka jadinya tak hanya sebatas dunia maya, dunia maya tertembus ke
dunia nyata berkat #IndiHomeBloggerInauguration
ini. Asyiknya, berinteraksi dengan mereka itu seolah-olah sudah pernah ngobrol
jadi bisa langsung nyambung padahal kami baru pertama kali ini bertemu
di dunia nyata.
Lucunya, kami
semua tak tahu siapa saja yang diundang ke Jakarta. Sesama bloger dari provinsi
yang sama tak saling tahu hingga berada di Pop Hotel Tebet – tempat kami
menginap selama berada di Jakarta. Maka rumor yang mengatakan lomba ini untuk
peserta tertutup, itu salah, ya. Peserta lomba ini banyak, sekira
500-an orang, dengan 1500 tulisan dari berbagai penjuru.
Sebagai satu-satunya
blogger yang berangkat dari pulau Sulawesi, menghadiri #IndiHomeBloggerInauguration
ini sungguh sebuah kesempatan emas. Menjadi motivasi tersendiri untuk terus
meningkatkan kemampuan menulis karena blog masih akan diminati hingga beberapa
tahun ke depan.
Pada tahun 2022 ini, #IndiHomeBloggerInauguration menjadi salah satu klimaks tertinggi yang saya alami namun bukan berarti saya berhenti sampai di sini. Saya tetap melanjutkan aktivitas ngeblog beserta segala macam tetek-bengeknya karena ngeblog bukan hanya menulis lalu berhenti, banyak hal di balik layar yang perlu dilakukan untuk mendukung aktivitas ini. Tentunya, saya masih akan terus belajar banyak hal terkait blogging dan masih ikut lomba-lomba lagi. Mohon doanya ya agar masih Allah beri kemampuan dan kekuatan untuk ngeblog. 🙏
Makassar, 7 Oktober 2022
Baca juga:
Share :
Keren sekali kak. Semoga saya bisa menulis dan berkarya dengan baik juga nanti. Kadang kalau ada lomba blog udah minder duluan karena banyak suhu yang ikutan. Seharusnya hal tersebut malah memacu semangat ya, tapi keseringan saya mundur alon-alon, hhhmm
ReplyDeleteKeren sekali pengalamannya, Kak. Bepergian tanpa mengeluarkan sepeser biaya pun. Berkat ngeblog itu sesuatu. Sayang banget aku nggak tembus ini. Hehehe
ReplyDeletewah keren kak... karna menulis jadi bisa traveling ya
ReplyDeleteMashaAllah~
ReplyDeleteMashaAllah~
MashaAllah~
Sungguh indah skenario Allah itu ya, kak Niar.
Aku ikut merasakan merinding dan terharu. Terutama saat nama lengkap kak Niar terpampang.
Allahu Akbar~
Rasanya tiada henti bersyukur dengan nikmat yang selama ini dicintai, bisa membukakan ke keberkahan demi keberkahan lainnya.
Barakallahu fiik, kak Niar.
Semoga senantiasa menginspirasi, produktif dan selalu sayang aku (eh, bagian ini rada aneh sih yaa.. hihii...soalnya kak Niar selalu asik diajakin ngobrol dan berdiskusi, even hal-hal sepele)
Masya Allah. Selamat ya Bu Mugniar. Membaca bagian "Sebagai satu-satunya blogger yang berangkat dari pulau Sulawesi" auto berdoa, semoga suatu saat nanti bisa mendapatkan kesempatan yang sama.
ReplyDelete