Di Balik Layar: Berkah Ngeblog dalam #MakinCakapDigital

Di Balik Layar: Berkah Ngeblog dalam #MakinCakapDigital  – Aktivitas menulis mengantarkan saya kepada banyak pengalaman, bukan hanya dalam dunia menulis dan blogging saja. Semuanya menjadi berkah tersendiri yang sudah beberapa kali saya tuliskan di blog ini.

Yang terbaru, pada tanggal 9 Juni lalu, saya diajak menjadi nara sumber pada event #MakinCakapDigital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi bersama Siberkreasi. Event edukasi literasi digital ini sedianya berlangsung hingga ratusan episode untuk 1 provinsi saja – begitu informasi yang saya peroleh.

Sekitar 5 orang dalam waktu berbeda menanyakan kesediaan saya untuk waktu dan topik yang berbeda-beda. Saya hanya bisa mengisi materi untuk hari Rabu 9 Juni. Topiknya adalah Informasi Digital, Identitas Digital, dan Jejak Digital Dalam Media Sosial.

Saya menyatakan kesediaan karena topiknya berhubungan dengan dunia saya selama aktif menulis di sejumlah blog/website dan aktif bermedia sosial. Sebagaimana para bloger yang aktif bermedia sosial dan belajar mengenai literasi digital, saya pun melakukannya.

Medsos sangat banyak manfaatnya bagi siapapun yang ingin mengambil hal-hal positif di dalamnya, di sisi lain bisa jadi pedang bermata dua jika tak bijak mempergunakannya. Nah, saya ingin membagikan hal-hal yang pernah saya pelajari dan alami selama ini.

Berkah ngeblog lain yang saya alami selama menjalankan aktivitas blogging adalah saya mengambil kesempatan untuk belajar public speaking dan telah menerapkannya dalam beberapa kesempatan. Menariknya, saya mengenal orang-orang yang menjadi tempat belajar public speaking di Makassar juga berdasarkan jalan yang terbuka dari aktivitas ini.

#MakinCakapDigital
Virtual back ground #MakinCakapDigital

Disrupsi dalam dunia digital memungkinkan banyak hal terjadi. Terlebih saat pandemi meluluhlantakkan dunia, segala sesuatunya terkait internet of thing seakan dipercepat lajunya. Tiba-tiba saja pembelajaran daring menjadi solusi. Bukan hanya buat anak-anak sekolah, melainkan buat orang dewasa yang ingin menambah pengetahuan.

Berdasarkan pengalaman dalam mengikuti pertemuan-pertemuan daring sebelumnya, saya memutuskan harus mempersiapkan beberapa hal untuk event ini.

 

Persiapan Sebelum Event #MakinCakapDigital

 

Meskipun berani mengambil kesempatan, saya merasa tetap deg-degan. Maka diusahakan persiapan saya lakukan sebaik mungkin.

 

1. Membuat dan Mempelajari Materi yang Dipresentasikan

 

Setelah meminta ToR (term of reference) acara dan mempelajarinya, saya mulai membuat materi. Dalam ToR disebutkan materi dibuat dalam format ppt atau mp4. Saya mendapatkan topik Digital Ethics – Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial dan diharapkan bisa menyampaikan poin-poin berikut:

  1. Apakah kita benar-benar bebas berpendapat apa saja di media sosial?
  2. Bagaimana etika berpendapat dan mengunggah konten di media sosial
  3. Apa yang sebaiknya dilakukan dan jangan dilakukan, serta apa risikonya
  4. Contoh pendapat atau posting yang kurang patut di media sosial

Saya mempelajari kembali hal-hal yang pernah saya pelajari, juga yang pernah saya tuliskan terkait bagaimana berekspresi di media sosial. Beberapa pengalaman yang berhubungan dengan materi sedianya akan saya selipkan juga. Butuh waktu bagi saya untuk meyakinkan diri bahwa saya tahu apa yang akan saya bicarakan, bukan asal cuap-cuap.

 

2. Mempersiapkan Perangkat

 

Perangkat yang akan dipergunakan harus mendapat perhatian penting. Masalahnya, komputer-komputer di rumah tak ada yang memiliki semua “syarat” perangkat yang memadai untuk presentasi via daring.

Komputer desktop enak dipakai namun tak ada kamera sementara sepanjang sesi Zoom, para nara sumber diharuskan untuk on cam. Bukan hanya tak ada kamera, saya pun tak punya perangkat headset atau earphone yang memadai. Kedua jenis barang tersebut mudah sekali rusak di rumah kami. Terpikir untuk meminjam headset kepunyaan ponakan, mungkin bisa membantu saat acara berlangsung.

Sementara itu, laptop-laptop yang lain ada yang sudah ketinggalan zaman dan tidak mengakomodasi penggunaan virtual back ground. Laptop yang satunya mendukung virtual back ground tapi sayangnya komponen sound-nya bisa tiba-tiba hilang.

 Untung segera ketemu solusinya …

Pak suami menemukan aplikasi yang bisa membuat smartphone berfungsi sebagai webcam ketika virtual meeting, namanya iVCam. Aplikasi iVCam diinstalasi di gadget dan di desktop. Saat uji coba, kedua perangkat mau bekerja sama dengan baik. Tes suara pun oke.

 

iVCam
Logo iVCam.

3. Perletakan Perangkat

 

Kesiapan perangkat sudah mendapatkan kejelasan. Bagaimana meletakkannya? Kalau di tempat biasa, kurang greget soalnya mejanya mepet di dinding dan tempat duduknya menghadap dinding. Masalahnya, siapa saja bisa lalu-lalang di bagian belakang mengingat area tempat desktop diletakkan itu memang bukan tempat privat, melainkan tempat bersama di dalam rumah. Pasti sulit fokus jika harus berbicara di ruangan ini.

Pak suami mengusulkan untuk memindahkan desktop ke kamar Affiq agar bisa saya operasikan di sana saat acara. Di kamar Affiqlah tempat yang paling nyaman dan bisa fokus dalam online meeting. Di samping itu penerangannya memadai. Di kamar ini memungkinkan untuk menggunakan 2 lampu jika 1 lampu masih kurang terang.

 

4. Sinyal Internet

 

Modem Orbit ada tapi sinyalnya putus-putus. Masih ada yang lain sih, ada mobile internet dengan Telkomsel, Smartfren, dan Tri tapi bisa tiba-tiba down. Lalu bagaimana, dong? Pak suami lagi-lagi mengusulkan untuk membeli kabel UTP untuk menghubungkan modem dengan CPU desktop.

Namun demikian tetap harus dipikirkan bagaimana jika tiba-tiba koneksi internet dari modem terputus? Yes, mau tak mau harus ada handphone yang stand by. Jadilah diputuskan, webcam menggunakan ponsel pak suami sementara HP saya untuk alternatif perangkat.

 

5. Virtual Back Ground

 

Latar belakang virtual diberikan panitia kepada saya di pagi hari. Saya sudah mengetesnya di desktop, alhamdulillah berfungsi baik tanpa perlu merapat ke dinding atau menggunakan green screen lagi yang penting tak ada orang berdiri lurus di belakang saya dan dalam jangkauan kamera dalam jarak 2 meter.

ToR sudah mengisyaratkan warna baju apa yang sebaiknya dipakai oleh pemateri supaya dirinya tak “tenggelam” oleh warna biru back ground yang merupakan warna khas Kementerian Kominfo. Memikirkan back ground bagi saya sepaket dengan memikirkan warna jilbab apa yang akan saya pakai and it had done.

 

6. Penerangan

 

Nah, saya sudah merencanakan menggunakan 2 lampu. Lampu di langit-langit dan lampu duduk di meja belajar Affiq. Mengapa? Karena 1 lampu saja tidak cukup terang. Pengalaman selama ini memberikan saya pengetahuan soal penerangan yang memadai, di ruangan mana, dan di mana bagusnya meletakkan lampu duduk.

 

7. Sounding kepada Orang Serumah

 

Sounding harus dilakukan kepada ibu saya dan kepada anak-anak. Anak-anak diwanti-wanti untuk tidak berbicara sama sekali, juga tidak membuat suara apapun selama saya berbicara. Sementara ibu saya harus saya sampaikan to the point untuk tidak mengajak bicara saya selama webinar berlangsung.

Literasi Digital

Pengalaman menunjukkan, Ibu tidak memahami isyarat dengan bahasa tubuh tak ingin diganggu dan kata-kata, “Ma, saya lagi ada acara ini.” Suatu ketika, saya sedang membawakan materi dan mengambil tempat di pojok kamar Affiq, beliau tiba-tiba saja mengulurkan tangan hendak merapikan gorden yang tepat berada di samping kiri saya. Tangannya terulur persis di atas dahi sementara kamera sedang on.

Jadi saya menggantinya dengan pemberitahuan langsung: “Ma, saya ada pertemuan online dari jam 2 sampai sore, jadi jangan ajak bicara saya dulu.”

Alhamdulillah dengan penyampaian seperti itu, problem solved.

***

Fiyuh, baru sampai di sini sudah lebih 1000 kata saja tulisan ini. Ini baru cerita persiapan menghadapi acara. Zaman sudah berbeda, persiapan juga berbeda, ya. Baru persiapan sudah seru begini. Tak terduga pada hari H, ada hal-hal tak terduga yang terjadi. Cerita mengenai 5 kegaduhan saat pelaksanaan pada hari H saya posting setelah tulisan ini, ya.

Makassar, 12 Juni 2021

 

Bersambung



Share :

9 Komentar di "Di Balik Layar: Berkah Ngeblog dalam #MakinCakapDigital"

  1. way to go mba... persiapannya benar - benar mataang yaaa... kalau saya biasanya jadi narsum sambil lari - lari mempersiapkan hal lainnya simultaneously heheheh. Sukses mbaaa

    ReplyDelete
  2. Kak Niar terbaiikk

    Keren bangettt bisa konsisten menjadi bloger/ kreator konten dan terus membagikan inspirasi.

    MasyaAllah TabarokAllah

    ReplyDelete
  3. senang sekali membacanya mba..berkah ngeblog memang sangat banyak ya.. alhamdulillah.. eh, saya penasaran..ada kejadian apa di saat pelaksanaan?

    ReplyDelete
  4. Asalkan masih ada semangat dan kemauan yg keras utk menambah pengetahuan blogging yg semakin perlu sekali diikuti dengan pengetahuan yg semakin bervariasi. Baca tentang laptop yg tdk mengakomodasi virtual background, sehingga sebelum acara Zoom (yg baru 1x bunda ikuti) terpaksa calling anak bunda utk standby dengan laptopnya yg bisa menghadirkan virtual background yg keren. Nah, buat bunda masih bnyk ilmu blogging etc. yg hrs digali. Insya Allah bunda madih mau bljr lbh giat dan rajin.

    ReplyDelete
  5. Senangnya bisa makin luas berbagi dari ngeblog, ya. Itu virtual background yang aku masih belum bisa bikin. Hihihi...

    ReplyDelete
  6. Luar biasa emang mba Niar ini. Untuk menyiapkan saja juga ditulis dengan detail. Tenagannya berlimpaah. Alhamdulillah. Salut juga mba dengan semangatnya berbagi

    ReplyDelete
  7. Lumayan emang persiapan acara seperti ini.... Sy jg rutin jd narsum di sebuah acara ...ya mirip2 begini lah persiapannya. Cuman soal sounding ke org rmh kadang ga usah bilang lagi sih..udah pada paham sendiri ..🤩

    ReplyDelete
  8. sounding ke orang rumah ini penting, apalagi buat kita yang punya anak-anak ya mba hehe, supaya mereka bisa kontrol volume ngobrolnya atau tidak mendadak masuk ruang kerja hehe.

    ReplyDelete
  9. Senang banget rasanya bisa sharing ke orang lain tentang pengalaman kita.. Btw aku juga gitu mba, setiap ada acara nge Zoom yang aku jadi pembicaranya selalu wanti2 ke ponakan, suami, dan ortu agar nggak berisik hihi

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^