5 Kegaduhan di Balik Layar #MakinCakapDigital

Kegaduhan di Balik Layar #MakinCakapDigital – Dalam tulisan berjudul Di Balik Layar: Berkah Ngeblog dalam #MakinCakapDigital, saya menceritakan mengenai persiapan sebelum menghadapi hari H event #MakinCakapDigital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi bersama Siberkreasi, tanggal 9 Juni lalu.

Materi berjudul Berekspresi di Media Sosial: Bebas Namun Terbatas siap dua hari menjelang hari H. Segera saya kirimkan kepada panitia. Saya masih harus mengulang-ulangi membaca bahan-bahan yang saya kumpulkan sembari mempersiapkan hal-hal lain.

MAkin Cakap Digital
Virtual back ground #MakinCakapDigital.

Persiapan sudah diusahakan semaksimal mungkin yang bisa saya lakukan, tentunya dengan bantuan keluarga. Berharap saat acara berlangsung lancar namun tak disangka ada masalah-masalah tak terduga bermunculan. Apa saja yang terjadi, saya tuliskan di sini sebagai catatan pembelajaran dan histori …

Hari H, Pelaksanaan Aman dan Nyaman Bermedia Sosial #MakinCakapDigital

 

Pada hari H, jam 13 lewat saya sudah rapi. Peralatan diletakkan di kamar Affiq. Handphone saya masih dipergunakan putri saya belajar dari rumah. Tadinya saya minta anak-anak (Athifah dan Afyad) di luar kamar saja, jangan di dekat saya tapi kemudian saya berubah pikiran.

Mereka boleh di dalam kamar asalkan tidak boleh berisik dan sama sekali tidak boleh bersuara ketika tiba giliran saya berbicara. Rupanya keputusan ini menguntungkan saya karena anak-anak bisa membantu ketika saya butuh pertolongan sementara wajah tak boleh jauh dari kamera karena ter-spot light selama Zoom meeting berlangsung.

 

1. Masalah Audio

 

Ketika hari H tiba, persiapan sudah selesai. Testing sound dilakukan sebelum acara berlangsung. Saat mengetes suara, saya lihat sudah 14 akun di dalam ruang Zoom. Karena perangkat sudah dipasang sesuai perencanaan, saya pikir tak ada masalah dengan audio.

Ternyata ada masalah!

Menurut panitia, suara saya tak terdengar atau terdengar sangat kecil. Waduh, masalahnya di mana ya? Setelah meminta izin off cam sebentar, saya meminta bantuan suami.

Setelah mengecek selama beberapa menit, suami saya menemukan masalahnya adalah konflik antara driver dari bluetooth headset milik ponakan dan aplikasi iVCam. Jadi, headset lebih baik tidak dipakai untuk membuat iVCam bisa bekerja maksimal.

Alhamdulillah masalah terselesaikan.

Aman Bermedia Sosial

2. Masalah Bahana Musik Dangdut

 

Saat briefing, disampaikan bahwa saya menjadi pembicara kedua. Saya perhitungkan, waktunya menjelang pukul 3 siang. Ok, saya siap. Lalu tiba-tiba … jeng jeng ….. aneka bunyi perangkat musik milik tetangga membahana. Lalu musik dangdut dengan volume sangat keras mulai berkumandang.

Saya panik. Ada apa ini di tengah suasana siang nan menyengat ada musik dangdut untuk hajatan? Bagaimana kalau tidak berhenti ketika giliran bicara saya tiba? Bakal berisik sekali terdengar oleh orang-orang dalam ruang meeting yang sama.

“Athifah … panggil Papa, Nak,” pinta saya pada gadis kelas 8 yang sedang melantai. Dia memegang ponsel saya sembari belajar.

Menghitung waktu, saya melihat ke jam dinding. Pembicara pertama sedang membawakan materinya. Habis ini giliran saya. Masing-masing kami punya waktu 25 menit. Kira-kira 20 menit lagi giliran saya sementara musik dangdut masih terdengar.

Bermenit-menit kemudian suami saya muncul. Seolah seorang ventriloquist yang piawai berbicara dengan bahasa perut, saya hanya melirik sedikit dan menyampaikan keresahan saya soal peralatan musik tetangga yang berbunyi nyaring dengan mulut yang hanya membuka sedikit. Pak suami ke luar kamar, lalu kembali masuk lagi sekitar 5 menit kemudian.

“Bagaimana, Kak?” mulut saya hanya bergerak sedikit ketika mengatakan ini soalnya kamera masih on.

“Mau ji nanti dia matikan. Tes suara saja. Acaranya nanti sore,” kata pak suami.

“Mau ada acara apakah?” saya bingung karena tak ada undangan atau pemberitahuan sama sekali terkait keingarbingaran saat itu.

“Ulang tahun anaknya,” ucap pak suami.

Inilah keadaan hidup bertetangga di dalam gang yang warganya masih suka dangdutan. Tak semua orang suka suara keras musik dari loud speaker peralatan yang dimiliki tetangga kami itu. Kami serumah merasa tak nyaman tapi tidak bisa juga menyatakan keberatan karena sebagian warga sini menikmatinya. Kami hanya bisa bertenggang rasa.

Saya masih deg-degan. Kali ini bukan deg-degan mengenai bagaimana saya berbicara di depan orang banyak tapi lebih kepada kemungkinan musik dangdut akan terdengar membahana lagi. Kepanikan ini membuat kepala saya merasa agak pening.

Makin Cakap Digital

Bersyukur saat mulai, tetangga sudah berhenti testing sound. Saya bisa membawakan materi dengan tenang. Tapiiiiiii di pertengahan, terdengar lagi bunyi keras alat musik. Hadeuh, panik lagi. Bagaimana ini?

“Mbak Septy, apakah suara saya terdengar? Soalnya di tetangga ada musik dangdut dan keras sekali,” tanya saya kepada moderator.

“Terdengar, Bu. Mungkin di Ibu yang kurang nyaman tapi suara Ibu terdengar,” ujar Mbak Septy.

Baiklah, saya mencoba melanjutkan materi dengan membesarkan volume suara dan menggeser HP yang bertindak sebagai webcam mendekat ke arah wajah saya. Untungnya ingar-bingar itu tak berlangsung lama dan tugas saya pun tuntas sudah.

Baiklah, sepertinya saya harus masuk ke ruang Zoom dengan ponsel kalau seperti ini. Hampir bisa dipastikan saat sesi tanya jawab, musik dangdut akan berkumandang. Selain itu, waktu ashar sudah mau masuk.

“Athifah, sebentar lagi Mama pakai HP-nya,” titah saya pada anak gadis kelas 8 yang masih belajar online.

 

3. Masalah Kelincahan Anak-anak

 

Kelincahan anak-anak bukanlah masalah selama berlangsung pada waktu dan tempat yang tepat. Selama saya persiapan Zoom meeting dan sepanjang acara berlangsung, Afyad bermain di dekat saya. Saya sudah wanti-wanti sama kedua anak terkecil mengenai batasan mana yang tidak boleh mereka lewati selama kamera menyala.

Afyad tiba-tiba mendapat ide bermain di dalam lemari. Selama bermenit-menit dia kasak-kusuk sendiri keluar-masuk lemari dengan bebunyian yang sebenarnya tak keras tapi cukup mengganggu. 😆Akhirnya harus saya ingatkan lagi dia untuk tidak bersuara sama sekali kalau mau berada di dekat saya.

 

4. Masalah Konten Video Pendek yang Tercecer

 

Dalam materi saya, ada 3 video pendek yang sedianya akan saya putar di awal materi. Nah video-video ini tak ikut ketika materi saya kirimkan kepada panitia. Sewaktu briefing berlangsung, saya lupa menanyakan kepada panitia mengenai hal ini.

Maka ketika pemateri pertama berbicara, saya chat panitia dan meminta pendapatnya supaya bisa tetap memutar video yang saya sediakan. Panitia memberikan nomor Whatsapp dan meminta saua mengirimkan video ke nomor tersebut. Percakapan via Whatsapp dengan panitia ini berlangsung ketika urusan musik dangdut masih jadi tanda tanya.

Bagus juga saya jadi bisa save nomor panitia karena saya langsung memikirkan untuk masuk ke ruang Zoom melalui ponsel. Saya komunikasikan juga hal ini dengan panitia, untuk berjaga-jaga kalau-kalau tetangga tetap keukeuh memutar musik dangdutnya.

Pada kenyataannya, panitia memang mencoba memutar video. Videonya bisa disaksikan tetapi suaranya tidak terdengar. Apa boleh buat, saya harus menjelaskan sendiri video apa yang ingin ditampilkan.

 

5. Masalah Webcam yang Tiba-tiba Mati

 

Karena ini kali pertama saya menggunakan smartphone sebagai webcam, saya belum tahu keandalan aplikasi dan ponsel yang digunakan. Saya lupa memperkirakan kondisi batere hingga tiba-tiba saja webcam mati, kehabisan daya.


Siberkreasi
Dengan setting berantakan seperti ini, panik ketika tiba-tiba
terdengar musik dangdut.

Untung saja putri saya berada di dekat saya. Seketika saya perintahkan dia menyerahkan ponsel. Saya chat panitia via WA, menyampaikan kondisi bahwa saya akan bergabung via ponsel tapi desktop saya biarkan tetap on di Zoom namun dengan kamera dan audio mati.

Tujuannya adalah agar saya bisa tetap mendengarkan suara selama acara berlangsung melalui desktop yang terhubung ke speaker karena online dengan ponsel kadang-kadang sinyal tak stabil dan ada jeda atau lag. Ponsel saya koneksikan dengan earphone dan kamera saya arahkan ke dinding kamar karena back ground tak bisa terpakai lagi. Otomatis kondisi kamar akan terlihat oleh semua peserta.

Intinya, hari itu semua masalah teratasi dengan baik.

Sinyal internet yang ditakutkan ngadat, lancar setelah modem dibelikan kabel untuk koneksi ethernet sehingga saya tak perlu menggunakan mobile internet kecuali ketika harus join Zoom via HP.

Kali ini harus diakui, saya perlu tim untuk performa yang sempurna di ruang pertemuan Zoom Cloud Meetings. Selain pak suami, dua anak terkecil cukup membantu walaupun sering bersuara tertahan, mereka bisa membantu beberapa hal teknis seperti yang saya ceritakan di atas. Athifah yang sempat memotret saya, tertidur di lantai ketika ponsel saya ambil alih selama sisa waktu pertemuan.

Salah satu dari mereka menawari minuman teh kemasan yang tengah dinikmatinya, "Yakin Mama ndak mau coba ini?" Mamak cuma bisa melirik sembari mesem-mesem karena harus menghadap ke kamera terus. Thank you my internal team.

Makassar, 12 Juni 2021



Share :

23 Komentar di "5 Kegaduhan di Balik Layar #MakinCakapDigital"

  1. hehehe heboh banget yaaa mbaaa... memang baiknay semua dicoba dengan lengkap sebelum mulai acara, tapi itupun tidak menjamin. That's the glitch that might happen during virtual meeting

    ReplyDelete
  2. keren acaranya mbaaa.. alhamdulillah udah berjalan dgn baik walau ada bbrp yg bikin deg2an ya mba. Aku gemes yg bagian ituuu lagu dangdut..iyaa kenapa sih ya tetangga harus dengerin lagu sampai gede banget volumenya. Apa biar aku joged >.<

    ReplyDelete
  3. Kadang memang kalau online di rumah pas jam-jam khusus tuh penuh tantangan juga ya, apa lagi kalau si kecil lagi lincah saat kita webinar.

    ReplyDelete
  4. Bacanya aja seruuu, gimana pas kejadian ya mbak. Bersyukur keluarga sangat supportif yaaa...
    Saya sih belum pernah jadi narasumber di acara virtual seperti ini. Cuman pernah suatu hari pak suami ada presentasi kantor yang pentiiing bgt. ya gitu deh, kami yang jadi team pendukung dan tidak boleh ribut hihihi

    ReplyDelete
  5. Mbak Niaaar, saya tuh ngebayangi pas musik dandut berkumandang dengan nyaring pas kita butuh suasana tenang, apalagi saat mau jadi narsum secara daring. Jadi inget, pas anak kami di rumah ujian secara daring, saya just say mau pamit kerja saja pakai bahasa bibir saja. hehehe

    ReplyDelete
  6. Tetanggaku dong, kalau stel lagu dangdut keraaas banget sampe pusing saya dengerinya huhuhu , kan kalau lagi webinar saya jadi keganggu.

    ReplyDelete
  7. Problem juga nih bagi saya, pas ngisi materi dan saya pake headset kok ya kata peserta ada suara brisik gradak-gruduk gitu. Padahal di saya malah clear aja hahaha. Jadi bingung deh. Terpaksa lepas headset, padahal pasang alat tsb supaya suara berisik gak kedengeran di zoom.

    ReplyDelete
  8. Duuh, kebayang deg-deg-annya menghadapi beberapa masalah saat jadi narasumber di zoom ya, Mbak. Semua harus sempurna agar materi bisa tersampaikan dengan baik.
    Selamaat ya, Mbak, akhirnya bisa mengatasi semua masalah itu dan pertemuan online-nya bisa sukses

    ReplyDelete
  9. Sungguh deg²an bacanya. Mungkin hampir semua ngalamin kayak gini kali ya, kalau mau live di zoom ada aja kendalanya. Dan aku sbg peserta cuma tinggal menikmati aja. Pdhl behind the scenenya banyak berkorban :)))
    Yg paling ngakak yg lagu dangdut ituu yampuun :))

    ReplyDelete
  10. Iyah Mb, unprediksi banget yah. jadi kita Bengkulu nanti buat acara ini disepakati hostnya di satu tempat aja, untuk mengurangi hal teknis, hehehe.

    ReplyDelete
  11. hehe, baca cerita mbak Niar ini aku juga ngalamin lho mbak
    klo aku, biar benar benar tenang tak terganggu ya aku keluar rumah, cari cafe sepi.
    memang klo ada acara online itu selain banyak yg dipersiapkan juga harus siap siap klo ada kejadian yg tak terduga ha mbak

    ReplyDelete
  12. Masalah dangdutan itu kok bikin ngakak. Akupun gitu karena ada tetangga yang sering muter lagu kencang banget. Tes sound gitu karena mereka memang nyewain. Pas ngezoom meski belum pernah jadi pembicara, sebisa mungkin aku nyari tempat tenang biar suara gak ngeributin. Tapi ya tetap ada aja hal diluar teknis yang bikin nano-nano

    ReplyDelete
  13. molly pernah nih kejadian barusan, acara penting mau berikan sedikit testimoni eh zooomnya ngehang huhuu.. nyebelin banget, mana semenit sebelum acara pula. alhasil gagal deh

    ReplyDelete
  14. Hahaha baca tulisannya Kak Niar ikut deg-degan dan cemas, persiapannya sudah oke eh ternyata tetangga pasang musik dangdut keras-keras, kebayang paniknya yaaa...Alhamdulillah acaranya berjalan lancar ya Kak, semoga berkah ilmunya...

    ReplyDelete
  15. baru berkunjung lagi ke blog kak Niar, masyaALLAH selalu suka baca tulisannya memang , cerita live zoom nya hampir sama dengan saya. gangguan kelincahan anak-anak dan mesin kerja tukang kayu hahaha tp untung bisa berjalan lancar saat giliranku.

    ReplyDelete
  16. Kudu punya A Home Team yaa, kak Niar.
    Ini bener-bener keadaan yang di luar rencana banget. Alhamdulillah, acara #MakinCakapDigital lancar. Semua peserta dapa meresapi ilmu yang diberikan kak Niar.

    ReplyDelete
  17. Hehehe, ada aja ya mbak masalahnya kalo mau menghadapi sesuatu. Jangankan yang bisa dibilang besar kayak event Mbak Mugniar, zoom kelas aja ada aja masalahnya. Nah malah zoom spontan bareng temen2 untuk ngerumpi malah lancar. Hehehe. Tapi ini jadi pembelajaran ke depannya ya untuk lebih teliti dan persiapan yang bagus.

    ReplyDelete
  18. Hari yang super sibuk dan penuh drama ya, Mba Niar. Resiko memang tinggal di lingkungan yang masih ada tetangga suka nyetel musik keras-keras. Tapi, alhamdulillah ya mba acara tetap berjalan lancar.

    ReplyDelete
  19. wkkw aku kalau webinar itu banyak dramanya mba, tahu-tahu anakku naik ke meja, atau mereka tereak rebutan main dan lain sebagainya. Sungguh seru memang kerja online di rumah

    ReplyDelete
  20. Ada aja gangguan saat zoom ya mbk, serba serbi jadi pembicara via zoom ini pastinya deg degan banget ya. Apalagi kalo tiba-tiba ada suara yang ngganggu pasti pening rasanya ahahaha. Alhamdulillah, akhirnya lancar ya mbk acaranya

    ReplyDelete
  21. keren mbaaaa. ilmunya diberikan sama banyak orang dan pasti sangat bermanfaat. btw, zoom di rumah emang sesuatu apalagi kudu on camera. kebayang ribetnya mbaaa pas anak-anak lagi seruuu hahahaha

    ReplyDelete
  22. Walau udah disetting sedemikian rupa ada aja kendala pas lagi zoom on camera.
    Paling ganggu memang kalau ada acara tetangga yang soundnya menggelegar gitu, untung mau dimatikan. Kan ngga semua orang nyaman denger suara sound menggelegar gitu

    ReplyDelete
  23. Kebayang lg zoom ada suara dangdutan sy aja klo bikin terus ada suara pengamen atau adzan panik hahaha krn harus diulang

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^