Melawan Hoaks Kesehatan Terkini

Melawan Hoaks Kesehatan Terkini - Mbak Dewi Sari memaparkan salah satu survei Nielsen di Makassar yang melibatkan sejumlah responden dalam Q1 (3 bulan pertama) tahun 2023. Survei itu menanyakan “dalam beberapa bulan terakhir, apakah pernah mendapatkan informasi kesehatan yang dicurigai kebenarannya atau hoaks termasuk covid 19 dan vaksinasi?” Untuk kota Makassar, jawaban TIDAK PERNAH mencapai angka 42%.

Lawan Hoaks Kesehatan

Benarkah TIDAK PERNAH Mendapatkan Hoaks Informasi Kesehatan

 

Mbak Dewi Sari adalah Project Leader Program Mafindo untuk Advokasi dan Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan dan Masyarakat untuk Penguatan Deteksi dan Memerangi Hoaks Terkait Isu Kesehatan pada bulan Mei – Juni 2023 di 7 kota di Indonesia.

Mbak Dewi mempersentasikan data tentang hoaks kesehatan yang beredar di Hotel Arthama pada tanggal 19 Meil lalu dalam kegiatan Advokasi dan Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan dan Masyarakat untuk Penguatan Deteksi dan Memerangi Hoaks terkait Isu Kesehatan. Makassar menjadi salah satu kota tempat pelaksanaan kegiatan, selain Surabaya, Banda Aceh, Kupang, Semarang, Mataram, dan Jayapura.

Selain saya yang mewakili KEB (Kumpulan Emak-Emak Blogger) sekaligus alumni ToT Literasi Digital Metode KAP (diselenggarakan UNICEF Indonesia dan ICT Watch), acara ini dihadiri oleh wakil dari: Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Kesehatan, Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan, Badan Pengawas Pemilihan Umum, KPU Kota Makassar, Relawan Masyarakat Antifitnah Indonesia, Dokter Pegiat Komunikasi Medis, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Sulawesi Selatan, Penyuluh Kesmas Dinas Kesehatan, Kepala BPOM Makassar, Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Makassar, Mafindo Makassar, dan alumni ToT Literasi Digital Metode KAP Makassar.

Sewaktu melihat data yang dipresentasikan Mbak Dewi, saya berpikir akan menjawab yang sama (yaitu “tidak pernah”) jika saya mendapatkan pertanyaan ini karena saya sangat jarang membuka grup WA yang di dalamnya banyak orang share informasi random termasuk kesehatan.

Kalaupun membukanya, saya hanya melihat informasi mengenai kabar gembira ataupun kabar duka. Selain itu, saya abaikan, tidak saya buka, dan tidak mencari tahu makanya saya akan memilih menjawab “tidak pernah” karena sudah memfilter diri ketika masuk grup WA.

Rupanya persentase nasional jawaban TIDAK PERNAH ini sebanyak 48% (survei dilaksanakan di Bandung, Jabotabek, Makassar, Medan, Semarang, Surabaya). Nah, yang patut dicermati di sini adalah sebanyak itu orang yang merasa tidak pernah menerima informasi hoaks bisa saja dia tidak tahu bahwa itu hoaks.

Dewi Sari Mafindo
 

Hiruk-Pikuk Hoax

 

Mengapa orang yang merasa tidak pernah menerima informasi hoaks bisa saja tidak tahu bahwa itu hoaks?

Karena informasi yang beredar saat ini luar biasa banyaknya. Data dari turnbackhoax.id pada tahun 2022 menunjukkan saluran penyebaran hoax digital terbanyak di media sosial (Facebook, Twitter, TikTok, Instagram) yaitu 72%. Disusul aplikasi percakapan (WhatsApp dan Telegram) sebesar 15%, lalu YouTube 6%, lainnya (SMS, eflyer, email, dan lain-lain), Media online 3%, dan portal daring 1%.

Berdasarkan survei Nielsen pada Q1 2023, hoax juga diterima dari keluarga (orang tua, anak, kakak, adik), televisi, Facebook, tetangga, ketua RT, koran, kader, dan nakes (tenaga kesehatan). Selain itu, berdasarkan data jumlah hoaks di turnbackhoax.id, sepanjuang 2022 masih ada 1698 hoaks yang muncul. Walau sudah lebih kecil daripada data tahun 2020 (2298 hoax) dan 2021 (sebanyak 1888), tetaplah harus diantisipasi.

Masih bicara data, Mbak Dewi juga memperlihatkan data Q1 2023 mengenai efek samping dari vaksin covid-19 yang dikhawatirkan oleh responden di Makassar. Mayoritas, sebanyak 414 orang menjawab: tubuh menjadi lemah dan mudah sakit. Sebanyak 326 responden menyatakan menimbulkan kelumpuhan atau kecacatan. Sebanyak 285 orang mengatakan kekhawatiran terjangkit covid setelah menerima vaksin. Sebanyak 152 orang mengkhawatirkan vaksin covid-19 dapat menyebabkan kematian.

Selain itu, sejumlah responden khawatir terjangkit penyakit seperti AIDS dan kanker, vaksin covid-19 menyebabkan ketergantungan dan harus digunakan terus-menerus, covid 19 menyebabkan diri kita dapat diawasi oleh pihak lain, dan vaksin covid 19 dapat menyebabkan diri kita dapat diatur oleh pihak lain.

Kekhawatiran-kekhawatiran ini berani saya bilang sebagai hoaks karena kesemua hal tersebut tidak pernah saya alami sekali pun saya sudah menjalani vaksin sebanyak 3 kali. Banyak orang yang sudah menjalani vaksin bahkan sampai 7-8 kali pun tidak mengalami hal yang mengkhawatirkan tersebut. Tentunya ini untuk mereka yang divaksin dalam keadaan sehat ya, pengecualian bagi mereka yang tidak boleh divaksinasi karena alasan kesehatan tertentu.

Melawan Hoaks Kesehatan Bersama Mafindo

Semua data yang ditunjukkan Mbak Dewi ini menunjukkan masih banyaknya informasi keliru yang beredar di sekitar kita. Jika dihubungkan dengan pernyataan 42% responden di Makassar yang saya bahas di awal tulisan, timbul tanda tanya …
benarkah mereka semua sama sekali tidak mendapatkan hoaks? Atau jangan-jangan mereka tidak bisa membedakan mana hoax dan mana yang bukan?

Jika orang-orang yang tidak pernah menerima hoax dijumlahkan dengan orang-orang yang tidak tahu apakah dia menerima hoaks atau tidak maka mereka disebut sebagai KELOMPOK RENTAN HOAKS. Data yang diperlihatkan Mbak Dewi menunjukkan bahwa untuk Makassar, jumlah kelompok rentan sempat turun di kuartal 4 tahun 2021, mengalami kenaikan pada kuartal 3 tahun 2022, lalu naik lagi pada tahun 2023.

“Ini harus dicari tahu, sebenarnya kenapa ya kok naik? Berarti ada yang lengah. Dari mana datangnya? Kenapa?” tukas Mbak Dewi.

Mbak Dewi juga menekankan pentingnya pentahelix hoax crisis center, bahwa dalam pencegahan hoaks diperlukan kerja sama dari 5 sisi: komunitas, akademisi, platform, media, dan pemerintah.

Makassar, 2 Juni 2023

Cek hoaks dan informasi tentang hoaks di: https://s.id/mafindo

Belum selesai, masih bersambung ke tulisan berikutnya

Baca juga:




Share :

1 Komentar di "Melawan Hoaks Kesehatan Terkini"

  1. memang hoaxs sangat meresahkan, semakin lama semakin berkembang., apalagi jika kita mulai menmui tahun politik dan isu2 sensitif seperti covid dan vaksin seperti yang mbak jabarkan diatas,

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^