Melawan Hoaks Kesehatan Terkini dengan Kolaborasi

Melawan Hoaks Kesehatan Terkini dengan Kolaborasi – Melanjutkan dari tulisan sebelumnya - melawan hoaks kesehatan terkini tidaklah cukup hanya dengan bergerak sendiri. Mbak Dewi Sari (Project Leader Program Mafindo untuk Advokasi dan Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan dan Masyarakat untuk Penguatan Deteksi dan Memerangi Hoaks Terkait Isu Kesehatan) juga menekankan pentingnya pentahelix hoax crisis center, bahwa dalam pencegahan hoaks diperlukan kerja sama dari 5 sisi: komunitas, akademisi, platform, media, dan pemerintah.

Lawan Hoaks Kesehatan

Mengapa Perlu Berkolaborasi dalam Menangani Hoaks

 

Mbak Rizky Ika Syafitiri (Kiky), Communication for Development Specialist dari UNICEF Indonesia melalui Zoom menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah pilar ke-3 yang penting untuk memastikan upaya penanganan hoaks di kota Makassar berlangsung optimal. Pilar yang pertama banyak dilakukan oleh pegiat, termasuk Mafindo, salah satunya adalah memperkuat proses debunking hoaks (mulai dari social listening, fact checking operation, chatbot serta bagaimana mengumpulkan konten yang lebih menarik daripada konten yang beredar) karena hoaks yang dibuat menarik sehingga orang termakan dengan isinya.

Pilar kedua adalah literasi digital. Contohnya seperti yang  dilaksanakan oleh ICT Watch dan UNICEF Indonesia awal Mei lalu (ToT Literasi Digital Metode KAP).  Hoaks saat ini “semakin bagus”. Komposisi informasi yang muncul bisa berupa 70% data benar dan 30% tidak benar. Sudah pula menggunakan visualisasi yang semakin baik sehingga sangat sulit membedakan berita yang diterima itu benar atau hoaks.

Selain semakin “bagus”, pun semakin banyak. Catatan dari Kominfo menunjukkan bahwa setiap hari setidaknya ada 5 hoaks baru yang beredar. Nah, pilar kedua ini mencoba membangun kesadaran kritis masyarakat agar masyarakat dapat membedakan ciri-ciri hoaks atau bukan.

“Kalau bisa bekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan untuk membedakan hoaks maka meskipun banyak beredar hoaks menuju tahun politik, masyarakat bisa berpikir lebih kritis dan kemudian bisa merespon hoaks dengan benar,” lanjut Mbak Kiky.

Menurut Mbak Kikiy, dalam upaya ke-3 ini, mengambil pembelajaran dari covid response adalah perlu dikoordinir karena resources terbatas, pemainnya banyak, masing-masing punya expertise sendiri. Kalau tidak dikoordinir kita seperti bergerak sendiri-sendiri, intervensinya jadi tidak koheren. Kalau kita sama-sama mengerjakan ini, sesuai prinsip gotong royong bangsa Indonesia, in syaa Allah kita bisa mengatasi hoaks yang berserak secara bersama-sama.

Mengatasi Hoaks Kesehatan

“Di luar covid – sekarang WHO sudah mencabut status emergency public health of international concern tapi ternyata pe er di isu kesehatan semakin banyak karena saat covid berbagai layanan kesehatan menjadi terpuruk, salah satunya adalah imunisasi rutin bagi anak. Unicef concern sekali tentang hal ini,” ujar Mbak Kiky.

Mbak Kiky memaparkan data omnibus survey setiap kuartal Unicef dalam survei periodik bersama Nielsen di 6 kota besar di Indonesia, termasuk di Makassar untuk melihat perilaku masyarakat terhadap pencegahan covid juga melihat keterpaparan terhadap hoaks dan minat terhadap imunisasi rutin.

Sejalan dengan yang dipaparkan Mbak Dewi Sari (baca Melawan Hoaks Kesehatan Terkini), data yang ada pada UNICEF dari kepada 2000 responden di 6 kota besar menunjukkan angka yang cukup besar untuk golongan yang rentan hoaks, yaitu 38% pada kuartal ke-3 tahun 2022.

Patut diwaspadai karena saat penetrasi internet yang luar biasa saat ini dan maraknya peredaran hoaks di Indonesia, hampir tidak mungkin kita tidak terpapar hoaks. Kalau masih ada yang mengatakan tidak pernah terima hoaks, ini mengkhawatirkan.

Mbak Kiky juga menyampaikan bahwa meskipun orang tidak aktif di medsos, keterpaparan terhadap hoaks masih cukup besar karena hoaks juga diperbincangkan dalam kehidupan sehari-hari oleh orang-oranng di sekitar kita. Misalnya sembari menunggui anak di sekolah, belanja sayur, mengaji, atau arisan.

“Hal lain yang harus diperhatikan adalah, meskipun seseorang terpapar hoaks di internet, ketika diperkuat dengan informasi yang sama yang didapat dari orang di sekitarnya yang signifikan merupakan orang yang dekat dan dipercaya maka lebih mungkin kemudian dia mengikuti apa yang diminta oleh hoaks tersebut,” lanjut Mbak Kiky lagi.

“Inilah mengapa, intervensi penanganan hoaks tidak dapat hanya dilakukan di dunia digital. Tidak bisa hanya mengklarifikasi berita hoaks dan menyebarkannya di medsos. Perlu intervensi di komunitas secara langsung makanya pelatihan dan edukasi tentang hoaks dilakukan, termasuk di Makassar. Agar semakin banyak masyarakat dan komunikator  yang dapat membedakan dan merespon hoaks dengan benar,” pungkas Mbak Kiky.

 

Lawan Hoaks Jelang Tahun Pemilu

 

Bapak Hengky Wijaya, Kepala Kantor Perwakilan Unicef Indonesia di Makassar menceritakan mengenai hubungan hoaks kesehatan dengan pemilu atau politik berdasarkan pengalamannya selama ini:

Tahun 2018 lalu merupakan masa kampanye besar untuk imunisasi campak dan rubela, dan di tahun itu pula ada pengaruh dari “atmosfer” pemilihan presiden. Di tahun itu program imunisasasi campak dan rubela di Indonesia tidak berhasil mencapai sasaran. Banyak faktor terkait hoaks yang didorong oleh sentimen-sentimen politik. Tentunya untuk ini kita cegah bersama. Tahun depan merupakan tahun politik. Akan ada pilpres yang dilanjutkan dengan pilkada. Oleh karena itu pada 7 wilayah di Indonesia diselenggarakan diskusi isu kesehatan.

Setelah masuknya covid-19, sudah 2 tahun ini UNICEF Indonesia bersama-sama dengan pemerintah berusaha memulihkan status vaksinasi anak di Indonesia. Prosesnya tidak mudah namun syukurnya, di Sulawesi Selatan pemerintahnya progresif, juga organisasi, dan penerimaan di masyarakat sehingga cakupan imunisasi anak di Sulsel termasuk tinggi bahkan yang paling tinggi di luar Jawa. Diharapkan Pak Hengky, pencapaian ini bisa bertahan, tidak terpengaruh oleh proses politik yang sedang dan akan berjalan.

Pak Hengky khusus menyebut Butuh bantuan untuk menghadapi 2 hal termasuk dari difabel. Karena difabel rentan mengalami dua hal: diskriminasi – tidak menjadi prioritas dalam pemberian layanan kesehatan dan rentan terhadap informasi salah tentang vaksin.

Pak Hengky juga khusus menyebutkan Dinas Pendidikan, bantuannya yaitu bagaimana memastikan cakupan imunisasi di sekolah mengingat salah satu titik lemah adalah kemampuan pemahaman dari para guru. Tantangannya adalah meningkatkan kapasitas pemahaman guru karena banyak guru yang menolak imunisasi. Diharapkan guru bisa memberikan pemahaman yang benar kepada orang tua untuk menangkal hoaks terkait vaksin.

Bersama Mafindo Lawan Hoaks

Yang KEB dan Saya Lakukan

 

Usai sambutan-sambutan dari Mbak Kiky, Pak Hengky, Mbak Dewi, dan Kak Andi Fauziah Astrid (Korwil Makassar Mafindo), para peserta memperkenalkan diri dan menyebutkan apa saja yang sudah dilakukan lembaga atau organisasinya terkait penanganan penyebaran hoaks. Tentunya KEB (Kumpulan Emak-Emak Blogger) tak tinggal diam. Saya menyampaikan hal ini:

Kumpulan Emak Blogger (KEB) berdiri tahun 2012, beranggotakan 3000-an blogger perempuan Indonesia, merupakan salah satu mitra Siberkreasi sejak 2017 yang menyerukan pentingnya literasi digital bagi member khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Mak Mira Sahid, founder-nya terlibat aktif dalam kepengurusan Siberkreasi dengan menjalankan program literasi digital kedaerah-daerah di seluruh Indonesia agar masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Melalui kepengurusan di bawah Mak Elly Nurul, sejak tahun 2000 memasukkan 4 pilar literasi digital dalam setiap program komunitas. Pernah mengadakan kegiatan Festival Literasi Digital dengan tema “Berdaya dan Berbudaya di Era Digital” yang diadakan secara online dengan menghadirkan narasumber dengan keahlian 4 pilar literasi digital.

Tahun 2021, KEB fokus mengajak member untuk “Berkarya dan Beretika di Ruang Digital”, Alhamdulillah bersama Siberkreasi dan juga beberapa mitra jejaring seperti MAFINDO mengadakan roadshow Perempuan Makin Cakap Digital yang dilaksanakan di beberapa kota besar di Indonesia yaitu Solo, Lampung, Malang, dan Jabodetabek.

Tahun 2023 KEB mengajak member untuk selalu berjejak dan berbagi hal positif di ruang digital, dengan memperhatikan jejak digitalnya, jika ingin disebut blogger dengan jejak digital yang baik maka harus memperhatikan setiap konten yang akan diunduh di internet.

Harapannya agar member KEB pada khususnya maupun perempuan pada umumnya dapat meningkatkan kemampuan (skill) digital untuk berdaya, kreatif dan produktif di era digital. Seperti kecakapan memilah konten negatif, kecakapan dalam penyajian konten yang kreatif, menarik dan berasal dari sumber terpercaya (no hoax).

Saya pribadi, sebagai orang yang aktif di dunia digital, sudah sering menulis tentang antisipasi hoax. Awal bulan Mei lalu saya mewakili KEB dalam mengikuti Training of Trainer Literasi Digital Metode KAP selama 3 hari, setelah itu ikut melakukan edukasi dan berbagi di 2 tempat di Makassar bersama tim fasilitator/trainer "lulusan" ToT Literasi Digital Metode KAP. In syaa Allah akan saya tuliskan di blog ini juga ceritanya. Masih ada rencana-rencana lain juga, semoga bisa bekerja sama dengan yang lainnya pula. Bismillah, semoga Allah sehatkan. Bantu doanya, ya. 🙏

Makassar, 3 Juni 2023

Cek hoaks dan informasi tentang hoaks di: https://s.id/mafindo

Tulisan ke-2 dari 2 tulisan tentang kegiatan tanggal 19 Mei 2023 dengan Mafindo sebagai tuan rumah di Hotel Arthama.

Baca juga:



Share :

4 Komentar di "Melawan Hoaks Kesehatan Terkini dengan Kolaborasi"

  1. Di bidang yang penting bagi keberlangsungan hidup hidup manusia ini, ada juga hoaknya. Apa tidak bahaya dampaknya? Tentu harus dilawan, nih, bagus program melawan hoaks kesehatan ini. Teirma kasih informasinya!

    ReplyDelete
  2. Mulai adanya internet ini jadi sebuah media yang mudah mengakses segala berita. Jadi kudu banget cerdas menyikapi sebuah berita yang beredar. Karena paparan hoax tentu akan lebih kencang dari sebelum adanya internet cepat.

    Edukasi yang baik dan kolaborasi positif.
    Haturnuhun kak Niar atas resumenya.

    ReplyDelete
  3. iya banyak sekali berita hoaks yaaa jadi kita harus cerdas memfilter berita yg benar2 dari sumber yg akurat yaa

    ReplyDelete
  4. Program melawan hoaks adalah bagian mencerdaskan literasi digital masyarakat dan seharusnya untuk semua kalangan mulai dari level terbawa hingga level tertinggi. Semoga usaha ini berjalan lancar dan sukses.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^