Merawat Ingatan Sejarah Melalui Cagar Budaya

Selanjutnya saya mau berbicara tentang cagar budaya. Tahu kan kalau cagar budaya itu merupakan bagian dari sejarah juga? Bahwa kita bisa merawat ingatan sejarah melalui cagar budaya? Please ya, jangan bilang tidak tahu. 🙈

Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, CAGAR BUDAYA adalah  warisan  budaya  bersifat kebendaan  berupa  BENDA  CAGAR  BUDAYA,  BANGUNAN CAGAR  BUDAYA,  STRUKTUR  CAGAR  BUDAYA,  SITUS  CAGAR BUDAYA,  dan  KAWASAN  CAGAR  BUDAYA  di  darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya  karena  memiliki  nilai  penting bagi sejarah,  ilmu  pengetahuan,  pendidikan,  agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.


Oya, baca dulu tulisan sebelumnya ya Identitas Diri dalam Ingatan Sejarah


Pentingnya Pelestarian Cagar Budaya Sebagai Bagian Sejarah


Analoginya dalam kehidupan kita, jika benda seperti foto atau daftar silsilah keluarga dapat berbicara banyak tentang masa lalu dan menunjukkan identitas kita maka cagar budaya kira-kira seperti itu. Bahkan cagar budaya bisa menunjukkan seperti apa peradaban manusia pada masa lalu.

Pemerintah pun, dalam Pasal 3 UU No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya menyebutkan bahwa pelestarian Cagar Budaya bertujuan untuk:
  • Melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia.
  • Meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui cagar budaya.
  • Memperkuat kepribadian bangsa.
  • Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
  • Mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat internasional.
Aha, undang-undang sudah menyebutkannya dengan jelas. Tinggal bagaimana peran kita sebagai masyarakat. Apakah kita menjadi masyarakat yang meyakini bahwa cagar budaya harus dilestarikan ataukah dihancurkan saja karena hanyalah romantisme masa lalu?

Salah satu bangunan di dalam Fort Rotterdam.

Tapi ya, keterlaluan sih kalau menganggap hanya romantisme masa lalu. Lha undang-undang saja sudah menetapkan tujuan pentingnya pelestarian cagar budaya.  😅

Kota yang Baik Memiliki Kawasan Bersejarah


Dalam materi berjudul Antara Pelestarian dan Perlindungan, “Ceritera Baru dari yang lama”, Bapak Drs. Laode Muhammad Aksa, M. Hum – Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan menyampaikan bahwa kota yang baik adalah kota yang memiliki kenangan tahapan pembangunan, di mana kota  bagaikan makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang, kemudian mati apabila tidak terpelihara. Hal ini menyiratkan bahwa suatu kota pasti memiliki kawasan bersejarah[1].

Saya tak berani membayangkan bagaimana jika Kota Makassar tak punya Fort Rotterdam. Bagaimana mewarisi kebanggaan pernah memiliki bangunan yang didirikan tahun 1545 oleh Karaeng Tumapparisi Kalonna dan menjadi saksi banyaknya peristiwa sejarah?

Menurut hemat saya, salah satu cara asyik mengajarkan sejarah lokal kepada anak-anak adalah melalui bangunan cagar budaya. Dengan buku panduan yang mudah dimengerti anak-anak karena dibahasakan secara menarik dan guide yang atraktif, berkunjung ke cagar budaya tentunya akan menjadi ajang wisata sejarah yang menyenangkan sekaligus menambah wawasan

Di Museum Kota bisa mencari tahu sejarah Makassar.

Dalam masa pendidikan dasar tepat sekali mengajak anak-anak mengenal Fort Rotterdam, Benteng Somba Opu, Museum Kota Makassar, Gereja Katedral, beberapa kompleks makam tua, Klenteng Ibu Agung Bahari, Rumah Leluhur Lie, dan Rumah Leluhur Thoeng.

Pendidikan mengenai etika bermasyarakat bisa diselipkan. Misalnya, anak bisa menjadi lebih paham bahwa keturunan Tionghoa sejak zaman dulu sudah menjadi bagian dari Makassar, dengan mengetahui fakta bahwa Rumah Leluhur Marga Lie didirikan pada tahun 1885 dan sejak dulu warga Makassar sudah berbaur dengan pendatang dari Tionghoa serta sudah berakulturasi misalnya.

Rekomendasi untuk Pelestarian Cagar Budaya


Dr. Purnawan Basundoro – Dosen Universitas Airlangga saat Seminar Nasional Cagar Budaya yang berlangsung 21 Oktober lalu merekomendasikan beberapa hal ini guna mendukung pelestarian cagar budaya:
  • Seluruh bangunan cagar budaya hendaknya menjadi “milik bersama”, dalam arti bangunan tersebut jangan bersifat ekslusif yang keberadaannya hanya diketahui oleh pemiliknya, terutama untuk bangunan cagar budaya yang dimiliki oleh perorangan atau lembaga swasta.
  • Seluruh bangunan cagar budaya harus diketahui oleh publik, mulai dari pemiliknya, lokasinya, sejarah bangunannya, bahkan kalau perlu isi bangunan juga bisa diketahui oleh publik. Cagar budaya pun sebaiknya mudah diakses publik.
  • Situs-situs online yang memuat informasi mengenai bangunan cagar budaya perlu dikembangkan oleh pemerintah kota bekerja sama dengan masyarakat.
  • Manfaatkan bangunan cagar budaya untuk kegiatan-kegiatan umum yang bisa didatangi oleh masyarakat luas sehingga sehingga keberadaannya tidak “sendirian”.
  • Para aktivis atau komunitas pencinta sejarah kota bisa dilibatkan untuk menyusun berbagai agenda yang bisa dilaksanakan di bangunan cagar budaya.
  • Perlindungan maksimal atas bangunan cagar budaya memerlukan ketegasan semua elemen terutama pemerintah. Regulasi-regulasi yang bertujuan melindungi bangunan cagar budaya harus dibuat.
  • Pemerintah juga harus tegas melindungi bangunan cagar budaya dengan tidak main mata dengan investor yang dengan dalih ingin membangun kota namun ternyata dilakukan dengan merusak bangunan cagar budaya.
  • Komunitas pencinta sejarah harus bahu-membahu mendorong pemerintah melindungi bangunan bersejarah.
  • Sosialisasi terhadap masyarakat penting dilakukan, baik jepada masyarakat pemilik bangunan cagar budaya maupun kepada masyarakat umum.
  • Secara rutin pemilik bangunan cagar budaya perlu dikumpulkan diajak diskusi untuk mencari jalan keluar bagaimana merawat bangunan cagar budaya.
  • Kebijakan Pemerintah Kota Surabaya mengurangi pajak bumi dan bangunan (PBB) sampai limapuluh persen terhadap pemilik bangunan cagar budaya patut ditiru oleh pemerintah kota lainnya.


Pelestarian cagar budaya lokal penting untuk pelajaran sejarah lokal. Perlu mempelajari sejarah lokal untuk menumbuhkan identitas lokal, sebagai akar identitas nasional ~ Mugniar

Nah, kalau ditanyakan kepada saya pertanyaan ini: “Cagar budaya, lestarikan atau runtuhkan?” Saya prefer menjawabnya, “LESTARIKAN!”

Jalan-jalan ke cagar budaya untuk mengenali identitas lokal.

Alasan sudah panjang lebar saya paparkan di atas, ya. Kesimpulannya adalah karena berhubungan dengan identitas kita dan dapat menjadi sumber pelajaran sejarah lokal. Nilai-nilai perjuangan dan keberagaman bisa dipelajari dari sejarah lokal.

Dengan mengenal sejarah lokal dengan baik maka kita akan kuat mengakar dan lebih mudah mengembangkan identitas nasional. Setuju?

Makassar, 17 November 2019

Ikut lomba blog Cagar Budaya Indonesia, yuk.

Hadiahnya wow, sayangnya saya tak boleh ikut lombanya karena saya salah satu Korwil IIDN Makassar. Anggaplah tulisan ini (yang bersambung dengan tulisan sebelumnya) sebagai penyemangat karena pesaing berkurang 1. 😁 Klik tulisan "Cagar Budaya Indonesia"di atas paragraf ini untuk lebih jelasnya, ya.



Keterangan:
Tulisan Identitas Diri dalam Ingatan Sejarah dan tulisan ini tadinya merupakan satu tulisan. Saya buat untuk diikutkan lomba blog Cagar Budaya Indonesia. Saya membaca ulang persyaratan lomba sebelum upload, baru sadar bahwa point 12 adalah larangan buat saya. Ya sudah, tulisannya saya bagi dua dan masukkan ke blog. 😅

Baca tulisan sebelumnya, ya:


Baca juga:




[1] Dibawakan pada Seminar Cagar Budaya ini bertajuk Pentingnya Merawat, Memelihara, dan Mempertahankan Situs Sejarah dan Kebudayaan Kota Makassar di Era Milenial, pada 13 April 2019. Ulasannya bisa dibaca di: https://www.mugniar.com/2019/04/makassar-dalam-histori-dan-cagar-budaya.html.



Share :

35 Komentar di "Merawat Ingatan Sejarah Melalui Cagar Budaya"

  1. Ini tulisannya keren sekali dengan referensi yang sangat lengkap
    Kalau ikut lomba udah pasti menang deh
    Luar biasa ya kekayan bangsa kita akan cagar budaya
    Semoga terjaga dan tetap lestari

    ReplyDelete
  2. Tujuan dan maksud dari Cagar Budaya bagus sekali ya
    Tapi di daerah saya, ada cagar budaya masih milik pribadi.
    Orang umum mau masuk pastinya kesulitan.

    ReplyDelete
  3. Pelestarian cagar budaya sangat perlu, tapi juga harus dibarengi dengan kemanfaatan cagar budaya itu pada masa kini sehingga membangun memori kolektif masyarakat terhadap cagar budaya tersebut. Makasih informasinya mba.

    ReplyDelete
  4. Kita memang harus selalu mengingat dan menghargai sejarah bangsa kita ya Kak.

    ReplyDelete
  5. Acara yang sangat bagus dan banyak memberikan manfaatnya ya Mbak.

    ReplyDelete
  6. Terimakasih banyak sudah berbagi informasi yang sangat bermanfaat ini Mbak.

    ReplyDelete
  7. Acara yang sangat ditunggu-tunggu ini hehe.

    ReplyDelete
  8. Acara yang bisa meningkatkan kesadaran kaum muda untuk menghargai sejarah bangsa kita.

    ReplyDelete
  9. Terimakasih banyak untuk informasinya Kak, pasti akan sangat bermanfaat.

    ReplyDelete
  10. Wah saya belum pernah ke Fort Rotterdam nih Mbak, padahal saya suka sama sejarah kolonial. Fort Rotterdam masuk ke dalam list saya, tapi budget kesananya belum ada 😅. Tujuan dari pelestarian Cagar Budaya emang udah bagus tinggal sosialisasinya ke masyarakat ya mbak harus makin greget biar masyarakat sadar cagar budaya.

    ReplyDelete
  11. Cagar Budaya memang SEhARUSnya dilestarikn ya Mak.
    sayang banget kalo hanya karena kepentingan bisnis segelintir pihak, ehh kudu mengorbankan cagar budaya.
    padahaal banyaaaakkk bgt jejak kearifan lokal yg terpatri dari cagar budaya ituuuu

    ReplyDelete
  12. Aku berharap cagar budaya yang ada ini memang harus dijaga dan dilestarikan ya mba. Aku satu sisi juga senang datang ke cagar budaya gini

    ReplyDelete
  13. Pergi ke Makassar selain bisa menikmati aneka kulinernya yang enak juga bisa wisata sejarah ya. Pastinya akan banyak pengetahuan yang di dapat nantinya. Mari, lestarikan cagar budaya.

    ReplyDelete
  14. adudu jadi inget dulu ke fort rotterdam jaman masih gendong si bungsu bayik :D
    sukaa banget dengan wisata sejarah dan mengunjungi museum. terakhir ajak bpyz ke museum sbelum bulan puasa tahun ini, ke museum di bandung

    ReplyDelete
  15. Nah inilah salah satu kekurangan bangsa kita. Kita sangat kurang dalam perawatan aset-aset cagar budaya. Padahal kalau itu dipelihara dengan baik akan bisa mendatangkan banyak manfaat.

    ReplyDelete
  16. Nahiya, pemerintah harus benar-benar menindak tegas upaya vandalisme yang bisa merusak cagar budaya. Biar semua aset cagar budaya kita tetap dipelihara dengan baik hingga generasi selanjutnya

    ReplyDelete
  17. Aku suka melihat langsung benda yang termasuk cagar budaya. Karena itu bukti nan hakiki akan suatu sejarah

    ReplyDelete
  18. Perawatan cagar budaya itu kan biayanya enggak sedikit ya, senang kalau kemendikbud memerhatikan pelestarian cagar budaya, namun tentunya harus didukung oleh masyarakat (pemilik maupun umum)

    ReplyDelete
  19. Jangan lupa mampir juga ke lapak tulisan saya...
    https://www.catatanintrovert.com/2019/11/merawat-cagar-budaya-indonesia-dengan.html?m=1

    ReplyDelete
  20. Melestarikan Cagar Budaya memang sangat perlu. Dan iya, dari cagar budaya dan guide yang atraktif, bisa dg mudah untuk memberikan wawasan ke khalayak luas.

    Namun memang benar, saat ini sebagian masih tertutup, terlebih yang dimiliki oleh swasta/perorangan.

    Komunitas pecinta heritage dan pemerintah setempat memang kudu bergandengan tangan untuk mendata, merawat dan menginfokan ke publik, bahwa cagar budaya harus kita rawat sama-sama.

    ReplyDelete
  21. Bener, bener, cara asyik mengajarkan budaya itu, ya datang ke tempat2 penuh sejarah begini. Anakku, juga kuajarkan begitu. Aku pikir, bakalam bosen dia, ternyata mengenal tempat dan barang bersejarah, menyenangkam buat dia

    ReplyDelete
  22. Aku setuju kak, "Kota yang Baik Memiliki Kawasan Bersejarah" yang masih dipelihara dengan baik sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dan mengingat dari mana kita berasal.

    ReplyDelete
  23. yah, sayangnya ga bisa diikutkan lomba, ya
    jadi ingat dulu banget pernah sore hari di Fort Rotterdam. Sebagai cagar budaya, benteng ini terawat dengan baik, lho. Rameeee banget muda-mudi menghabiskan senja di sana.

    ReplyDelete
  24. Klo bukan kita yang melestarikan cagar budaya, siapa lagi ya mba. Harus banget dilestarikan supaya generasi anak-anak masih bisa yau sejarahnya.

    ReplyDelete
  25. Melestarikan cagar budaya ini penting biar nanti anak cucu masih bisa menikmati sejarah ya mbak.

    ReplyDelete
  26. Peninggalan budaya yang demikian penting harus selalu kita perhatikan ya mna.. aku senang mengunjungi cagar budaya yang unik

    ReplyDelete
  27. Wisata cagar budaya kaya gini perlu dilestarikan terutama dikenalkan pada generasi muda ya supaya mereka bisa mengenal sejarah

    ReplyDelete
  28. Saya juga pasti akan menjawab lestarikan sih mbak, krn penting buat kita dan anak keturunan kita mengenal sejarah masa lalu. Salah satunya ya melalui bangunan2 bersejarah itu ya mbak :D
    Wah keren banget ya Surabaya udah bikin kebijakan pengurangan pajak PBB, emang soalnya paling sedih krn perawatan bangunan kek gtu emang mihil, kalau pemerintah gak bantu ya berat buat ownernya.

    ReplyDelete
  29. Mengajak anak-anak mengunjungi cagar budaya selain bisa menambah pengalaman, mereka juga bisa belajar sejarah dengan cara yang menyenangkan ya ...

    ReplyDelete
  30. Dari dulu saya susah banget menghapal kalau pelajaran sejarah. Baru beberapa bulan yang lalu saya tahu bahwa belajar sejarah itu paling enak kalau kita mengunjungi tempat bersejarahnya. Kayaknya metode ini juga yang akan saya terapkan ke anak saya kelak. Dan saya setuju sih bahwa cagar budaya itu harus dilindungi tanpa adanya kepentingan-kepentingan lain.

    ReplyDelete
  31. Cagar budaya harus dilestarikan dan dirawat dengan baik. Dan negara harus ikut melindungi

    ReplyDelete
  32. Cagar alam bisa jadi pelajaran sejarah yg menyenangkan buat anak2 nih. Karena sejarah yg teks book kurang bisa dipahami.

    ReplyDelete
  33. Situs Cagar Budaya memang harusnya menjadi kekayaan daerah, sayangnya kalau di tanah kelahiranku malah tidak terjamah. So sad :( Anak muda pada nggak tahu

    ReplyDelete
  34. Di sini aku pernah seklai ikutan keliling sejarah gitu sama anak2. Tspi abis itu teler. Pdhl pengen ngenalin ke anak-anak. Mungkin kalau dah gedean bisa
    Salut masih banyak yang peduli sejaraj

    ReplyDelete
  35. Andai ikutki, menang maki ka begini bagusna tulisan ta
    Aah jadi kangen mau ke cagar budaya museum La Galigo

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^