School of Influencer: Dasar-dasar Fotografi

Belum menyelesaikan tulisan ke-6 – catatan kegiatan School of Influencer, sudah ada yang menanyakan kepada saya, “Ada materinya Mas Rendy?” Ya ya, akan saya tuliskan tapi berurutan dulu, sesuai kronologi mana yang duluan. Tibalah di tulisan ke-7 ini saya akan sharing materi FOTOGRAFI dari fotografer RENDY KAMIL yang membawakan materi berjudul Mastering the Capture.

Materi ini merupakan materi kedua pada hari kedua Training of Trainer School of Influencer yang berlangsung pada tanggal 12 November di Hotel Santika Makassar. Materi ini sangat penting buat influencer ataupun para pengguna Instagram biar para follower senang melihat foto-foto kita. Jangan sampai di-unfollow  karena menyajikan foto yang jelek ehm, ini sih noted for myself hehe.


Menurut Rendy untuk dipajang di media sosial, cukup pakai HP. Jika masih jelek, itu berarti kitanya yang belum paham menggunakannya. “Yang penting bukan alatnya melainkan siapa yang menggunakannya,” ujar Rendy.

Kamera pada HP juga memiliki pengatur seperti aperture, shutter, dan sebagainya. Sensor pada HP besar, pada kamera sensornya kecil. Tapi siap-siap saja dengan kedatangan HP yang memiliki sensor 48 MP. Kalau punya banyak uang, boleh tuh.

Cara kerja kamera sama seperti cara kerja mata. Biasakan menggunakan mata dalam melatih menangkap frame. Agar terbiasa menangkap mana yang menarik untuk dituangkan dalam infografis misalnya atau ditangkap dalam kamera HP. Seringlah melatih mata, jika segala sesuatunya menarik, ketika pegang kamera kita akan menjadi lebih jeli.


Mari berkenalan dengan cahaya dulu. Cahaya disebut exsposure. Cahaya mencapai sensor hingga mencapai film atau sensor kamera menciptakan gambar. Exsposure dipengaruhi oleh 3 elemen: shutter speed, aperture, dan ISO/ASA.

Exsposure

Shutter Speed atau Kecepatan Rana


Shutter speed adalah lamanya shutter terbuka. Shutter adalah alat di kamera yang bekerja dengan membuka dan menutup. Fungsinya adalah mengatur jangka waktu cahaya yang masuk ke dalam kamera agar ditangkap oleh film/sensor.

Jika mengambil gambar mobil bergerak yang terlihat blur, berarti kita tidak mengatur shutter speed-nya. Ada teknik pengamilan gambar misalnya di MotoGP yang mobilnya terlihat freeze padahal sedang bergerak – itu teknik panning, dengan shutter cepat, seper sekian detik. Aih, saya suka nih, hal paling mendasar dari fotografi.

Simulasinya adalah dengan mengedipkan mata. Semakin cepat mengedipkan mata  potongan gambar yang “dihasilkan” semakin cepat dan gambar beku. Sedangkan kalau shutter-ny
a lambat maka gambarnya akan ada jejak gerakannya – motion blur. Bagus yang mana? “Dua-duanya bagus, tergantung penggunaannya,” ucap Rendy. Ada teknik fotografi namanya motion blur, misalnya yang menggambarkan 3 posisi penari balet dalam 1 frame.




Aperture atau Bukaan Lensa


Nilai dari aperture akan menentukan banyaknya cahaya yang diteruskan oleh lensa hingga ditangkap oleh film/sensor. Simbol aperture adalah F per angka pembagi tertentu. Contohnya adalah F/8 yang artinya lensa tersebut akan terbuka dengan diameter sebesar 1/8 dari panjang focal lensa (focal length).

Contoh, gambar bunga. Ada yang bunganya jelas, back ground-nya jelas dan ada yang gambar bunganya jelas, back ground-nya blur. Nah, itu berarti berbeda pada aperture-nya. Jika aperture kecil 1,4 – 1,8 itu berarti bukaan besar, menghasilkan gambar yang di depan fokus sementara yang di belakang blur.

Kebalikannya, jika aperture besar berarti bukaannya kecil. Fokusnya rata. Gunanya buat apa, sih? Tergantung penggunaannya, hehe. Jadi kalau berfoto keluarga, jangan sekali-sekali menggunakan aperture kecil. Kalau diambil rata semua, semua anggota tertangkap kamera tapi konsekuensinya gambarnya lebih gelap karena cahayanya sedikit.

Kamera HP biasanya aperture-nya 2.0 makanya bisa bokeh. Namun kadang kita bingung, kadang bisa bokeh kadang ndak, naah yang berikut ini yang perlu diketahui sehubungan dengan hal itu:

Macro dan bokeh, pakai HP saya.

ISO/ASA/DIN (Sensitivitas Sensor/Film)


Sebenarnya ISO adalah singkatan dari International Standadization Organization. Dalam dunia fotografi, ISO menjadi sebutan untuk tingkat sensitivitas sensor. Jika nilai ISO semakin besar maka gambar yang dihasilkan semakin terang tetapi noise/grain yang dihasilkan juga lebih banyak.

“ISO menentukan kemampuan sensor menangkap cahaya. Kalau ISO-nya kecil, gambarnya gelap tapi jelas. Kalau ISO-nya besar, gambarnya terang tapi suka ada bulir-bulirnya (grain). Kalau mau dapat gambar jelas, ISO-nya dikecilin, kita mainnya di shutter – slow speed. Tapi kalau kita mau gambarnya terang tapi ada efek grainy-nya, pake ISO-nya yang besar,” Rendy menjelaskan lebih detail.

“Memotret” Harapan

Mampu teknik motion blur

Flash external digunakan untuk motion blur, pakai slow (shutter) speed kita bisa mendapatkan beberapa shape,” tips ini diberikan Rendy ketika ada yang berharap bisa memotret motion blur.

Motion blur, gambar dari Pixabay.com

Commercial photography.

“Menuju ke sana? Rutin saja posting foto tiap hari. Jangan beli follower (Instagram). Kalau hashtag-nya tepat dan konsisten kemungkinan besar follower kalian akan nambah minimal satu follower setiap hari. Jadikan akun kalian ‘BISNIS’. Karena bisa melihat traffic, ada insight-nya,” saran Rendy kepada yang berharap bisa mengomersialkan foto-fotonya.

Menyimpan foto di website penyedia foto semisal Shutterstock juga bisa mendatangan uang. Rendy bercerita mengenai postingan menggunakan HP yang baru dilihatnya, “Ada yang posting orek tempe saja, fotonya di-download 512 kali. Satu download-an, dia dibayar 5000 hingga 7000 rupiah.”

“Kalau menggunakan foto orang, sebisa mungkin cantumkan credit itu foto siapa. Kalau mau repost di Instagram ya di-tag orangnya,” imbuhnya.

Rendy kemudian memperlihatkan foto-foto yang lagi disukai di Instagram. Di antaranya adalah dari akun Alexander Thian (@amrazing), Christina Tan, dan Cole Rise. Kelebihan mereka adalah, bisa mengatur pewarnaan foto sehingga terlihat seragam.


Yes, sampai sini sudah banyak juga penyampaian Rendy. Pusing? Awalnya iyah tapi untungnya saya merekam dan mencatatnya jadi bisa menempatkannya di blog sehingga bisa saya baca sewaktu-waktu sekalian share kepada kalian. Nah, sebelum terlalu jauh. Mari tentukan dulu tema fotografi yang mau kita dalami – begitu pesan Rendy Kamil.

Tema Fotografi


Ada beberapa tema fotografi yang perlu dipelajari:
  • Portraiture – ini yang paling mudah menurut Rendy.  Fotoin kanan – kiri sudah jadi portraiture.
  • Food – foto makanan.
  • Macro – dekat sekali dengan obyek sehingga teksturnya kelihatan.
  • Pattern – pola, misalnya pola karpet, kain, atap rumah. Pasarnya adalah desainer (seperti desainer baju).
  • Architecture – memotret bangunan yang menarik.
  • Landscape – pemandangan alam.
  • Still life – foto produk, penting mempelajari bagaimana benda yang still (diam) terlihat hidup (life). Staratnya: harus ada instrumen pendukung. Instrumen pendukungnya harus nyambung dengan obyek yang difoto. Jangan sampai memotret sepatu dengan panci sebagai elemen pendukung. Elemen pendukung yang cocok buat sepatu adalah talinya atau kotaknya.
  • Street – foto keseharian di jalan, biasanya street photography ini yang merekam pertumbuhan dan perkembangan sebuah kota.


Teknik Fotografi dan Komposisi


Teknik dan komposisi harus kongruen.

Sumber: akun IG @rendykamil

Teknik

  • Selective focus
  • Hypervocal focus
  • Panning
  • Freezing
  • Blurring/slow speed
  • Silhoutte
  • Bulb
  • Zooming

Pengertiannya harus dicari sendiri karena tak sempat membahasnya. 

Komposisi


Dalam komposisi, elemen visual penting. Foto kita itu harus ada garis, ada pola, ada tekstur, ada warna, ada bentuk, ada kedalaman. Juga ada Prinsip Desain dan Pesan. “Setiap garis aja beda. Garis horizontal artinya stabil, tenang. Garis vertikal artinya kokoh, tinggi. Garis diagonal artinya dinamis. Garis lengkung artinya fleksibel dan sangat dinamis,” ujar Rendy.

Ada 3 Angle Pengambilan Gambar:

  • Atas, untuk memperlihatkan keseluruhan.
  • Eye level, sejajar.
  • Bawah, memperlihatkan posisi yang “lebih besar” dari obyek foto.


3 Komposisi Dasar dalam Fotografi

  • Dead center, obyek di tengah, pakai grid.
  • Symetry, tepat di tengah.
  • Rule of 3rd. Yang di sepertiga itu lebih menarik perhatian karena “tidak biasanya”.

Aplikasi Editing Foto


Rendy menyebutkan beberapa, yaitu: Snapseed, Photo Director, Photoshop Express (memportable-kan Photoshop di laptop), dan Adobe Lightroom (jagoan dalam memanipulasi cahaya dan warna foto).

“Tapi ingat, jangan mengandalkan editing appllication. Kenapa? Kalau foto kalian tidak sesuai dengan yang diinginkan terus diedit, itu sebenarnya kalian mempersulit diri sendiri. Yang pertama – karena tidak sesuai dengan keinginan. Yang kedua – kalau menambahkan elemen yang tidak ada dalam foto kalian itu namanya digital imaging, bukan fotografi lagi. Jangan menyebut itu fotografi!” tandas Rendy.

Oiya, tentang rasio, penting menentukan rasio yang tepat dan akan meletakkan di mana, semisal Instastories itu rasionya 9:16. Lalu tentang water mark - water mark penting kalau kita ingin diakui. Pikirkan tata letaknya, taruh di tempat yang tak mengganggu point of interest kita.

Selanjutnya kami ddiberi tugas praktik foto atau mengambil foto yang sudah kami miliki untuk kemudian di-upload di Instagram. Saya meng-upload foto dengan caption berikut:

 
Yang di-posting di Instagram sudah saya crop
bagian atasnya sedikit.
Silakan ketawa baca caption-nya. Itu memang kali
pertama saya jelajahi bagian atas Fort Rotterdam
seumur hidup saya 😌😁🙈


Yeah, keseruan dengan tema fotografi pun berakhir. Saya ingin share pesan dari Rendy di sini sebelum mengakhiri materinya. Untuk mengingatkan saya dan teman-teman peserta School of Influncer Makassar:
“Apa yang kalian miliki bukanlah kehebatan kalian. Tetapi apa yang kalian bagikan, apa yang kalian sebarkan, itulah kehebatan kalian. Dan saya pengen itu dari kalian para calon influencer. Jangan sampai memberikan pengaruh yang negatif. Bagaimana caranya berpengaruh? Dengan cara berbagi!”

Makassar, 3 Januari 2019

Masih bersambung ke tulisan ke-8. 

Baca tulisan sebelumnya:




Share :

11 Komentar di "School of Influencer: Dasar-dasar Fotografi "

  1. Yuhuuu saya sepakat sama Kak Rendy
    "Hasil jepretan bergantung siapa di belakang kamera. Bukan melulu apa kameranya."

    Saya juga sepakat kalau digital imaging bukan lagi murni fotografi karena sudah ada manipulasi di dalamnya.

    Semangat Bunda. Jangan lupa ke galeri Instagram saya di @katalensaku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuhuuu, toss Amma.
      Beberapa kali ma' ke @katalensaku gaang. Kereee foto²-nya euy . 😍

      Delete
    2. Hadeh typo ka' sedeng. Kereeeeen maksudku.

      Delete
  2. Bermanfaat banget nih mbak... Pengen banget belajar serius fotografi cm blm ada waktunya.

    ReplyDelete
  3. Terima kasih bunda atas informasi nya :)

    ReplyDelete
  4. Jadi pingin belajar seni fotografi :D

    ReplyDelete
  5. Cocok banget ilmunya buat saya nih. Saya masih menggunakan hape saat mengambik gambar. Ya itu memang ada kendalanya, kemampuan kamera hape masih sangat terbatas. Saya juga bermain di shootersock, tapi seleksi photonya sangat ketat. Di IG juga aras arasan karena photonya kena scrop. Terpaksa saya taruh saja di blog yang minim dengan peraturan.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^