Amy
Kamila adalah seorang promotor film yang juga penulis skenario dengan
latar belakang pendidikan Psikologi. Dia terlibat dalam banyak film
berkualitas, di antaranya adalah Ketika Cinta Bertasbih dan Hanum &
Rangga.
Ide Harus Dieksekusi Agar Jadi Karya
“Masa
lalu bisa dijadikan karya,” ujar Amy sembari
menceritakan beberapa kisah masa lalunya yang kemudian dijadikan tulisan. “Ide
tetap ide kalau tidak dimulai tetaplah ide, bukan karya,” ucapnya lagi.
Mulainya dari Mana?
Yang
jelas, mulai sekarang karena kalau hanya ide bisa diambil orang jika tak segera
dieksekusi. Apakah harus mulai dari ide dulu? Kadang-kadang dalam program
rutin, ide tak muncul. Di kalangan para penulis skenario, tantangan itu bisa
datang setiap hari. Ketika trending turun, penulis skenario harus segera
membuat script baru, diberi tahu pukul 12 malam dan harus selesai pukul
5 subuh. Tentunya berbeda pula tantangan di kalangan para YouTuber.
Amy biasanya
memulainya dari IDE
dan ALASAN. Sama,
ya di kalangan blogger pun seperti itu. Nah, menurut Amy, kita butuh alasan
untuk menulis. Semakin
personal alasan itu maka semakin mudah untuk menulis.
Setelah
itu yang dilakukan Amy adalah menyinergikan alur dan persepsi. Contohnya adalah
dalam menyusun script. Kata bahagia dan senang masih harus dideskripsikan
lebih detail karena bagi tiap orang maknanya berbeda.
Pentingnya Menulis Deskripsi
Kata “berdebar-debar”
contohnya, harus dilukiskan lebih detail – misalnya dengan menuliskan bahwa si
tokoh wajahnya memerah. Fungsi script di sini juga memberikan ruang bagi
bagian lain, seperti bagian make up untuk bekerja, dengan memberi tambahan
warna kemerahan di wajah si artis. Sutradara juga jadi memiliki persepsi yang
sama dengan penulis script. Menulis untuk karya layar berarti menulis
untuk orang lain sehingga mudah untuk memvisualisasikannya.
Menulis, Manusia, Karya, Sejarah, dan Perilaku
Dengan
menulis juga kita berbicara lebih banyak. Berbicara secara verbal hanya tertuju
pada orang yang berada pada tempat dan waktu yang sama. Sementara dengan
menulis di buku atau media sosial (di blog juga, kan yaa), tulisan kita
akan dibaca oleh lebih banyak orang lagi.
“Kenapa
sih hal ini penting teman-teman? Karena manusia dan karya itu akan bergelut
dengan waktu, sejarah, dan perilaku,” pungkas
Amy.
Kita
adalah apa yang kita create, termasuk
di media sosial. Karya berupa film yang berasal dari sejarah yang dibelokkan bisa
lebih memengaruhi penontonnya ketimbang sejarah aslinya. Bisa jadi yang nonton
akan menolak sejarah yang sesungguhnya.
Kita
menginginkan bertemu pribadi yang positif di media sosial namun pada kenyataannya
masih banyak yang menulis hal-hal buruk di media sosial. Padahal jejak di media
sosial bisa menunjukkan kepada orang lain seperti apa diri kita.
Recruitment
jaman now juga
menggunakan media sosial untuk melihat pribadi seperti apa diri kita. Jika kamu
pernah mengumpat atasan di media sosial lalu melamar pekerjaan lain, apakah
kira-kira tim HRD yang membaca umpatanmu akan menerimamu? Tidak dong, kamu kan
bisa saja melakukannya lagi kepada atasan yang baru!
“Kita
adalah apa yang kita create,” Amy menegaskan sekali lagi. “Dan manusia itu punya law of
attraction. Jadi kita akan tertarik kepada sesuatu yang sama dengan kita,” imbuhnya.
Peduli Konten Baik
Kalau
ingin dikenal sebagai pribadi yang baik tapi ngepost-nya yang
kasar-kasar ya tentunya akan menarik respon yang juga kasar karena KLIK dengan postingan
kita. Bersama Kreator Nongkrong, Amy gencar melakukan kampanye PEDULI
KONTEN BAIK.
Caranya
adalah dengan membuat konten yang menginspirasi karena bisa berimplikasi pada
perilaku hingga menjadi fenomena lalu menjadi inspirasi buat orang lain untuk
membuat karya yang serupa lalu jadi berkesinambungan, deh.
Ada
yang menarik di sini, ketika Amy menceritakan bahwa alur pada sinetron “adzab”
bukan hanya di Indonesia. Amy telah menonton 100 film Korea, 100 film Amerika,
dan 100 film Indonesia, dia mendapati kesemuanya memiliki alur yang mirip.
Bedanya hanyalah bahwa masing-masing punya identitas, misalnya dari cara shoot-nya.
Atau dengan kata lain, perbedaannya ada pada kemasannya. Itulah
pentingnya menulis di sini, dalam menggambarkan identitas.
Amy menekankan
pentingnya membuat karya yang menginspirasi yang bisa menggerakkan orang untuk mengabarkannya
secara suka rela. Hati-hati dalam menulis atau membuat karya karena ada yang
bisa terlihat sebagai identitas tanpa disadari. Menurut Amy, semua creator punya
identitas.
Mengapa Harus Peduli Konten Baik?
Bicara identitas. Asma
Nadia misalnya, dalam semua karyanya ada adegan sakit. Amy pernah menulis script
dengan gaya yang biasanya ditulis oleh laki-laki – didahului dengan adegan
perkelahian. Ternyata apa yang ditulisnya terinspirasi dari fim-film terakhir
yang ditontonnya, yaitu film laga. Tanpa disadarinya, apa yang baru dia tonton
masuk dalam tulisannya.
“Otak
kita nih teman-teman, nggak punya filter,” ucap Amy. Contohnya ketika kita diberikan instruksi untuk TIDAK
MEMBAYANGKAN, yang terjadi malah kita membayangkannya. “Ketika menjadi creator, kita
harus memperhatikan hal ini. Bayangin kalau teman-teman kita yang
melihat (konten negatif) itu dan dia nggak filter itu!” pungkas Amy.
Postingan Amy Kamila yang ditelaah para peserta ToT SoI |
Amy sampai
pernah menegur keras seorang influencer kelas kakap yang membuat konten
negatif – prank yang kemudian ditiru oleh seorang anak sehingga membuat
orang tua si anak tegang. Harap diingat bahwa creator dan cara berpikir serta konten yang
dihasilkan adalah identitas karya anak bangsa.
Bagaimana kalau sulit mendapatkan ide?
“Ide
itu bisa muncul karena adanya permasalahan atau topik penting GAP antara
teori dan realita,”
ujar Amy.
Amy
memberikan contoh, teorinya orang yang menikah itu bahagia tetapi ternyata tidak
juga. Nah, itu bisa jadi tulisan. Atau anak orang kaya yang diberikan apapun
yang dia inginkan tapi ternyata tidak, bisa juga jadi ide tulisan.
Penting Diperhatikan dalam Mengemas Ide
Mulailah dari hal yang
sederhana
Tayangan
yang sukses bisa jadi muncul dari hal yang personal. Contoh-contoh iklan yang
diriset biasanya idenya personal. Seperti iklan sirup yang di-zoom munculnya
pada jam-jam menjelang buka puasa, rasanya seperti masuk ke tenggorokan kita. Libatkan
perasaan dalam menuangkan ide ke dalam tulisan dan mulailah sekarang.
Kroscek
Kroscek
ide dan bagian cerita dengan norma agama, konten perlindungan anak, konten
pornografi, dan norma bangsa.
Jangan biarkan ada celah
untuk menjatuhkan karyamu.
Semua
proses penting, lho ya. Contohnya dalam contuinity, seperti logika dalam
karya. Dalam karya visual misalnya pakaian yang digunakan, apakah cocok dengan
zaman atau waktu yang digambarkan. Jangan sampai menggunakan baju yang sama
untuk waktu yang berselang beberapa hari misalnya.
Ini
mengingatkan saya pada sebuah film yang pernah saya kritik di tulisan karena
ada setting-nya pada tahun 1970-an tetapi tokohnya yang digambarkan sangat
miskin menggunakan bulu mata palsu yang cetar.
Salah satu posting Instagram @amykamila. Bisa belajar bikin caption di sini. |
Yakinilah Karya Sebagai
Tanggung Jawab Creator-nya
Maka
perhatikan lagi efek positif dan efek negatif yang mungkin saja muncul dari
karya kita.
Lalu?
Yaaa,
mulai saja!
Mulailah dari diri sendiri dulu.
Tentunya
kalau ingin membuat karya berupa short movie, program TV, apalagi film
layar lebar tentunya kita membutuhkan tim.
“Mulai
dari hal yang sederhana,” kembali ditekankan Amy. Kami diminta untuk menelaah caption
dari postingan Instagram Amy yang berasal dari pengalamannya ketika
menjadi nara sumber di sebuah sekolah dasar pada program Mengenal Lingkungan.
“Di
media sosial harus singkron, jangan sampai selfie, mukanya doang tapi caption-nya
cerita lain,” ucap
Amy.
Lalu
Amy menceritakan asal mula postingan tersebut adalah pengalaman tak
terduga dari seorang anak yang menyatakan lebih suka ngobrol dengan mbak-nya
ketimbang ayah dan ibunya. Pesan yang ingin disampaikan di caption yang
diperlihatkan itu adalah mengenai orang tua yang tidak lagi dipercayai anaknya
karena terlalu “sibuk” dengan dunia mereka. Amy ingin menyampaikan pesan sebab jangan-jangan
banyak orang tua yang tidak tahu problema apa yang bisa muncul dari reaksi
orang tua yang tidak tepat kepada anaknya.
Selanjutnya
kami diberi tugas posting Instagram dengan caption yang
menunjukkan apa yang kami rasakan. Sepanjang pengerjaan, Amy tak hentinya
membantu dan memberikan masukan kepada kami. Ini asyiknya mendapatkan nara
sumber seorang psikolog.
Caption Instagram saya untuk tugas yang diberikan |
Pada akhir
pertemua, Amy memperlihatkan Script program televisi untuk Kreator
Nongkrong yang di-support oleh Siberkreasi. Bagi para peserta yang mampu
dan bisa sejalan dengan Kreator Nongkrong, bisa saja ada jalan untuk di-support
pula oleh Kreator Nongkrong.
Naah,
ayo teman-teman alumni Training of Trainer School of Influencer Makassar
yang punya kemampuan membuat karya visual dan membuat script … ini
tantangan, lhoo.
Makassar, 30 Desember 2018
Masih
ada sambungannya ….
Ini
baru tulisan ketiga.
Baca
tulisan sebelumnya:
- School of Influencer: Menjadi Influencer Positif
- School of Influencer: Jadi Influencer yang Menginspirasi dalam Public Speaking
Baca
juga:
- Sekilas Tentang Konvensi Hak Anak dan Undang-Undang Perlindungan Anak
- Pentingnya Peran Media dalam Melindungi Hak Anak
- KPPPA, Tentang Partisipasi Media dalam Menulis Isu Perempuan dan Anak
- Sudut Pandang Hukum yang Bisa Digunakan dalam Menulis Kasus Kekerasan pada Perempuan dan Anak
- Menuju Advokasi Peliputan dan Penulisan Isu Perempuan dan Anak
Share :
Wah sama ya, saya juga memulai tulisan dengan IDE dan ALASAN. Tepi kalau saya, idenya mentok, alasan untuk mentok menulis pun tersusun dengan baik... hikss.
ReplyDeleteManusiawi sih ya kalau ada kendala hehe tapi semoga kendala tidak menjadikan alasan untuk berhenti menulis.
Deletedalam satu postingan ini detail skali penjabaran materi yg sudh kk terima slama training, saya pun jd berasa ikut dlm training itu sendiri.
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga bermanfaat. Kalau sempat ikut kegiatannya tahun mendatang, sepertinya bakal ada lagi :)
DeleteMenurut saya, konten yang baik itu gak hanya keren secara visual atau tulisan tapi juga harus bermanfaat buat yang melihatnya.
ReplyDeleteBeruntungnya kak Niar bisa belajar langsung dari mbak Ami Kamila.
Memang betul, palig ideal ada manfaatnya. Kalau bagi para penulis skenario, mereka membuat tulisan yang bisa menjadi film.
DeleteSeperti salah satu poin dalam training tersebut: peduli konten baik, secara tidak langsung artikel ini sudah ikut berkontribusi untuk konten baiknya. Saya jadi ikut terlibat dalam training dan poin-poin penting yang dijabarkan saya dapat, diantaranya ide hrs dimulai dari alasan yang lebih personal, ide bisa muncul dari adanya gap antara teori dengan realita, dan ide harus diekskusi untuk jadi karya.
ReplyDeleteTerimakasih, ini sangat bermanfaat sekali bagi saya
Terima kasih banyak sudah membaca, ya mas Irsyad :)
DeleteTertarikka dengan poin "orang itu tertarik dengan hal yang sama dengan dirinya" , jadi kalau mau dapat respon positive dari netizen yaaa harus jadi netizen yg baik sebelumnya... Jejak digital memang kejam.. disaat orang2nya sudah move on, ehh ada kenangan di sosial media yg mengingatkn.
ReplyDeleteKerennya ini mba amy yaaa kak,dia menulis tp bukan sekedar menulis. Seperti ada ungkapan perasaan yg disampaikan..
Iya, ada juga hadits yang pesannya seperti itu Ul. Kita akan bertarik-tarikan dengan yang punya kemiripan dengan kita
Deletemakasih sharingnya selalu informatif
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir, Mbak
DeleteInformasinya sangat bermanfaat. .benar yah, Sebagai content creator kita harus crosscheck dulu konten kita itu dengan dampak yang dihasilkan nnti buat para nitizen. .Terutama yg prank.. Pengalaman ada tmn youtuber Makassar kena tampiling di Losari napakamma prank.
ReplyDeleteWeh, kena tampiling ki? Ddeh masih mau dia ma-prank orang? Semoga kapok mi dan cari yang lebih bermanfaat.
Deleteterima kasih tips nya sangat membantu
ReplyDeleteTerima kasih sudah membaca
Deletesalut sama kakak :)
ReplyDeleteAh, Saya cuma share hehe
Deleteiya benar sekali, kita harus peduli dengan konten-konten yang baik
ReplyDeleteSetujuuuu
Deleteterima kasih kak, tips-tips yang telah di share
ReplyDeleteTerima kasih sudah membaca
Deletebenar juga terkadang ide memang muncul ketika ada permasalahan
ReplyDeleteYes Dan kalo ketemu ide, segera eksekusi
DeleteWahh... materinya sebagian membahas apa yang kita bahas di grup kakak. Dan saya membutuhkan pencerahan soal bersosialisasi.
ReplyDeleteAyo sama² belajar 😍
Deletemakasih Mba saya jadi tercerahkan
ReplyDeleteTerima kasih sudah membaca
DeleteTerima kasih untuk sharing konten ini kak. Kadang-kadang saya juga suka asal dalam membuat konten. ternyata konten yang baik harus memenuhi banyak kriteria juga.
ReplyDeleteWah tulisan² ta' bagus. Saya belum menemukan yang asal-asalan. Terima kasih sudah membaca, Daeng.
DeleteLangsungka stalkin IG nya mbak Ami terus follow hehehe...
ReplyDeleteBetewe, ini tulisan ketiga di. Mo cari tulisan sebelumnya de, pasti banyak ilmunya kayak postingan ini.
Silakan, Kaaak, banyak sekali hal bermanfaat di acara ini.😍
DeleteBermanfaat sekali ya kak apa yang diberikan siberkreasi. Coba saya juga bisa ikut, pasti senang sekalika itu. Kira-kira ada ndak acara beginian tahun 2019 kak?
ReplyDeleteSepertinya akan ada lagi, Yani. Ikut ya kalo ada.
DeleteTernyata banyak pelajaran yang bisa diambil di sini. Waktu itu ngga sempat datang. Beruntung bisa mamlir di sini kak 😍
ReplyDeleteYuuk, masih ada tulisan lain lhooo, silakan telusuri blogku 😍
DeletePas sampa di bagian ini:
ReplyDelete"... semakin personal alasan itu maka semakin mudah untuk menulis."
Aku berbisik, "Iyesss, ini gue banget!"
Yes, pas Kan yaa. Semangat terus ya Mbak Annaaa
DeleteLuar biasa materi yang disampaika oleh para mentor di siberkreasi kemarin itu. Mba Amy Kamila,keren sekali materix, jadi tau banyak bagaimna membuat skenario dan itu menjadi penting digunakan untuk persiapan konten video
ReplyDeleteYes, Kita beruntung ya bisa ikut.
Deletemasa lalu menjadi karya!
ReplyDeleteini bisa dibilang saya banget kak, perjalanan2 liburan beberapa tahun lalu, saya coba tuliskan kembali untuk berbagi cerita dan sebagai pengingat diri tentang sejauh apa sudah melangkah ...
dan tips yang ditulis di blog ini bermanfaat sekali untuk menulis cerita2 selanjutnya di blogku 😊
Sudah tulisan ke berapa ini kak? Saya masih tahap mengumpulkan tulisan, semangatnya sudah ada hahahaha
ReplyDeleteKeren motivasi dari mbak Amy, saya paling suka bagian alasan personal untuk menulis