Materi
ini merupakan materi kedua pada hari kedua Training of Trainer School of Influencer yang berlangsung pada tanggal 12 November di Hotel Santika
Makassar. Materi ini sangat penting buat influencer ataupun para
pengguna Instagram biar para follower senang melihat foto-foto kita.
Jangan sampai di-unfollow karena
menyajikan foto yang jelek ehm, ini sih noted for myself hehe.
Menurut
Rendy untuk dipajang di media sosial, cukup pakai HP. Jika masih jelek, itu
berarti kitanya yang belum paham menggunakannya. “Yang penting bukan alatnya
melainkan siapa yang menggunakannya,” ujar Rendy.
Kamera
pada HP juga memiliki pengatur seperti aperture, shutter, dan
sebagainya. Sensor pada HP besar, pada kamera sensornya kecil. Tapi siap-siap
saja dengan kedatangan HP yang memiliki sensor 48 MP. Kalau punya banyak uang,
boleh tuh.
Cara
kerja kamera sama seperti cara kerja mata. Biasakan menggunakan mata dalam
melatih menangkap frame. Agar terbiasa menangkap mana yang menarik untuk
dituangkan dalam infografis misalnya atau ditangkap dalam kamera HP. Seringlah
melatih mata, jika segala sesuatunya menarik, ketika pegang kamera kita akan
menjadi lebih jeli.
Mari
berkenalan dengan cahaya dulu. Cahaya disebut exsposure. Cahaya mencapai
sensor hingga mencapai film atau sensor kamera menciptakan gambar. Exsposure
dipengaruhi oleh 3 elemen: shutter speed, aperture, dan ISO/ASA.
Exsposure
Shutter Speed atau Kecepatan Rana
Shutter
speed adalah lamanya
shutter terbuka. Shutter adalah alat di kamera yang bekerja
dengan membuka dan menutup. Fungsinya adalah mengatur jangka waktu cahaya yang
masuk ke dalam kamera agar ditangkap oleh film/sensor.
Jika
mengambil gambar mobil bergerak yang terlihat blur, berarti kita tidak
mengatur shutter speed-nya. Ada teknik pengamilan gambar misalnya di
MotoGP yang mobilnya terlihat freeze padahal sedang bergerak – itu
teknik panning, dengan shutter cepat, seper sekian detik. Aih,
saya suka nih, hal paling mendasar dari fotografi.
Simulasinya
adalah dengan mengedipkan mata. Semakin cepat mengedipkan mata potongan gambar yang “dihasilkan” semakin
cepat dan gambar beku. Sedangkan kalau shutter-ny
Aperture atau Bukaan Lensa
Nilai
dari aperture akan menentukan banyaknya cahaya yang diteruskan oleh
lensa hingga ditangkap oleh film/sensor. Simbol aperture adalah F per
angka pembagi tertentu. Contohnya adalah F/8 yang artinya lensa tersebut akan
terbuka dengan diameter sebesar 1/8 dari panjang focal lensa (focal
length).
Contoh,
gambar bunga. Ada yang bunganya jelas, back ground-nya jelas dan ada
yang gambar bunganya jelas, back ground-nya blur. Nah, itu
berarti berbeda pada aperture-nya. Jika aperture kecil 1,4 – 1,8
itu berarti bukaan besar, menghasilkan gambar yang di depan fokus sementara
yang di belakang blur.
Kebalikannya,
jika aperture besar berarti bukaannya kecil. Fokusnya rata. Gunanya buat
apa, sih? Tergantung penggunaannya, hehe. Jadi kalau berfoto keluarga, jangan
sekali-sekali menggunakan aperture kecil. Kalau diambil rata semua,
semua anggota tertangkap kamera tapi konsekuensinya gambarnya lebih gelap
karena cahayanya sedikit.
Kamera
HP biasanya aperture-nya 2.0 makanya bisa bokeh. Namun kadang kita
bingung, kadang bisa bokeh kadang ndak, naah yang berikut ini yang perlu
diketahui sehubungan dengan hal itu:
Macro dan bokeh, pakai HP saya. |
ISO/ASA/DIN
(Sensitivitas Sensor/Film)
Sebenarnya
ISO adalah singkatan dari International Standadization Organization. Dalam
dunia fotografi, ISO menjadi sebutan untuk tingkat sensitivitas sensor. Jika
nilai ISO semakin besar maka gambar yang dihasilkan semakin terang tetapi noise/grain
yang dihasilkan juga lebih banyak.
“ISO
menentukan kemampuan sensor menangkap cahaya. Kalau ISO-nya kecil, gambarnya
gelap tapi jelas. Kalau ISO-nya besar, gambarnya terang tapi suka ada
bulir-bulirnya (grain). Kalau mau dapat gambar jelas, ISO-nya dikecilin,
kita mainnya di shutter – slow speed. Tapi kalau kita mau gambarnya
terang tapi ada efek grainy-nya, pake ISO-nya yang besar,” Rendy
menjelaskan lebih detail.
“Memotret” Harapan
Mampu teknik motion blur
“Flash
external digunakan untuk motion blur, pakai slow (shutter) speed
kita bisa mendapatkan beberapa shape,” tips ini diberikan Rendy
ketika ada yang berharap bisa memotret motion blur.
Motion blur, gambar dari Pixabay.com |
Commercial photography.
“Menuju
ke sana? Rutin saja posting foto tiap hari. Jangan beli follower (Instagram).
Kalau hashtag-nya tepat dan konsisten kemungkinan besar follower kalian
akan nambah minimal satu follower setiap hari. Jadikan akun
kalian ‘BISNIS’. Karena bisa melihat traffic, ada insight-nya,”
saran Rendy kepada yang berharap bisa mengomersialkan foto-fotonya.
Menyimpan
foto di website penyedia foto semisal Shutterstock juga bisa mendatangan uang.
Rendy bercerita mengenai postingan menggunakan HP yang baru dilihatnya,
“Ada yang posting orek tempe saja, fotonya di-download 512 kali.
Satu download-an, dia dibayar 5000 hingga 7000 rupiah.”
“Kalau
menggunakan foto orang, sebisa mungkin cantumkan credit itu foto siapa.
Kalau mau repost di Instagram ya di-tag orangnya,” imbuhnya.
Rendy
kemudian memperlihatkan foto-foto yang lagi disukai di Instagram. Di antaranya
adalah dari akun Alexander Thian (@amrazing), Christina Tan, dan Cole Rise.
Kelebihan mereka adalah, bisa mengatur pewarnaan foto sehingga terlihat
seragam.
Yes,
sampai sini sudah banyak juga penyampaian Rendy. Pusing? Awalnya iyah tapi
untungnya saya merekam dan mencatatnya jadi bisa menempatkannya di blog
sehingga bisa saya baca sewaktu-waktu sekalian share kepada kalian. Nah,
sebelum terlalu jauh. Mari tentukan dulu tema fotografi yang mau kita dalami –
begitu pesan Rendy Kamil.
Tema Fotografi
Ada
beberapa tema fotografi yang perlu dipelajari:
- Portraiture – ini yang paling mudah menurut Rendy. Fotoin kanan – kiri sudah jadi portraiture.
- Food – foto makanan.
- Macro – dekat sekali dengan obyek sehingga teksturnya kelihatan.
- Pattern – pola, misalnya pola karpet, kain, atap rumah. Pasarnya adalah desainer (seperti desainer baju).
- Architecture – memotret bangunan yang menarik.
- Landscape – pemandangan alam.
- Still life – foto produk, penting mempelajari bagaimana benda yang still (diam) terlihat hidup (life). Staratnya: harus ada instrumen pendukung. Instrumen pendukungnya harus nyambung dengan obyek yang difoto. Jangan sampai memotret sepatu dengan panci sebagai elemen pendukung. Elemen pendukung yang cocok buat sepatu adalah talinya atau kotaknya.
- Street – foto keseharian di jalan, biasanya street photography ini yang merekam pertumbuhan dan perkembangan sebuah kota.
Teknik Fotografi dan Komposisi
Teknik
dan komposisi harus kongruen.
Sumber: akun IG @rendykamil |
Teknik
- Selective focus
- Hypervocal focus
- Panning
- Freezing
- Blurring/slow speed
- Silhoutte
- Bulb
- Zooming
Komposisi
Dalam
komposisi, elemen visual penting. Foto kita itu harus ada garis, ada pola, ada
tekstur, ada warna, ada bentuk, ada kedalaman. Juga ada Prinsip Desain dan
Pesan. “Setiap garis aja beda. Garis horizontal artinya stabil, tenang.
Garis vertikal artinya kokoh, tinggi. Garis diagonal artinya dinamis. Garis
lengkung artinya fleksibel dan sangat dinamis,” ujar Rendy.
Ada 3 Angle Pengambilan
Gambar:
- Atas, untuk memperlihatkan keseluruhan.
- Eye level, sejajar.
- Bawah, memperlihatkan posisi yang “lebih besar” dari obyek foto.
3 Komposisi Dasar dalam Fotografi
- Dead center, obyek di tengah, pakai grid.
- Symetry, tepat di tengah.
- Rule of 3rd. Yang di sepertiga itu lebih menarik perhatian karena “tidak biasanya”.
Aplikasi Editing Foto
Rendy
menyebutkan beberapa, yaitu: Snapseed, Photo Director, Photoshop Express (memportable-kan Photoshop di laptop), dan Adobe Lightroom (jagoan dalam memanipulasi cahaya dan
warna foto).
“Tapi ingat, jangan mengandalkan editing appllication. Kenapa? Kalau foto kalian tidak sesuai dengan yang diinginkan terus diedit, itu sebenarnya kalian mempersulit diri sendiri. Yang pertama – karena tidak sesuai dengan keinginan. Yang kedua – kalau menambahkan elemen yang tidak ada dalam foto kalian itu namanya digital imaging, bukan fotografi lagi. Jangan menyebut itu fotografi!” tandas Rendy.
Oiya,
tentang rasio, penting menentukan rasio yang tepat dan akan meletakkan di mana,
semisal Instastories itu rasionya 9:16. Lalu tentang water mark - water mark
penting kalau kita ingin diakui. Pikirkan tata letaknya, taruh di tempat
yang tak mengganggu point of interest kita.
Selanjutnya
kami ddiberi tugas praktik foto atau mengambil foto yang sudah kami miliki
untuk kemudian di-upload di Instagram. Saya meng-upload foto
dengan caption berikut:
Silakan ketawa baca caption-nya. Itu memang kali pertama saya jelajahi bagian atas Fort Rotterdam seumur hidup saya 😌😁🙈 |
Yeah, keseruan dengan tema fotografi pun
berakhir. Saya ingin share pesan dari Rendy di sini sebelum mengakhiri
materinya. Untuk mengingatkan saya dan teman-teman peserta School of Influncer
Makassar:
“Apa yang kalian miliki bukanlah kehebatan kalian. Tetapi apa yang kalian bagikan, apa yang kalian sebarkan, itulah kehebatan kalian. Dan saya pengen itu dari kalian para calon influencer. Jangan sampai memberikan pengaruh yang negatif. Bagaimana caranya berpengaruh? Dengan cara berbagi!”
Makassar, 3 Januari 2019
Baca
tulisan sebelumnya:
- School of Influencer: Menjadi Influencer Positif
- School of Influencer: Jadi Influencer yang Menginspirasi dalam Public Speaking
- School of Influencer: Menulis yang Bukan Sekadar Konten
- School of Influencer: Komunikasi Visual dan Personal Branding
- School of Infuencer: Sinematografi Smartphone
- School of Influencer: Infografis Informatif
Share :
Yuhuuu saya sepakat sama Kak Rendy
ReplyDelete"Hasil jepretan bergantung siapa di belakang kamera. Bukan melulu apa kameranya."
Saya juga sepakat kalau digital imaging bukan lagi murni fotografi karena sudah ada manipulasi di dalamnya.
Semangat Bunda. Jangan lupa ke galeri Instagram saya di @katalensaku
Yuhuuu, toss Amma.
DeleteBeberapa kali ma' ke @katalensaku gaang. Kereee foto²-nya euy . 😍
Hadeh typo ka' sedeng. Kereeeeen maksudku.
DeleteBermanfaat banget nih mbak... Pengen banget belajar serius fotografi cm blm ada waktunya.
ReplyDeleteYuk belajar dikit-dikit, Mbak Yervi 😘
DeleteTerima kasih bunda atas informasi nya :)
ReplyDeleteWah keren sekali ya :D
ReplyDeleteJadi pingin belajar seni fotografi :D
ReplyDeleteKeren yah
ReplyDeleteTerima kasih bunda ilmunya :)
ReplyDeleteCocok banget ilmunya buat saya nih. Saya masih menggunakan hape saat mengambik gambar. Ya itu memang ada kendalanya, kemampuan kamera hape masih sangat terbatas. Saya juga bermain di shootersock, tapi seleksi photonya sangat ketat. Di IG juga aras arasan karena photonya kena scrop. Terpaksa saya taruh saja di blog yang minim dengan peraturan.
ReplyDelete