School of Influencer: Menulis yang Bukan Sekadar Konten

Rahmi Abda Kamila, nama lengkap dari Amy Kamila, pemateri kedua pada Training of Trainer School of Influencer yang berlangsung di Hotel Lariz pada tanggal 7 November lalu. Amy membawakan materi tentang Menulis Kreatif yang BUKAN SEKADAR KONTEN .


Amy Kamila adalah seorang promotor film yang juga penulis skenario dengan latar belakang pendidikan Psikologi. Dia terlibat dalam banyak film berkualitas, di antaranya adalah Ketika Cinta Bertasbih dan Hanum & Rangga.

Ide Harus Dieksekusi Agar Jadi Karya


“Masa lalu bisa dijadikan karya,” ujar Amy sembari menceritakan beberapa kisah masa lalunya yang kemudian dijadikan tulisan. “Ide tetap ide kalau tidak dimulai tetaplah ide, bukan karya,” ucapnya lagi.

Mulainya dari Mana?


Yang jelas, mulai sekarang karena kalau hanya ide bisa diambil orang jika tak segera dieksekusi. Apakah harus mulai dari ide dulu? Kadang-kadang dalam program rutin, ide tak muncul. Di kalangan para penulis skenario, tantangan itu bisa datang setiap hari. Ketika trending turun, penulis skenario harus segera membuat script baru, diberi tahu pukul 12 malam dan harus selesai pukul 5 subuh. Tentunya berbeda pula tantangan di kalangan para YouTuber.

Amy biasanya memulainya dari IDE dan ALASAN. Sama, ya di kalangan blogger pun seperti itu. Nah, menurut Amy, kita butuh alasan untuk menulis. Semakin personal alasan itu maka semakin mudah untuk menulis.


Setelah itu yang dilakukan Amy adalah menyinergikan alur dan persepsi. Contohnya adalah dalam menyusun script. Kata bahagia dan senang masih harus dideskripsikan lebih detail karena bagi tiap orang maknanya berbeda.

Pentingnya Menulis Deskripsi


Kata “berdebar-debar” contohnya, harus dilukiskan lebih detail – misalnya dengan menuliskan bahwa si tokoh wajahnya memerah. Fungsi script di sini juga memberikan ruang bagi bagian lain, seperti bagian make up untuk bekerja, dengan memberi tambahan warna kemerahan di wajah si artis. Sutradara juga jadi memiliki persepsi yang sama dengan penulis script. Menulis untuk karya layar berarti menulis untuk orang lain sehingga mudah untuk memvisualisasikannya.

Menulis, Manusia, Karya, Sejarah, dan Perilaku


Dengan menulis juga kita berbicara lebih banyak. Berbicara secara verbal hanya tertuju pada orang yang berada pada tempat dan waktu yang sama. Sementara dengan menulis di buku atau media sosial (di blog juga, kan yaa), tulisan kita akan dibaca oleh lebih banyak orang lagi.

“Kenapa sih hal ini penting teman-teman? Karena manusia dan karya itu akan bergelut dengan waktu, sejarah, dan perilaku,” pungkas Amy.

Kita adalah apa yang kita create, termasuk di media sosial. Karya berupa film yang berasal dari sejarah yang dibelokkan bisa lebih memengaruhi penontonnya ketimbang sejarah aslinya. Bisa jadi yang nonton akan menolak sejarah yang sesungguhnya.


Kita menginginkan bertemu pribadi yang positif di media sosial namun pada kenyataannya masih banyak yang menulis hal-hal buruk di media sosial. Padahal jejak di media sosial bisa menunjukkan kepada orang lain seperti apa diri kita.

Recruitment jaman now juga menggunakan media sosial untuk melihat pribadi seperti apa diri kita. Jika kamu pernah mengumpat atasan di media sosial lalu melamar pekerjaan lain, apakah kira-kira tim HRD yang membaca umpatanmu akan menerimamu? Tidak dong, kamu kan bisa saja melakukannya lagi kepada atasan yang baru!

“Kita adalah apa yang kita create,” Amy menegaskan sekali lagi. “Dan manusia itu punya law of attraction. Jadi kita akan tertarik kepada sesuatu yang sama dengan kita,” imbuhnya.

Peduli Konten Baik


Kalau ingin dikenal sebagai pribadi yang baik tapi ngepost-nya yang kasar-kasar ya tentunya akan menarik respon yang juga kasar karena KLIK dengan postingan kita. Bersama Kreator Nongkrong, Amy gencar melakukan kampanye PEDULI KONTEN BAIK.

Caranya adalah dengan membuat konten yang menginspirasi karena bisa berimplikasi pada perilaku hingga menjadi fenomena lalu menjadi inspirasi buat orang lain untuk membuat karya yang serupa lalu jadi berkesinambungan, deh.


Ada yang menarik di sini, ketika Amy menceritakan bahwa alur pada sinetron “adzab” bukan hanya di Indonesia. Amy telah menonton 100 film Korea, 100 film Amerika, dan 100 film Indonesia, dia mendapati kesemuanya memiliki alur yang mirip. Bedanya hanyalah bahwa masing-masing punya identitas, misalnya dari cara shoot-nya. Atau dengan kata lain, perbedaannya ada pada kemasannyaItulah pentingnya menulis di sini, dalam menggambarkan identitas.

Amy menekankan pentingnya membuat karya yang menginspirasi yang bisa menggerakkan orang untuk mengabarkannya secara suka rela. Hati-hati dalam menulis atau membuat karya karena ada yang bisa terlihat sebagai identitas tanpa disadari. Menurut Amy, semua creator punya identitas.

Mengapa Harus Peduli Konten Baik?


Bicara identitas. Asma Nadia misalnya, dalam semua karyanya ada adegan sakit. Amy pernah menulis script dengan gaya yang biasanya ditulis oleh laki-laki – didahului dengan adegan perkelahian. Ternyata apa yang ditulisnya terinspirasi dari fim-film terakhir yang ditontonnya, yaitu film laga. Tanpa disadarinya, apa yang baru dia tonton masuk dalam tulisannya.

“Otak kita nih teman-teman, nggak punya filter,” ucap Amy. Contohnya ketika kita diberikan instruksi untuk TIDAK MEMBAYANGKAN, yang terjadi malah kita membayangkannya. “Ketika menjadi creator, kita harus memperhatikan hal ini. Bayangin kalau teman-teman kita yang melihat (konten negatif) itu dan dia nggak filter itu!” pungkas Amy.

Postingan Amy Kamila yang ditelaah para peserta ToT SoI

Amy sampai pernah menegur keras seorang influencer kelas kakap yang membuat konten negatif – prank yang kemudian ditiru oleh seorang anak sehingga membuat orang tua si anak tegang. Harap diingat bahwa creator dan cara berpikir serta konten yang dihasilkan adalah identitas karya anak bangsa.

Bagaimana kalau sulit mendapatkan ide?


“Ide itu bisa muncul karena adanya permasalahan atau topik penting GAP antara teori dan realita,” ujar Amy.

Amy memberikan contoh, teorinya orang yang menikah itu bahagia tetapi ternyata tidak juga. Nah, itu bisa jadi tulisan. Atau anak orang kaya yang diberikan apapun yang dia inginkan tapi ternyata tidak, bisa juga jadi ide tulisan.

Penting Diperhatikan dalam Mengemas Ide


Mulailah dari hal yang sederhana


Tayangan yang sukses bisa jadi muncul dari hal yang personal. Contoh-contoh iklan yang diriset biasanya idenya personal. Seperti iklan sirup yang di-zoom munculnya pada jam-jam menjelang buka puasa, rasanya seperti masuk ke tenggorokan kita. Libatkan perasaan dalam menuangkan ide ke dalam tulisan dan mulailah sekarang.

Kroscek


Kroscek ide dan bagian cerita dengan norma agama, konten perlindungan anak, konten pornografi, dan norma bangsa.

Jangan biarkan ada celah untuk menjatuhkan karyamu.


Semua proses penting, lho ya. Contohnya dalam contuinity, seperti logika dalam karya. Dalam karya visual misalnya pakaian yang digunakan, apakah cocok dengan zaman atau waktu yang digambarkan. Jangan sampai menggunakan baju yang sama untuk waktu yang berselang beberapa hari misalnya.

Ini mengingatkan saya pada sebuah film yang pernah saya kritik di tulisan karena ada setting-nya pada tahun 1970-an tetapi tokohnya yang digambarkan sangat miskin menggunakan bulu mata palsu yang cetar.

Salah satu posting Instagram @amykamila. Bisa belajar bikin
caption di sini.

Yakinilah Karya Sebagai Tanggung Jawab Creator-nya


Maka perhatikan lagi efek positif dan efek negatif yang mungkin saja muncul dari karya kita.

Lalu?
Yaaa, mulai saja!

Mulailah dari diri sendiri dulu.


Tentunya kalau ingin membuat karya berupa short movie, program TV, apalagi film layar lebar tentunya kita membutuhkan tim.

“Mulai dari hal yang sederhana,” kembali ditekankan Amy. Kami diminta untuk menelaah caption dari postingan Instagram Amy yang berasal dari pengalamannya ketika menjadi nara sumber di sebuah sekolah dasar pada program Mengenal Lingkungan.

“Di media sosial harus singkron, jangan sampai selfie, mukanya doang tapi caption-nya cerita lain,” ucap Amy.

Lalu Amy menceritakan asal mula postingan tersebut adalah pengalaman tak terduga dari seorang anak yang menyatakan lebih suka ngobrol dengan mbak-nya ketimbang ayah dan ibunya. Pesan yang ingin disampaikan di caption yang diperlihatkan itu adalah mengenai orang tua yang tidak lagi dipercayai anaknya karena terlalu “sibuk” dengan dunia mereka. Amy ingin menyampaikan pesan sebab jangan-jangan banyak orang tua yang tidak tahu problema apa yang bisa muncul dari reaksi orang tua yang tidak tepat kepada anaknya.

Selanjutnya kami diberi tugas posting Instagram dengan caption yang menunjukkan apa yang kami rasakan. Sepanjang pengerjaan, Amy tak hentinya membantu dan memberikan masukan kepada kami. Ini asyiknya mendapatkan nara sumber seorang psikolog.

Caption Instagram saya untuk tugas yang diberikan

Pada akhir pertemua, Amy memperlihatkan Script program televisi untuk Kreator Nongkrong yang di-support oleh Siberkreasi. Bagi para peserta yang mampu dan bisa sejalan dengan Kreator Nongkrong, bisa saja ada jalan untuk di-support pula oleh Kreator Nongkrong.

Naah, ayo teman-teman alumni Training of Trainer School of Influencer Makassar yang punya kemampuan membuat karya visual dan membuat script … ini tantangan, lhoo.

Makassar, 30 Desember 2018

Masih ada sambungannya ….
Ini baru tulisan ketiga.

Baca tulisan sebelumnya:
Baca juga:





Share :

42 Komentar di "School of Influencer: Menulis yang Bukan Sekadar Konten"

  1. Wah sama ya, saya juga memulai tulisan dengan IDE dan ALASAN. Tepi kalau saya, idenya mentok, alasan untuk mentok menulis pun tersusun dengan baik... hikss.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Manusiawi sih ya kalau ada kendala hehe tapi semoga kendala tidak menjadikan alasan untuk berhenti menulis.

      Delete
  2. dalam satu postingan ini detail skali penjabaran materi yg sudh kk terima slama training, saya pun jd berasa ikut dlm training itu sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, semoga bermanfaat. Kalau sempat ikut kegiatannya tahun mendatang, sepertinya bakal ada lagi :)

      Delete
  3. Menurut saya, konten yang baik itu gak hanya keren secara visual atau tulisan tapi juga harus bermanfaat buat yang melihatnya.

    Beruntungnya kak Niar bisa belajar langsung dari mbak Ami Kamila.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang betul, palig ideal ada manfaatnya. Kalau bagi para penulis skenario, mereka membuat tulisan yang bisa menjadi film.

      Delete
  4. Seperti salah satu poin dalam training tersebut: peduli konten baik, secara tidak langsung artikel ini sudah ikut berkontribusi untuk konten baiknya. Saya jadi ikut terlibat dalam training dan poin-poin penting yang dijabarkan saya dapat, diantaranya ide hrs dimulai dari alasan yang lebih personal, ide bisa muncul dari adanya gap antara teori dengan realita, dan ide harus diekskusi untuk jadi karya.
    Terimakasih, ini sangat bermanfaat sekali bagi saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih banyak sudah membaca, ya mas Irsyad :)

      Delete
  5. Tertarikka dengan poin "orang itu tertarik dengan hal yang sama dengan dirinya" , jadi kalau mau dapat respon positive dari netizen yaaa harus jadi netizen yg baik sebelumnya... Jejak digital memang kejam.. disaat orang2nya sudah move on, ehh ada kenangan di sosial media yg mengingatkn.

    Kerennya ini mba amy yaaa kak,dia menulis tp bukan sekedar menulis. Seperti ada ungkapan perasaan yg disampaikan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, ada juga hadits yang pesannya seperti itu Ul. Kita akan bertarik-tarikan dengan yang punya kemiripan dengan kita

      Delete
  6. makasih sharingnya selalu informatif

    ReplyDelete
  7. Informasinya sangat bermanfaat. .benar yah, Sebagai content creator kita harus crosscheck dulu konten kita itu dengan dampak yang dihasilkan nnti buat para nitizen. .Terutama yg prank.. Pengalaman ada tmn youtuber Makassar kena tampiling di Losari napakamma prank.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Weh, kena tampiling ki? Ddeh masih mau dia ma-prank orang? Semoga kapok mi dan cari yang lebih bermanfaat.

      Delete
  8. terima kasih tips nya sangat membantu

    ReplyDelete
  9. iya benar sekali, kita harus peduli dengan konten-konten yang baik

    ReplyDelete
  10. terima kasih kak, tips-tips yang telah di share

    ReplyDelete
  11. benar juga terkadang ide memang muncul ketika ada permasalahan

    ReplyDelete
  12. Wahh... materinya sebagian membahas apa yang kita bahas di grup kakak. Dan saya membutuhkan pencerahan soal bersosialisasi.

    ReplyDelete
  13. Terima kasih untuk sharing konten ini kak. Kadang-kadang saya juga suka asal dalam membuat konten. ternyata konten yang baik harus memenuhi banyak kriteria juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah tulisan² ta' bagus. Saya belum menemukan yang asal-asalan. Terima kasih sudah membaca, Daeng.

      Delete
  14. Langsungka stalkin IG nya mbak Ami terus follow hehehe...

    Betewe, ini tulisan ketiga di. Mo cari tulisan sebelumnya de, pasti banyak ilmunya kayak postingan ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silakan, Kaaak, banyak sekali hal bermanfaat di acara ini.😍

      Delete
  15. Bermanfaat sekali ya kak apa yang diberikan siberkreasi. Coba saya juga bisa ikut, pasti senang sekalika itu. Kira-kira ada ndak acara beginian tahun 2019 kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya akan ada lagi, Yani. Ikut ya kalo ada.

      Delete
  16. Ternyata banyak pelajaran yang bisa diambil di sini. Waktu itu ngga sempat datang. Beruntung bisa mamlir di sini kak 😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuuk, masih ada tulisan lain lhooo, silakan telusuri blogku 😍

      Delete
  17. Pas sampa di bagian ini:

    "... semakin personal alasan itu maka semakin mudah untuk menulis."

    Aku berbisik, "Iyesss, ini gue banget!"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, pas Kan yaa. Semangat terus ya Mbak Annaaa

      Delete
  18. Luar biasa materi yang disampaika oleh para mentor di siberkreasi kemarin itu. Mba Amy Kamila,keren sekali materix, jadi tau banyak bagaimna membuat skenario dan itu menjadi penting digunakan untuk persiapan konten video

    ReplyDelete
  19. masa lalu menjadi karya!
    ini bisa dibilang saya banget kak, perjalanan2 liburan beberapa tahun lalu, saya coba tuliskan kembali untuk berbagi cerita dan sebagai pengingat diri tentang sejauh apa sudah melangkah ...

    dan tips yang ditulis di blog ini bermanfaat sekali untuk menulis cerita2 selanjutnya di blogku 😊

    ReplyDelete
  20. Sudah tulisan ke berapa ini kak? Saya masih tahap mengumpulkan tulisan, semangatnya sudah ada hahahaha

    Keren motivasi dari mbak Amy, saya paling suka bagian alasan personal untuk menulis

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^