Such a busy day in my life! Dari Smada Makassar Hingga Kampus Unhas! Tanggal 16 November lalu, pagi hari saya dimulai di luar rumah, di SMA penuh kenangan: SMAN 2 Makassar. Sebenarnya dimulai jam 6 pagi, dengan acara jalan pagi bersama tetapi saya tak bisa meninggalkan rumah sepagi itu karena harus mempersiapkan sejumlah hal terlebih dulu.
Maklum,
ibu mertua tinggal bersama kami sekarang jadi saya tak bisa meninggalkan rumah
pada pagi hari dengan hanya memberi catatan kepada anak-anak: “makan siang hari
ini kalian masak mie instan saja dulu, ya!” Tentu saja tak bisa demikian.
Kasihan Nenek.
Road to TSN Smada Makassar
Saya
pergi Bareng Diana, teman sekelas di SMA. Kami tiba sekitar pukul 08.30. Ridwan,
sang ketua angkatan 92 yang melihat saya datang, menyapa, “Jalan pagi di mana?”
Saya menjawab asal sembari tersenyum kecil, “Di rumah.” Tidak asal juga sih sebenarnya
karena memang “jalan pagi” saya adalah mondar-mandir di dalam rumah saja,
mempersiapkan sejumlah hal hehe.
Setelah
bertegur sapa dengan sejumlah orang, saya baru menyadari yang sedang menyanyi
di atas panggung adalah Fadly “Padi”. Penyanyi terkenal itu alumni Smada
Makassar juga. Dia angkatan 93. Fadly tengah menyanyikan lagu Tanpa Batas
Waktu, sinetron Ikatan Cinta yang kondang tahun 2020 lalu.
Saya mendekat ke arah panggung dan mencoba mengambil foto dan video suasana di atas panggung. Kapan lagi melihat Fadly menyanyi dari jarak dekat, yekan? 😄
SMAN
2 Makassar ramai sekali pagi itu. Berbagai angkatan memenuhi bagian dalam sekolah.
Dari yang berambut putih sampai yang masih muda ada di sana. Hari itu
dilangsungkan acara bertajuk “Road to TSN”. TSN adalah kepanjangan dari Tudang
Sipulung Nasional.
Untuk
orang Bugis-Makassar, istilah tudang sipulung digunakan untuk aktivitas
“duduk bersama” untuk memusyawarahkan sesuatu. Tujuannya untuk untuk memecahkan
masalah, mengambil keputusan bersama, atau menyepakati suatu hal demi kebaikan
bersama, menjunjung tinggi nilai kebersamaan, saling menghargai, dan mufakat
untuk menjaga kedamaian dan persatuan.
Kalau
dulu istilahnya “reuni akbar”, di mana saat reuni diadakan, semua angkatan berkumpul, melakukan
aktivitas bersama. Kegiatan tanggal 16 November itu bisa dikatakan sebagai “pra
reuni akbar” atau “pra TSN”. Di acara ini ditetapkan ketua TSN yang akan berlangsung tahun 2026 adalah Kakak Uci Wawo (angkatan 91).
Udara
terasa panas tetapi wajah-wajah yang hadir tampak gembira. Saya pun selalu saja
merasa gembira ketika bertemu teman-teman seangkatan semasa SMA. Saya sempat
melihat-lihat booth-booth UMKM yang menjual aneka makanan dan minuman.
Tadinya pengen beli lauk buat tambahan lauk makan siang tetapi tidak
melihat ada yang cocok untuk dibawa pulang.
Dari
Smada, sejumlah teman cewek sepakat langsung menuju acara pernikahan anak
Syamsari, teman seangkatan kami tanpa berganti baju terlebih dulu. Jika tak
berniat ke kampus Unhas yang kemungkinannya pulang sore, saya ikut dengan
mereka. Saya nebeng Diana sampai rumah, Diana melanjutkan perjalanan ke
Hotel Unhas, tempat dilaksanakannya acara pernikahan.
Heran
juga ibu-ibu ini, tidak mementingkan penampilan padahal masih pada mengenakan
pakaian olahraga haha. Tapi seru sih karena beramai-ramai.
Kalaupun harus malu, tak sendirian malunya wkwkwk.
Saya
harus pulang dulu untuk masak sayur dan memastikan makan siang siap. Lalu
berganti pakaian untuk ke pesta pernikahan. Setelah itu ke kampus Unhas, nonton
putriku pentas teater.
Nonton Pentas Seni di Unhas
Untungnya
lokasi pesta pernikahan berdekatan dengan tempat pelaksanaan acara putriku,
sama-sama di lingkungan kampus Unhas
Tamalanrea yang asri, jadinya mudah mobilitasnya. Saya ke pesta bersama si
sulung. Hanya sebentar di sana, kami cus ke departemen putriku.
Saat
tiba di lokasi pentas – persis di depan dekanat, masih sedikit orang tua
mahasiswa baru yang datang, terlihat dari kursi yang masih banyak yang kosong.
Seperti biasa, saya mencari tempat duduk paling duduk yang sekiranya posisinya paling
nyaman untuk melihat pentas.
Konon
acara dimulai jam 13.00. Saya tiba sekitar pukul 13 lewat 20-an menit. Masih
menunggu sampai pukul 14 lewat barulah acara benar-benar dimulai. Para
mahasiswa baru satu departemen unjuk kebolehan dalam pentas nyanyi, tari,
teater, dan fashion show. Setelah latihan intens selama 2 pekan tanpa
jeda, pertunjukan mereka membuahkan hasil.
Awalnya
saya inginnya putriku tidak kebagian peran saja karena latihannya sampai di
atas pukul 10 malam namun rupanya dia memilih peran yang termasuk dalam 20
tokoh penting dalam pentas teater. Saat sudah pasti dapat peran, latihannya
malah bisa mundur sampai pukul 12 malam. Ibu mana yang tak deg-degan
akan hal ini?
Urusan
menjemput alhamdulillah bukan masalah karena ayahnya anak-anak bersedia
menjemput dan menunggui sampai jam berapa pun selesai latihannya. Namun
demikian, saya khawatir dengan kesehatan putri saya dan kesehatan suami yang
mana mereka pulangnya sampai tengah malam.
Bersyukurnya,
Allah menjaga kami. Sampai pentas tiba, putriku sehat wal’afiat. Saya dan
suami mendukungnya penuh karena kegiatan puncak berupa pentas seni itu
merupakan pengkaderan mahasiswa di departemennya. Selama pengkaderan, mahasiswa
baru dibimbing oleh para senior yang sekarang diistilahkan dengan “kakak
tingkat”(kating).
Tak
apalah, pembelajaran selama pengkaderan in syaa Allah akan bermanfaat
buat putri kami nantinya. Berhubung kami juga dulu aktif di lingkup
kemahasiswaan di Fakultas Teknik dan jurusan Teknik Elektro Unhas di masa kami masih
jadi mahasiswa dan mengalami pembelajaran yang sangat bermanfaat.
Kalau
saya perhatikan, putriku telah belajar tentang dedikasi, integritas, tanggung
jawab, kerja sama dalam tim, relasi senior-yunior yang khas di kampusnya,
pentingnya manajemen waktu, pentingnya manajemen kegiatan, mengekspresikan
pikiran dengan tepat, bagaimana pentingnya role mode senior, dan pentingnya olah fisik.
Sore
hari, saya pulang duluan dengan si sulung. Putriku masih ditunggui oleh ayahnya
karena pentas tari terakhir belum selesai dan setelah itu masih ada prosesi
penerimaan mahasiswa baru oleh pengurus lembaga kemahasiswaan tingkat departemen
(fakultas). Qadarullah-nya, acaranya baru selesai sekitar jam 11 malam.
Saya
bukan orang yang mobile. Hari itu, pulang ke rumah jelang magrib,
beraktivitas sejak pagi di luar rumah, merupakan salah satu hari tersibuk di
luar rumah sepanjang menjalani peran sebagai orang tua. Demikian tulisan ringan
kali ini, terima kasih sudah membaca sampai akhir.
Makassar, 9 Desember 2025
Share :



0 Response to "Dari Smada Makassar Hingga Kampus Unhas"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^