Menghadiri Penamatan Sekolah Entrepreneur Tahfidz untuk Muslimah - Saya pikir saya terlambat datang ke Wisma Kalla pada Kamis 23 Mei pagi. Saya mengirimkan pesan kepada Liza yang kerap disapa Ustadzah Liza yang mengundang, menginformasikan keterlambatan saya ke acara Penamatan Santri Tahfidz.
Saat tiba di lantai 2 Wisma Kalla, dari ujung tangga hingga
dekat Saoraja
Balroom berjejer booth-booth yang
memajang aneka makanan, minuman, dan produk lain. Saya memfokuskan pandangan ke
pintu masuk ruangan. Masih pagi, pandangan jangan sampai tergoda dengan yang
enak-enak. 😅
Di depan pintu masuk ada
meja registrasi. Saya menyodorkan undangan yang dikirimkan ketua panitia yang
bernama lengkap Nurkhalisha, S.Sos via WhatsApp kepada salah seorang penerima tamu di meja registrasi. Oleh
petugas registrasi, saya diminta menuliskan nama. Dia memberikan goodie bag dan
mempersilakan saya masuk ke dalam ruangan besar di lantai 2 Wisma Haji Kalla
itu.
Tak dinyana, saya bertemu
dengan Mardathillah dan adiknya yang akrab saya sapa dengan “Umminya Naurah” di
dalam ruangan. Senangnya, ada yang saya kenal di dalam ruangan besar ini. Oleh
Thillah, saya diarahkan ke jejeran kursi bagian depan, tempat para
undangan.
Pandangan mata saya
terpaut pada seorang ibu yang saya kenali, beliau sedang bersama anak lelaki
kecilnya. Aih, ada Ibu Meisil! Sejak kemarin saya ingin WA ibu satu ini,
menanyakan apakah akan datang ke acara ini, sayangnya kelupaan terus. Senangnya
bisa bertemu di acara ini. Syukurnya, acara belum dimulai sehingga kami
masih sempat berfoto bersama dan sedikit berbagi cerita.
Ustadzah Liza |
Acara diawali dengan
pemberian apresiasi kepada peserta tercepat. Beruntung sekali ibu dari
kapubaten Gowa yang mendapatkan hadiah. Lalu pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an
dilantunkan dua santriwati dengan syahdu.
“Mendidik generasi, utamanya perempuan yang bisa mencontoh Ibunda Khadijah radhiyallahu ‘anha. Itulah tujuan kita, bagaimana generasi ini bisa meneladani sosok Ibunda Khadijah. Bukan saja sebagai seorang wanita yang mulia akhlaknya yang bagus agamanya tetapi juga in syaa Allah punya kemampuan dan kapasitas untuk menjadi seorang wirausaha atau entrepreneur sehingga kegiatan ini kita laksanakan menjadi wadah untuk kita sama-sama belajar,” sambutan Liza yang tegas, lugas, dan lantang membuat saya terkesiap.
Siapa yang tak mengagumi
sosok istri Rasulullah ini. Allah dan malaikat Jibril bahkan menitipkan salam
padanya. Dialah sosok pebisnis pada masanya yang sangat mendukung dakwah suaminya.
Sungguh role model yang tepat untuk mendidik perempuan masa kini agar
berdaya, berakhlak, beriman, sekaligus tangguh di Sekolah Entrepreneur Tahfidz Muamalah
Al-Qudsiyah.
Dr. H. Aliman, LC, M.Fil.I yang juga suami Liza memberikan sambutan
selaku ketua yayasan. Beliau menyampaikan mengenai pentingnya membangun
peradaban dari sisi sumber daya manusia, infrastruktur, dan juga akhlak yang
sesuai al-Qur’an. Selain itu, anak-anak sekarang perlu dibekali dengan soft
skill agar bisa mandiri dengan kegiatan kewirausahaan.
“Sebagai informasi, anak-anak kita ini sudah mampu membuat pisang ijo, sabun yang seperti kualitasnya dengan merek-merek terkenal. Mereka sudah mampu melakukan marketing mencari pelanggan, mampu memasarkan produknya,” ungkap Dr. Aliman.
Dr. H. Aliman, LC, M.Fil.I |
💚💚💚
Salah satu berkah ngeblog
yang juga manfaat menulis yang saya alami adalah dipertemukan dengan
orang-orang positif. Salah satunya adalah adek Ustadzah Liza ini.
Saya tahu dirinya seorang social
entrepreneur ketika menghadiri sebuah acara sekira 11 tahun lalu. Liza
belum kenal saya waktu itu karena dia ada di atas panggung bersama para finalis
wirausaha muda mandiri. Satu-satunya perempuan yang ada di panggung dalam
sebuah kompetisi yang diadakan sebuah bank milik pemerintah, jelas saja saya
sangat terkesan.
Bertahun-tahun kemudian Allah
mempertemukan kami dalam berbagai kesempatan. Saya menghadiri berbagai
aktivitas yang digelar Liza yang selalu saja membuat saya terkesan.
Kecintaannya akan Palestina mengajak saya secara tidak langsung untuk ikut
mencintai Palestina. Keuletannya dalam berbisnis dan berkegiatan sosial juga
meninggalkan kesan mendalam dalam diri saya.
Kamis lalu saya
berkesempatan menghadiri penamatan pertama SEKOLAH ENTREPRENEUR TAHFIDZ
MUAMALAH AL QUDSIYAH, sebuah sekolah yang digagas Liza pendiriannya.
Saya ikut menyaksikan dari
jauh bagaimana perjuangan Liza mendirikan dan melangsungkan proses
belajar-mengajar di sekolah ini. Tetapi baru saat Kamis 23 Mei itu saya tahu
lebih detail lagi, tentang bagaimana para santriwati diajar berbisnis dengan
segala seluk-beluknya selain menghafal al-Qur'an.
Hari itu Sekolah
Entrepreneur Tahfidz Muamalah Al Qudsiyah mulai berbuah manis dengan kelulusan
angkatan pertamanya untuk tahap setara SMP. Senang sekali bisa menjadi salah
satu saksi mata.
Makassar,
10 Juni 2024
Bersambung
Kepada Ustadzah Liza dan keluarga: turut berdukacita atas wafatnya ibunda Sitti Bahriah Bonto padah 9 Juni 2024. Semoga Allah melapangkan kuburnya dan melimpahinya dengan kasih sayang. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kelapangan untuk terus mengalirkan amal jariyah kepada almarhumah.
Baca cerita-cerita saya di
aktivitas yang digagas Liza di dalam tulisan-tulisan ini:
- Gaun Pengantin Muslimah Gratis dari Haflah Wedding
- Mengunjungi Butik Haflah Bersama Kasih Palestina
- Komunikasi Cinta: Sebuah Seni Merawat Cinta
- Hayya: Kisah Kasih Palestina – Indonesia
Share :
0 Response to "Menghadiri Penamatan Sekolah Entrepreneur Tahfidz untuk Muslimah"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^