Di Balik Kisah Sukses Stephanie Handojo

Di Balik Kisah Sukses Stephanie Handojo - Menyimak IGTV di akun Instagram @anastasiaretnopujiastuti ini saya kembali dibuat kagum oleh Stephanie Handojo (Fani). Sebagai peraih medali emas pada cabang renang nomor 50 meter gaya dada di Special Olympic Athena tahun 2011, saya sudah pernah mendengar namanya.

Namun dalam perbincangan yang berlangsung live pada 4 Juni 2020 kali ini ada insight baru yang saya peroleh dari perempuan usia 28 tahun dengan kekhususan down syndrome ini.


Kesan saya pertama kali melihat caranya bersikap dan bereaksi dalam tanya jawab dengan Mbak Nana – sapaan dari pemilik akun @anastasiaretnopujiastuti adalah bahwa Fani ini sosok yang cerdas. Mbak Nana sering mempergunakan istilah tumbuh-kembang dan Fani adalah contoh sosok perempuan yang bertumbuh kembang dalam keunikannya.

Stephanie Handojo Piawai Melakukan Hal-hal Ini


Prestasinya dalam bidang olahraga tak diragukan lagi. Fani ini atlit renang yang pada tahun 2016 lalu menerima penghargaan sebagai PAHLAWAN OLAHRAGA di MNCTV. Dia pun penyuka bowling yang berharap bisa berprestasi dalam cabang olahraga itu.

Bukan hanya jago berenang dan bowling, Fani juga piawai menekuni merajut dan memasak. Karya rajutannya diperlihatkannya kepada penyimak siaran IGTV Mbak Nana.


Pada tahun 2012 nama Stephanie Handojo masuk dalam rekor MURI sebagai pemain piano untuk 22 lagu nonstop selama 2 jam. Sungguh stamina dan kemampuan yang luar biasa, ya.

Putri sulung dari Maria Yustina dan Santoso Handojo ini telah menyampaikan presentasi dan pidato ke sentero negeri hingga luar negeri. Brand yang pernah bekerja sama dengannya seperti Nutrifood, Bintang Tujuh, dan Uniqlo. Dia juga telah mendatangi berbagai sekolah hingga ke daerah-daerah lain di Indonesia.

Fani juga merupakan sosok yang relijius. Dia suka menyimak ibadah gereja online. Mbak Nana pun bersaksi bahwa ketika dirinya pernah menginap bersama Fani, di pagi hari dilihatnya Fani sudah bangun dan berdoa di dekatnya, mendoakan kesembuhan Mbak Nana yang sedang sakit.

Video Kumparan tentang Stephanie Handojo

Oya, pada Special Olympic International silam itu, Fani dipilih sebagai international global messenger. Yaitu sebagai atlit yang  menyuarakan suara para penyandang disabilitas. Dia menyuarakan respek, agar masyarakat mau bersahabat dengan penyadang disabilitas. Fani melakukan tugasnya itu selama 4 tahun.

Di IGM itulah Fani diajarkan menemukan diri sendiri, kelebihan-kelebihannya. Fani menjadi jauh lebih percaya diri di bahkan di bidang non olahraga. Fani bisa berpidato dan presentasi. Saat ini waktunya juga diisi dengan kebiasaan mengisi teka-teki silang dan nonton channel masak di YouTube.

Hal-hal Istimewa di dalam Diri dan Sekeliling Stephanie Handojo


Tentunya bukan simsalabim jika Fani sekarang bisa sampai di titik ini. Ada masa-masa sulit sebelum keberhasilan diraih. Kesuksesan yang kita saksikan sekarang didukung oleh hal-hal istimewa ini

Kekuatan Diri


Sekarang ini, Fani sering mengatakan ini untuk memotivasi: “Fokus pada yang kita bisa, bukan pada yang kita tidak bisa.”

Pada dasarnya, Fani sosok yang gigih dan berdaya juang tinggi. Ketika memulai sesuatu, dia tak berhenti di tengah-tengah sebelum berhasil. Menurut Mbak Nana, ketika berkompetisi di Athena sebenarnya Fani start-nya terlambat namun dia tak menyerah begitu saja, tetap berjuang hingga berhasil meraih medali emas.

Stephanie dengan craft rajutannya.

Fani memegang motto let me win if I cannot win let me be brave in the attempt. Biarkan aku menang jika aku tidak bisa menang, biarkan aku menunjukkan keberanian dalam berusaha. Terjemahan bebasnya kira-kira begitu. Masa pandemi ini bisa kita lewati dengan menjadi diri sendiri. Tidak akan bosan dengan menjadi diri sendiri.

Dukungan Cinta Ibu dan Keluarga


Ibunda Fani menyadari sejak awal jika Fani harus dibekali dengan hal-hal yang bisa membuatnya kelak mandiri dan tidak merepotkan siapapun, bahkan adik-adiknya sendiri. Sejak awal melatih Fani berolahraga dan bermain piano, lanjut dengan memanggil guru les yang bisa mengajari Fani dengan lebih baik.

Dalam wawancara di IGTV Fani mengatakan bahwa di masa pandemi ini, keluarga mendukung dan membantunya melakukan hal-hal yang dia senangi.

Dukungan PRH Indonesia


PRH International Indonesia, dalam hal ini Mbak Nana mendampingi Fani menemukan jati dirinya sendiri. Dengan demikian Fani menemukan potensi dirinya dan terus mengembangkannya, bukannya fokus pada keterbatasannya.

“Setiap manusia sama, punya kesempatan menjadi dirinya sendiri, itu yang mau kita lihat dari seorang Fani,” ucap Mbak Nana.

Harapan Stephanie Handojo untuk Indonesia


Situasi pandemi saat ini menimbilkan banyak tantangan. Fani merasa takut pada masa awal PSBB tetapi dia mencari sendiri informasi dan akhirnya tahu bahwa orang sekarang harus menjalankan protokol seperti pakai masker dan cuci tangan.


Fani mengakui yang tidak disukainya di masa pandemi ini adalah dia tak bisa beribadah di gereja seperti dulu, juga tak bisa bertemu teman lagi. Namun Fani tetap fokus pada apa yang dia bisa, bukan pada apa yang dia tak bisa. Bahkan dia open order craft rajutnya.

Hal positif yang dilihatnya dalam masyarakat saat pandemi ini adalah keinginan masyarakat untuk saling tolong-menolong. Harapannya dalam masa new normal supaya teman penyandang disabilitas bisa tetap aktif. Fani berpesan  kepada pemirsa supaya tetap berolahraga supaya sehat dan jadilah diri sendiri dengan melakukan apa yang kita bisa.

Pesan-pesan inklusif terus digaungkan Fani. Dari video-video tentangnya yang saya tonton saya menyimak apa yang dikatakannya. Begitu pun dari wawancara di IGTV Mbak Anastasia Retno Pujiastuti.


Penganugerahan Pahlawan Olahraga di MNCTV

Bagi saya, ini sangat menarik dan inspiratif karena di posisinya yang sekarang, Fani “aman”. Dia hidup dengan keluarga yang mencintai dan senantiasa support. Di mata saya, seorang Stephanie Handojo sudah meraih kesuksesan setelah kerja keras yang dilaluinya.

Untuk memilih diam saja di zona nyamannya, Fani bisa kalau dia mau tetapi nyatanya dia tak melakukannya. Fani tetap menyuarakan pesan inklusif untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Masya Allah. Fani luar biasa.

Makassar, 6 Juni 2020

Baca juga




Share :

10 Komentar di "Di Balik Kisah Sukses Stephanie Handojo"

  1. Maasyaa Allah.
    Inspiratif sekali tulisanta.

    Di balik keterbatasannya, Fani punya seauatu yang belum tentu dimiliki oleh orang yang sempurna fisiknya.

    Tekad dan semangat.
    "Let me win. If I can't win, let me brave in the attempt" ��

    ReplyDelete
  2. amazing banget ya , mbak,luar biasa dan peran orang tuanya begitu luar biasa. nah, cerita ini akan aku sampaikan buat sahabat2 disabilitasku ,tempat aku nagajar mereka. semoga fani bisa jadi inspirasi sahabat2ku

    ReplyDelete
  3. waw, tentu. kalau bukan karena ibunya yang kuat, mungkin stephanie tak akan seberhasil ini
    peran Ibu memang menentukan banget

    ReplyDelete
  4. Inspiratif banget nih. Mantap prinsipnya ut "fokus pada yang kita bisa, bukan yang kita tidak bisa"...

    ReplyDelete
  5. Sosok yg inspiratif banget Fani ini ya kak. Di balik keterbatasannya, ternyata dia multi talenta.
    Dan saya setuju banget sama quotenya “Fokus pada yang kita bisa, bukan pada yang kita tidak bisa.”

    ReplyDelete
  6. Deehh... merindingka lihat Fani berpidato pada Penganugerahan Pahlawan Olahraga di MNCTV. Anak yang luar biasa kerennya. Bangga pada Fani

    ReplyDelete
  7. Selalu salut dengan orang seperti Fani ini yang memiliki keterbatasan tapi tak menjadikan itu sebagai pengalang untuk melejitkan potensi yang ada dalam dirinya.

    ReplyDelete
  8. Aku pernah lihat beberapa kali ttg Fani ini. Salut sih dia bisa segitu gigih dan suksesnya walopun memiliki disabilitas. Respect Ama ortunya juga yg sabar dan telaten mendidik.

    Mottonya dia yg bilang fokus Ama yg kita bisa , bukan dgn yg kita ga bisa, itu juga yg aku pegang slama ini. Banyak bos ato temenku yg bilang, jgn mau di comfort zone trus. Coba cari tantangan baru biar sukses.

    Mungkin itu ada benernya, tp buatku, ga pengen aja terlalu lama mencoba hal2 baru yg jelas2 ga sesuai Ama skill. Buang2 waktu. Yg bikin aku resign dr kerjaan skr, Krn job desk yg berubah drastis , dan kali ini ga sesuai Ama skillku. Kalo aku paksa hanya Krn ga mau kehilangan gajinya, yg rugi aku juga. Performance turun, makin stress pula. Mending kluar. Fokus dengan apa yg aku bisa. Hasilnya bakal jauh LBH bagus.

    ReplyDelete
  9. Terima kasih banyak Kak Mugniar.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^