Cinta Buku Memantapkan Langkah Entrepreneurshipnya

Akim Noviansyah
Awal kenal Akim Noviansyah di dunia maya, pemuda kelahiran Kumai – Kalimantan Tengah, 10 November 1987 ini adalah ketika kami sama-sama memenangkan kuis di sebuah grup menulis pada tahun 2011. Suatu ketika ia mengajak saya bergabung di laman facebook yang dikelolanya, laman yang terkait dengan usahanya yang berhubungan dengan buku.

“AQM Rumah Buku” nama usaha itu. Menjalankan konsep Rumah Baca dan Toko Buku, AQM Rumah Buku didirikan pada 1 Mei 2010. Saya sempat mengikuti kuis-kuis di laman facebooknya dan memenangkan beberapa buku yang dikirim ke alamat rumah saya. Dalam perjalanannya, saya mengamati perkembangan AQM Rumah Buku berubah menjadi Pustakafe. Konsep buku, internet, dan kafe digabung di satu tempat nyaman adalah kelebihannya. Bila konsep ini dijalankan di ibukota provinsi, biasa saja. Namun yang luar biasa adalah Akim menjalankannya di kota kabupaten – Lamongan Kota yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Surabaya.



Tertarik dengan ketekunan Akim yang asli Lamongan ini membangun usahanya, juga dengan foto-foto dekorasi Pustakafe di laman facebooknya, saya menyampaikan niat saya untuk mewawancarai Akim melalui inbox facebook. File dari saya berbalas file darinya. Semua tanya berbalas jawab.

Saat menanyakan awal mula usahanya dan perjuangannya, Akim menjawab:

Di kawasan toko buku Togamas Surabaya, ada sebuah kafe namanya D’Sava. Toko buku ada di lantai dua, kafenya di lantai satu. Tempatnya biasa, tapi nyaman. Biasanya sambil ngopi dan nyamil di situ, Saya sekalian baca buku yang baru saja Saya beli dari lantai atas. Setelah beberapa kali ke situ, baru sadar kalau baca buku di café itu rasanya seru. Dari situlah awal inspirasi kafe buku. Setelah perjalanan panjang, akhirnya konsep AQM Rumah Buku yang awalnya “Rumah Baca dan Toko Buku” menjadi “Bookstore, Library & Café”. Untuk kafenya Saya beri nama sendiri yaitu “Pustakafe”. Awalnya modal dan operasional kafe sepenuhnya dikelola oleh partner sekaligus teman. Berjalan sekitar 7 bulan akhirnya Pustakafe sepenuhnya Saya kelola sendiri. Sekitar 2 bulan kemudian AQM Rumah Buku resmi ditutup. Setelahnya Saya fokus mengembangkan Pustakafe yang jauh lebih berpotensi untuk tumbuh besar.

Kalau ditotal, sejak AQM Rumah Buku sampai Pustakafe yang sekarang, secara finansial banyak menderitanya. Kerugian mencapai ratusan juta. Tapi semua itu Saya anggap seperti biaya sekolah. Pengalaman, jaringan dan pelajaran yang Saya dapat jauh lebih mahal dari semua kerugian materi. Tapi, andai Saya tidak suka buku, pasti Saya sudah lama berhenti. Sejatuh-jatuhnya hidup dan pekerjaan, selama masih dekat dengan buku InsyaAllah Saya tetap senang.

Anak dari bapak Sumantri dan ibu Hartini ini merupakan bungsu dari 5 bersaudara. Pada tahun 1980-an mereka merantau ke Kalimantan. Akim kemudian melanjutkan SMA di Lamongan. Ia memang berkeinginan bekerja di bidang yang disukainya sekaligus bermanfaat bagi banyak orang. Ia meyakini pilihan ini sebagai jalan hidupnya. Kenyamanan yang bisa dirasakan pelanggan adalah manfaat yang bisa ia berikan. “Ketika perpustakaan dilengkapi kafe, kesan kaku dan formal membaca buku menjadi lebih santai dan nyaman. Untuk orang yang tidak suka buku biasanya susah diajak ke perpustakaan tapi kalau diajak ke kafe kan lebih mudah, walau kafe itu sebenarnya perpustakaan terselubung,” ungkapnya.


Dari yang awalnya berkonsep Rumah Baca dan Toko Buku, transformasi AQM Rumah Buku menjadi Pustakafe kemudian berubah konsep menjadi Perpustakaan dan Kafe. Pustakafe resmi dibuka pada tanggal 5 Desember 2011. Berlokasi di rumah kontrakan Jl.Veteran 94 Lamongan kota, Akim dibantu oleh 4 orang crew. Pengunjung per harinya cukup banyak, sekitar 40 – 60 orang. Bisa mencapai 100 orang jika ada acara diskusi. Sebelum Ramadhan kemarin masa kontrakan Pustakafe habis. Bertepatan dengan itu Akim memenuhi permintaan orangtua dan keluarga besarnya untuk menemani dan merawat orangtuanya di rumah.  Ia pun memindahkan Pustakafe ke tempat tinggalnya yang berjarak 30 kilometer dari Lamongan kota.

Seperti juga mekanisme di sebuah perpustakaan, Akim juga menetapkan mekanisme serupa di Pustakafe. Semua buku yang tersedia bebas dibaca di tempat oleh siapapun, tanpa syarat apapun. Jika buku dipinjam untuk dibawa pulang, peminjam meninggalkan kartu identitas (KTP/KTM/KTA) dan membayar biaya sewa Rp.1000/hari. Karena kebutuhan dan kecepatan baca setiap orang beda, waktu pengembalian terserah peminjam. Untuk peminjaman, harus menjadi member Pustakafe – Pustakafein, istilahnya. Persyaratannya mudah, hanya mengisi formulir pendaftaran, menyerahkan fotokopi KTP/KTA, dan membayar biaya pendaftaran Rp.50.000.

Akim berusaha membangun visi agar Pustakafe bisa menjadi contoh perpustakaan modern yang nyaman dan menyenangkan. Tidak hanya menjadi tempat membaca buku tapi juga bisa menjadi sarana belajar, mencari inspirasi, dan berbagi  hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya, sudah saatnya perpustakaan menghapus formal dan kakunya, menikmati buku dan belajar harusnya nyaman dan menyenangkan.

Lebih jauh lagi, Akim membuat sistem agar Pustakafe dapat di-franchise-kan atau dibuat sistem partnership-nya seperti toko buku Togamas agar lebih cepat berkembang. “Cita-cita Saya untuk Pustakafe, sebelum tahun 2020 Pustakafe sudah ada di 101 kota dan menjadi Café buku No 1 Indonesia. Karena sebatas yang Saya tahu, hanya ada beberapa kafe buku di Indonesia dan belum ada yang dikembang lebih jauh hingga membuka cabang di beberapa tempat. Dengan dukungan dari teman-teman yang tersebar di seluruh Indonesia, potensi Pustakafe menjadi kafe buku no 1 Indonesia cukup terbuka,” demikian Akim menceritakan tentang harapannya.

Karena berbagai kendala, rencananya, tanggal 8 September pukul 13.00 besok Pustakafe yang baru akan dibuka, bertempat di Jl.Raya Dempel RT.11/RW.03 Kec.Maduran, Kabupaten Lamongan 62261. Pustakafe menggelar acara NGOPI – Ngobrol Inspirasi dengan tema Manfaat komunitas untuk pengembangn diri, hobi, dan bisnis. Acaranya GRATIS lhoo. Lebih lengkapnya bisa dicek di laman Pustakafe. Bagi pembaca yang warga Lamongan bisa nih jadi alternatif berakhir pekan di sana. Bagi pembaca yang warga Lamongan bisa nih jadi alternatif berakhir pekan di sana.

Saya sebenarnya ingin sekali mengetahui lebih lengkap jatuh-bangunnya Akim membangun usahanya. Pasti ada yang bisa dipelajari dari proses itu.  Namun jawaban Akim makin membuat saya penasaran, “Tentang detil jatuh bangun dan suka duka perjalanan awal AQM Rumah Buku hingga Pustakafe, mungkin bisa Bunda Mugniar baca di novel yang masih proses penyelesaian. Semoga Akhir bulan depan bisa Saya selesaikan dan akhir tahun ini bisa terbit.”

Wow barakallah Akim, selamat ya. Semoga pengerjaan novelnya lancar, cepat terbitnya, dan laris manis. Semoga pula harapannya kesampaian dan Pustakafe sukses.



Makassar, 7 September 2013 


Share :

34 Komentar di "Cinta Buku Memantapkan Langkah Entrepreneurshipnya"

  1. bukunya banyak ya, bun. di sini belum ada cafe buku hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dekorasinya pun asyik ya Ila? :)

      Delete
    2. @Ila>Koleksi buku dari QuizHunter juga banyak kan? ^_^
      @Bunda>Tapi rumah kontrakan :D

      Delete
    3. Gpp .. insya Allah besok2 bisa punya sendiri ... harus optimis :D

      Delete
  2. wow kereeeeen | tante bikin di makasar ajah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Modalnya belum ada :D
      Mau modalin??

      Delete
    2. Iya, Bunda Mugniar tentunya sudah punya banyak koleksi buku. Bala tentaranya juga banyak :D

      Delete
  3. waktu SMA saya pernah pengen bkin yang kayak gitu, tapi sampai sekarang saya masih kurang mampu buat realisasi hauahau..

    ReplyDelete
  4. Hebat banget yaaa...:)
    Makasih banyak sharingnya mbak.
    Semoga pustakafe segera menyebar ke seluruh pelosok di Indonesia.
    Aamiin.

    ReplyDelete
  5. Kalau Togamas ada beberapa di Surabaya, yang terdekat di Jl Pucang Anom Timur, tapi kok saya belum pernah tahu mas Akim ya mbak...
    Yah semoga sukses deh menggapai mimpinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal, Mas :) . . . Inspirasi Pustakafe berawal dari Togamas yang di Pucang Anom. Lebih tepatnya di kafenya :)

      Delete
  6. tunggu daku mengikuti jejakmu mas akim :)

    ReplyDelete
  7. Menyenangkan tentunya kalau bisa memiliki usaha berlatar hobi...semoga lancar jaya dan harapannya mas Akim tercapai. Amin

    ReplyDelete
  8. keren juga ide mas Akim ini ya. ditunggu deh bukunya biar bisa mengobati penasaranku juga :)

    ReplyDelete
  9. Inovasi dalam berkreatifiatsnya sangat smart, dan sederhana. Namun, hal ini dapat menjadikan peluang bagi komunitasnya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa u=bagi masyarakat di sekelilingnya. Di catet dan di simpan kalau ke arah sana nanti mampir. Makasih infonya ya Mba.


    Salam wisata

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas ... kalo dah mampir, dan buat postingan, tolong saya dicolek ya :)

      Delete
  10. Buka cabang di Palembang juga dong :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tentu lebih asyik kalau Mbak Rini sendiri yang bikin kafe buku di sana ^_^

      Delete
    2. Mudah2an segera bisa jadi franchisor ya Akim :)

      Delete
  11. Perpus seperti ini mesti diperbanyak nih Niar..Semangat membaca akan tumbuh terus bangsa kita semakin cerdas :)

    ReplyDelete
  12. mampirrrrr heheheh

    salam kenal buat mas Akim ya bun.......
    salam kangen jg utk bunda dan anak2....

    ReplyDelete
  13. Terima kasih, Bunda :) . . . Terima kasih juga untuk semua teman2 yang komen di atas. Salam kenal, salam Buku!!! ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2 Akim, terimakasih juga sudah mau "diwawancarai" :D

      Delete
  14. kereeeeeeeeeeen...

    semoga makin sukses ya mas akim

    mba niar makasih infonya ^^

    ReplyDelete
  15. Wah.. Aku juga orang Lamongan loh.. Sempat berencana bikin usaha seperti itu juga. Tap masih belum terlaksana. Semoga bisa mengikuti jejak Mas Akim. Amiin :))

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^