Catatan Kegelisahan dari Huru-hara Bangsa 2025

Catatan Kegelisahan dari Huru-hara Bangsa 2025Makassar sempat membara pekan lalu. Se-Indonesia pasti sudah tahu mengenai terbakarnya gedung DPRD Kota Makassar dan gedung DPD Provinsi Sulawesi Selatan. Pakaramula kalau kata orang Makassar – dia yang pertama. Sungguh bukan prestasi tetapi noda.

Catatan Kegelisahan 2025

Hingga hari ini, sejumlah orang sudah ditangkap terkait huru-hara yang terjadi pada Jumat 29 Agustus lalu. Ada pelaku live TikTok yang mengajak membakar DPRD Makassar – dia mahasiswa usia 22 tahun asal Kabupaten Bone, ditangkap dan dijerat UU ITE[1]hai Nak, tidak terbayangkankah olehmu, bagaimana sedihnya orang tuamu?

Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Polisi Didik Supranoto dalam berita 4 September menyebutkan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan dan bukti-bukti yang diperoleh, Polda Sulsel menetapkan 29 orang sebagai tersangka, berdasarkan berita tanggal 4 September. Masih ada kemungkinan tersangka bertambah dan mereka dikenakan pasal perusakan, pencurian, pembakaran, hingga menyebabkan hilangnya nyawa orang lain[2].

Dari 29 tersangka itu, delapan orang di antaranya berstatus sebagai mahasiswa, termasuk MHS (21), asal Palu Barat, Sulawesi Tengah dan SNK (22), mahasiswa asal Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur[3]. Duh Nak, kalian juga tak membayangkan bagaimana perasaan orang tua kalian?

EMPAT korban jiwa jatuh di Makassar, mereka adalah Muhammad Akbar Basri atau Abay (staf Humas DPRD Kota Makassar), Syahrina Wati (staf DPRD Kota Makassar), Syaiful Akbar (Plt Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah), dan Rusdam Diansyah (driver ojol)[4]. Keempatnya juga pejuang keluarga, sama seperti Affan Kurniawan, driver ojol. Affan tewas dilindas kendaraan taktis Rimueng milik Satuan Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Metro Jaya  ketika terjadi aksi demo tanggal 28 Agustus lalu di Jakarta Pusat di sekitar Gedung DPR/MPR RI.

Selain korban jiwa dan dua gedung DPRD yang terbakar di Makassar, sebanyak  67 mobil dan 15 motor hangus dilalap api. Banyak yang mempertanyakan kehadiran polisi yang tak terlihat berada di lokasi hari itu[5].

Kalau kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana sih, dirinya telah menyebar polisi di DPRD Sulsel dan Makassar. Namun demikian kekuatan massa terus bertambah, kalah dengan jumlah personel polisi yang ada di lapangan. Ada total 330 personel yang dikerahkan sementara diperkirakan 50 ribu orang massa yang muncul, dengan 2.000–3.000 terkonsentrasi di tiap titik[6]. Yah begitulah, tidak tahu apa mau kubilang.

Miris dengan aksi kekerasan yang selalu saja menumpang pada aktivitas demonstrasi. Sudah jelas kepentingannya berbeda dengan mereka yang benar-benar ingin menyuarakan kepentingan rakyat. Apalagi yang sampai menjarah itu. Ngapain mencuri? Merampok? Mana ada kebaikan yang dilakukan dengan cara salah?

Republika pernah menayangkan berita mengenai orang yang mengaku sebagai suruhan untuk menjarah. Ada pemimpinnya. Ponsel orang itu dititipkan pada sang pemimpin huru-hara. Ahu – sebutan Republika untuk orang ini kemudian terpisah dari rombongannya. Lelaki tamatan SD kelahiran 2004 ini datang dari Cimahi. Ditugaskan ke Jakarta untuk menjarah rumah orang kaya di Jakarta Utara yang mana dia sendiri tak tahu siapa itu. Hanya diberi makan nasi bungkus 3 kali sehari. Imbalannya tak ada, hasil jarahan saja yang dikatakan sebagai imbalan[7].

Pola serupa ini sudah ada sejak zaman dulu, sejak tahun 1990-an dengan berbagai kepentingan. Berbagai kepentingan tumpah-ruah di tengah-tengah massa yang juga tumpah-ruah. Banyaknya orang tidak semua sedang berdemonstrasi. Ada yang sedang menonton, ada yang sedang jualan, dan … ada yang memancing di air keruh.

Sayangnya, masih ada saja hingga saat ini yang mau diajak merusuh padahal tidak jelas juga imbalannya apa. Kalau wajah kena sorot kamera, bisa ditangkap sebagai pelaku kerusuhan atau penjarahan. Kalau masuk bui, selanjutnya apa? Apa mereka mikir sejauh itu? Hm, kelihatannya sih tidak.


Gedung DPRD Makassar Dibakar

PENJARAHAN adalah bukti begitu besar KESENJANGAN EKONOMI di negara ini. Saya tak menormalisasi ataupun membenarkan ya, tetap saja menjarah, merampok, atau mencuri itu salah karena mengambil barang orang lain yang bukan haknya merupakan tindakan tercela dalam norma apapun.

Para pejabat, kalau membanggakan keadaan ekonomi, terpaku pada pertumbuhan ekonomi. Mereka MENGABAIKAN KESENJANGAN EKONOMI. Apa kabar kesenjangan ekonomi di negara kita? Dikutip dari website BPS (Badan Pusat Statistik)[8]:

Kesenjangan ekonomi di Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan tren peningkatan yang tercermin dari naiknya koefisien gini (Gini Ratio) menjadi 0,381 pada September 2024 dari 0,379 pada Maret 2024, mengindikasikan kelompok kaya semakin kaya sementara kelompok miskin semakin miskin. Peningkatan ini terutama terlihat di perkotaan dengan Gini Ratio 0,402 pada September 2024, sementara kesenjangan di daerah pedesaan juga meningkat menjadi 0,308. Fenomena ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi tidak terdistribusi secara merata, lebih menguntungkan kelompok yang sudah mapan.

Masalah sudah banyak di negeri ini. Ibarat kayu sudah terkumpul, terakumulasi sejak sekian lama. Begitu ada api … BOOM … meledak!

Sudah banyak orang cerdas dan peduli yang menyuarakan kondisi saat ini. Para content creator yang peduli, seperti Ferry Irwandi dan Medy Renaldi menyuarakan keresahan hingga tuntutan mereka, mahasiswa juga telah berbuat banyak. Para ahli sudah bicara – sudah cukup lama bahkan, coba simak di kanal YouTube yang menyuarakan, seperti Forum Keadilan, Tempo, dan iNews segmen Aiman. Tinggal menunggu bagaimana kepekaan pemimpin negara dan para elite politik merespon semua ini.

Semoga akan ada penyelesaian terbaik dan semoga para elite politik belajar lagi menyuarakan kepentingan rakyat, bukan kepentingan partai politik semata supaya tidak perlu ada korban lain lagi. Semoga Allah masih meridhai keberkahan pada Indonesia tercinta.

Makassar, 4 September 2025



Catatan kaki:


[1] https://www.liputan6.com/regional/read/6151373/live-tiktok-ajak-bakar-dprd-makassar-mahasiswa-asal-bone-ditangkap-dan-dijerat-uu-ite?page=2

[2] https://daerah.eranasional.com/91516/tersangka-pembakar-gedung-dprd-makassar-dan-dprd-sulsel-bertambah

[3] https://makassar.tribunnews.com/makassar/1811939/mahasiswa-asal-sulteng-dan-ntt-ikut-jadi-tersangka-pembakaran-dprd-makassar.

[4] https://www.bbc.com/indonesia/articles/cp949kn2d84o

[5] https://makassar.tribunnews.com/makassar/1811929/ke-mana-polisi-saat-kantor-dprd-makassar-dan-sulsel-dibakar-kombes-arya-kekuatan-tak-sebanding

[6] Idem.

[7] news.republika.co.id/berita/t1uklg393/siapa-penjarah-rumah-sahroni-eko-dan-menkeu-ini-kata-yang-ketinggalan-rombongan

[8] https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/01/15/2399/gini-ratio-september-2024-tercatat-sebesar-0-381.html



Share :

1 Komentar di "Catatan Kegelisahan dari Huru-hara Bangsa 2025"

  1. Memang serem juga ya. Demo demo sekarang ini sudah banyak yang keluar dari “Pakem” nya, dan kalau nda salah sudah lebih dari 10 orang yang menjadi korban aksi aksi demo ini di seluruh Indonesia. Kira kira apa sebanding antara nyawa dan kepentingan yang harus diperjuangankan, Apa murni atau pihak lain yang memanfaatkan

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^