Menyenangkannya Hari-hari Pertama Kuliah – Melihat anak gadis bersemangat menjalani hari-hari pertama kuliahnya, mamaknya ikut bersemangat. Urusan transportasi teratasi dengan adanya BusTrans Mamminasata. Busnya nyaman, anak gadis pun nyaman berada di dalamnya pergi-pulang sejauh sekitar 10 km. Qadarullah, pagi hari pertama kuliah, hari Selasa kemarin, anak gadisku tidak langsung dapat bus. Saya baru melihat pesan teks WhatsApp dari anak gadis setelah bus yang ditunggu akhirnya datang.
Anakku
ke halte pukul setengah tujuh pagi. Seharusnya tidak lama datang bus
berikutnya. Qadarullah setelah 45 menit baru ada bus. Malah berturut-turut
3 bus datang dalam waktu sangat berdekatan. Tidak seperti biasanya. Biasanya
selang 5-15 menit bus berikutnya menyusul.
Cerita
keberangkatan anak gadis ke kampus saja yang saya peroleh secara real time.
Cerita-cerita lainnya saya dengar setelah dia pulang ke rumah.
“Tidak
terlambat tadi? Gampang dapat ruangannya?” tanyaku.
“Terlambat
lima menit. Untungnya dosennya mengerti karena baru hari pertama,” ujar
putriku.
“Lain
kali lebih cepat lagi berangkatnya,” berbeda dengan zaman saya kuliah dulu,
sekarang Makassar macet di mana-mana. Sulit diprediksi berapa lama perjalanan
berlangsung.
Uniknya
di kampus Unhas Tamalanrea itu, semua fakultas sambung-menyambung di bagian
dalamnya. Kalau lihat dari luar, seolah terpisah namun dari dalam, bagian belakangnya
bersambung. Kalau belum pernah menjelajah, bisa kesasar di hari pertama kuliah.
Beruntung, putriku sudah 4 kali menjelajahi kampus sebelum masa kuliahnya
dimulai jadi dia tidak kesulitan menemukan ruangan tempat kuliahnya pada hari
pertama.
“Ternyata
tidak bisa ki’ tidur di ruangan dih Ma. Harus cepat keluar kalau
sudah selesai kuliah,” kata putriku.
“Iyalah.
Kalau tidur, bisa-bisa bangunnya di tengah kuliah kelas lain, di antara kakak
tingkat. Terus kamu mau keluar tidak bisa, terjebak di dalam. Adakah yang salah
masuk ruangan?” tanyaku, membayangkan kekacauan yang mungkin terjadi pada hari
pertama kuliah. Ternyata ada!
“Tadi
saya heran kenapa teman-teman pada senyum-senyum lihat WA-nya. Ternyata ada
yang salah masuk ruangan. Dia pindah ruangan pada mata kuliah berikutnya padahal
ruangannya masih sama dengan kuliah sebelumnya,” putriku tertawa menceritakan
ini.
“Lho,
kenapa dia tidak keluar saja? Sudah berapa lama berjalan kuliah baru dia
sadar dia salah ruangan?” tanyaku lagi. Geli juga membayangkan, semua temannya
tetap berada di ruangan sementara dia sendirian keluar ke ruangan lain,
bergabung dengan kelas lain.
“Dia
malu keluar dari ruangan itu. Sudah pertengahan kuliah baru dia sadar salah
ruangan,” kata putriku.
Membayangkannya,
saya makin geli. Sulit mengenali apakah kelas yang diikuti sudah tepat atau
tidak karena pada hari pertama kuliah, belum saling mengenal teman-teman seprogram
studi.
Kalau
ingat zaman dulu, kecil kemungkinan bisa salah ruangan karena saat kuliah hari pertama,
saya sudah mengenal teman-teman sejurusan karena kami melalui proses penerimaan
mahasiswa baru yang cukup panjang dan ada Opspek
(perpeloncoan) pula. Jadi sudah ada rasa “senasib sepenanggungan” di antara
kami sebelum kuliah berlangsung.
“Ada
temanmu yang terlambat datang?” tanyaku.
“Ada.
Dia datang lima menit sebelum kuliah berakhir,” jawab putriku.
“Terus,
boleh masuk?”
“Boleh,
baik ji dosennya. Dibolehkan masuk tapi tidak dihitung kehadirannya.”
“Laki-laki
atau perempuan?”
“Tidak
tahu laki-laki atau perempuan. Kalau lihat dadanya rata tapi rambutnya panjang.”
Waduh,
kasihan ya. Sepertinya sudah effort, nyasar di
hari pertama kuliah tapi terhitung alpa karena sampai di ruangan sisa 5 menit
kuliah berakhir.
Soal
rambut, beda dengan dulu. Zaman saya kuliah dulu, di fakultas mana pun di Universitas
Hasanuddin, mahasiswa baru (maba) pasti kepalanya plontos. Langsung ketahuan.
Sekarang tidak ada maba yang plontos di fakultas mana pun.
Memang
perlu menjelajahi kampus Unhas
sebelum kuliah supaya mudah menemukan ruangan saat hari-hari pertama kuliah dan
lebih mudah memetakan hubungan antar ruangan dan antar fakultas. Ruangan kuliah
di masa awal kuliah tidak selalu berada di lingkungan program studi sendiri,
bisa saja di program studi lain. Kalau tahu bagaimana letak-letak fakultas di
dalam Unhas yang luasnya 220 ha itu.
Menjelajah
sebelum kuliah berlangsung juga membuat mamaknya tenang karena percaya anaknya mengenali
“medan”. Selain itu, putriku juga sudah tahu jalur Bus Trans Mamminasata yang
berakhir di kampus Unhas Tamalanrea. Kami sudah menjajal rutenya, juga sudah
menjajal rute bus yang halte terakhirnya berada di dalam kampus Teknik Unhas
Gowa.
Saya
menjadi lebih tenang dia pergi-pulang naik bus karena saya punya gambaran rute
bus tahu keadaan kampus. Hal menarik lain, beberapa temannya minta ditemani
oleh putriku naik bus Trans Mamminasata untuk mempelajari rute dari kampus
menuju rumah mereka.
Ternyata
persiapan diri menghadapi kuliah dengan menjelajahi kampus untuk mengetahui denah
kampus secara garis besar dan secara khusus terkait wilayah program studi itu
penting, begitu pun pengetahuan tentang rute transportasi umum.
Makassar, 20 Agustus 2025
Share :
0 Response to "Menyenangkannya Hari-hari Pertama Kuliah"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^