Karakter Anime Lain

Karakter Anime Lain – Mamak lagi melihat-lihat isi keranjang belanja anak gadis kelas XI di marketplace berwarna orens. Isinya ada note book (buku catatan) dengan desain kreatif.

"Kalau untuk dipakai sendiri yang biasa saja," Mamak menolak permintaan putrinya karena menilai harganya cukup mahal untuk sebuah buku.

Lalu pembicaraan berlanjut.

Karakter Anime


“Ini yang dijual desainnya. Bagus kalau mau bikin desain sendiri tapi untuk dijual lagi ke temanmu,” Mamak mengakui kekerenan desain sampul buku tulis bergambar anime itu meskipun harganya mahal.

“Dijual di Shopee saja,” sahut anak gadis kelas 11.

“Harus ada yang jagai, urusi kalau mau jual online. Ini Naruto toh?” setahu Mamak, harus dipastikan ada yang mau mengurusi akun Shopee jika hendak dipergunakan untuk jualan. Lalu dengan sok tahunya menebak karakter yang digambarkan itu berasal dari film Naruto. Entah semuanya Naruto atau Naruto dengan kawan-kawannya.

Si anak gadis, sembari mendelik berkata, “Ih bukan Naruto itu. Lain!”

Mamak sedang dalam keras kepala mode on padahal justru menunjukkan keawamannya, “Ah, buat Mama ini semua gambar Naruto.” 😂

Si anak gadis makin mendelik lalu berkata, “Ih (dasar) mamak-mamak …” 😶

Kepada bapack berambut perack, Mamak mencoba mencari pembenaran, “Kan kayak Naruto ini.”

Bukannya pembenaran, penyalahanlah yang diperolehnya lha memang salah, “Bukan Naruto. Itu tokoh anime lain. Jogo.”

Mamak merasa kurang jelas lalu bertanya, “Siapa? GOJO?”

“Jogo,” ulang pak suami.

“GOJO?” Mamak masih mencoba mengasosiasikan dengan hal yang mudah diingatnya. Kalau GOJO kan mirip GAJAH … anggaplah GAJAH dipelesetkan jadi GOJO.

Anak gadis berseru, “Jogoooooo!”

Dalam hati Mamak berkata:  siapa pun itu, di mata Mamak mereka semua Naruto. Dia seperti Naruto bernama Gojo eh Jogo 🙃.

Saya bukan penikmat fiksi. Sudah lama sekali saya tak baca fiksi. Kapaupun ada tulisan fiksi yang saya baca, biasanya karena berdasarkan kisah nyata dan saya sangat terkesan dengan ide cerita atau value yang ditawarkan kisah tersebut. Makanya saya tidak bisa menikmati tontonan anime atau kartun.

Terlebih saya tidak begitu suka nonton kartun sejak anak-anak karena merasa tidak masuk akal, koq ada orang yang pakaiannya tak ganti-ganti selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Saat itu saya berpikir, film kartun tak masuk akal sebab mana ada orang di dalam kehidupan nyata yang bajunya hanya satu dan dipakai dalam segala situasi dan kondisi? Bagi Niar kecil, tontonan tak logis walaupun film kartun itu kurang menarik walaupun ditontonnya juga sesekali.

Salah seorang teman di Facebook mengatakan bahwa itu memang Gojo – Satoru Gojo dari manga Jujutsu Kaisen. Demikian pula seorang sepupu. Keduanya penggemar manga. Keduanya sepakat bahwa penting untuk mengetahui tontonan anak atau untuk mengikuti perkembangan anak. Salah satu mengatakan bahwa sisipan pesan lagibete-nya manga Jepang itu lagi kencang-kencangnya.

Lagibete dipergunakan sebagai istilah pengganti bagi kaum yang menyukai sesama jenis dan semacamnya. Saya tahu adanya pesan-pesan demikian dalam tontonan yang banyak disukai remaja. Saya membaca beberapa kali tentang hal ini.

Putri saya pun cerita bahwa saat SMP dulu ada kawannya penggemar genre BL (boy love), maksudnya karakter-karakter utamanya adalah laki-laki penyuka sesama jenis. Beberapa tahun sebelum dia bercerita, saya dengar hal ini tetapi tidak pernah terpikir akan berada dekat sekali dengan anak saya, yaitu temannya sendiri.

Alhamdulillah putri saya tahu bersikap. Dia menasihati temannya yang juga mengenakan jilbab untuk tidak meneruskan kebiasaannya karena dilarang agama. Lalu, apakah temannya menerima dinasihati dan menghentikan tontonannya? Tentu tidak, Rudolfo! Ibunya yang menasihati saja belum tentu dia dengar apalagi temannya. Lagi pula temannya itu sebenarnya tidak begitu peduli pada putri saya.

Saya bersyukur, ada suami yang mengimbangi dalam menampung cerita putri kami. Cinta Pertama Sang Putri memang suka kartun sejak dulu, juga suka anime. Sewaktu putrinya nonton drakor pun dia lagi mengikuti drakor. Saya pikir, kami berbagi peran saja di sini.

Suami saya mungkin tidak mengikuti perkembangan pemikiran-pemikiran asing atau aneh yang mengancam remaja zaman now, alhamdulillah saya lebih update daripada beliau. Biarlah saya mengambil peran lain, mengamati isu apa yang sedang berkembang di Indonesia dan dunia melalui media sosial atau internet dan kemungkinannya merasuki generasi muda – sebagai pengamat awam tentu saja, bukan sebagai ahli.

Kami bisa “berbagi peran” di sini tanpa perlu dibahasakan secara lisan. Setelah itu saling berbagi informasi. Bukankah ayah dan ibu itu satu tim?

Makassar, 6 Juli 2023




Share :

3 Komentar di "Karakter Anime Lain"

  1. Saya juga baru tahu
    Kalau saya tak bisa mengikuti perkembangan zaman
    Isi kepala dah lemot
    Tak bisa update

    ReplyDelete
  2. Kalau anime atau kartun sih tontonan andalan waktu kecil...entah sadar atau tidak, waktu kecil selalu ingin menjadi seperti bintang di film kartun. Jadi orang baik dan kuat. Termasuk Narutooo dan kartun lain.

    Jadi tontonan wajib kalau hari Minggu pagi....haha

    ReplyDelete
  3. aku bacanya Jojo, jadi inget film Jojo waktu kecil yang sedih itu

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^