#SuamiIstriMasak Bisa Jadi Booster, Ini Dia 4 Manfaatnya

#SuamiIstriMasak Bisa Jadi Booster, Ini Dia 4 Manfaatnya – Mata saya mencari-cari penjual ikan di pasar Terong. Terlihat satu penjual di sudut sebuah gang yang masih masuk wilayah pasar. Suami masih melajukan motornya menyusuri gang, melewati daeng penjual ikan. Kami balik lagi karena di siang bolong ini ternyata hanya satu itu penjual ikan yang tersisa. Inilah kami, suka-sukanya berbelanja jam berapa saja. Kalau lagi moda antimainstream, kami baru menjelajah pasar di siang bolong, saat matahari sedang tinggi-tingginya. Seperti siang itu, ketika ide pengen makan dan masak ikan muncul tiba-tiba.

Kampanye Suami Istri Masak

Kami berdua mewarisi lidah orang Sulawesi yang tidak bisa lepas dari masakan ikan. Kali ini ingin makan nasu bale atau pallumara – ikan pindang khas Bugis/Makassar.

“Tapi kenapa saya ndak suka makan masakan sendiri, yah. Saya lebih suka makan masakan orang lain,” ujar saya pada suami, mengingat saat terakhir makan pallumara  masakan sendiri saya tak bersemangat lagi.

“Nanti saya yang masakkan ki’,” ucap suami.

“Saya masakkan pallumara ta’, kita’ masakkan ka’ pallumara?” hm … sebuah pertukaran yang adil. Saya sih fine-fine saja. Saya bisa memasak untuk pak suami dan beliau yang memasak untuk saya. Meski sama-sama nasu bale, ada perbedaan antara resep masakan yang saya sukai dan untuk suami.

Untuk suami tidak ada proses menumis, murni merebus saja dan bumbunya menggunakan tomat selain asam mangga atau jeruk nipis. Sementara untuk saya, ada proses menumis dan lebih banyak menggunakan bumbu. Masakan si bapak ini saya akui enak. Bahkan putri saya pernah mengatakan saya beruntung karena bersuamikan beliau.

Masak Bersama Ikan Suwir

Hanya beberapa detik kemudian, kami sudah sampai di depan penjual ikan. Saya tertarik dengan ikan jualannya. Daeng itu menjual ikan layang. Sudah lama tak makan ikan layang yang bernama latin Decapterus spp. ini.

Di sebelah 2 ekor ikan layang tergeletak beberapa tumpukan ikan katombo (Rastrelliger spp.) yang dalam bahasa Indonesianya disebut ikan kembung. Singkat cerita, jadilah kami pulang membawa 2 ekor ikan layang berukuran cukup besar dan 5 ekor ikan kembung berukuran “tidak besar tapi tidak kecil” dengan total harga Rp.35.000.

Setelah ikan dibeli, saya malah berubah pikiran, ingin memasak ikan suwir karena dua anak lelaki saya doyan ikan suwir masakan saya. Sudah agak lama saya tidak memasak ikan suwir, kangen rasanya melihat mereka menyantap ikan suwir dengan lahap.

Kalau lagi rajin, mau saja saya memasak ikan suwir yang masaknya sebenarnya agak ribet. Ikannya tuh harus direbus lebih dulu ala nasu bale dengan serai, bawang putih, dan lengkuas yang semuanya dikeprek plus air asam. Setelah dingin baru disuwir-suwir lalu ditumis dengan bawang putih, tomat, daun bawang, dan cabai rawit. Urusan membersihkan ikan, seperti biasa diserahkan kepada suami.

jejak sampah rumah tangga

Booster dari Bantuan Suami

 

“Kalian harus bersyukur, suami kalian mau membantu,” ucap ibu mertua suatu ketika kepada saya dan saudari ipar. Benar yang beliau katakan. Alhamdulillah tak ada masalah soal pekerjaan rumah yang penting dinyatakan ingin dibantu dalam hal apa.

Pada awal pernikahan kami, pak suami diam-diam saja saat saya mengerjakan sesuatu. Tipikal bapak-bapak pada umumnya. Setelah saya memberanikan diri mengomunikasikannya karena tak sanggup lagi menahan gondok, beliau berkata, “Kalau tidak bilang ya berarti tidak perlu dibantu.” 😊

Ahaha, jadi masalahnya di KOMUNIKASI. Kalau dipikir-pikir apa salahnya berkomunikasi ya, tinggal bilang saja. Jangan berharap pasangan mengerti kalau tak dikomunikasikan. Ngambek takkan menghasilkan apa-apa selain rasa lelah atau jerawat!

Yang terjadi kemudian adalah begitu saya minta tolong, biasanya beliau langsung membantu kecuali jika ada yang sedang dikerjakannya. Ah, saya hanya perlu memahami pola pikir ala “makhluk Mars” pada dirinya.

Tahun pun berganti hingga kami memasuki usia pernikahan ke-23 di tahun ini. Jika suami ringan tangan ikut membereskan pekerjaan rumah, apalagi tanpa diminta, rasanya bagaikan booster bagi saya. Seperti baru-baru ini, beliau membantu memotong-motong sayuran dan bumbu sehingga lebih mudah bagi saya untuk mengolah masakan.

Masak Omelet Mie

Sebenarnya beliau masih mau mencuci piring dengan berpesan, “Nanti saya yang cuci piring!” tetapi saya mengerjakannya sendiri dengan sukacita, berikut pekerjaan-pekerjaan lain yang sebenarnya saya ingin meminta bantuannya tetapi booster membuat saya lebih bertenaga lalu mengerjakannya sendiri. 😅

Meskipun banyak orang Indonesia yang mengharamkan suami memasak di dapur, beruntungnya, orang tua saya tak berpandangan demikian. Ayah saya seorang family man yang tak sungkan memasak di dapur, malah justru lebih piawai daripada ibu saya. Demikian pula suami saya, adik laki-laki saya, dan suami dari adik perempuan saya. Mereka semua mau bersama-sama istri mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah termasuk masak di dapur.

 

Memasak Bersama Suami Hal yang Mustahil?

 

“Pa, tolong potongkan daun bawang dan parutkan wortel! Kol masih ada?” saya menginstruksikan sekaligus menanyakan kebutuhan masakan yang akan saya buat beberapa hari lalu.

“Kol ada di kulkas,” jawab suami. Dengan cekatan dirinya mengerjakan apa yang saya instruksikan. Tak perlu diberitahukan lagi detailnya bagaimana karena hal-hal ini sudah berkali-kali dilakukannya.

Saya mengambil kol yang sudah dipotong-potong oleh suami sehari sebelumnya, berikut bahan-bahan lain untuk membuat omelet mie. Kali ini saya ingin membuat omelet mie dengan isian yang cukup banyak. Selain mie rebus, ada kol, wortel, tahu, daun bawang, bawang putih, kecap ABC, dan saus tiram.

Bumbu dan bahan tambahan untuk masakan ikan suwir sekalian saya siapkan juga. Ada bawang putih, serai, lengkuas, daun bawang, tomat, cabai rawit, dan sisa stok Sambal Ny. Rara.

Sambal Tomat Kecap ABC

“Duh, kurang ki daun bawangnya. Ndak asyik ki ikan suwir kalau sedikit daun bawangnya. Masakan yang lalu itu enak karena banyak daun bawangnya,” saya menyadari kekurangan daun bawang.

“Nanti saya beli di warung Mama Otto,” tanpa diminta suami menawarkan diri untuk membelikan daun bawang dan tak lama kemudian beliau ke warung yang berjarak 50 meter dari rumah kami.

Ini tentang membantu dalam mempersiapkan bahan untuk dimasak. Dalam memasak pun, pak suami bisa diandalkan. Masya Allah. Saya tinggal bilang, “Besok masakkan anak-anak nasi goreng, ya.” Atau, “Besok makan mie goreng, ya.” Maka keesokan paginya pak suami bersibuk-sibuk di dapur dengan bumbu-bumbu dan kecap. Mie goreng masakan beliau, dengan bumbu racikan sendiri dan kecap ABC rasanya juara, lho! 🤫

Well, berangkat dari video #SuamiIstriMasak Kecap ABC di kanal YouTube ABC Indonesia tulisan ini tercipta. Kalau di atas saya menceritakan bagaimana suami membantu membersihkan ikan dan memotong-motong bumbu serta bahan masakan, kejadiannya mirip dengan salah satu ibu di video di bawah ini.



Kemiripannya adalah, seperti ibu itu, kebiasaan saya saat memasak adalah sembari membersihkan dan mencuci peralatan yang kotor. Sebisa mungkin begitu masakan siap, dapur sudah rapi. Kemiripan lainnya adalah, usai bekerja di dapur, suami saya juga meninggalkan “jejak-jejak” sebagaimana suami si ibu meninggalkan “jejak” berupa sampah dan peralatan yang bertebaran.

Berbeda dengan ibu itu, saya tidak mengeluh. Bagi saya, apa yang suami lakukan sudah sangat membantu. Urusan membereskan sampah dan peralatan toh memang tetap harus dilakukan walaupun saya yang mengerjakannya sendiri hanya beda sudut pandang saja.

Tidak mengapa membereskan dapur yang diberantakin suami asalkan bukan saya yang mengerjakan semua-muanya. Kalau diambil positifnya ya sangat positif apa yang suami sudah lakukan, jadi jangan diambil negatifnya. Tak seberapa koq urusan membereskan ketimbang upaya yang dilakukan suami. Menurut saya, ya …

 

Manfaat Kolaborasi Bersama Suami di Dapur

 

Kalau saya simpulkan nih, berdasarkan pengalaman selama 23,5 tahun pernikahan, manfaat kolaborasi bersama suami di dapur itu:

 

1. Membuat Istri Bahagia

 

Saya sih merasa bahagia ketika suami mau ikut sibuk di dapur. Kalau di kamar tidur ada pillow talk maka di dapur juga ada kitchen talk. Dengan berduaan, ada saja yang bisa dikomunikasikan termasuk berduaan di dapur. Istri yang bahagia karena urusan perut serumah jadi lebih mudah dipecahkan tentunya menjadi lebih riang juga dalam berkomunikasi karena hatinya bahagia. Se-simple itu.

 

2. Momen Bermesraan

 

Bermesraan di dapur, memangnya bisa? Bisalah. Apa sih yang tidak bisa bagi pasangan suami-istri yang sama-sama punya itikad baik dalam berumah tangga? Bisa banget kalau hanya sekadar saling merayu atau ngegombal setelah saat saluran komunikasi terbuka lebar, bukan? Kalau ada yang belum pernah merasakan Romantisme di Balik Dapur, you must try it!

 

3. Suami Bahagia dengan Cara Mengenali Keluarganya Melalui Masakan

#SuamiIstriMasak di Dapur


Biasanya yang paling tahu masakan kesukaan semua anggota keluarga itu si istri. #SuamiIstriMasak di dapur memungkinkan suami untuk lebih mengenal keluarganya. Membahagiakan anak-anak itu sederhana, sesederhana kita mampu menyediakan makanan yang mereka sukai.

Menyediakan dengan cara membeli di luar dan memasakkan untuk mereka itu berbeda makna. Kebahagiaan kita rasanya lebih tinggi level-nya ketika makanan yang disediakan itu merupakan hasil masakan sendiri.

Kalau ibu bisa merasakan kebahagiaan itu, mengapa ayah tidak ikut merasakannya melalui pengenalan makanan favorit anak? Ketika ayah bahagia, ibu lebih bahagia lagi. Coba bayangkan perasaan saya ketika putri remaja kami mengekspresikan cintanya pada ayahnya dengan kata-kata ini dengan nada kagum, “Beruntungnya Mama punya suami pintar masak.”

 

4. Anak Akan Meneladani Orang Tua

 

Orang tua bisa menjadi role model anak ketika kelak anak menjalani peran sebagai orang tua. Manfaatnya akan signifikan terutama bagi anak lelaki. Anak lelaki kelak tidak akan canggung mengerjakan pekerjaan rumah. Ketika hidup mandiri baik sebelum menikah maupun setelah menikah in syaa Allah dia bisa mengurus dirinya dan keluarganya.

Dalam tulisan berjudul LEGENDADDY: Ayah Hebat yang Sadar Perannya dalam Pengasuhan Anak, saya menulis uraian psikolog Rini Hildayani, M.Psi. yang mengatakan:

Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak amat berpengaruh. Ada penelitian yang menunjukkan, kemampuan kognitif anak lebih baik ketika memasuki usia 6 bulan hingga 1 tahun dan memiliki tingkat intelegensi yang lebih tinggi pada usia 3 tahun. Ayah-ayah yang terlibat bersama anak, membuat anaknya mampu mengendalikan emosi, lebih toleran terhadap stres, dan memiliki self efficacy. Selain itu, anak sulung yang melihat ayahnya terlibat dalam pengasuhan adiknya berpeluang besar untuk bertumbuh menjadi anak yang suka berbagi dan penolong karena terbiasa melihat ayahnya.

Terkait ini, saya kira terjadi pada dua anak laki-laki kami. Dua-duanya tak segan masuk dapur untuk memasak. Si sulung malah sudah bisa masak nasi goreng saat SMP dan tak segan membawakan kami makanan jika di tempat yang dia pergi memperbolehkan membawa pulang makanan.

💗💗💗

Belum lengkap argumen di atas jika Anda belum membaca apa kata psikolog Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi., Psikolog., CPC[1] untuk melengkapi testimoni saya:

Bukan hanya kedekatan dan keintiman secara fisik yang harus dijaga, dirawat dan dipelihara namun juga kedekatan secara emosional antara suami dan istri. Quality time bersama pasangan juga perlu dilakukan, misalnya merayakan hari spesial dengan memasak bersama di dapur rumah.

Nah, dengan sederetan manfat dan argumen di atas, jika suami mau masuk dapur dan rela berjibaku dengan bahan dan peralatan masak, mengapa ditolak? Ide kolaborasi bukan hanya masak bersama dengan mencoba berkreasi aneka masakan atau salah satu yang memasak, bisa dengan membantu mempersiapkan alat dan bahan, atau salah satunya membantu membereskan peralatan. Dilakukan sembari ngobrol tentu lebih asyik.

 

Kampanye #SuamiIstriMasak

 

Titi Tian Masak Bersama

Pentingnya manfaat pasutri berkolaborasi di dapur sangat disadari oleh Kecap ABC. Olehnya itu Kecap ABC konsisten melaksanakan kampanye #SuamiIstriMasak sejak 2018.  Awalnya, kampanye mengajak para istri untuk mendukung suami memasak. Pada tahun 2019 kampanye diinisiasi selama Hari Kesetaraan Perempuan.

Kemudian pada tahun 2020 berlanjut kepada ajakan untuk anak-anak melakukan hal serupa melalui platform edukasi. Pada tahun 2021 Kecap ABC mengusung kolaborasi dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono untuk menekankan pentingnya kolaborasi pasutri di dapur.

Kampanye ini mengajak para suami agar mau membantu istri melalui hal-hal sederhana yang dapat dilakukan di dapur. Pesan pentingnya adalah agar para suami dan istri dapat menciptakan waktu berkualitas dalam melalui jalinan ikatan yang dapat diciptakan kapan saja dan di mana saja, termasuk di dapur.

Tak perlu jauh-jauh dulu untuk memperjuangkan kesehatan mental dan healing, temukan kebahagiaan di dalam diri, dari ruang yang kita sebut “dapur”. Dengan pemahaman sederhana maka siapapun bisa mengupayakan kebahagiaannya sendiri dan berkonsolidasi dengan pasangan.

Mengapa dapur? Karena kebahagiaan itu sederhana, ada di dalam diri kita sendiri. Bisa datang dari perut yang kenyang dengan masakan favorit dari bahan terbaik, sebaik kecap ABC, dari dapur sendiri. Nah, bagaimana? Punya pendapat dan pengalaman apa terkait #SuamiIstriMasak? Share di kolom komentar, yuk.

Makassar, 30 November 2022



[1] https://www.viva.co.id/gaya-hidup/kesehatan-intim/1545819-masak-bersama-suami-istri-bisa-bikin-hubungan-makin-harmonis-ini-tipsnya, diakses 29 November 2022, pukul 23:49 WITA.



Share :

41 Komentar di "#SuamiIstriMasak Bisa Jadi Booster, Ini Dia 4 Manfaatnya"

  1. masak bareng ama suami itu bisa seruu banget. dulu juga pernah melakukan ini mba, pas masih di jogja. skarang udah jarang karena kesibukan masing2.. paling masak kalau bikin cemilan ajah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tetap masih bisa seseruan ya, Mbak Nabilla ☺️

      Delete
  2. Kak mugni.. Tolong artikan “Saya masakkan pallumara ta’, kita’ masakkan ka’ pallumara?”🤣

    Saya taunya orang Sulawesi kalo bilang "kita" Itu artinya you. Bukan we.
    Hahahaha

    O ya, ikan suwir kalo di Aceh namanya keumamah. Biasanya pake ikan tongkol/tuna.
    Endeuuus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mbaak ... KITA' (dengan apostrof di belakangnya) itu sama dengan YOU alias kata ganti orang kedua - sapaan khusus untuk orang yang dihormati.

      Pengen makan makanan ikan khas Aceh, Mbaak. :*

      Delete
  3. kalau aku biasanya masak bersama suami tuh dia bagian motong2 hahaa aku yang masak dan bagian cuci piringnya gantian, jadi anakku dah biasa liat papi maminya di dapur

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak jadi belajar dari orang tuanya ya, Mbak :)

      Delete
  4. Salfok sama makanan-makanannya, lapeeerrr jadinyaa, terutama yang pallumara, nah yang pallumara itu boleh pakai selain ikan layang, ndak? atau harus ikan layang? pengen coba bikin, bahannya mudah gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh banget, Mbak Indaa, ikan apapun boleh kok :)

      Delete
  5. So sweet bgtss
    Bener mbaa
    Memasak bareng pasangan adalah salah satu kegiatan yg tak boleh dilewatkan selain olahraga secara bisa menguatkan bonding yaa
    Btw, meski pernah ke Makassar dua kali, aku belum pernah makan ini hikss
    Kelewattt bgtt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betuul, bisa menguatkan bonding memasak bersama itu ...
      Btw, ke Makassar lagi yuk, Mbak Miyoshi.

      Delete
  6. Beruntung seorang perempuan yang pekerjaan rumah juga dibantu oleh suami.
    Hasil masakannya bikin laper mba. Saya penggemar ikan, penasaran dengan rasa ikan suirnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tadi barusan masak lagi, Mbak ... saya dan anak saya makan banyak kalau ada ikan suwir :)

      Delete
  7. Aih menyenangkan ya bisa kompak di kasur sumur sekaligus dapur bersama suami.
    Beruntung banget pokoknya punya suami yg gak gengsi masuk dapur
    Senang bisa ikut menjadi bagian kampanye ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ya ... karena menganggap urusan rumah tangga urusan bersama .... jadinya urusan dapur juga menyenangkan dilakukan bersama.

      Delete
  8. Pokoknya hal yang membahagiakan ketika bisa masak bareng suami ya Mbak. Bisa jadi masakan yang dimasak berdua, beli bahannya sama-sama akan menciptakan masakan favorit nagi keluarga. Saya juga belajar memasak dari suami Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak ada saja yang bisa dilakukan bersama.

      Delete
  9. Asyiikkk nih klo bs masak bareng suamiii

    Klo suamiku bukqn tipikal yy suka masuk dapur. Tapi ga ada salahnya kapan2 mau ajak doi masak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga mau diajak masak bersama kapan-kapan ya Mbak Nurul.

      Delete
  10. Bonding bersama pasangan halal bisa lewat kegiatan memasak bersama ya.
    Apalagi itu masakannya Bu Mugni and husband nikmat banget kelihatannya, jadinya tercipta rasa nikmat karena cinta kasih, eaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eaaa ... kalau halal mah, asyik-asyik saja, Mbak Fen :D

      Delete
  11. Wah ini sih keseharian aku Mba..xixixi.... terutama setelah kantor suami pindah di rumah jadinya aku selalu masak bareng. Terbantu banget emang :D

    ReplyDelete
  12. Suami ikut istri ke dapur itu sungguh pemandangan langka. Suami mau bantuin cuci piring aja itu langka. Aku sendiri, suami udah mau cuci piringnya sendiri abis makan itu udah senaaaaang banget. Apalagi kalau bantuin masak? Wkwkwk. Pernah suamiku rutin ke dapur itu pas aku lagi hamil besar, hamil si kembar, dan 1 bulan setelah persalinan. Keren ini Mba Mugni suaminya. Jadi ingat Titi Kamal dan Christian Sugiono ya. Mereka berdua di Instagram sering banget masak bareng. Atta-Aurel juga sama. Suka makan besar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih langka ya kolaborasi suami-istri di dapur? Hmmm .... di sisi lain saya melihat makin banyak sih yaa .... mungkin. Ah iyaa .. Titi dan Christian juga Atta dan Aurel, mereka suka masak2 bersama yaa.

      Delete
  13. Suamiku tipe yang suka memasak, sejak pandemi malah suami yang sering ke dapur haha krn WFH. Jd kadang aku bagian nyicip ma nyuci2 peralatannya aja.
    Btw aku juga pakai kecap ABC mbak, sering dapat promo di minimarket tebus murah. Anak2ku juga suka masakan yang dikasi kecap ABC :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah iya, kesempatan itu kalo ada promo tebus murah, saya pun suka memilih kebutuhan yang pas buat di rumah.

      Delete
  14. Terus jadi ingat-ingat..kapan yaa momen masak bareng saya dan suami? Udah lama banget kayaknya. Soalnya selera makanan kami berdua beda, hahahah. Jadi kalau pak suami sudah mau masak, ya saya bagian menyiapkan peralatannya. Begitu pula sebaliknya. Sama-sama gak mau diganggu saat memasak wkwkwk.. coba..coba..nanti kami masak bareng deh~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada yang masak, yang satunya menyiapkan peralatan, kalau buat saya sih sudah kolaborasi yaa hehe .. tergantung kenyamanannya saja.

      Delete
  15. Kayak sayami ini dan Paksuami Bun, saya paling ndak suka bersihkan ikan, syukurnya si paksu mauji tawwa bersihkan ikan trus saya yang masak.
    dia juga bisa masak sih dan ada masakan andalannya, apalagi kalau bukan indomie (anak kost bgt) hehehh.

    selain pillow talk, kitchen talk juga memang harus ya Bun.
    apalagi masaknya dengan kecap ABC yang memang sudah legend ini pasti makin enak apalagi dibumbui dengan cinta *eeaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bumbu cinta makin eaaaa deh masakannya ... hihi apa mi itu :D

      Delete
  16. Seru juga ya kalau masak bareng suami. Meski gak sering tapi sekali-kali boleh lah sekaligus membangun bonding. Btw saya juga sering merasa masakan orang lain lebih enak dari masakanku, termasuk masakannya suami, hehe. Oh ya bagus nih campaignnya jadi tertarik mau ikutan apalagi kecap ABC is my Favorite kecap :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah ikutan lomba ini kan, Siska? Cocok sekali ikutan kalau sesekali masak dengan suami :)

      Delete
  17. Kangen momen masak bareng suami soalnya sekarang lagi LDRan 😅 Walaupun yang dimasak menu-menu sederhana tapi bisa jadi momen yang menyenangkan juga

    ReplyDelete
  18. Duh enak banget ini pallumara, ga bikin marah hehe. Kangen masakan khas Gorontalo padahal belum pernah makan sekali pun hehe. Nikmatnya masak bareng suami saling melengkapi ya Mbak, kalau saya pas bantu istri masak suka ga sabar. Pengin buru-buru Mateng aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga kesampaian ke Sulawesi suatu saat nanti ya Mas Rudi biar bisa mencicipi masakan ikan di Sulawesi :)

      Delete
  19. So sweet memasak bersama pasangan, apapun hasil tetap saling memuji dan dukung yaa.

    ReplyDelete
  20. Co cwit n berukak, suaminya mau bantu masak².. masalahnya, tipe laki² beda², ada jg ga yg gak mau nyentuh pisau dapur hehe

    ReplyDelete
  21. setelah 14 thn rumah tangga suamiku akhirnya bisa bikin nasi goreng dan itu meringankan pekerjaan aku di pagi hari karena sarapan bisa diam bikin

    ReplyDelete
  22. Bener banget mbak kalau anak2 melihat ayahnya mau masuk dapur tuh sesuatu sekali..mereka melihat teladan bukan hanya disuruh2 aja bantuin masak

    ReplyDelete
  23. Aiihh masyaAllah bener banget kak, aku kmrn juga cobain Qtime bareng suami di dapur. kayak ada energi baru gituu, recharge energi yg sblmnya nggapernah aku dapatkan hehe. seru jugaaa

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^