Fashion Hijab: Kewajiban, Bukan Sekadar Style

Fashion Hijab: Kewajiban, Bukan Sekadar Style – Mengajari anak berhijab sejak kecil penting sebab itulah usaha orang tua untuk menanamkan kewajiban dan identitas Islam kepada anak. Orang tua bertanggung jawab untuk menjadikannya karakter anak karena tidak pernah tahu usianya, sampai kapan bisa mendampingi anak maka tidak ada salahnya membiasakan anak perempuannya berhijab semenjak kecil.

Kesimpulan di atas saya dapatkan usai menonton video Ustadz Felix Siauw yang berjudul Mengapa Berhijab Sejak Kecil? Menurutnya, menanamkan kewajiban berhijab dengan membiasakan anak mengenakannya sejak belum baligh tidak lantas membuat anak mengabaikan pluralitas di sekelilingnya. Anak tetap bisa diajarkan menghormati mereka yang tidak berhijab karena memang bukan bagian dari syariat agamanya, sebagaimana putrinya menghormati ibunda Ustadz Felix yang tidak beragama Islam.

Kewajiban Berhijab

Saya sependapat dengan Ustadz Felix. Saya belum kenal beliau ketika Athifah masih bayi (tahun 2006) dan saya biasakan mengenakan jilbab. Tujuan saya adalah membiasakan hijab padanya sehingga dia merasa itulah pakaiannya. Semua pakaian yang dikenakan keluar rumah adalah yang memang menutupi auratnya. Lanjut ketika bersekolah sejak TK, dia juga terbiasa mengenakan hijab.

Untungnya ketika duduk di sekolah dasar negeri, sebagian besar siswi di kelasnya berhijab meskipun ketika keluar rumah selain ke sekolah mereka tidak berhijab jadinya Athifah makin terbiasa. Begitu pun ketika duduk di bangku SMP. Meskipun sekolahnya umum namun semua siswi muslimah mengenakan hijab selama di sekolah.

Kalau mengingat masa ketika awal saya berhijab lebih 27 tahun lalu, orang berhijab masih dipandang aneh. Tulisan berjudul Story of My Jilbab: Perjuangan Berbuah Manis mencatat bagaimana “perjuangan” saya sejak tahun 1989 hingga akhirnya berjilbab rapi pada 17 Maret 1994. Benar-benar sesuatu yang harus saya perjuangkan karena awalnya mendapat tentangan dari kedua orang tua namun akhirnya kedua orang tua menerima keteguhan hati saya untuk berusaha menutup aurat secara kaffah.

Bersyukur sekarang fashion hijab marak di Indonesia. Hijab bahkan menjadi mode. Banyak orang yang beranggapan pergi ke luar pagar lalu naik kendaraan wajib berhijab, kalau cuma di rumah dan ke warung sebelah tidak wajib karena mereka memperlakukan hijab sebagai mode pakaian.

Yang menganggap ketentuan menutupi aurat sebagai kewajiban pasti memandang menutup aurat harus dilakukan ketika dia terlihat oleh orang selain mahramnya. Makanya, walau hanya beli sayur di tukang sayur bersepeda yang lewat di depan rumah, dia tetap mengenakan hijab/menutup auratnya.

Saya mengalami masa-masa kecil, remaja, hingga dewasa muda belum berhijab lalu mengenakan jilbab pada usia 20 tahun. Saya paham sekali bagaimana tantangannya membiasakan diri menutup aurat di tengah banyaknya orang yang belum menutup aurat bahkan menentang makanya saya berpandangan, perlu mempersiapkan kemudahan bagi putri saya, yaitu dengan mengondisikan hijab sebagai pakaiannya, kebiasaannya, dan karakternya.

Setelah baligh, Athifah sudah bisa memilih jilbab model bagaimana dan bahan jilbab bagaimana yang disukainya. Ada beberapa model hijab yang biasa dia kenakan yang saya lihat digunakan juga oleh remaja kebanyakan, yaitu:

Hijab Instan

Hijab instan

Jilbab instan ini ada yang terbuat dari kain dan ada yang terbuat dari kaos. Jilbab instan ada yang bentuknya seperti mukena berukuran kecil dan ada juga yang bentuk segitiga yang bagian dagunya sudah terjahit jadi tinggal dipakai saja.

Hijab square

Hijab square alias jilbab berukuran bujursangkar sering dikenakan putri saya. Anak remaja sekarang punya style tersendiri dalam mengenakan hijab yang semua sisinya sama panjang ini. Saya pernah memakaikan dia sama persis dengan cara saya mengenakan hijab namun di sekolah dia diledek kawan-kawannya, dikatakan pakai jilbab “model nenek-nenek”. 😅

Hijab square di zaman now motifnya bermacam-macam. Putri saya senangnya mengenakan plain hijab square (jilbab berwarna polos tanpa corak). Mungkin nanti dia akan senang mengenakan printed hijab square seperti yang ada di laman Hijab.id. Motifnya cantik-cantik dan terlihat eksklusif.

Hijab Square

Hijab pashmina

Hijab pashmina ini salah satu model yang ngetop sekarang tapi putri saya belum nyaman mengenakannya. Sudah pernah saya kenalkan sih namun dia tidak tertarik. Mungkin nanti ya. Saya pun awal mencoba memakai hijab pashmina, merasa tidak begitu nyaman tapi saya mencoba mengenakannya pada beberapa kesempatan. Sekarang saya kembali mengenakan hijab square saja, lebih nyaman dengan style baru yang akhirnya saya temukan sendiri.

Iya, lho. Ternyata walau dengan jilbab square tanpa lilit sana-sini karena ingin mengulurkan menutupi dada, bisa juga menggunakan hijab jenis ini dengan style yang nantinya mudah dikenali. Ini terjadi pada saya.

Saat itu, setelah beberapa bulan Indonesia dinyatakan mengalami pandemi. Suami saya berkesempatan staycation di sebuah hotel. Saya dan anak-anak ikut menginap di sana. Saat mau pulang, di lift seseorang menyapa saya. Saya heran mengapa dia mengenali saya padahal kami semua mengenakan masker.

Saya mengenali dia dari mata dan suaranya yang khas. Dia yang menyapa saya duluan, makanya saya bisa mengenalinya. Tetapi bagaimana dia bisa mengenali saya? Selang beberapa hari kemudian saya mendapatkan jawabannya. “Saya kenali cara ta’ berjilbab, Kak,” ujar kawan tersebut. Well, punya cerita fashion hijab versimu? 😀

Makassar, 7 Desember 2021


"Mengapa Berhijab Sejak Kecil?"

Keterangan:
  • Foto-foto berasal dari hijab.id.
  • Desain gambar menggunakan Canva.com.


Share :

13 Komentar di "Fashion Hijab: Kewajiban, Bukan Sekadar Style"

  1. Betul, Mba. Berhijab soalnya bukan hanya sekadar fashion saja. Ini kewajiban sebagai seorang muslim. Kayanya di Hijab.id bahannya nyaman ya Mba, jadi mau kepoin juga deh hijab id, siapa tahu cocok. Trims sharingnya Mba Mugniar.

    ReplyDelete
  2. Bener banget, memang berhijab bukan hanya fashion kita juga punya kewajiban untuk mencari hijab yang nyaman dan sesuai syariat islam.

    ReplyDelete
  3. Lama banget ya kak Mugni. Sejak 94.
    Saya masih sd kala itu .
    Memang sejak SD, hingga kuliah saya berhijab di sekolah. Tapi di kuliah saya menutup secara kaffah. Alhamdulillah anak-anak saya gak ada yang merasa terpaksa.
    Ketika keluar rumah mereka takut ketika terlihat karena tidak menutup aurat.

    ReplyDelete
  4. Wah ada berbagai macam bentuk kerudung ya. Taunya sih ya kerudung gitu aja bentuknya. Kalau nggak kerudung yang besar, kerudung yang kecil.

    ReplyDelete
  5. Berhijablah dengan sederhana, tidak berlebihan. Allah juga lebih suka yang sederhana. Benar, hijab bukan cuma sekadar fesyen, melainkan kewajiban. Aku suka pakai pashmina, soalnya makenya paling simpel dan paling luas nutupin dada.

    ReplyDelete
  6. Gagal fokus sama gambar hijab instannya 😂.

    Wah maasyaAllah sekali berhijab sejak 94. Zaman itu mesti tantangannya berat

    ReplyDelete
  7. Setuju bangett mba, jilbab sekarang jadi style itulohh sayangnya. padahal ini jadi kewajiban muslimah yaa. Bahkan ngga jarang jilbab cuma jadi pencitraan :(( sedihh.
    btw bahan jilbabnya kayaknya ademm ya

    ReplyDelete
  8. wahh saya suka jilbab pink itu, yang instant...
    Mau browser ah..

    oh iya, saya juga punya pengalaman pertama kali berhijab di blog saya... sila mampir dan baca ya mba Mugniar... hehehe

    ReplyDelete
  9. Yang memang harus ditanamkan ke anak-anak sedari kecil adalah hijab itu kewajiban bukan sekedar fashion ya mba.
    Supaya, yang lebih diperbaiki waktu ke waktu adalah kesadaran akan kewajiban bukan gimana caranya bisa tetap stylish

    ReplyDelete
  10. Memang kalau ditanamkan berhijab dari kecil, anak akan terbiasa nanti ya, Mbak... Sehingga pada saatnya tahu kewajiban berhijab enggak susah mengingatkan.
    Terkait style hijab, hampir semua hijab saya square..satu dua saja pashmina dan enggak punya hijab instan (bergo) :)

    ReplyDelete
  11. Baca artikel Kak Niar ini auto inget pas saya gendong si sulung saat dia masih bayi hitungan bulan kira2 16 tahun yg lalu. Pada kepo deh liat bayi perempuan dijilbabin, ada yg nyuruh buka lah, apa gak kepanasan itu bayinya, dll dll... ada jg yg memuji wah lucu banget, cantik, dll... yang penting sy merasakan dampak positifnya saat ini. si gadis saya itu tak perlu susah2 lg nyuruh nutup auratnya skrg. Ambil paket ke pagar aja dia pakai hijab, Alhamdulillah

    ReplyDelete
  12. MasyaAllah, percaya deh perjuangan banget kalo di tahun 94an sudah berjilbab. Kakak saya pas itu tahun 98an aja keknya masih juga melawan stigma dan penolakan.

    Kalo buat saya, paling suka pakai bergo, yang pet. Udah gitu aja dari dulu. Atau kalo ngga ya yang pastan, si pasmina instan. Paling ngga bisa kalo harus model jilbab ini itu, eh malah ga perlu model2an kan harusnya 😬

    ReplyDelete
  13. Saya itu dari dulu Ampe skrng paling suka pakai jilbab paris entah mengapa sya merasa lebih pede. Skrng fashion hijab macam macam ya mbak

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^