Agar Bisnis Kerajinan Tangan (Merajut) Menguntungkan

Agar Bisnis Kerajinan Tangan (Merajut) Menguntungkan - Merajut ... oh no, saya bukan jenis orang yang suka mempelajarinya. Saya hanyalah pengagum hasil rajutan orang-orang. Makanya ketika Welang Pelang mengadakan festival pertamanya yang mengumpulkan banyak crafter, saya rela datang untuk memanjakan mata.

Bisnis merajut menguntungkan
Dokumentasi pribadi, ketika Festival Welang Pelang 2019. Cantiknya sepatu-sepatu rajut itu.

Aktivitas Berkarya Welang Pelang

 

Welang Pelang adalah nama – bisa disebut brand dari 4 orang crafter, Nanie, Unga, Ayi, dan Ina. Keempatnya saya kenal dari komunitas blogger. Senang menikmati foto-foto craft yang mereka buat. Banyak dari karya mereka berupa rajutan. Tentunya menikmatinya di festival yang berlangsung Juli tahun 2019 silam, terasa lebih menyenangkan.

Tak habis kekaguman saya melihat payung rajutan. Juga hiasan dinding dengan corak dasar mandala, tas, sepatu, dan lain-lain. Saya pengagum kreativitas. Meskipun tak bisa membuatnya dan tak bisa menikmati melakukannya, mata saya menikmati memandangi hasil kerajinan yang dibuat oleh tim Welang Pelang (WePe).

Welang Pelang terbentuk pada bulan Desember 2017 karena Nanie, Unga, Ayi, dan Ina mau lebih mengenalkan craft kepada khalayak. Mulanya, di Makassar hanya ada komunitas Quiqui yang aktif membuat kegiatan merajut. Sementara WePe lebih luas cakupannya craft secara umum dan lebih fokus dengan mengadakan workshop.

Tahun 2019 lalu, Festival Welang Pelang terlaksana. Sebagai pengagum ke-4 orang di balik WePe, saya menyempatkan diri berkunjung untuk cuci mata. Satu lompatan besar.


Welang Pelang
Welang Pelang dimuat di Harian Fajar. Sumber: akun IG @welang.pelang.


Belum lama ini saya bertanya kepada Nanie, apa harapan pelaksanaan festival tersebut. Nanie menjawab:

Harapannya menjadi wadah bagi crafter Makassar agar jadi tuan rumah di kota sendiri. Crafter Makassar sebenarnya banyak tapi masih kurang sarana untuk tampil. Saat itu ada sekitar 20-an crafter yang ikut. Kami adakan WePe Craft Festival secara mandiri makanya berharapnya event berikutnya bisa lebih besar lagi dengan menggandeng banyak pihak yang semoga bisa menjadi sponsor.

Nah, sebenarnya festival berikutnya direncanakan penyelenggaraannya dalam pertengahan tahun 2020 dengan harapan bisa lebih besar daripada festival tahun lalu namun apa daya, terkendala pandemi yang meluluhlantakkan tatanan dunia.

 

Kendala dan Prospek Bisnis Kerajinan Tangan

 

Belum lama ini saya menyimak video BERGURU dari channel milik Ninjaxpress.co yang menampilkan Amelia Putri (Puput), seorang knitter yang kondang dengan brand PAPIPUT. Saat nonton videonya, saya teringat lagi dengan Welang Pelang.

Puput mengatakan bahwa perlu digarisbawahi masih kurang apresiasi orang Indonesia terhadap karya buatan tangan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Nanie, bahwa untuk produk craft, masih banyak orang Makassar yang menganggap harganya mahal padahal ini handmade bukan buatan pabrik.


Puput Papiput
Amelia Putri (puput), owner PAPIPUT.

Saya setuju sih, karena memang layak untuk buatan tangan yang membutuhkan waktu, ketelatenan, dan sering kali mendapatkan sentuhan pribadi diberi harga lebih mahal ketimbang buatan pabrik yang seragam.

Selain itu, menurut Nanie, kendala bahan kerajinan tangan adalah masih ada beberapa bahan yang sulit diperoleh di kota Makassar.

Lalu bagaimana jika berbicara soal peluang?

Menurut Nanie, peluangnya ada. Orang-orang mulai melirik craft sebagai hobi. Meskipun masih pelan, tapi permintaan workshop kerajinan tangan makin meningkat. Oleh karena melihat peluang tersebut, WePe punya harapan memiliki galeri dan tempat workshop sendiri.

Menurut Puput, prospek bisnis rajutan bagus, keuntungan bisa mencapai 100%  – 300%. Pembeli rajutannya kebanyakan dari dalam negeri, pembeli desain ada dari luar negeri, dan pembeli benang rajut buatannya berasal dari luar negeri.

 

PAPIPUT

 

Amelia Putri (Puput) belajar merajut otodidak pada akhir tahun 2010. Mulai tahun 2011, mulai merambah bisnis rajutan. Bisnisnya bukan hanya menjual hasil rajutan, melainkan juga menjual desain rajutan dan mewarnai dan menjual benang.

Brand PAPIPUT kini terkenal di kalangan para crafter. Siapapun bisa menjangkaunya melalui website Papiputshop.com, market places, Etsy, Facebook, dan akun Instagram @papiput. Bahkan untuk produk yang diperlihatkannya dalam video BERGURU, bisa diunduh secara gratis di blog Puput – Eatsandknits.com.


BERGURU
Puput dalam video BERGURU.

Dalam video berjudul MULAI BISNIS BARU DENGAN BELAJAR MERAJUT BERSAMA PAPIPUT | BERGURU (Belajar Ragam Usaha Baru) Ep. 08 yang tayang pada tanggal 3 Oktober lalu, Puput membagikan strateginya dalam menjual karya dalam brand PAPIPUT-nya.

 

Strategi Agar Bisnis Kerajinan Tangan Menguntungkan

 

Beberapa informasi saya peroleh usai menonton video BERGURU dan satu video lain di channel Ninjaxpressid yang mana Ivan Lanin menjadi nara sumbernya, juga dari obrolan dengan Nanie.

Strategi berikut ini perlu dilakukan agar kerajinan tangan laku dijual:

 

1. Membuat produk yang inovatif dan kreatif.

 

Cari tahu dulu yang mana produknya yang disukai atau diminati banyak orang. Puput mengusulkan untuk membuat produk yang inovatif dan kreatif. Kalau perlu, ciptakan tred. Buat produk yang orang lain belum pernah buat.


Rajutan PAPIPUT
Rajutan PAPIPUT.


2. Diversifikasi produk/jasa.

 

Welang Pelang, selain menawarkan produk juga menawarkan workshop membuat kerajinan tangan. Puput, selain menjual barang hasil merajut juga menjual desain rajutan dan benang.


Welang Pelang
Workshop Welang Pelang. Foto dari akun IG @welang.pelang.


3. Menyelenggarakan festival atau pameran.

 

Welang Pelang cukup sering mengikuti pameran guna memperkenalkan kerajinan tangan kepada warga kota Makassar. Dalam Festival Welang Pelang tahun lalu, WePe berkolaborasi dengan 20-an perajut dengan mendirikan booth-booth pameran yang memajang berbagai karya kerajinan tangan. Hal ini dapat menarik perhatian banyak orang sekaligus menjadi ajang promosi.

 

4. Menggunakan aneka platform digital sebaik mungkin.

 

WePe memajang karya para pendirinya di akun Instagram @welang.pelang dan Facebook. PAPIPUT, seperti yang saya ceritakan di atas, menggunakan Instagram, market places, Etsy, blog, dan webstore. Gunakan foto dan video yang eye catching.


Rajutan Papiput
Salah satu karya Papiput. Foto dari webstore Papiput.

5. Perhatikan penggunaan bahasa.

 

Ada penjelasannya di  dalam video berjudul Obrolan Asik Seputar Bisnis (OASIS) I Tingkatkan Sales dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar! Pada channel Ninjaxpressid.

Ivan Lanin – sang nara sumber memberikan beberapa panduan, seperti membuat deskripsi produk yang tepat, ejaannya rapi – misalnya jangan huruf kapital semua, perhatikan cara berkomunikasi dengan pelanggan – misalnya perhatikan penggunaan sapaan Mas/Mbak/Kak, tak semua orang nyaman dipanggil KAKAK.

Memilih kata yang tepat dan baik dalam merangkai kalimat. Ingat sekali lagi bahwa berkomunikasi dengan pelanggan – misalnya dengan menyapa pelanggan itu bertujuan untuk meningkatkan citra di mata pelanggan dan mengakrabkan diri dengan pelanggan.


BERGURU – Belajar Ragam Usaha Baru

 

Mungkin banyak bisnis tiarap pada masa pandemi ini namun bisnis dari rumah masih memberikan harapan asalkan tahu rahasia bisnisnya apa. Aneka tips dan trik seputar berwirausaha ala UMKM tayang di channel Ninjaxpressid.


Belajar ragam usaha baru
Rajutan corak mandala di Festival WePe.
Dokumentasi pribadi.

Salah satu kategori kontennya adalah BERGURU (Belajar Ragam Usaha Baru). BERGURU adalah kategori konten yang memuat tips dan tutorial bagaimana memulai usaha dari rumah. BERGURU bertujuan mendorong masyarakat agar mau berupaya menciptakan usahanya sendiri dan mengubah persepsi bahwa yang terlihat sulit bisa jadi mudah jika bersungguh-sungguh.

Nah, jangan sampai ketinggalan episode BERGURU deh, khusus episode PAPIPUT klik: https://bit.ly/Berguru_E4_MU. Like dan subscribe kanalnya. Jangan lupa untuk menuliskan di kolom komentar, apa episode BERGURU selanjutnya yang perlu kita pelajari bersama-sama.

Makassar, 19 Oktober 2020

 

#Business #Bisnis #berguru #NinjaXpress #usaha #jasaPengiriman #jasaPengirimanMurah #jasaPengirimanTerpercaya #pengirimanTerpercaya #pengirimanAman #pengirimankeluarKota #PengirimanAntarKota #pengirimanmurah #JasaAntarPaket #BisnisBaru2020 #BisnisBaru #UsahaBaru #UsahaSaatPandemi #UsahaDirumah #Wirausaha #WirausahaMurah #Usaha2020 #WirausahaSeru #InformasiTerbaru #InformasiTerupdate #CaraMenghasilkanUang #Rajut #PapiputYarn



Share :

109 Komentar di "Agar Bisnis Kerajinan Tangan (Merajut) Menguntungkan"

  1. Setiap usaha memang harus punya trik dan rahasia bisnis agar tetap bertahan dimasa sulit seperti ini ya kak, karena dimasa pandemi sepertinya banyak yang beralih propesi sebagai pengusaha juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang paling dekat bagaimana berusaha dari rumah ya Mbak Sarah.

      Delete
  2. Beberapa tahun lalu saya pernah suka merajut, Mbak. Tapi merajut yang pakai hakpen, crochet. Cuma nggak sampai dijual sih. Keren ini Welang Pelang yang bisa membuat hobi merajut jadi bisnis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Welang Pelang dan Papiput juga menjualnya. Kalau Papiput malah sudah ke luar negeri, Mbak Alfa.

      Delete
    2. duh keren ini mbak Alfa udah sampai bisa merajut, kalau ditekuni bisa jadi bisnis juga ya

      Delete
    3. Wow... Pangsa pasar rajutan di luar negeri emang besar sih, Mbak. Dengan karya yang cantik gitu nggak heran kalau produk Papiput bisa go international.

      Delete
    4. Kalau pandai networking memungkinkan untuk go international ya, Mbak.

      Delete
  3. Ide bisnis yang cukup bagus ini, tapi saya cukup kesulitan untuk menjualnya. Biasanya saya merajut untuk dipakai sendiri, sebenarnya ingin dijual juga tapi belum tahu strategi penjualannya.Sepertinya saya harus lihat video berguru,supaya mengetahui lebih mendalam tentang bagaimana memasarkan hasil rajutan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, Mbak ... mungkin diklik dulu link yang menuju ke YouTube-nya di atas.

      Delete
  4. Keren ya klo punya skill kerajinan tangan. Bisa dibikin bisnis yg menghasilkan. Tp utk pemasaran lewat pameran kynya jd terhambat ya zaman pandemi gini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Zaman sekarang mesti getol online sih ya.

      Delete
    2. Betul Mbak, eskarang zamannya mengunakan teknologi internet supaya usaha menengah dan kecil lebih maju lagi

      Delete
  5. Dulu pernah ajak anak anak belajar berajut.. beberapa hasil sudah ada seperti mainan anak, peci, dan lain lain.. sekarangs edang off karena sedang belajar yang lain

    ReplyDelete
  6. Kita samaan nih mbak... Gak bisa ngerajut tapi jadi penikmat rajutan. Klo ada pamerannya pingin juga lihat langsung, siapa tau bisa belajar langsung

    ReplyDelete
  7. Salut sama bisnis Welang Pelang ini tetap bertahan walau di masa pandemi ini, begitu juga dengan Papiput tapi ini mungkin namanya sudah besar ya boleh dicoba nih kisah suksesnya

    ReplyDelete
  8. Soal pelanggan – sapaan Mas/Mbak/Kak, penggunaan Kak ini biasanya dipakai di Jakarta, untuk lebih aman karena Jakarta terdiri banyak warga dengan beraneka ras/suku. Jadi kalau manggil biasanya mereka takut keliru itu ternyata orang Batak, atau orang Tionghoa yang biasa dipanggil Cie-cie. Kalau saya malah lebih nyaman dipanggil Kak, dibanding Bunda--Mom--Momsay, atau sejenisnya. Mengingat saya belum menikah. Ahaha. Ada cerita lucu, teman saya laki-laki memesan barang online untuk anak perempuannya. Si penjual berasumsi teman saya ini perempuan, jadilah dia dipanggil Bunda, Mom, Sis, Sista. Sampai dia bilang: saya laki-laki. xD Kocak benar. Bdw, itu rajutannya bagus-bagus. Saya juga termasuk penggemar rajutan. Rajutan handmade susah membuatnya tapi sayang pembeli kerap menyamakan dengan barang buatan mesin. Belum lagi bombardir fast fashion. Padahal rajutan handmade itu biasanya lebih awet dan bagus kualitasnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahaha ada teman juga begitu, Mbak Nieke. Bapak-bapak sayang anak yang membelikan pakaian buat putrinya, dia dipanggil BUNDA. Hihi.

      Delete
  9. Mamaku ikut group belajar merajut juga, mereka ada komunitasnya, ada tantangan untuk nyelesain satu challenge-nya tepat waktu. Seru, hasilnya juga bisa dijual digabungkan bersama komunitas rajut.

    ReplyDelete
  10. wah keren, saya pernah belajar merajut oto didak dari buku dan video mbak, tp ga mudeng hahaa gagal deh padahal udah beli jarum dan benangnya warna warni

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin sama kayak saya ya Mbak Winda .... jadi penikmat saja kita hihi.

      Delete
  11. Bisnis apapun pasti adaaaa aja tantangannya ya.
    Yang penting tetap berusaha, dan saling menyemangati!
    Apalagi di masa pandemi kayak gini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah betul Mbak Nurul. Tapi di masa pandemi begini, tantangannya harus pandai menggunakan cara online ya.

      Delete
  12. Keterampilan merajut cuman bisa dilakukan oleh orang yang penyabar dan mau berproses hehe soalnya sy juga bisa merajut mba tapi ga sampe level baju, palingan taplak meja cover galon, itupun kaya nunggu mood diajarin sama alm nenek

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah sudah bagus, Mbak bisa bikin taplak meja. Kalau saya, ndak betah merajut hehe.

      Delete
  13. Aku paling suka pake baju atau cardigan rajutan dan terkagum2 sama ketekunan dan ketelitian para perajut. Beneran harus sabar dalam mengerjakannya. Semoga sukses terus untuk bisnis rajutannya Welang Pelang yaaah

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya kagum sama yang bisa bikin cardigan, cantik pula ^^__^^

      Delete
  14. Keren banget nih Welang Pelang. Perjalanan bisnisnya luar biasa dan bisa banget ditiru. Cari ide usaha yang unik dan cari cara promosi yang baik. Yang pasti nggak boleh menyerah juga ya. Aku segala sesuatu yang berhubungan sama keterampilan, nol besar, haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Toss Mba Ana haha ... kita tim penikmat saja yaa.

      Delete
  15. Mbak saya crafter, merajut sejak 5 atau 4 tahun lalu. Karyanya udah buanyak bgt. Saya juga kecipratan gratisannya. Hehe...

    Ada sepatu sama tas selempang. Pernah ngajar offline juga di kecamatan, sampai luar kota di Jateng.

    Terus adik ipar sy juga ketularan merajut. Sekarang sibuk sg pesanan masker sama konektor.

    Salutlah sama ibu-ibu yang kreatif, bisa berkarya sambil tetep di rumah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah keren mbaknya bisa bikin sepatu, Mbak Diah ... saya mah nyerah, jadi pengamat saja eh penikmat.

      Delete
  16. Sodaraku juga ada yang gape merajut gini, Mak.
    Tapi blum diseriusin jadi bisnis.
    padahal mayan juga kan yaaa
    karena pasarnya terbuka lebar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wih asyiknya kalau bisa jadi sumber rezeki ya Mbak Nurul.

      Delete
  17. Aku dulu niat banget pingin kursus merajut, udah nemuin tempatnya tapi terlalu jauh. Eh tapi kayanya takut gak konsisten makanya milih beli aja di temat produk rajutannya sekalian bagi-bagi rezeki ya hehehe alasan padahal mah males belajarnya. Padahal dari kerajinan tangan ini bisa menghasilkan pendapatan ya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita menulis saja deh ya Mbak Lidya. Mari ramaikan tim penikmat hihi.

      Delete
  18. Aku itu suka merajut tapi nggak bisa-bisa. Ya sih semua orang pasti punya keahlian masing-masing ya. Tapi ini BERGURU episode selanjutnya apa ya? Jadi penasaran

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hayuk Mbak Rani, disimak vide-video BERGURU. Keren-keren.

      Delete
  19. Saya hobi crafting tapi untuk merajut belum ada kesempatan untuk belajar bikin. Pengen sih suatu hari ikutan kelas merajut, seru juga kalau bisa menghasilkan uang kan? 😁

    ReplyDelete
  20. tak semua orang nyaman dipanggil KAKAK...itu benerrr banget. Semisal manggil Kak ke abang2 di Medan, pasti dia merasa "kan aku lakik, kok dipanggil kak" hahahaha.

    Btw...dunia crafting itu memang menarik. Salut buat Welang Pelang dan Papiput yang sudah bisa mengembangkan hobi jadi usaha. Hari2 ini saya lagi belajar menjahit (non-pakaian). Berhasil membuat masker 3D dan mendapat respon yang cukup baik ketika saya tawarkan ke ibu2 kompleks. Aiiih, itu sudah seneng bangeeet. Mudah2an pandemi segera berakhir sehingga bisa berkomunitas dengan crafter makassar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuih andai dekat mau deh mampir lihat masker2 Mbak Lisdha ... atau adakah gerai online-nya?

      Delete
  21. Saya dulu pernah diajarin merajut, sayang saya kurang telaten, emang merajut itu melatih kesabaran juga ya.

    Btw itu baju rajutannya cantik-cantik, saya setuju banget, handmade seharusnya dihargai lebih, karena butuh ketelatenan dan seni bersabar akan proses untuk menghasilkan karya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pekerjaan tangan sebenarnya banayak nilai lebihnya ya Mbak Rey .. memang jadi tantangan tersendiri untuk bisa dihagai ya.

      Delete
  22. Jadi pengen belajar merajut lewat Yutub Papiput siapa tau jadi peluang bisnis baru saat pandemi ini :)

    ReplyDelete
  23. Ternyata merajut bisa menghasilkan juga yah kak. Saya sebenarnya tertarik pengen belajar tp sayangnya di kampung nda ada komunitas atau tempat belajar merajut huhu

    ReplyDelete
  24. Jujur salut banget dengan banyak pihak yang kreatif. Bisa menyulam menjahir luar biasa. Satu sisi, peran digital emang butuh buat pemasaran produk di era seperti sekarang

    ReplyDelete
  25. Menurutku sih, merajut ini hobi orang super sabar. Jika ditekuni dan dipelajari dengan sangat baik termasuk marketingnya, in sya allah bakalan laku. Memang ga mudah penjualannya mengingat hasil rajutan itu dinikmati oleh orang yang memiliki jiwa seni dan tau cara menghargai 😊😊

    ReplyDelete
  26. Handmade gini seharusnya dihargai di negeri sendiri. Justru nilainya makin naik kalau di jual di luar negeri. Biasanya barang2 yg handmade krn effort bikinnya lumayn, hrs diapresiasi dgn harga yg gak mahal

    ReplyDelete
  27. waa beberapa tahun lalu aku sempet belajar rajut dan sempet seneng banget ngerajut tapi baru bisa yang simple simple, kaya bentuk kotak atau bulet aja hehehe

    ReplyDelete
  28. It must be interesting to learn all these new things especially in addressing the new pandemic. Some of those principles in businesses are still the same though

    ReplyDelete
  29. Wah Mba Puput belajar merapat otodidak tapi bisa menghasilkan Karya yang bagus-bagus banget, salut banget

    ReplyDelete
  30. Welang Pelang, ngikuti karya mereka di media sosial dan terkagum-kagum sama crafternya...bisa aja kreatif begitu mereka..Masya Allah
    kenal lagi mereka juga ngeblog, multitalenta deh ya
    Dan untuk aneka tips dan trik seputar berwirausaha ala UMKM tayang di channel Ninjaxpressid saya jadi pengin kepoin, senang nonton konten inspiratif begini

    ReplyDelete
  31. Mbak itu baju-baju yang mirip sweater asli rajutan dari para crafter Makasar? Duuh keren banget ya. Pengen juga bisa seperti mereka karena pada dasarnya saya juga suka merajut.

    ReplyDelete
  32. Saya juga setuju kalau buatan tangan yang membutuhkan waktu, ketelatenan, dan sering kali mendapatkan sentuhan pribadi harus diberi harga lebih mahal dibandingkan dengan buatan pabrik yang seragam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha bener, kadang orang baru bisa menghargai produk seperti itu kalau kita sendiri pernah membuatnya atau pernah tahu sendiri prosesnya ya :D

      Delete
  33. Kalau aku lebih senang melihat orang merajut dan memakainya, karena aku gak bisa merajut hehehehee... waktu ke Yogyakarta aku pernah beliin anakku topi rajuta dan sampai sekarang masih ada.

    ReplyDelete
  34. AKu selalu ingin belajar merajut tp tak bisa2 huhu, keren deh kalau lihat org pandai merajut apalagi karyanya banyak. Kebetulan aku ada kenalan jg yang karya rajutannya udah dijualin jg, harganya bisa spesial kalau desainnya rumit dan dirajut apik ya :D

    ReplyDelete
  35. Bener kak Niar..
    Aku punya temen yang seorang pengusaha dan pekerjaannya selain berinovasi di produknya, juga packanging sampai pemasarannya.
    Jadi detil sekali memang yaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menarik sekali..
      Zaman sekarang sudah sedikit perempuan yang bisa merajut, karena membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi.

      Delete
    2. Kka Niaarrr...
      Anakku kan suka banget sama aktivitas yang berhubungan dengan seni. Jadi kemarin cobain belajar merajut, knitting.
      Ternyata, mashaAllah..
      Susah.

      Heuheu..pantas kalau harga kerajinan rajut ini mahal.

      Delete
  36. Keren ya bisa belajar merajut secara otodidak 😀. Menurutku itu karna punya bakat dan mau juga mengasah diri untuk berkembang ya mb

    ReplyDelete
  37. Iya, baru tahu log kalau ga semua orang suka dipanggil kakak...Kirain itu general ternyata engga...

    Kerajinan tangan merajut punya potensi yang menguntungkan ya..

    ReplyDelete
  38. Hahaha.. saya pun bukan yang orang yg mau disuruh merajut, Mba. Lebih ke penikmat hasil rajutan aja. Tapi kerrn ya ini dari sekedar hobi bersama 4 orang sahabat, bisa jadi welang pelang. Semoga craft di Makasar makin maju deh dengan plopor dr mereka.

    ReplyDelete
  39. Masya Allah, cantik banget hasil rajutannya. Saya suka lihat orangorang pakai mantel rajut gitu. Rapi kelihatannya.

    ReplyDelete
  40. Aku sangat iri sama org yang bisa merajut. Bahagianya bisa bikin baju atau kerajinan lainnya dengan tangan sendiri.
    Emang tinggal belajar cara/ strategi memasarkannya dengan baik ya mbak :D

    ReplyDelete
  41. Kagum banget sama crafter yang ulet dan kreatif pisan, secara aku blank banget kalau soal craft..huhu...sukses buat teman-teman Welang Pelang...

    ReplyDelete
  42. Aku dulu suka banget ngerajut, tapi sekarang udah mulai lupa karena udah lama banget nggak ngerajut lagi. Keren banget bisa ngerajut payung

    ReplyDelete
  43. Merajut ini karya seni yang sekarang makin bernilai karena memang yang pintar merajut makin kurang... Semoga usahhanya terus berkembang. Suka deh dengan semangat dan namanya Berguru...

    ReplyDelete
    Replies
    1. dan jadi ingat, dulu waktu sekolah pas pelajaran merajut suka iri liat teman-teman kok hasilnya bagus punya saya awut-awutan.. Tapi ya gitu ya mba memang yang penting telaten. semoga usaha berguru mendapat tempat di pasar

      Delete
  44. Saya termasuk pecinta handcraft meskipun nggak bisa sering-sering beli karena dari segi harga memang lebih tinggi ya. Tapi saya paham karena proses handcraft itu berbeda dengan produksi pabrikan. Apalagi produk rajut seperti ini pastinya lama dan rumit sekali.

    ReplyDelete
  45. baju rajutnya cakep banget, cocok untuk bepergian ketempat sejuk atau dingin..heheh.
    iya sih kalau diluar negri hasil karya tangan itu jauh lebih mahal, karena cara kerja dan proses pembuatan cukup lama

    ReplyDelete
  46. Setelah dijalankan pasti kesulitan perlahan sirna ya, Mba. Menjalankan usaha dari rumah bisa di mulai dari hal sederhana yang kita sukai. Seperti membuat kerajinan rajut.

    ReplyDelete
  47. Kerajinan tangan rajutan ini memang punya pasar sendiri ya.. memang harus dikelola dengan serius, karena jika dikelola sangat serius maka hasilnya juga akan baik alias menguntungkan.. seneng bisa liat para pengrajin rajutan yang fokus dan memahami pasar ya

    ReplyDelete
  48. Menggemaskan bangeeett nih hasilnya.
    Bisa untuk dipasarkan di market international
    Jadi inget tokoh Nam Do San di drakor START UP yg hobi ngerajut juga wkwkk

    ReplyDelete
  49. Menjalankan bisnis kala pandemi agar teta survive jhuga butuh usaha besar ya Mak. Apalagi usaha rajut itu sesuatu memang ya bikinnya kudu telaten

    ReplyDelete
  50. Jadi ingat kakak ipar yang hobi merajut. Seringnya bikin sepatu dari rajutan. Lumayan banyak juga yang order

    ReplyDelete
  51. akutuh nyesel deh waktu SD diajakin sama mamah dan bude buat belajar merajut.. kan bisa jadi skill yang menguntungkan jika diseriusin ya

    ReplyDelete
  52. Aku sering melihat hasil rajutan yang bagus2, mulai dari tas, baju dll. Mungkin di masa pandemi ini, hasil rajutan bisa dipasarkan secara online ya, karena cukup menjanjikan juga bisnis kerajinan tangan merajut ini.

    ReplyDelete
  53. Selalu kagum sama org yg bisa rajut, krn prosesnya tuh rumiiiiit banget menurutku yg nggak bisa. Hihiiii.. Didaerahku pun ada satu wilayah yg masyarakatnya jd pengrajut. Thank sharingnya mbak

    ReplyDelete
  54. Wahhhh cakep rajutannya. Kebetulan ini Bondowoso dinginnya udah mulai gak santai. Cocok nihhhh pakai sweater rajut Papiput.

    ReplyDelete
  55. Belajar sendiri lalu menjadi bisnis berkembang salut deh mba jujur baru tahu nih Papiput memang bisnis begini butuh kreatifitas ya mba

    ReplyDelete
  56. Cantik-cantik banget karyanya papiput... Saya ngerajut syal aja enggak beres-beres, hihihi...

    ReplyDelete
  57. Rajutan memang bagus. Saya suka juga sama hasil rajutan. Tapi gak bisa merajut sendiri, beda sama Mbak Puput ini yang udah kreatif dan menghasilkan uang dari sebuah kerajinan tangan.

    Saya jadi teringat sama teman saya, dia di Taiwan. Sambil bekerja dia mengisi waktu luang untuk merajut. Pertama dia merajut bikin dompet, terus tas, sweater, dan kini lagi ngikutin tren, bikin connector masker dari rajutan.

    ReplyDelete
  58. wahh cantik cantik karyanya..
    aku nggak bakat ngerajut ni mbak

    ReplyDelete
  59. Kagum banget sama crafter, apalagi yang merajut, telaten dan ulet..sukses buat Welang Pelang, keren banget...

    ReplyDelete
  60. Selalu takjub sama orang-orang yang bisa merajut kayak gini. Dari hobi jadi bisnis. Semoga selalu dimudahkan jalannya untuk memasarkan produk dalam negeri di tengah pandemi ini. Aamiin.

    ReplyDelete
  61. Merajut ini gampang gampang susah ya mbak. asalkan niat dan memiliki ketekunan, insyaAllah bisa. Adikku juga ada yang menjadi perajut segala macam, dari baju hangat, topi bayi, sepatu, hingga bikin tas. bagus bagus lalucu hasil karyanya.

    ReplyDelete
  62. Wah karyanya cakep ihh, gemes loh desainnya cantik ya mba. Keren juga ya bisa mendaur ulang kaos yang udah nggak dipakai untuk dijadikan benang rajut.Ah, aku merajut bikin bros bisanya, kalo dompet gitu lama bangeeet jadinya. Apalagi bikin sweter, haduh bisa setahun mungkin, hahahaa

    ReplyDelete
  63. Bagus banget ya Pariput ini. Aku belum pernah merajut walaupun hanya menikmati hasilnya soalnya bagus-bagus deh

    ReplyDelete
  64. I had time to learn to knit but it wasn't continued until I was proficient, I wanted to be able to make something myself by knitting this

    ReplyDelete
  65. Aku pernah belajar ngerajut tapi sayangnya ga pernah selesai. Kyaknya lama banget kalo megang jarum rajut tuh hahaha. Lebih senang menikmati karya orang lain aja dulu

    ReplyDelete
  66. Jadi ingin belajar juga. Pernah belajar rajut waktu mengisi waktu luang saat musim dingin. Tapi pas pulang kampung, lupa lagi deh caranya hehehe...
    Boss saya itu merajut baju ank anaknya bagus banget

    ReplyDelete
  67. memang merajut masih dihargai kurang layak. Padahal ya butuh ketrampilan dan ketelatenan untuk menghasilkan karya rajutan yang apik. Dan aku punya beberapa karya rajutan dari teman-temanku yang ku beli dengan harga layak

    ReplyDelete
  68. Kalau memang punya hobi merajut pasti bakalan happy untuk memulai bisnis ini. Apalagi rajutan ini ngga pernah memandang tren. sepertinya selalu ada yang suka

    ReplyDelete
  69. selalu amazed sama seseorang yang bisa merajut, kayak mamahku punya skill merajut tapi gak dimanfaatkan hingga menguntungkan

    ReplyDelete
  70. Hasil rajutannya keren banget ya kak,home made banget ini mah walau agak rumit. Dan tentunya banyak peminatnya karena hasil rajutan bisa dibuat berbagai macam hasil karya yang menarik untuk dijual.
    Dan kalau dulu waktu SMP pernah ada keterampilan merajut motif bunga ke saputangan, itu pengalaman pertama merajut aku. Hasilnya gak bagus sih karena tangan kurang terampil.

    ReplyDelete
  71. Sepakat deh sama apa yang Uda Ivan Lanin katakan tentang nggak semua orang nyaman dipanggil kakak.

    Selalu luar biasa pada orang orang yang bisa berbagi skill,seperti yang Welang Pelang lakukan.

    Btw kerajinan tangan. Saya suka nih, Bun. Jadi terasa personal saat memakainya. Bisa jadi modelnya sama tapi nggak pernah benar benar sama.

    ReplyDelete
  72. Sweater yg diproduksi hasilnya menarik, aku suka deh. Tapi klo utk merajut sendiri aku nyerah, namun merajut kisah cinta sih boleh hahaha

    ReplyDelete
  73. Ide yang menarik untuk digeluti nih sama buibu rumah tangga yang memang bakat dan minatnya menjahit dan dalam dunia fashion, karena walopun dirumah tetap bisa menghasilkan uang asal mau berinovasi

    ReplyDelete
  74. Aku juga suka banget liat barang-barang hasil rajutan karena dari dulu tuh pengen banget belajar ngerajut sendiri, tapi kok masih mager banget sampai sekarang yaa

    ReplyDelete
  75. Produk rajutan ini kesannya imut2 lucu gitu ya apalagi kalau misal dlm bentuk hiasan, sweater, atau tas dr rajutan. Kalau dimanfaatkan utk bisnis lumayan juga asal memamg jg menggunakan strategi pemasaran yg tepat

    ReplyDelete
  76. Merajut ini, kebisaan mamaku yang paling gak bisa aku lakuin. Tapi aku suka banget hasil rajuran, kesannya asli buatan sendiri, yag gak ternilai harganya.

    ReplyDelete
  77. ternyata berguru itu kependekan toh. keren loh, jd merajut itu asal tau gimana marketingnya bisa jd peluang bisnis yg menggiurkan.usaha yg butuh ketelatenan dan ketrampilan ya

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^