Drama Pembelajaran Daring: Informasi Berita Terkini untuk Mama

Drama Pembelajaran Daring Informasi Berita Terkini nyaris setiap hari menjadi santapan saya sebagai mamak yang mendampingi dan mengawasi anak-anak belajar online.

“Ma, Ketua IDI Papua Barat meninggal!” tiba-tiba tadi pagi wajah Athifah nongol dari balik gorden, mengabarkan berita yang didapatnya. Baru saja dia melihat berita di televisi yang mengabarkan dr. Titus Taba – ketua IDI provinsi Papua Barat mangkat setelah berjuang melawan covid-19. 😔

Saya belum menggubris remaja putri ini ketika dia mengabarkan berita kematian itu.

“Ma, pemeran Black Panther meninggal,” ujarnya lagi.


Drama pembelajaran daring
Foto dari Pixabay.

Saya mengangkat wajah saya, menatapnya penuh selidik. Bukannya anak gadis ini harus mengerjakan soal yang diberikan gurunya?

“Sudah selesai mi, kah tugasmu? Dan apa itu Black Panther?” cecar saya sambil menatapnya. Dalam hati saya bertanya, apa atau siapa yang dia maksud dengan Black Panther?

“Beluuum. Bosan ka’, banyak sekali yang harus ditulis,” dalih putri saya.

“Hei, kalau di sekolah ini, tidak lama lagi pulang!” saya menunjuk jam dinding yang terus bergerak.

Lalu dia kembali kepada buku-bukunya.

BOSAN adalah dalih putri remaja kelas 8 ini setiap dia datang memberitahukan info terbaru kepada saya. Lumayan, sih saya jadi update banyak hal karena dia suka menyampaikan berita apa saja yang dilihat atau dibacanya, dari televisi ataupun dari media sosial.




Ketika isu RCTI sedang meributkan tayangan langsung di media-media sosial dibicarakan di salah sebuah grup Whatsapp yang saya ikuti, saya sudah mendapatkan informasinya terlebih dulu dari Athifah beberapa jam sebelumnya.

“Ma, RCTI mau menuntut siaran-siaran langsung di media sosial,” ucap putri yang tidak mungil lagi ini. Dia menyampaikan informasi itu di hari yang sama dengan informasi mengenai Ketua IDI di Papua Barat yang meninggal dunia itu.

Hari ini isu mengenai RCTI dan iNews TV mengajukan uji materi UU Penyiaran kepada Mahkamah Konstitusi menjadi salah satu yang hangat dibahas. Uji materinya menyebutkan bahwa pengaturan penyiaran berbasis internet dalam Pasal 1 dan 2 UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran ambigu dan menyebabkan ketidakpastian hukum.

Jika gugatan tersebut dikabulkan maka masyarakat tidak bisa bebas memanfaatkan fitur siaran dalam media sosial karena terbatasi, hanya lembaga penyiaran yang berizin yang bisa melakukannya.

Lha kenapa malah bahas isu itu wkwkwk. Tapi seru bagaimana ya kalau sekiranya dikabulkan, begitu banyak hajat hidup para pelaku dunia kreatif yang terancam eksistensinya.

Oke, kembali ke Athifah dan cerita pembelajaran daringnya.

Saya menatapnya. “Eh, sudah selesai tugasmu?”

“Beluum. Bosan ka’,” sembari ngacir, anak tengah ini mencoba menjelaskan bahwa karena dia bosan maka perhatiannya dialihkan dulu ke hal-hal lain.

Maklum, masa pembelajaran jarak jauh seperti ini dan tidak ke mana-mana kecuali sesekali saja untuk sebuah keperluan membuatnya bosan. Mungkin dia merindukan suasana belajar di sekolah.


Foto dari Pixabay.


Saya sendiri masih menikmati masa belajar dari rumah ini karena bisa melihat anak-anak ada di depan mata. Kesibukan saya sehari-harinya memang di rumah saja. Rasanya lebih aman dan nyaman jika anak-anak juga bersama saya di rumah.

Athifah berbeda dengan si sulung Affiq. Anak sulung saya yang baru selesai jalani semester 2-nya secara daring ini masih bisa sesekali mengendarai motor ke rumah kawan-kawannya untuk suatu keperluan. Tidak dengan Athifah. Namun saya tidak mengira salah satu tantangannya adalah distraksinya dalam menyimak berita-berita mulai dari yang receh sampai yang berat.

Bukan hanya itu saja sih distraksinya. Suatu waktu dia pernah tertidur di antara dua bidang studi. Kalau sedang di sekolah, mana bisa seleluasa itu? 🙈 Mamaknya benar-benar harus patroli mengawasinya tapi tetap memperhatikan kesehatan mentalnya.

Sesekali bolehlah belajarnya diselingi baca berita asalkan jangan kebablasan. Toh emaknya kalau lagi mengerjakan tulisan juga disambi ngemedsos tapi kerjaannya tetap selesai.😂

Yeah, sekian puluh tahun ke depan in syaa Allah tulisan ini bisa menjadi pengingat baginya, bagaimana menjalani sekolah pada masa pandemi ini. Termasuk segala dinamikan distraksi yang dia alami. Kalau para ayah/bunda yang membaca tulisan ini, seperti ini jugakah drama pembelajaran daring yang kalian alami? 

Makassar, 29 Agustus 2020



Share :

8 Komentar di "Drama Pembelajaran Daring: Informasi Berita Terkini untuk Mama"

  1. kalau anak - anakku so far masih menikmati mba..guru - gurunya lumayan kreatif dan mereka diberi tugas bersama yang bisa dikerjakan saat online class juga. Jadi seruuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah seruu. bagus ya kalau guru kreatif dan anak-anak bisa menikmati.

      Delete
  2. Sama aja mbak....kalo lagi bosan mereka dengan pelajarannya..mereka buka applikasi lain. Tiktok🤭 tpi gimana lagi, selama tugasnya selesai okelah ,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe toss, Mbak. Iya, yang penting selesai deh.

      Delete
  3. Semangat membersamai anak-anak daring ya mba. Anakku kalo bosen buka Youtube. Hehehe. Sekarang informasi cepet tersebar ya, anak-anak juga jadi update. Selama PJJ Pelan yang penting selesai tugasnya ya. Hehehe

    ReplyDelete
  4. Kalau udah gede, dramanya banyak distraksi berita2 terkini ya. Kalau masih kecil kelas 1 atau 2 SD, dramanya lain lagi kayak lamaaaa buanget ngerjain satu soal.

    ReplyDelete
  5. Pandemi bakalan menjadi kisah klasik untuk masa depan ya Bun.
    Memang nggak terduga, tapi kita ambil segi positifnya. Melihat anak bertumbuh kembang.

    ReplyDelete
  6. Semangat semangat, anakku masih PAUD dan daring juga... lieur masih kecil :D

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^