Banyak yang tidak pasti dalam hidup, satu-satunya yang pasti adalah kematian
"Kenapa pohon yang di sana kering-kerontang sementara yang di sini subur sekali, ya?" saya menggumamkan tanya. Adik saya Mirna yang berdiri di sebelah saya berkata, “Mungkin pohon itu lebih tua umurnya.”
Entahlah.
Lebih tepat pertanyaan itu menjadi pertanyaan retoris. Saat itu kami berada di
bawah sebuah pohon yang batangnya sangat besar dan tinggi. Pohon tua yang entah
sudah berapa puluh tahun usianya. Sepertinya pohon beringin. Pohon itu sangat
rimbun, dengan cabang yang tumbuh ke banyak arah di atas sana. Ada banyak
tumbuhan jenis pakis-pakisan yang menumpang hidup pada cabangnya.
Berita
Kematian yang Menghentak Itu …
Tak
pernah kami (saya dan keluarga besar
Tanawali Daeng Sagala – Paketjtja Ahmad) menduga akan berada di pekuburan Dadi
ini pada tanggal 18 Agustus 2018 ba’da zuhur.
Sehari
sebelumnya kakak sepupu saya – Kak Duppalepu Jaya tiba-tiba meninggal dunia
usai shalat Jumat. Kematiannya tak terduga karena Kak Epu kondisinya
relatif sehat. Kecuali hari-hari terakhir menjelang kematiannya, dia mengatakan
merasa masuk angin dan dadanya sesak. Setelah kakak sulungnya memintanya ke dokter
barulah dia ke dokter dan menurut pengakuannya, dokter mengatakan dia baik-baik
saja.
Berada
di pekuburan ini juga membuat saya bertanya-tanya sendiri. Di antara sekian
banyak kuburan, yang mana yang penghuninya sedang berbahagia? Siksa kubur apa
yang dialami mereka yang tidak beruntung? Ah, semoga ketika masanya tiba, saya
sudah punya banyak bekal amal baik, ☹
Semua yang ada di bumi itu akan binasa (26). Dan tetaplah kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (27). – (Q.S Ar-Rahman: 26-27).
Ketika
Sang Stand up Comedian Itu Berbesar Hati
Pengalaman
di bulan Kemerdekaan yang saya lalui di tahun ini rasanya nano-nano banget.
Dua hari sebelumnya (tanggal 16 Agustus), Abby Onety (sahabat blogger Makassar
yang juga berprofesi sebagai guru di SMA Nasional) mention saya di
status Facebook-nya perihal tindakan stand up comedian Zakakribo yang
melecehkan institusinya dalam sebuah pertunjukan yang dihadiri siswa-siswi SMA
semakassar.
Nurani
saya yang terganggu mendorong saya membuat status Facebook. Catatan buat saya
dan semuanya untuk tidak seenaknya berbuat seperti itu. Saya mencoba mention
Zaka tapi tak berhasil. Lalu saya buat IG story dan mention dia
dengan menggunakan bahasa yang saya tata diksinya. Tindakan ini terdorong oleh
Ziqiah yang telah lebih dulu me-mention Zaka di IG story.
Status saya di Facebook |
Sepenggal chat dengan Zakakribo |
Bukan
hanya kami, ternyata banyak juga yang melakukan hal yang seperti kami lakukan
kepada Zaka. Mulai dari diksi yang sopan hingga yang kasar. Ibarat telah
memantik api, Zaka telah menyebabkan sebuah kebakaran besar, serupa kebakaran
hutan. Yang marah bukan hanya para siswa dan guru, melainkan juga alumni SMA
Nasional dari seluruh penjuru dunia!
Bisa
jadi para pendiri SMA Nasional juga marah. Andai ada sekolah di Makassar yang
kita diharuskan memberi hormat ketika melaluinya, SMA Nasional-lah yang layak
untuk itu. Mengapa? Karena sekolah yang dimulai dengan berdirinya SMP Nasional
itu adalah sekolahnya para pejuang. Kalau mau tahu, baca di tulisan saya yang berjudul
Kopdar
Awal Tahun di Sekolah Para Pejuang Kemerdekaan. Bukan hanya itu saja, sih.
Sekolah apapun tak boleh diolok-olok. Menurut saya, kedudukan sekolah dalam
larangan ini sebenarnya sejajar dengan kedudukan larangan mengolok-olok SARA.
Zaka
merespon IG story saya dan memulai chat. Saya meresponnya dengan
sopan dan mengajaknya untuk menyelesaikan masalahnya. Tidak terlalu mudah pada
awalnya. Namun saya senang karena dia menanggapi saya dengan sopan. Akhirnya dia
meminta nomor WA guru SMA Nasional. Saya memberikan nomor Kak Merry – yang
menjabat sebagai wakil kepala sekolah. Sayang kan kalau karirnya sebagai entertainer
berakhir dengan cara ini.
Inilah contoh anak muda yang berjiwa besar. Foto: Abby Onety |
Untungnya
dia mau berbesar hati dan beritikad baik untuk meminta maaf secara langsung di SMA
Nasional pada keesokan harinya (usai upacara Hari Kemerdekaan). Untuk yang ini,
saya setuju dengan komentar Andi Bunga Tongeng: “Zaka memerdekakan dirinya di
Hari Kemerdekaan.”
Yup,
pasti Zaka belajar
banyak di moment Hari Kemerdekaan tahun ini Dia pasti semakin menyadari
makna kemerdekaan berpendapat/berbicara di depan publik yang etis. Saya
berharap ke depannya, Zaka bisa menjadi pengingat para stand up comedian di
kota ini karena di antara mereka masih ada yang kebablasan dalam menyampaikan
humornya.
Harinya
Si Bungsu di Edufa Berbagi
Di
hari yang sama saya membawa si bungsu Afyad untuk mengikuti assessment di
Edufa. Kira-kira sepekan sebelumnya saya mendapat informasi bahwa Edufa Cabang Makassar
mengadakan Edufa Berbagi – assessment gratis untuk anak dengan autisme
serta gangguan bicara. Saya mendaftarkan Afyad lalu mendapatkan jadwal untuk
mengikuti assessment. Kemampuan bicara si bungsu akhir-akhir ini semakin
bagus sebenarnya namun saya ingin tahu perkembangannya secara model assessment
ini. Hasilnya bagus, Afyad bisa menjawab hampir semua pertanyaan. Untuk
selanjutnya Afyad dianjurkan untuk mengikuti tes IQ.
Yayasan
EDUfa Salamanca dan Biro Psikologi EDUfa Counseling berdiri pada
tanggal 31 Mei 2012 di Bandung. Fokus pada Yayasan EDUfa Salamanca
adalah menyediakan pendidikan inklusi untuk semua anak sedangkan Biro psikologi
EDUfa Counseling fokus pada membantu mengembangkan potensi anak/peserta
didik/tenaga kerja secara optimal. Setelah membuka cabang di beberapa kota di
Indonesia, Edufa membuka cabangnya di Makassar pada bulan Mei lalu.
Kabar
Gembira dari Koran Fajar
Di
Hari Kemerdekaan ini, kabar gembira mengenai dimuatnya tulisan saya di rubrik
Opini Harian Fajar saya terima. Tulisan berjudul Menanti
Merdekanya Pendidikan yang Inklusif Bagi Semua Anak ini sudah menjadi perhatian
saya selama bertahun-tahun. Tulisan ini saya buat khusus untuk menyambut Hari
Kemerdekaan RI. Bukanlah hal mudah untuk menuliskannya. Keyakinan untuk menulis
baru timbul setelah mengikuti Sosialisasi Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Khusus di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi, terkait Pengabdian
kepada Masyarakat Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Pendidikan
Universitas Negeri Makassar di SD
Inpres Maccini Baru yang berlangsung tanggal 4 Agustus lalu.
Bermain
Bersama #ObatManjur di Play Day
Selain
ke Edufa, acara khusus dalam rangka Hari Kemerdekaan ke-73 yang kami ingin
hadiri adalah Play Day #ObatManjur with Go Food Festival Makassar di Karebosi
Eat and Out. #ObatManjur merupakan kepanjangan dari “Orang Hebat Main Jujur”. #ObatManjur
adalah komunitas yang melakukan gerakan yang berfokus pada pencegahan dan literasi
edukasi anti korupsi dengan menggunakan media pembelajaran yang kreatif seperti
board game, serial animasi/kartun, lagu, senam, buku, dan dongeng
(story telling).
Jujur
saja, komunitas ini berkesan bagi saya sejak menyaksikannya menjadi salah satu
nara sumber pada Ngobrol
Publik Pendidikan Karakter Melalui Media Pembelajaran yang Kreatif dan Inovatif
yang berlangsung pada bulan Maret lalu. Setelah itu saya pernah bertemu dan
berbincang dengan Kak Sahlan dan Kak Budi – relawan #ObatManjur pada Festival
Hardiknas Sul Sel pada bulan Mei lalu. Saat itu Athifah dan Afyad sempat
bermain board game Keranjang Bolong.
Board game Keranjang Bolong |
Bermain Keranjang Bolong dengan Kak Via sebagai pemandu |
Ada
macam-macam game yang bisa dimainkan ketika #ObatManjur berkegiatan, di
antaranya adalah Terajana, PDKT, Kwartet Sahabat Pemberani, It's My Business, Keranjang
Bolong, dan Politrik. Ada persyaratan usia/level dalam setiap permainan,
mulai dari usia TK,SD, SMP, SMA, hingga usia dewasa. Di Play Day ini anak-anak
saya ikut bermain Keranjang Bolong lagi. Saya tertarik ikut bermain Politrik
atau game lain yang diperuntukkan bagi orang dewasa namun sayangnya kami
harus segera pergi ke rumah duka, tempat kakak sepupu saya disemayamkan sebelum
dikuburkan keesokan harinya.
Kelompok orang dewasa bermain POLITRIK Sementara anak-anak bermain Keranjang Bolong |
***
Sungguh, di tahun inilah moment kemerdekaan yang paling berkesan seumur hidup
saya. Di Hari Kemerdekaan ini saya bukan hanya merenungkan kembali tentang
kemerdekaan berpendapat di depan publik. Saya juga belajar merefleksikan
kemerdekaan pendidikan yang inklusif, memerdekakan wawasan dalam mendukung
perkembangan anak-anak saya, dan terakhir – merenungkan kembali istilah ini: “Banyak
yang tidak pasti dalam hidup, satu-satunya yang pasti adalah kematian”.
Makassar, 19 Agustus 2018
Tulisan
ini diikutkan #17anAM #BloggerMakassar17an
Share :
Banyak kejadian di Hari Kemerdekaan ya kak.. Tapi itu foto di pekuburan emang spooky banget deh!
ReplyDeleteAlhamdulillah. Banyak pelajaran, Mami Ery.
Deletebulan agustus banyak kenangan yah kak
ReplyDeleteYa, di bulan Agustus ini, Indah :)
DeleteWahh beragam kejadian di hari bersejarah ya mba. Semoga momen-momen tersebut menjadi pembelajaran sekaligus kenangan indah buat mba Mugniar.
ReplyDeleteAamiin. Makanya saya tulis juga di sini biar tidak lupa, Mbak :)
DeleteZaka memerdekakan dirinya di hari kemerdekaan. Quote yang sangat tepat. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini ya mak
ReplyDeleteAamiin semoga ya Mak Diah.
DeleteSemoga dari kasus si Zaka semua orang bisa mengambil hikmah nya... ^_^
ReplyDeleteAamiin. Semoga ya Wani
DeleteKejadian-kejadian di bulan Agustus atau kapanpun selayaknya selalu akan memberi hikmah. Betewe kegiatan di karebosi, ObatManjur itu sebenarnya ingin sekali saya hadiri. Sayang tidak bisa hadir karena sesuatu dan lain hal
ReplyDeleteBisa diundang ke sekolah ta', Kak. Mereka biasa diundang ke sekolah-sekolah.
DeleteKejadian demi kejadian semoga membawa pembelajaran hidup dan hikmah yang baik. Amin.
ReplyDeleteAamiin. Semoga menjadi lebih baik lagi ya Teh Okti
DeleteRagam kejadian yang dialami ya mba dan iya aku juga suka mikir termasuk yang manakah kelak aku dikubur semoga dijauhkan dari siksa kubur ..
ReplyDeletebtw aku ga hafal Zakakribo ntar search ah stand up comediannya hehhe
Hiks, iya, Seram pas berada di kuburan, memikirkan akan berada di kubu mana nanti.
DeleteZakaribo itu stand up di sini, Mbak yang dulu di Stand up Academy. Kalo browsing akan ketemu tentangnya.
luarbiasa sekali cerita 17-an. dari kuburan hingga ke playday.
ReplyDeletememang banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memaknai kemerdekaan dengan cara yang baik dan bermanfaat.
Banyak ya Mbak. Apalagi kalau seperti ini pas ada kejadian-kejadian yang bisa diambil hikmah di moment yang pas.
DeleteMasya Allah ya Mba, apa yang terjadi dalam hidup memang sudah dalam rencanaNya. Banyak yang bagi kita adalah hal tak terduga yang mengagetkan tapi tidak bagiNya. Semoga kelak kalau sampai waktunya, kita bisa kembali dalam keadaan yang telah siap dengan segala amalan baik di dunia. Huhu, jadi mellow gini ngetik komennya :))
ReplyDeleteAamiin. Semoga ya Mbak. Kita semua, semoga menjadi beruntung kelak.
DeleteApa yang dilakukan Zaka untuk meminta maaf langsung memang harus di apresiasi. Ini tentu akan jadi pembelajaran baginya juga untuk lebih berhati-hati.
ReplyDeletePertanyaan mba tentang kuburan mana yang berbahagia dan mana yang tidak, makjleb banget. Terima kasih telah reminder mba
Alhamdulillah masalahnya selesai ya mbak. Kesalahan insyaAllah akan bikin makin dewasa.
ReplyDeleteMbak Mugniar keren tulisannya :D
jujur kalo bahas kematian aku sering takut.. takut belom siap sama amal2 yang uda dilakuin mbak ðŸ˜ðŸ˜
ReplyDeletebanyak kejadian ya mbak. saya sempet merhatiin juga itu kasus si standup comedian. bener2 mulutmu harimaumu
ReplyDeleteKalau ingat pemakaman, aku suka kepikiran yg kita cari mati2an di dunia gak akan dibawa masuk ke liang kubur cm kain kafan aja.
ReplyDeleteMbak kok aku jadi merinding ya baca kalimat mana yang siksa kuburnya bahagia atau tidak, ini tulisanya bagus mbak.
Kadang ya comedian emang suka kelepasan.. entah lah mungkin semua hal dianggap pantas buat jadi bercandaan... namun saya salut sama zaka yg berbesar hati minta maaf
ReplyDeleteMasya Allah, banyak sekali pelajaran dari setiap peristiwa ya mba, yg paling beruntung adalah dia yg dapat mengambil hikmah, kereeen mba, semoga makin bijak lagi
ReplyDeleteaku heran deh akhir2 ini mudah banget ya orang mencela di muka publik. Bahkan di sosmed saat ini kata2 yang kayaknya zaman kita ga layak disebut aja berhamburan kayak kacang goreng. hiks
ReplyDeleteHari kemerdekaan diisi dg yg bermanfaat dg penuh berbgi keceriaan
ReplyDeleteMba, aku kok gagal fokus sama pohon gede di tengah kuburan itu
ReplyDeleteYa ampun, mengisi libur kemerdekaan dengan hal yang positif yaa keceh deh
ReplyDeletewah bagus juga Zaka mau minta maaf ya, penasaran dg bord gamenya
ReplyDeleteItu soak kemedian saya kurang paham dan mengerti. Kira-kira dimana letak kesalahan dalam leluconnya. Maklum saya tidak suka nonton tv, karena menghindari info-info yang bikin gerah hati.
ReplyDeleteYa, kematian adalah soal kepastian. Hanya datangnya saja yang tidak bisa dipastikan.
Aku sempet baca soal yg komedian itu, tp ga tau gimana kata2 pastinya saat dia ngeluarin jokes menghina sekolah nasional itu. Tp salutlah, kalo anaknya lgs minta maaf ya mba :). Jd pelajaran supaya lbh menata kata2 lagi walo sdg bercanda :)
ReplyDelete