Cerita Reuni dari Aroma Palopo

Jika tahun lalu saya dan teman-teman alumni kelas Fisika 2 SMAN 2 angkatan 92 bereuni di rumah makan Aroma Palopo di jalan Pengayoman maka berbeda halnya dengan tahun ini. Pada tanggal 25 Juni lalu,  Dokter Andi Nusawarta – sang owner mengundang teman-teman semua alumni SMAN 2 angkatan 92 untuk menghadiri pembukaan cabang ke-4 rumah makan Aroma Palopo yang berlokasi di jalan Lanto Dg. Pasewang. Saya termasuk yang datang menghadiri acara spesial ini, terlebih lagi saya tak bisa hadir pada saat reuni kelas yang dilaksanakan sehari sebelumnya.


Hadir di acara ini, bagi saya bukan sekadar ikut makan makanan khas Luwu, melainkan ikut berbahagia dengan keberhasilan kawan masa SMA hingga saat ini. Pasti butuh perjuangan besar hingga saat ini Aroma Palopo bisa sampai ada 4 cabang, di Makassar dan Jakarta. Aroma Palopo yang pertama adalah di jalan A. Mappanyukki, lalu di jalan Pengayoman (di ruko depan Carrefour), lalu di Kelapa Gading (Jakarta), dan yang di jalan Lanto Daeng Pasewang ini (di ruko tak jauh dari RSUD Dadi).

Dokter spesialis ortopedi yang sekarang tinggal di Pekanbaru ini sudah sejak lama merintis bisnis. Bukan hanya rumah makan khas Luwu, juga ada bisnis bakso kepala sapi dan warkop namun yang lain-lain itu gulung tikar satu per satu.


Menurut Dokter Cua – sapaan akrab Dokter Nusawarta, bisnis rumah makan Aroma Paloponya ini bisa bertahan karena menawarkan makanan khas daerah yang disukai stasiun-stasiun televisi. Main besar ketika almarhum Pak Bondan “maknyus” datang meliputnya beberapa tahun silam. Namun di samping itu, berbagai cobaan juga dialaminya, seiring dengan makin dikenalnya Aroma Palopo.

Saya yang penggemar ikan, memfavoritkan masakan Ikan Palumara Lamuru dari Aroma Palopo. Sejak reunian di Aroma Palopo tahun lalu, beberapa kali saya memesan jenis lauk ini via aplikasi GoJek. Ikan palumara itu semacam masakan pindang ikan. Kalau bahasa umum di Sulawesi Selatan, disebut sebagai “ikan masak”, yang maksudnya dimasak dengan cara direbus. Khasnya ikan masak ala Palopo ini adalah menggunakan asam patikala, buah berasa asam yang tumbuh endemik di sana.

Dokter Andi Nusawarta

Pada pembukaan rumah makan ini, pak dokter yang di sebagian kalangan dikenal dengan nama Dokter Andi ini memperkenalkan saya dan teman-teman kepada Ibu Hj. Fatmawati yang merupakan “master chef” kesemua Aroma Palopo. Bukan hanya sebagai pegawai, kini Ibu Hj. Fatmawati juga menjadi salah satu pemilik saham di rumah makan tersebut. Cara mengapresiasi partner kerja yang bagus.

Kegiatan sosial juga tak luput dari perhatian manajemen Aroma Palopo. Dari yang mulanya bergerak untuk lingkup keluarga besar Labbakkang (yang berasal dari Kabupaten Pangkep, daerah asal Dokter Cua, istri pak dokter yang berasal dari tanah Luwu), rencananya nanti akan dibuka untuk umum baik lokal maupun nasional. Dahulunya ada Masjid Baiturrahim dan rumah singgah, akan dikembangkan pesantren/rumah tahfizh.

Hj. Fatmawati (ke-3 dari kiri)
Kalo tidak ada fotonya, hoax bedeng 😆
Foto: Aqsha

Aroma Palopo akan dikembangkan dalam bentuk lain, seperti sea food (ah, ya, cabang yang ke-4 ini sekaligus menghidangkan sea food juga, ternyata) dan masakan western juga. Semoga semua rencana berjalan mulus mengingat kegiatan sosial juga menjadi perhatian besar owner Aroma Palopo. Semoga Allah meridhai.

Makassar, 16 Juli 2018

Silakan baca juga:




Share :

15 Komentar di "Cerita Reuni dari Aroma Palopo"

  1. Belum pernah pa makan di sini padahal sering lewat yang di mappanyuki. hebat ini tawwa ownernya, kerja dokter sambil buka usaha. Sukses terus buat kawannya bu niar.

    ReplyDelete
  2. sukses selalu Aroma Palopo...

    ReplyDelete
  3. wah jadi pengen ke rumah makan palopo nih...

    ReplyDelete
  4. ditunggu masakan aroma palopo dalam bentuk lain...

    ReplyDelete
  5. wah,ada kegiatan sosial nya juga. sukses selalu aroma palopo...

    ReplyDelete
  6. jadi pengen mengunjungi rumah makan aroma palopo...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau suatu saat ke Jakarta, mampir di Kelapa Gading, Mbak :)

      Delete
  7. Bagus sekali jurumasaknya diberikan saham rumah makannya. Juru masaknya akan berbakti dengan senang hati karena ia tahu semakin besar sumbangsih karyanya bagi perusahaan, maka semakin besar juga profit yang ia terima.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali, Mbak. Saya salut juga pas dengar ceritanya. Sampai diperkenalkan kepada kami, itu kan bentuk apresiasi tak terhingga, ya. In syaa Allah makin berkah karena usaha ini menghargai partnernya.

      Delete
  8. Keren banget ya dokter Andi, dokter yang jago bisnis..enak sekali itu ikan masak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak Dew, benar banget. Doi keren dan ikan masaknya enak. :D

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^