Buku Ukuran Kecil, Mungkinkah Ada Lagi?

Makin sulit menemukan buku-buku yang ukurannya kecil di masa sekarang. Yang saya maksud adalah buku-buku yang ukurannya seperti saku celana atau yang lebih besar sedikit dari itu. Waktu zaman saya kuliah dulu (1992 – 1997), buku ukuran kecil banyak dijual di kampus, sangat terjangkau oleh kantong mahasiswa. Dulu ada yang harganya tiga ribuan rupiah satu eksemplarnya. Membacanya pun ringan, bisa sembari santai. Padahal materinya tidak termasuk ringan, genrenya nonfiksi religi.

Sekarang ukuran buku, utamanya nonfiksi – selain buku-buku craft nyaris seragam. Ketebalannya pun nyaris seragam. Penerbit besar sekarang pun banyak yang mempersyaratkan penulis memasukkan naskah di atas 80 halaman kuarto.

Untuk daerah Jabodetabek, harga buku di toko buku berbeda dengan harga buku yang beredar di luar wilayah itu. Untuk di kota saya – Makassar misalnya, harganya bisa bertambah 10 sampai 30 persen.

Saya pernah mengecekkan harga novel setebal 200-an halaman karya seorang kawan penulis. Di Jakarta harganya lima puluh ribuan, di Makassar harganya di toko buku naik sebesar sepuluh ribu rupiah.
Kalau harga buku duet saya bersama Vina Sjarif yang baru terbit Agustus 2014 (judulnya Agar Dicintai Suami Layaknya Sayyida Khadijah) perbedaannya tidak terlalu jauh karena tergolong tipis, tidak sampai 100 halaman. Di Jabodetabek harganya Rp. 28.000 di Makassar harga di toko buku Rp. 29.500.
Saat seorang sahabat menginformasikan menemukan buku saya di sebuah toko buku besar di dekat kantornya di Jakarta dan mengambilkan gambar display-nya untuk saya, saya bertanya padanya apakah ia membelinya. Sahabat saya itu menjawab ia membelinya karena dilihatnya bukunya tipis dan harganya terjangkau.
Tak semua orang berminat membaca. Tapi sering kali ukuran buku menyebabkan seseorang mau tergerak membaca sebuah buku. Seperti ketika masih mahasiswa dulu, saya tentu lebih memilih buku yang ukurannya ringan (sekaligus harganya pun ringan) untuk “disantap” di sela-sela kesibukan kuliah. Kalau sekarang, ukuran buku tak jadi soal. Buku tebal pun saya lalap kalau temanya menarik. Jujur saja, saya membaca nonfiksi itu karena terdorong oleh kebiasaan suami saya membaca buku-buku nonfiksi. Jika saja suami saya tidak senang membaca, bisa saja saya pun ketularan tidak suka membaca buku.
Saya selalu berharap buku yang berukuran kecil atau yang tipis bisa diproduksi kembali. Untuk meningkatkan minat baca rakyat Indonesia. Apalagi di kota saya, minat baca di ini kelihatannya tak seperti minat baca masyarakat di Jabodetabek. Pengalaman sehari-hari menunjukkan hal itu. Ukuran buku yang ringan atau tipis mungkin bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan minat baca di sini. Mungkin … Yeah, boleh, kan berharap meskipun penerbitan buku itu industri yang punya pertimbangan tersendiri mengenai pasar.
Makassar, 10 Desember 2014

Tulisan ini pernah ditayangkan  di blog saya yang di Blogdetik. Sekarang Blogdetik sudah tidak ada lagi.



Share :

8 Komentar di "Buku Ukuran Kecil, Mungkinkah Ada Lagi?"

  1. Saya punya ukuran seperti itu, tapi tidak terawat selanjutnya. Acak-acakan dirak buku.
    Buku tebal yang saya minati, mudah merawat dan mudah disusun. Walau harganya tergolong lumayan. Dulu saya memebeli harga segitu mampu,
    ah kini cari yang sedang-sedang saja :) Hebat.

    ReplyDelete
  2. Dulu aju juga sering beli buku yg ukuran saku gitu mba. Zamanku dulu banyak kok, tp yg novel anak2 yaaaa. Ada cerita mowgly dulu ukurannya kecil, trus noddy, ama cerita enid blyton yg seri si kumbang kan jg kecil ukuran saku. Lbh enak dibawa :) . Sayang skr udh jrang memang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah iya Mbak, ada novel anak2. Sekarang susah, jaraaang sekali yang mau terbitkan

      Delete
  3. Iya, dulu buku saku banyak banget y mbak. Berbagai kategori juga.. Aku masih simpan beberapa buku nya sampai sekarang.

    ReplyDelete
  4. Iya mbak, buku saku emang lebih praktis ya..
    Syang sekarang udah nggak pernah keliatan lagi. Padahal lebih murah dan mudah di bawa kemana-mana.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^