Mencari Ruangan UTBK Anak Gadis – Saat si sulung menjalani UTBK (Ujian Tertulis Berbasis Komputer) pada tahun 2019 lalu, saya santai saja menunggu di rumah. Ayahnya yang mengantarkannya ujian, bertempat di kampus UNM Parangtambung. Berbeda halnya ketika si tengah Athifah ikut UTBK SNPMB (Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru) tanggal 24 April lalu, saya menungguinya karena si anak gadis ini minta ditemani. Tentu saja saya bersedia lha anak yang minta, kan.
Sehari
sebelumnya, saya menemani anak gadis mencari ruangan ujiannya. Saya merasa
bersemangat menemaninya karena lokasinya di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
di Tamalanrea. Letak Fakultas Farmasi dekat dari eks kampus Teknik lama di
Tamalanrea.
Dulu saya kuliahnya di kampus Tamalanrea namun sejak tahun 2012 Fakultas Teknik pindah di Kabupaten Gowa, menempati kampus seluas 40 hektar. Saya sudah pernah melihat-lihat kampus Teknik di Gowa namun tak bisa bernostalgia di sana sebab banyak kenangan tertinggal di kampus Tamalanrea. Maka dari itu, saya merasa bersemangat ketika Athifah mengatakan lokasi tesnya di kampus Unhas Tamalanrea, Mamak bisa bernostalgia dong. 😅
Singkat
cerita, pada tanggal 23 April saya bersama Athifah ke kampus
Tamalanrea. Awalnya saya kira Farmasi masih menjadi bagian Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Saya tahu di mana letak FMIPA jadi kami
langsung ke FMIPA.
Eh, ternyata Farmasi sudah berdiri sendiri sebagai fakultas dan menempati gedung tersendiri. Sok tahu sekali diriku padahal jelas-jelas tertera di pemberitahuan yang diterima Athifah, lokasi tesnya di Fakultas Farmasi. Harusnya langsung saja mencari Fakultas Farmasi, bukannya ke FMIPA, kan. 😁
Syukurnya,
tak begitu jadi masalah kami ke FMIPA karena lokasi Fakultas Farmasi berdampingan
dengan FMIPA. Gedungnya merupakan gedung baru berwarna oranye. Dengan cepat,
mata saya mencari dan menemukan bagian berlantai 5 karena ruangan Athifah –
Lab. CBT berada di lantai 5. Sekilas terlihat Fakultas Farmasi terdiri atas
beberapa gedung yang saling berhubungan. Di bagian belakang terlihat ada
bangunan berlantai 5. Nah, pasti Lab. CBT ada di sana – begitu pemikiran
saya.
Kami
masih berdiri di sisi kiri fakultas ketika seseorang berseragam fakultas
memarkir kendaraannya di dekat kami. Saya bertanya padanya, “Pak, tabe’, yang
mana lab CBT?” Lelaki itu menunjukkan salah satu bagian di lantai 5 yang
sudah saya perkirakan lokasi laboratorium ada di sana.
“Lewat
mana ya kalau mau ke situ, Pak?” tanya saya lagi. “Harus lewat depan, Bu,”
jawab lelaki itu lagi sembari tersenyum. “Oh, terima kasih, Pak.”
Ya
sudahlah, harus tetap lewat depan. Maka kami berjalan kaki menuju lobi. Kepada
satpam yang terlihat di sana, saya bertanya, lewat mana kalau hendak melihat
lokasi tes UTBK. Pak satpam itu tak mengizinkan kami masuk, terjadi sedikit
perdebatan dengan saya. Dia hanya menunjukkan tangga, lewat di situ nanti
Athifah masuk. Lalu dia menunjukkan ruangan yang dimaksud dari sisi kanan gedung.
Saya
agak berkeberatan karena kan instruksinya, ruangan tenpat ujian dicari
tahu sehari sebelum ujian berlangsung. Inginnya, kami sudah tahu persis
bagaimana mengakses ruangan sampai di depan pintunya agar keesokan harinya
Athifah tidak kesulitan lagi menemukan ruangan ujiannya.
Kata
Pak Satpam, menuju ke ruangan tes aman, akan ada tanda terpasang di dinding dan
para peserta tinggal mengikuti tanda itu. Saya merasa lebih tenang setelah
mendengar jaminan darinya. Kata Pak Satpam juga, dia diminta untuk mencegah
orang ke lantai 5 sebab area Farmasi harus steril.
Pernah
ada kejadian orang tua menyerobot masuk ke dalam laboratorium yang masih
ditempati para mahasiswa praktikum sehingga dia mendapat teguran dan diminta (pihak otoritas Fakultas Farmasi) mencegah hal
serupa terjadi lagi sebab area Fakultas Farmasi harus steril.
Pak
Satpam lalu mengarahkan kami untuk melihat daftar peserta ujian yang sudah
ditempel di teras gedung utama berwarna oranye itu. Setelah mengucapkan terima
kasih, kami melongok daftar peserta ujian dan menemani sahabat Athifah mencari
ruangan ujiannya.
Kami
menghargai Pak Satpam yang sedang bekerja dan mencoba mempercayai perkataannya.
Yang penting kami sudah tahu lokasi tes Athifah di mana. Plot twist-nya ….
apa yang dikatakannya tak sepenuhnya benar, keesokan harinya, ketika tiba di
lantai 4, Athifah sempat bengong beberapa jenak karena tak melihat keberaadaan rambu-rambu.
Untungnya ada mahasiswa muncul sehingga dia bisa bertanya kepada mahasiswa
itu.
Ruangan
Athifah sudah ditahu, setelah itu giliran mencari ruangan Catherine, sahabat
Athifah yang berada di Laboratorium Multimedia. Kisah pencarian ruangan ujian
Catherine ini seru, membuat saya bisa sejenak bernostalgia di eks kampus Teknik dan membuat hitungan langkah saya 4000-an selama berada di kampus.
Kisahnya akan saya ceritakan di tulisan berikut.
Makassar, 2 Mei 2025
Share :
0 Response to "Mencari Ruangan UTBK Anak Gadis"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^