Catatan Galau Usai Berita Pagi di Televisi

Ketika berita-berita pagi menghidangkan aneka kasus yang membuat bulu di sekujur tubuh merinding. Apa kabar Indonesia? Mungkin berlebihan tapi kemudian muncul pertanyaan ... apa kabar generasi penerus Indonesia?

Berita-berita pagi menyiarkan aneka kasus kekerasan dan kejahatan termasuk kekerasan seksual pada anak. Bukan hanya sebagai korban, ada juga anak-anak yang sebagai pelakunya. Bukan hanya satu korban, ada juga yang korbannya belasan dan puluhan!


Berita-berita itu disuguhkan kepada kita bersama sarapan yang kita santap. Apa yang hendak dikesankan tentang Indonesia bagi anak-anak kita? Apakah bahwa, “Indonesia sekarang kurang aman untukmu, Nak. Ketika dulu orang saling menjaga satu sama lain. Bersaudara karena tumpah darah yang satu, sekarang tidak lagi. Bahkan orang-orang dari bangsamu tega memangsa saudaranya sendiri!”

Data dari Yayasan Kita dan Buah Hati, tahun 2014 lalu mengenai usia korban kekerasan seksual pada anak, paling banyak berada pada rentang usia 0 – 12 tahun. Bahkan dalam Catatan Tahunan Komnas Perempuan dari tahun 2001-2012, setiap hari sedikitnya 35 perempuan (termasuk anak perempuan) mengalami kekerasan seksual[1]. Ini berarti, setiap 2 jam ada 3 perempuan Indoensia menjadi korban kekerasan seksual!

Jujur saja, hal-hal ini menjadikan saya paranoid. Rasanya anak-anak saya akan hidup di masa jauh lebih tidak aman di masa saya kecil dan remaja dulu. Ditambah lagi media sosial sekarang menyebabkan penyebaran segala macam berita menjadi lebih cepat. Saya pun jadi berpikir bahwa tantangan ke depannya untuk menjadikan anak-anak kita mencintai Indonesia menjadi semakin besar. Globalisasi membuat batasan teritori menjadi lebih samar ketimbang dulu.

Maka memang bukan menjadi pilihan bagi orang tua zaman sekarang untuk menjadi cerdas atau tidak cerdas. Pada kenyataannya, “menjadi cerdas” dalam segala bidang, kini menjadi sebuah keharusan, bahkan kebutuhan karena begitu banyak hal berbeda di zaman kita dengan di zaman ini. Tantangan yang akan dihadapi anak-anak kita berbeda. Sekarang kita harus bisa meraba-raba tantangan apa yang akan dihadapi anak-anak kita – mereka yang disebut digital native. Sebab kalau tidak, bagaimana kita bisa mendampingi mereka menghadapi arus kehidupannya? Paling tidak, kita harus tahu pondasi seperti apa yang kita tanamkan di karakter mereka, kan?

Makassar 11 November 2016

Sekadar catatan galau saja. Untuk anak-anakku, kelak tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak-anak kalian akan berbeda lagi. Bersiaplah dengan belajar agar CERDAS. Cerdas di sini bukan hanya dalam parameter intelegensi, cerdas dalam banyak aspek kecerdasan.

Semoga tidak ada yang berkomentar "jangan nonton berita pagi", ya karena saya tahu koq harus memilah bagaimana. Namun yang namanya ibu, pastinya punya kegalauan tersendiri menghadapi tantangan zaman :)




[1] Baca di http://female.kompas.com/read/2016/05/06/110200720/Tiap.2.Jam.Ada.3.Wanita.Jadi.Korban.Kekerasan.Seksual.di.Indonesia.


Share :

18 Komentar di "Catatan Galau Usai Berita Pagi di Televisi"

  1. Jumlah kasus kekerasan selalu meningkat dari tahun ke tahun ya mba :(

    ReplyDelete
  2. Berita kriminal yang ditayangkan setiap pagi itu menunjukkan betapa hancurnya negara ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amat terbukanya informasi kasus2 kejahatan itu mengerikan ya.

      Delete
  3. yang jadi pertanyaan kenapa KPI atau lembaga lain yang berwenang tidak membatasi berita2 kriminal..? Seakan-akan ini propaganda untuk menghancurkan generasi muda indonesia...MIRIS

    ReplyDelete
  4. Sy pernah dengar kalo media2 di Indonesia memang di biayai (oleh Amerika/barat sy lupa) untuk menyiarkan berita kriminal dlm porsi banyak, dn berita termahal adalah berita kriminal, dlm 1 hari sbanyak 80% beritanya adl kriminal. .

    ReplyDelete
  5. eh busyet 35 kasus setiap hari ini, ngak beradap banget pelaku nya

    ReplyDelete
  6. Kadang yang bikin segan nonton berita adalah berita kriminal itu... miris

    ReplyDelete
  7. Duh ngeri...sedih banget melihat kondisi seperti ini... :(

    ReplyDelete
  8. bad news is good news sih mbak. apalagi berita dari 'daerah' (lawan kata 'pusat'), biasanya yang menonjol berita jeleknya: kriminal, bencana, dsb.

    lama ga bahas yang ginian. apa kabar grup yang sekarang udah jadi fanpage itu ya?

    ReplyDelete
  9. Serem mbak, makanya protektif banget sama anak2 nih.

    ReplyDelete
  10. Jujurnya mbak, aku udh lama ga nonton berita.. Stress mba baca nya.. Kok jrg ada toh ya berita2 yg ga bikin merinding, yg bikin happy dan optimis gitu.. Banyakan malah kriminal semua :(.. Yg gini nih yg bikin aku jg takut lepasin anakku main di luar rumah tanpa babysitternya.. Dilema yaa.. Kalo di dlm rmh aja jg ga bgs sbnrnya utk mereka

    ReplyDelete
  11. Skrg emang kudu cerdas. Berita di luar makin panas bikin gak sehat

    ReplyDelete
  12. kegelisahan mbak mughni sama seperti kegelisahan saya mbak...saya yg belum menikah saja merasa was-was dengan perkembangan anak zaman sekarang, kalau dilihat dan diperhatikan, acara televisi yang mendidik hanya sekitar 20 persen mbak..itu pun ditayangkan pada jam-jam yg tidak banyk orng nonton. *jd curhat..hehe :)

    ReplyDelete
  13. Miris ya mbak, makanya saya sama anak2 bener2 jaga bahkan gak pakai asisten gara2 ada kasus baby sitter yg jaga anak tetangga tmn kasar sama anak majikannya :(

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^