Rindu Kampuz: Cerita dari Gelanggang Futsal

Setiap momen dalam kehidupan punya cerita begitu pun setiap momen reuni. Satu lagi acara reuni tahun ini yang bisa saya ikuti adalah reuni yang bertajuk Rindu Kampuz. Kali ini unik karena ada beberapa kegiatan di dalamnya yang tentunya lebih dari satu cerita. Masalahnya, apakah saya bisa menuangkan semuanya ke dalam tulisan? Entahlah, saya mencoba saja. Beberapa hari ini sikon saya riweuh sekali. Banyak tamu dan aktivitas rumah yang menyebabkan saya benar-benar kesulitan menulis sampai-sampai sempat vakum selama 12 hari dari dunia blogging.


Baiklah, saya mulai dari cerita saat datang ke pertandingan Futsal di Gelanggang Olahraga Indoor Telkom Makassar, yah.

Waktu itu, tepatnya tanggal 9 Juli sekira jam 2 siang, saya bersama pak suami (yang juga alumni, masuk kuliah 4 tahun sebelum saya) dan dua anak terkecil kami pergi ke lokasi untuk nonton futsal. Sayangnya kami salah waktu, makanan sudah habis bis bis. Ndak seperti tahun lalu jam segitu masih banyak makanan.

Tapi tak mengapalah kan tujuan utamanya bukan makanan. Tapi hanya sekadar mengisi perut. Eh. Maksudnya, kan tujuan utamanya bertemu teman-teman lama, begitu.

Di dekat pintu masuk, saya berpapasan dengan Khuldiah, anak Sipil. “Angkatan 92 juga, toh?” sapanya. Kami bersalaman dan ber-cipika-cipiki. Aih, senangnya sekarang ia mengenali saya. Saya pernah bertemu dengan Khuldiah beberapa tahun lalu dan ia tak mengenali saya.

Bungsuku menikmati pemandangan di Gelanggang Olahraga Indoor Telkom. Ia menjelajah bersama papanya. Saat kembali ke tempat saya menunggu dan melihat ada peserta kompetisi futsal membuka baju, seketika itu juga dia membuka kemejanya. Hhh, untungnya dia masih memakai baju kaos oblong kalau tidak pasti perut gendutnya bakal terekspos dengan gagahnya.

Namun tak demikian dengan si tengah. Saat sedang asyik ngobrol dengan seorang kawan sembari nonton futsal, Athifah terlihat bosan. Lalu, perlahan tapi pasti posisinya kepalanya turun hingga menggeletak di pangkuan saya. Daaan, ia tertidur dengan pulasnya selama lebih dari 10 menit! Ya ampun, anak ini mirip papanya, bisa-bisanya tidur dalam keadaan seperti itu.

Angkatan 87 vs angkatan 97
Satu hal yang paling seru di acara ini adalah melihat para senior angkatan 87 main futsal. Wuih, keren staminanya, terutama stamina bagian lutut. Di usia mereka, sudah banyak, lho orang yang bermasalah dengan “stamina lututnya” karena berbagai sebab. Kata seorang kawan yang lebih dulu datang daripada kami, para kakanda itu bermain utuh satu tim, tanpa pernah diganti oleh pemain lain! Bahkan saat bertanding melawan angkatan 93, tim lawan sudah pada ganti pemain, mereka tidak. Standing ovation, senior!

Saya kira ini perkara konsistensi. Kakak-kakak angkatan 87 sepertinya memang sering berlatih futsal. Tim lainnya ka iya belum tentu. Ada tim-tim peserta kompetisi yang para anggotanya “dikandangpaksai” atau dapat sumbangan pemain yang berasal dari angkatan lain.

Saya duduk tepat di depan lapangan 1 yang menampilkan pertandingan semi final antara angkatan 87 dan angkatan 97. Melihat mereka bermain, kelihatannya mereka seperti sebaya, lho. Sayangnya, tim angkatan 87 harus mengaku kalah dari tim yang usianya 10 tahun lebih muda daripada mereka. Eh, jangan tanya skor pada saya, yah. Saya tak menyimak. Nonton sambil ngobrol dan mengamati anak-anak membuat saya tak konsentrasi pada skor pertandingan. Pokoknya, setahu saya, angkatan 97 menang, itu saja. Tim 87 kalah dengan terhormat.  Sebagai penonton, saya merasa bangga pada para kakanda bermain dengan bagus dan imbang. Bravo senior! Semoga tahun depan bisa tanding lagi.

Makassar, 25 Juli 2016

Bersambung

Baca juga: 





Share :

2 Komentar di "Rindu Kampuz: Cerita dari Gelanggang Futsal"

  1. Reunian, salah satu acara yang paling di nanti. Buat yunior seperti saya ini, bisa memanfaatkan acara seperti ini untuk tahu lebih banyak tentang dunia kerja dari para senior, yang tentunya sudah punya banyak pengalaman.

    Ibarat kata, sekali mendayung dua tiga pulau terlampau. Reuniannya dapat, ilmunya dapat, silaturahminya pun dapat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, Arief. Seperti itulah keadaannya.
      Semoga semakin banyak kebaikan yang terjalin dalam reuni tahun ini.

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^