Merkuri Makin Meyakinkanku Bahwa Menjadi Ibu Haruslah Cerdas

Saya mengamati soal nomor 25 di paket soal 01 Simulasi Ujian Nasional SMP/MTs Tahun Pelajaran 2015/2016 Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam yang diberikan si sulung Affiq kepada saya. Si kakak ini sedang dalam persiapan menghadapi ujian nasional SMP. Begini bunyi soal nomor 25 itu:

Salah satu bahan kimia yang merupakan zat polutan atau pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan sistem kerja saraf manusia adalah ...
A pestisida                      B merkuri        C timbel                    D  pemutih

Membaca ini, membuat memori saya berkelana, mencoba mengingat-ingat pelajaran Kimia zaman SMA dulu. Lha, kenapa Kimia, ini kan pelajaran IPA anak SMP. Anak SMP kan belum belajar Kimia? Di sini saya merasa ada yang aneh dengan soal ini.

Pilihan A dan D jelas tidak mungkin. Sekarang tinggal B dan C. Timbal, setahu saya adalah salah satu jenis logam yang terdapat di alam, dengan nama kimia Pb (Plumbum). Logam ini merupakan zat berbahaya bagi tubuh manusia.

Eh tapi, yang ini timbel, ya? Bukannya “timbal”? Maksudnya “nasi timbel”? Duh, kayaknya bukan deh ya kalau timbel. Harusnya kan “timbal”.

TETOOT!

Sumber gambar: zerovalent.com
Kalau timbel bukan, apakah pilihan yang benar adalah merkuri? Secepat kilat memori saya memindai dengan apa saja istilah “merkuri” terasosiasi. Ada dua hal yang saya dapatkan. Pertama, dari yang saya baca dan yang saya tonton di televisi, saya mengetahui bahwa merkuri adalah zat berbahaya yang terkandung dalam kosmetika yang dilarang peredarannya di Indonesia karena menyebabkan kerusakan bahkan kanker kulit.

Kedua ... meri kuri ... eh, Marie Curie? Penemu Radium? Ah, saya mulai ngaco nih. Otak saya secepatnya berpikir lagi ....

“Ambil buku Biologimu, Nak!” perintah saya kepada Affiq.

Beberapa lama kemudian, Affiq membawakan saya buku-buku cetak Biologinya. Ditilik dari soalnya, saya harus mencari bab yang membahas mengenai polusi. Ketemu. Materinya ada di bab 8, buku kelas 1 SMP. Yaitu pada bab yang berjudul Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.

Tak butuh waktu lama untuk menemukan keterangan yang mirip dengan soal di atas. Pada halaman 157 disebutkan:
Para nelayan di sekitar teluk Minamata Jepang memakan ikan yang telah tercemar raksa. Akibat yang ditimbulkan yaitu mereka mengalami kerusakan sistem saraf. Penyakit yang dialami para nelayan tersebut dikenal dengan “penyakit Minamata”.

Nah, ini cocok. Ada penyebutan mengenai kerusakan sistem saraf. Tapi zat penyebabnya yang disebutkan adalah raksa. Raksa itu, seingat saya nama unsur kimianya Hg (Hydrargyrum). Tapi raksa kan tidak masuk dalam daftar pilihan jawaban?

Lalu hening sejenak.
Berpikir keras.

Ah iya, barangkali merkuri itu sinonimnya raksa?

Kalian yang sudah tahu, jangan ketawa ya, mamak-mamak ini asli lupa soal sinonim-sinoniman istilah kimia. Kimia itu saya pelajari tahun 1989 – 1992!

“Affiq, coba cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Lihat di situ apa arti ‘merkuri’!” kembali saya memberikan titah.

Titah ibunda segera dilaksanakan oleh ananda. Sang ananda membaca KBBI pada bagian “merkuri” yang membawanya kepada “merkurium”. Dan .... ahaaa ...

“Unsur logam dengan nomor atom 80, berlambang Hg; dan bobot atom 200,59; air raksa,” Affiq membaca keras-keras apa yang tertera di KBBI.

“Nah, berarti jawabannya ‘merkuri’, Fiq!” senang sekali saya mengatakan ini. Rasanya seperti mendapatkan hadiah ketika kita berhasil mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaan. Untungnya Affiq menjawab dengan benar. Ia menjawab “merkuri” meskipun ragu-ragu. Tebak-tebak berhadiah yang berbuah manis!

Usai pembahasan tentang merkuri ini, saya tercenung. Pencarian saya akan soal nomor 25 itu merupakan pencarian berbekal pengetahuan umum. Saya tidak sreg dengan soal ini. Di buku cetaknya yang tertulis istilah “raksa” lalu mengapa ia harus mengerti padanan kata dari raksa agar bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan benar?

Poin penting dari soal ini bukan lagi mengenai pencemaran lingkungan, Teman tapi sudah mengarah kepada pengetahuan umum! Pengetahuan umum yang nota bene, saya sendiri yang sudah setua ini harus memperjalankan memori saya dan mengerahkan segala kemampuan saya dalam mencari informasi guna sampai kepada jawabannya!

Fair-kah soal ini untuk anak SMP? Menurut saya tidak. Sekali lagi, ini soal pengetahuan umum, bukan soal IPA!

Namun demikian, saya belajar satu hal, yaitu bahwa menjadi ibu itu harus cerdas! Namun kalau Anda merasa cerdas adalah pemberian Tuhan, maka izinkan saya mengatakan bahwa menjadi ibu itu harus cerdas mencari informasi!

Sebagai “sekolah pertama” bagi anak, ibu sering kali dituntut bisa menjawab segala pertanyaan anak. Kalau tak bisa, maka ibu sering kali dituntut untuk mencarikan guru bagi anaknya. Dengan demikian si ibu haruslah kaya alias berduit agar bisa membayar si guru privat. Kalau tak kaya atau tak berduit, mau tak mau ibu harus punya cara lain, yaitu memiliki kecerdasan dalam mencari informasi.

Memiliki kecerdasan dalam mencari informasi adalah modal besar bagi ibu dalam mengantarkan anak-anaknya agar mampu bertarung di kehidupannya kelak. Sekarang, memasuki era MEA, jenis kecerdasan itu bukan pilihan lagi, setiap ibu harus memilikinya!


Makassar, 12 April 2016


Share :

15 Komentar di "Merkuri Makin Meyakinkanku Bahwa Menjadi Ibu Haruslah Cerdas"

  1. Wah setuju bunda. Memang menjadi ibu sekarang ini harus cerdas dalam mencari informasi. *siap siap jadi bunda *tapi masihlama. *duh malu deh
    Btw.. Analisisnya hebat, jadi mulai dari buku paket ke buku KBBI. Baru fix itu jawabannya.


    Tapi.. Kalau anak muda jaman sekarang mah, langsung googling biasanya hehhee.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gpp, siap-siapnya mulai dari sekarang Laili :)

      Iya, zaman sekarang langsung Googling. Anak sekarang suka malas buka kamus. Untuk bahasa Inggris saja, walaupun ada kamus, langsung deh Googling :D

      Delete
  2. Saya ketawa lo mbak.....
    Pelajaran anak sekarang memang sudah terlalu komplek dan beda jauh dg jaman kita sekolah dulu. Makanya saya mengkawal pelajaran anak anak dari kelas 4 sd.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aish, dibilang jangan ketawa -_-
      :D
      Silakaan, kalo mau ketawa Pak Edi. Banyak hal memang yang bisa ditertawakan bersama dari tulisan ini hehehe.
      Iya, pelajaran sekarang makin rumit. Mengapa tidak disederhanakan kalau bisa lebih sederhana ya?

      Delete
  3. Hehehe mak niar punya kbbi ya?
    Kalo saya, space terbatas untuk buku2, jadi ya Google aja, ada juga kbbi onlen mak :D *ini mak males cari buku referensi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Punya Mak, sudah lama, kalo tidak salah ingat, sejak tahun 2003 :)

      Delete
  4. setuju mba niar. itulah sebenarnya kenapa perempuan dan menjadi ibu itu harus cerdas. dan kecerdasan ibu alangkah lebih baik kalau disharing dengan anak. eh tapi sebenarnya ibu cerdas juga sudah banyak ya mba hanya saja apakah semua ibu cerdas sudah hadir dan berada dengan anak.. :-) salam

    ReplyDelete
  5. dulu saya ngajar privat anak kelas 8 mbak. ada Kimia juga. saya malah heran kok ada Kimia karena Kimianya belum 'ngimia' baru perkenalan. Tapi ya bagus juga sih sudah dikenalkan Kimia.

    Saya malah belum punya KBBI mbak. pingin punya KBBI cetak, kamus Bahasa Inggris, ensiklopedia. anak-anak butuh bisa mencari sesuatu di kamus.

    ReplyDelete
  6. Aduuhh pusing deh palaku. Pelajaran SD aja udaj susah bgt skr gimana kalo nadia SMP nanti? Memang bener kita jg harus tetep update ilmu ya mak

    ReplyDelete
  7. Sepakat, Bu Mugniar. Pelajaran anak sekolah jaman sekarang memang lebih kompleks dibanding dulu. Kata adik saya yg SMA, KBBI pun cukup sering diperbarui. Ada tambahan kata-kata serapan dan kata-kata yang ejaannya ambigu dibakukan. Karena itu persiapan mapel Bahasa Indonesia untuk UN dan ujian masuk PTN agak beda dgn beberapa 'generasi' sebelumnya.

    ReplyDelete
  8. Sama Mak, saya juga mendapati soal anak kelas 1 SD njelimet menurut saya. Mosok tho ditanya, "siapakah Ibunya Ibu dari ibu kita?" Saya aja bacanya berulang2 :D

    Jawabannya Eyang Buyut :(

    ReplyDelete
  9. Terima Kasih.. artikelnya menarik dan bermanfaat banget. bisa nih buat referensi untuk si bunda :)

    ReplyDelete
  10. bener banget mbak... kalo jaman aku masih sekolah dulu, semua pertanyaan yg mneyangkut matematika, fisika kimia, bisa aku tanyain semuanya ke papa yg memang jago... Tapi jaman skr kyknya pelajaran anak2 makin rumit ya.. mau ga mau aku ama suami memang hrs bnyk bljr lagi, banyak membaca lagi , spy semua update ttg pengetahuan umum di luar kita juga ga ketinggalan dan bisa kasih informasi yg bener ke anak2 :)

    ReplyDelete
  11. Mamak keren, kalo saya biasaya googling mba. Anak sy seringnta tanya bhs inggrisnya jd lebih cepet buka google translate

    ReplyDelete
  12. Terima kasih teman-teman semuaa atas apresiasinya. Mohon maaf, saya tidak bisa membalas satu per satu karena keterbatasan sya. Saat ini laptop saya sedang rusak. Saya pun kesulitan blog walking. Sementara gadget yang ada tidak selalu mendukung *hiks*.

    Terima kasih sekali atas semua komentarnya. Senang membacanya. Sekali lagi, mohon maaf ...

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^