Interupsi yang Bikin Sang Mystery Shopper Gagal Beraksi

Kenapa ya, kalau blogger sering menuliskan hasil “anjangsana”-nya disangka sibuk pakai banget. Misalnya seperti saya yang suka menuliskan kegiatan saya, beberapa kali disangka orang sebagai perempuan sibuk, mirip-mirip perempuan karier begitu. Padahal saya keluar rumah jarang-jarang lho. Sudah bagus kalau saya bisa keluar rumah (untuk kebutuhan sendiri) sekali seminggu.

Begitu pun saya lihat teman-teman emak blogger yang aktivitas luar rumahnya senantiasa diabadikan ke dalam blog, ada yang menganggap keluarganya jadi kurang perhatian. Padahal hanya berkesan begitu saja. Yang sebenarnya saya dan emak-emak blogger lainnya jauh lebih banyak berada di dalam rumah, menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.

Kalau saya terkesan sibuk sekali, mungkin karena saya bisa cerita banyak melalui tulisan. Untuk satu kegiatan saja saya bisa tuangkan ke dalam dua, tiga, bahkan sampai delapan tulisan. Saya pernah menuliskan kegiatan dua hari saya (pelatihan dari pagi sampai sore) ke dalam delapan tulisan. Kesannya kayak super sibuk, kan?

Ah sudahlah. Yang tahu tentunya kami sendiri. Bagaimana beraktivitas tentunya sudah kami komunikasikan dengan suami masing-masing. Orang-orang cuma melihat luarnya saja.


Aktivitas luar rumah saya, biasanya tak lepas dari suami (beliau sendiri yang pengen ngantar-jemput, kenapa tidak? :)). Paling kurang suami mengantar sampai di lokasi lalu menjemput kembali. Saat saya berkegiatan, biasanya suami yang menemani anak-anak. Kecuali kalau ia juga sedang ada kegiatan maka kami menitipkan anak-anak pada seorang kerabat agar ayah dan ibu saya tidak terlalu direpotkan oleh cucu-cucunya yang senantiasa mengorbit pada lintasan tak beraturan.

Tak selalu pula rencana keluar rumah saya berlangsung mulus. Bisa saja tiba-tiba ada interupsi atau hal-hal yang tak terelakkan. Misalnya saat pekan lalu hendak menjalankan tugas sebagai mystery shopper.

Rencananya si bungsu Afyad ikut. Papanya yang akan menemaninya selama saya berkeliling toko di sebuah pusat perbelanjaan. Kami berencana berangkat ke pusat perbelanjaan tujuan setelah Athifah berangkat sekolah biar tidak perlu membawa dua anak. Bukan bermaksud pilih kasih, kalau dua anak ini dibawa, mereka suka berkolaborasi membuat gerakan-gerakan tak terduga dan bereksplorasi ke sana ke mari. Membuat saya dan papanya kewalahan dan kelelahan. Kalau Afyad sendiri yang dibawa, dia cenderung lebih adem karena provokatornya tidak ada.

Saat hendak menyiapkan peralatan yang akan digunakan, barulah saya sadar, saya tak melihat handphone saya selama berjam-jam terakhir.

“Fiq, mana hape Mama?” tanya saya pada Affiq yang saat itu tak masuk sekolah karena sedang pemulihan kondisi fisiknya yang baru mulai sembuh dari sakit.

“Afyad dan Athifah yang mainkan tadi,” jawab Affiq.

“Afyad, mana hape Mama?” tanya saya pada Afyad.

“Ayo cari!” sambung saya lagi.

Afyad bergegas mencari handphone putih saya. Ia mengekori papanya yang sedang membantu mencarikan ponsel itu, mengelilingi ruangan demi ruangan di dalam rumah.

Tak ada getar sama sekali. Getar? Hiks, iya. Hape saya rusak pengeras suaranya, hanya bisa bergetar. Tapi getarannya memadai untuk menemukannya ... asal barang itu berada di dalam rumah. Tapi kali ini, sama sekali tak ada bunyi getarannya. Sama sekali tak ada.

Astaga. Berarti barang itu tak berada di dalam rumah! Di mana dia?

Kepala saya mulai berdenyut-denyut. Kalau tak ada barang ini, saya tak bisa menjalankan tugas sebagai mystery shopper. Handphone mutlak diperlukan oleh mystery shopper Helion. Saya harus memotret beberapa hal yang diinstruksikan di dalam skenario.

Di mana hape saya?

“Duh, di mana dong, hape Mama, Nak?” tanya saya lagi pada Affiq.

“Tadi Afyad kasih ke Athifah,” ujar Affiq.


Saya mengingat-ingat, apa yang sedang dilakukan Athifah sebelum berangkat sekolah tadi. Ia sedang bermain tadi. Biasanya ia, memotret perminannya ketika bermain. Bisa jadi, setelah memotret mainannya, ia menyimpan hape di dalam tas sekolahnya supaya hape tak diambil oleh Afyad.

Ah, ya ...  sepertinya hape saya ada di dalam tas sekolahnya! Bisa jadi demikian, soalnya handphone itu sudah pernah terbawa oleh Athifah ke sekolahnya.

“Pa, coba telepon guru Athifah, minta supaya bisa bicara sebentar dengan Athifah dan tanyakan hapeku,” pinta saya kepada suami.

Suami saya menelepon wali kelas Athifah. Pak Hazairin memberikan handphonenya kepada Athifah. Saat ditanyakan soal handphone saya, Athifah mengatakan “tidak tahu”. Waduh. Bagaimana, dong?

“Hm ... kayaknya Athifah tidak sadar hapeku ada di dalam tasnya, Pa. Mungkin Afyad yang memasukkannya.”

“Bisa jadi.”

“Ya sudah, saya ndak bisa mi pergi. Bagaimana bisa pergi.”

“Pakai saja hapeku.”

Ndak bisa begitu. Hapeku itu tanda kalau memang benar-benar saya yang melakukan tugas mystery shopper. Kalau saya pakai hape ta’, bisa-bisa saat Helion memeriksanya, dikira kita’ yang menjalankan tugasku.”

Miroslav Rashev, Panel Manager untuk wilayah Indonesia pernah menekankan kepada saya bahwa pasangan suami-istri bisa saja menjad mystery shopper tapi harus masing-masing mengerjakan sendiri tugas-tugasnya. Seperti saya, suami saya pun menjalankan tugas sebagai mystery shopper. Kata Miroslav, pernah ada satu orang Indonesia membuat beberapa akun untuk mendapatkan banyak job. Helion sangat ketat. Hal ini dianggap pelanggaran. Kalau melanggar, akunnya bisa dinonaktifkan.

“Kalau begitu pakai tablet saja.”

“Ya ndak bisa, dong. Kan ndak bisa ki’ memotret dengan sembunyi-sembunyi kalau pakai tablet. Ambil gambarnya kan harus sembunyi-sembunyi.”

“O iya di’.

Maka hari itu saya batal keluar rumah. Untungnya deadline pengerjaan tugas masih ada sehari lagi. Masih ada kesempatan keesokan harinya. Tapi saya masih memikirkan handphone itu. Athifah itu masih suka ceroboh. Dia bisa meninggalkan tasnya terbuka begitu saja, di mana saja, kemudian pergi bermain di tempat lain. Sudah beberapa kali saya atau papanya mendapatinya begitu. Kalau dia seperti itu lagi, duh ... hape saya bisa hilang.

Suami saya pun pergi beraktivitas. Untungnya dia bukan pegawai yang terikat di sebuah tempat. Waktu kerjanya fleksibel. Sebelum ke tempat tujuan, ia mampir ke sekolah Athifah. Saat itu Athifah sedang mengikuti pelajaran Olah Raga. Suami saya minta izin kepada wali kelas Athifah untuk mengambil tas sekolah Athifah sebentar.

TING TONG! Handphone saya ternyata memang berada di dalam tas sekolah Athifah. Segera suami saya mengamankannya dan berpamitan kepada Pak Hazairin.

Saat kejadian ini kami konfirmasikan kepada Athifah sepulangnya dari sekolah, ia tak langsung ingat. Beberapa saat kemudian baru dia mengingat detailnya, “Oiya Ma, tadi saya masukkan hape Mama ke dalam tas kecil tempat kartu. Tas kecilnya saya masukkan ke dalam tas sekolahku. Saya lupa kalau ada hapenya Mama di situ.”

Makassar, 9 November 2015





Share :

22 Komentar di "Interupsi yang Bikin Sang Mystery Shopper Gagal Beraksi"

  1. Saya selalu terkesan dengan emak2 blogger, yang mesti kegiatannya hanya di rumah tapi bisa banyak membuat cerita ^_^

    Waduh itu si dedek bisa lupa gitu ya naruh hp mama. untung papa kerjanya ga terikat jadi bisa mampir ambilin.
    Kalau sdg menjalani tugas, hp memang gak boleh ketinggalan ya mak, bisa gawat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari rumah pun ternyata bisa nulis banyak-banyak, Mak .. :)
      Hihi iya, kalo lupa bawa HP ya bubar grak deh

      Delete
    2. apalgi sy ,,,, terkesan banget deh ,,,
      pokoknya TOP bngt dah buat mb nya teh ,,, hehe

      Delete
  2. Saya juga sering dikira sibuk sekali padahal emak blogger ji...hehehehe.. Kak ajar dong jd mystery shopper . Kayaknya seruu hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nasib ya Qiah hehehe
      Inbox ma' saja, apa yang mau ditanya :)

      Delete
  3. Saya juga salut dengan komunitas Emak Blogger ini,. Padahal mereka sibuk selalu dan ternyata ternyata mereka masih bisa meluangkan waktunya berbagi. Salut saluttttttttttttt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang penting niat, Pak Asep .. kalo niat dan berusaha dilakukan, mstinya sih bisa

      Delete
  4. Huaaaaaa ada curhat an nya di prolognya. Kukira tulisan mak niar nulis bebas curhatan loh. BTW aku blom dikonfirmasi bp, jd blom daftar partnership deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bebas looh ... maksudnya, bebas-bebas saja, mau curhat ya curhat, lagi ndak mau ya tidak hihihi

      Delete
  5. Hapenya ikut sekolah rupanya. Saya blm ngerjain tugas dari helion nih. Ntar mau nanya2 ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya, ikut sekolah.

      Boleh, Mbak .. silakan tanya-tanya :)

      Delete
  6. Hhiiihii sama bangett mb..dikira sibuk padahal kan kluar klo cuma sda undangan yg menarik bgt, selebihnya kerjaan rumah segudang hikhik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup ... betul sekali :)
      Hanya karena blog sering menayangkan acara jalan2, dikira jalan2 terus yah :D

      Delete
  7. Mystery Shopper tugasnya seperti detektif begitu ya bu?

    ReplyDelete
  8. Wah. Mak mugniar udah kemana2 aja..aku dah selesai semua training n blm jg ambil job. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hm, saya baru menanyakan via e-mail, Mak. Kota2 apa sj yang ada jobnya. Nanti saya kabari kalo ada balasannya yah

      Delete
  9. Untung saja hapenya kagak jadi hilang, ketemu di tas anak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untung dia belum menelantarkan tasnya dan membiarkannya terbuka seperti yang pernah dia lakukan :D

      Delete
  10. Padahal kita2 ini emak2 (sok) sibuk yang doyan nulis yaa.. Segala sesuatunya harus diabadikan lwt foto & tulisan hehee..

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^