Saat Hati Lapang Menerima Kritik (Memaknai Kritik)

Saat Hati Lapang Menerima Kritik - Sewaktu masih mengandung Affiq (tahun 2001), di Rumbai – Pekanbaru, saya mendengar cerita dari ibu-ibu Caltex bahwa ada seorang bidan yang galak dan judes, namanya bidan Lani. Ada saja cerita ‘seram’ seputar bidan (yang kata orang perawan tua) ini yang saya dengar. Jadi, di samping persiapan fisik-mental menghadapi kelahiran Affiq, saya juga mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi bidan ini. Ya, paling tidak nantinya kalau nasib mempertemukan kami, saya tidak perlu stres lagi ... seperti persiapan menghadapi OPSPEK sewaktu maba dulu.

Sewaktu saat melahirkan tiba, saya bersyukur karena tidak bertepatan saat bidan Lani berjaga. Saya dibantu oleh 2 orang bidan profesional, yang satunya baik dan cukup lembut, yang satunya punya mulut yang nyaris setajam pisau tetapi tidak ada artinya kicauannya saat itu dibanding rasa sakit dan perjuangan melahirkan Affiq.


Kritik


Akhirnya, nasib mempertemukan bidan Lani dengan saya. Kala itu, keesokan hari setelah melahirkan saya kebingungan karena hendak menyusui Affiq. Tetapi karena saya masih dalam proses belajar menyusui dan Affiq juga masih belajar menyusu maka saat-saat itu masih belum menyenangkan bagi kami. Alhasil Affiq tidak mendapatkan ASI dengan maksimal sehingga ia pun merengek-rengek lapar dan kesal. Saya kebingungan dan mencari bidan untuk membantu saya. Kebetulan ada bidan Titin – bidan pujaan sebagian besar ibu-ibu di Caltex. Ia membantu saya dan membawakan cairan glukosa. Tiba-tiba dari ruangan sebelah muncul bidan Lani menginterupsi. Saya terpaksa menjelaskan kembali kepadanya apa yang saya alami saat itu. Bidan Titin hanya diam terpaku melihat seniornya menatap saya dengan tajam sementara saya menjelaskan situasi saat itu. “Tidak usah diminumkan cairan gula, diusahakan terus ASI-nya. ASI penting sekali untuk bayi ....... “ bla ... bla ... bla .... Ia menggiring saya masuk kembali ke dalam kamar dan mendudukkan saya di kursi. Sambil menjelaskan mengenai pentingnya ASI. Saat saya hendak meletakkan bantal di pangkuan saya, dengan tegas ia mengambil bantal itu dan mengembalikannya di tempat tidur: “Tidak usah pakai bantal”, katanya. Ia mengajarkan saya posisi menyusui yang baik dan benar, dengan tegas dan lugas, sama sekali tidak dengan cara lembut. Kemudian, Affiq berhasil mendapat susunya, mulutnya bergerak-gerak mengisap dan lambat laun ia tertidur, wajahnya tenang dan puas. “Terimakasih, Bu”, kata saya. “Iya”, katanya, masih tanpa senyum, sambil memberikan saya penjelasan singkat mengenai tata laksana menyusui.

Olala, rupanya cara seperti itu yang tidak disukai ibu-ibu Caltex. Menurut saya tidak seseram cerita–cerita yang beredar. Apa yang bidan Lani lakukan menurut saya wajar-wajar saya. Mungkin saja, ia tidak terlalu suka dengan ibu-ibu yang manja. Kelihatannya ibu-ibu itu inginnya dimanja setelah perjuangan di ambang hidup dan mati melahirkan buah hati mereka.

Satu hal, bidan Lani adalah salah satu karyawan rumah sakit Caltex Rumbai yang terbaik. Selama 2 tahun berturut-turut ia menyandang predikat itu. Piagam penghargaan untuknya terpampang di dinding rumah sakit, di bagian OBGYN (Obstetri & Gynecology).

3 bulan kemudian, saat saya & suami hendak mengimunisasi Affiq di RS Caltex Rumbai, saya berpapasan dengan bidan Lani. Saya senyum padanya, ia membalas dan menghampiri kami. Betapa senangnya ia melihat kemontokan Affiq. ASI eksklusif memang membuat Affiq sehat dan montok. Bidan senior yang ternyata bisa ramah itu berbincang singkat dengan kami sebelum berlalu.

Di salah satu kantor MLM Cabang Makassar, pernah ada kepala cabang (sebut saja Pak W) yang saat ia menjabat, di tahun 2002 Sulawesi Selatan berhasil mencapai predikat sebagai cabang terbaik seindonesia. Ironisnya, tak sedikit distributor yang membencinya – bahkan sampai ingin memukulnya hanya karena tidak menyukai cara ia menyampaikan sesuatu yang mungkin bagi sebagian orang ‘ nyelekit ’. Ia memiliki gaya kepemimpinan yang unik, tak jarang ia memberikan ‘kuis’ versi dirinya dan memberikan award bagi orang-orang yang berhasil menjawab ‘kuis’-nya ataupun pada orang-orang yang ia anggap layak.

Banyak orang seperti mereka yang tidak diterima oleh banyak orang hanya karena cara penyampaian mereka yang tidak cocok dengan banyak orang. Walaupun apa yang mereka sampaikan benar adanya, dan merupakan kritik yang biasa, bagi banyak orang hal tersebut seperti serangan kepada pribadi mereka. Entah apa yang perlu diperbaiki dalam hal ini, keluasan hati banyak orang untuk menerima kritikan, ataukah cara orang-orang ini mengkritik ? Tapi jangan lupa, mereka adalah sedikit dari orang-orang berprestasi yang dimiliki bangsa ini. Mereka tampil apa adanya ... tidak perlu dengan cara dibuat-buat ... hanya untuk mengambil simpati orang banyak.

Mudah-mudahan acara TV seperti AFI (Akademi Fantasi Indosiar) dan kontes-kontes bakat lainnya yang masih marak di dunia pertelevisian Indonesia bisa menjadi salah satu solusi bangi pertanyaan-pertanyaan di atas. Hal-hal positif yang ditawarkan dari kontes seperti itu adalah menyiapkan kontestan untuk menerima kritikan bagi performance atau sikap mereka, bukannya kritikan terhadap pribadi mereka. Dan, komentator diharapkan melontarkan kritik dengan jujur tetapi etis karena jika ke-2 hal tersebut tidak ada dalam komentar mereka maka bukan hanya kontestan atau penonton di tempat acara yang akan mencerca mereka, tetapi juga masyarakat Indonesia raya !

Mudah-mudahan generasi setelah kita lebih luwes dalam hal kritik mengkritik.
Tapi, kapan ya ada program TV yang isinya memungkinkan masyarakat Indonesia belajar mengkritik yang lebih tua/pintar, di mana pengkritik (yang lebih muda/bodoh) belajar ‘kebebasan mengemukakan pendapat dengan jujur dan etis’ dan yang dikritik (yang lebih tua/pintar) belajar berlapang hati menerima kritikan tanpa ada rasa superior dalam diri mereka hanya karena asam-garam yang sudah mereka makan sangat banyak ?


Makassar, Agustus 2005


Share :

0 Response to "Saat Hati Lapang Menerima Kritik (Memaknai Kritik)"

Post a Comment

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^