Showing posts with label Pengembangan Diri. Show all posts
Showing posts with label Pengembangan Diri. Show all posts

Kitab Sakti Bagi yang Ingin Unggul

Penulis: Riawani Elyta dan Oci Yonita Marhari
ISBN: 978-602-8277-95-2
Penerbit: Indiva
Ketebalan: 200 halaman
Dimensi: 14 cm x 20 cm x 1 cm
Harga: Rp. 28.000

Disambut dengan pengantar yang sarat makna dari Afifah Afra, membuat saya bersemangat membaca buku ini. Afifah memotivasi remaja, mengapa perlu membaca Kitab Sakti Remadja Oenggoel. Ia memberi contoh tentang orang-orang yang sukses di usia muda seperti Mark Zuckenberg (sukses pada usia 24 tahun), Usamah bin Zaid (terpilih menjadi panglima perang pada usia 18 tahun), dan Imam Syafi’i (menjadi mufti di usia 15 tahun). Ada satu persamaan yang patut dicermati dari mereka, yaitu: mereka memanfaatkan dengan baik usia remaja mereka.

Buku ini terdiri atas 3 bab yang terpecah lagi menjadi 7 sub bab, dalam nama-nama yang diawali kata “jurus” seperti 3 Jurus Taichi Master, 1 Jurus Kamehameha, dan 3 Jurus Tifan Pokhan. Isinya adalah langkah-langkah terstruktur dan detil untuk remaja agar dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan gaya bahasa yang amat gaul, buku ini mestinya dapat menarik remaja untuk melahap isinya.
Baca selengkapnya

Tudang Sipulung: Public Speaking, Sharing dari Duet Keren Iqko dan Mawar


Mawar dan Iqko
Kopdar komunitas blogger Anging Mammiri – Makassar diselenggarakan tiap bulan dengan tajuk TUDANG SIPULUNG. Menariknya, komunitas ini selalu punya tema berbeda tiap bulannya untuk diangkat. Bukan sekadar untuk bertatap muka bagi para anggotanya yang sehari-harinya bertemu di dunia maya, tetapi ada pula sharing pengetahuan yang sangat berarti.

Kali ini saya memutuskan hadir beberapa jam saja menjelang waktu berlangsungnya kegiatan yang dilangsungkan di gedung miring Telkomsel di penghujung Juni 2012. Suami saya juga berminat mengikuti tudang sipulung kali ini. Melihat sikon sangat memungkinkan, anak-anak bisa ditinggal, maka kami pun bersiap-siap menghadiri acara yang kali ini mengusung tema Public Speaking dengan menampilkan Iqko dan Mawar yang sehari-harinya berkecimpung dalam dunia ini sehingga sudah sangat piawai tentunya.
Baca selengkapnya

Kenaifan yang Tak Bisa Diabaikan

Saat itu usia Affiq masih hitungan minggu. Seorang kawan menjenguk bersama seorang putra batitanya. Kami sedang becakap-cakap ketika si batita itu tiba-tiba memukul kepala Affiq. Ibunya tertawa sambil menarik batitanya menjauh. Reaksi yang tak saya setujui.

Memang batita itu tak sengaja. Memang saya harus memakluminya. Tetapi saya tak bisa memaklumi reaksi ibunya yang tertawa, mengira perbuatan anaknya lucu.

***

Seorang laki-laki pernah menegur keras seorang batita laki-laki dan ibunya ketika mendapati batita itu memukul seorang anak yang jauh lebih besar daripadanya dan ibunya hanya diam melihatnya. Laki-laki itu berkata, “Perbuatan seperti itu harus dilarang. Membiarkannya melakukan itu bukanlah hal yang benar!”
Baca selengkapnya

Pemuda, Ayo Berjuang Tentukan Pilihan, Kejar Impianmu

Seorang kerabat di sebuah pulau di Indonesia timur pernah minta dicarikan bimbingan belajar untuk persiapan masuk UNHAS (Universitas Hasanuddin) untuk salah seorang gadis - kenalan baiknya.
Saya bertanya, “Mau masuk jurusan apakah?”
Kerabat saya menjawab, “Hubungan internasional.”
Kerabat itu kemudian berkata lagi, “Kalau bisa carikan kalau membayar tanpa tes, bagaimana caranya. Katanya susah masuk UNHAS, harus ada channel di dalam baru bisa lulus.”
Saya menjadi geregetan. Ini pemikiran beracun dari mana? Siapa bilang demikian? Idealisme saya terusik. Saya sangat menyukai anak-anak muda yang mempunyai daya juang tinggi. Yang rela mempersiapkan dirinya untuk menggapai mimpi terindahnya dengan berjuang sekuat tenaga.
Baca selengkapnya
'Benang Merah' Antara 'Kelebihan' dan 'Kurang' Bergaul

'Benang Merah' Antara 'Kelebihan' dan 'Kurang' Bergaul

Pagi hari itu, sepulang dari mengantar Athifah, saya bertegur sapa dengan tetangga depan rumah – ibu Hj. Timang. Haji Timang (dalam dialek Makassar/Bugis, gelar ‘haji’ baik bagi perempuan maupun laki-laki disebut sebelum namanya dengan ‘haji’, bukan ‘hajah’, biasa juga disebut ‘aji’). Mulanya saya hendak bertegur sapa sekedarnya saja mengingat saya masih harus masak. Tetapi seorang ibu yang sedang mengobrol dengannya memanggil saya, “Dipanggil ki’ “ (maksudnya, saya dipanggil oleh H. Timang).
Saya pun bergabung dengan mereka lalu mengalirlah pembicaraan seputar Amir – anak semata wayang Hj. Timang. Hj. Timang bercerita bahwa sehari sebelumnya, suami saya mengajak Amir menghadiri sebuah acara – semacam pelatihan yang diadakan di sebuah hotel yang terletak di jalan Jendral Sudirman. Mengetahui Amir telah mengucap, “Insya Allah,” kepada suami saya, Hj. Timang mendesak Amir untuk memenuhi janjinya.
Baca selengkapnya