Masih ada penuturan menarik dari Pak Hamid Abidin terkait filantropi dan Filantropi Indonesia, sebelum tiga nara sumber lainnya mempresentasikan materi mereka. Materi ini baru dan menarik bagi saya. Oleh sebab itu saya menghadiri Philanthropy Learning Forum on SDGs: SDGs Sebagai Tools Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Kemitraan di Gedung BaKTI pada tanggal 19 September lalu. Mengenai apa itu filantropi, apa itu SDGs dan kaitan antara filantropi dan SDGs, Anda bisa membacanya di tulisan berjudul: Philanthropy Learning Forum on SDGs: Kaitan Antara Filantropi dan SDGs.
Beranda / BaKTI
Showing posts with label BaKTI. Show all posts
Showing posts with label BaKTI. Show all posts
Philanthropy Learning Forum on SDGs: Kaitan Antara Filantropi dan SDGs
Saya membaca secara cepat undangan dan TOR (Term of Reference) yang masuk ke e-mail dari BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia). Tajuk acara yang dihelat tanggal 19 September itu adalah Philanthropy Learning Forum on SDGs: SDGs Sebagai Tools Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Kemitraan. Wah menarik, ini tentang sebuah platform untuk para pegiat kegiatan kemanusiaan. Maka tanpa ragu, saya mendaftarkan diri untuk mengikuti acara ini. Rasa ingin tahu saya sedemikian besar. Nah, inilah hasil yang saya "peroleh" saat itu ...
SHOWCASE: Ide dan Inspirasi dari Pasikola, Genoil, dan Film
PASIKOLA – angkutan umum untuk anak sekolah di Makassar, sudah beberapa bulan terakhir ini membuat saya penasaran. Saya sering melihat 1 unit Pasikola di persimpangan jalan Veteran Selatan – jalan Sultan Alauddin. Di Showcase, saya mendapatkan jawaban atas rasa penasaran saya. Selain Pasikola, ada dua topik lain yang memikat. Yaitu tentang bagaimana minyak goreng bekas dan seni bisa berpengaruh di masa depan.
SHOWCASE: Ide dan Inspirasi dari Sebuah Utopia dan Rumput Laut
Saya menjadi bersemangat menghadiri SHOWCASE saat mencari tahu tentangnya dan menemukan keterangan bahwa format acara ini terinspirasi oleh TED – sebuah diskusi global yang mengangkat ide-ide seputar teknologi, entertainment, dan desain – ketiga subyektif yang secara kolektif membentuk masa depan kita.
Meningkatkan Kapasitas Pekerja Sosial untuk Layanan Kesejahteraan Anak Integratif (2)
Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan berjudul Meningkatkan Kapasitas Pekerja Sosial untuk Layanan Kesejahteraan Anak Integratif. Dimuat di BaKTI News No. 134, Februari - Maret 2017.
Akbar
Halim menyampaikan hasil sebuah survei yang menyatakan bahwa tempat-tempat yang
paling tidak aman bagi anak adalah sekolah dan tempat ibadah. Hal yang
mengejutkan. Untuk mengingatkan kembali pasal-pasal yang perlu digarisbawahi
oleh para pekerja sosial, Akbar Halim memaparkannya kembali. Dia mengingatkan
kembali bahwa pekerja sosial harus kuat dari sudut asesmen.
Subscribe to:
Comments (Atom)