Generasi Sehat dengan Penerapan 7 KAIH

Generasi Sehat dengan Penerapan 7 KAIH – Tidak disebutkan sebagai “pendalaman materi” tetapi bagi saya, pelatihan Fasilitasi dan Advokasi Kebijakan Penguatan Karakter di BBPMP pada hari kedua – 25 September merupakan pendalaman materi. Para peserta dibagi ke dalam 3 grup besar: grup Sehat, grup Cerdas, dan grup Berkarakter. Saya termasuk ke dalam grup Sehat. 

Penerapan 7KAIH

Masing-masing grup bergiliran masuk ke dalam 3 kelas: Kelas Sehat, Kelas Cerdas, dan Kelas Berkarakter. Dalam masing-masing kelas, kami dipandu oleh para fasilitator dari Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kemdikdasmen dan BBPMP (Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan).

Grup Sehat pertama kali masuk ke Kelas Sehat. Kelasnya berlangsung menyenangkan, diselingi dengan game dan yel-yel, materi yang disampaikan tidak terasa membosankan. Para peserta interaktif ketika diminta untuk berpendapat.

Pesan yang disampaikan di kelas ini menurut saya adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Mengapa anak Indonesia harus sehat secara jasmani dan mental?
  • Apa yang harus dilakukan agar anak Indonesia sehat jasmani dan mental?
  • Bagaimana peran dari CATUR PUSAT PENDIDIKAN?                            

 

Tantangan dan Permasalahan Masa Kini Terhadap Penguatan Karakter di Indonesia

 

Ada sejumlah tantangan yang kita hadapi saat ini. Kesemua tantangan bisa berpengaruh dalam proses pendidikan generasi muda. Sejumlah tantangan dan permasalahan tersebut adalah:

 

Generasi Stroberi

Generasi Stroberi adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan generasi muda, terutama generasi Z yang memiliki karakteristik seperti kreativitas dan nilai estetika tinggi tetapi dianggap kurang tangguh menghadapi tantangan atau tekanan. Konon, hal ini berakar pada pola asuh yang terlalu melindungi sehingga menghambat pengembangan resiliensi mereka dalam menghadapi kesulitan. Solusinya adalah penguatan resiliensi, termasuk kemampuan berpikir fleksibel, dukungan sosial, serta keseimbangan emosional, menjadi langkah penting dalam membangun ketahanan dalam berbagai aspek kehidupan.

 

Generasi Nokturnal

“Ada banyak kekhawatiran di antara kita, bagaimana anak-anak generasi muda kita sekarang menjadi generasi nokturnal, generasi yang tidur lambat, dan bangun terlambat,” ini kutipan dari Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed., Mendikdasmen kita.

Penyebabnya adalah perubahan pola hidup seperti kebiasaan begadang karena pekerjaan, tugas sekolah, atau bermain game, dan aktif di media sosial. Selain itu, disebabkan juga oleh dampak teknologi, paparan layar gawai sebelum tidur yang dapat mengganggu ritme sirkadian[1].

Dampak negatifnya adalah risiko gangguan kesehatan seperti kurang tidur dan kelelahan, sulit beradaptasi dengan jam kerja atau sekolah yang berbasis siang hari, dan potensi gangguan sosial karena jadwal hidup berbeda dengan kebanyakan orang.

 

Obesitas

Prevalensi obesitas pada remaja usia 13-15 tahun meningkat pesat, mencapai sekitar 21,8% pada tahun 2018, dibandingkan dengan 10,5% pada tahun 2007.

 

Judi Online

Pada bulan November 2024, sekitar 960 ribu pelajar dan mahasiswa di Indonesia terjerat dalam praktik judi online.  Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Brodjonegoro dalam konferensi pers capaian Desk Penanganan Judi Online di Kementerian Komunikasi dan Digital, Jakarta pada Kamis, 21 November 2024[2].

 

Pornografi

Sekitar 66% anak-anak di Indonesia telah terpapar konten pornografi daring, sebanyak 34,5% anak laki-laki dan 25% anak perempuan terlibat langsung dalam aktivitas seksual terkait pornografi. Selain itu ada 39% anak pernah mengirimkan foto terkait aktivitas seksual melalui media daring. Hal ini disampaikan Asisten Deputi Pelayanan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Robert Parlindungan S berdasarkan hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) KPPPA[3].

 

Narkoba

Menurut Indonesia Drugs Report 2022 yang dirilis oleh Pusat Penelitian Data, dan Informasi Badan Narkotika Nasional (Puslitdatin BNN) prevalensi jumlah penduduk usia 15-65 tahun yang terpapar narkoba pada 2021 - setidaknya pernah pakai - pada 2021 adalah sejumlah 4,8 juta orang Indonesia dalam kelompok usia 15 hingga 65 tahun pernah menggunakan narkoba. Di antaranya, sekitar 312.000 remaja terpapar narkoba[4].

 

Kecanduan Gadget

Hasil penelitian dr. K.Siste, SpKJ (K) terkait Kecanduan Internet/Gadget di Jakarta mendapati bahwa remaja termasuk dalam kelompok usia yang rentan mengalami kecanduan internet, di mana sebanyak 31.4% remaja mengalami kecanduan. Sebanyak 7 dari 10 remaja putri kecanduan media sosial, dan sebanyak 9 dari 10 remaja putra kecanduan game online[5].

 

Kelas Sehat

Gangguan Mental

Sekitar 1 dari 3 remaja mengalami masalah kesehatan mental, dan 15,5 juta remaja diperkirakan mengalami gangguan mental dalam satu tahun terakhir, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan ADHD[6].

 

Krisis Moral dan Etika

Krisis Moral dan Etika menjadi ancaman serius bagi penguatan karakter bangsa disebabkan berkurangnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

 

Kemiskinan, Ketimpangan Sosial, dan Keteladanan Tidak Terpenuhi

Kemiskinan, Ketimpangan Sosial, dan Keteladanan tidak terpenuhi memicu konflik dan perpecahan, memperparah kondisi karakter bangsa yang seharusnya dibangun di atas fondasi persatuan dan keadilan.

 

Globalisasi dan Budaya Asing

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan budaya dan nilai-nilai luhur menghadapi ancaman yang dapat menggerus identitas dan karakter bangsa. Ancaman ini datang dari berbagai sisi, mulai dari pengaruh budaya asing hingga permasalahan internal yang melibatkan moral, pendidikan, dan sosial.

 

Urgensi Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (G7KAIH)

 

Untuk mengatasi berbagai tantangan dan permasalahan, solusinya adalah dengan menjadikan generasi muda kita sehat fisik dan mentalnya, cerdas juga kreatif, dan memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosial. Olehnya itu, implementasinya disusun dalam 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Apa saja ketujuh kebiasaan itu bisa dibaca di tulisan berjudul Mengenal Program dan Kebijakan Penguatan Karakter.

Penguatan karakter dilakukan berbasis KEBIASAAN. “Penanaman pendidikan karakter tidak harus melalui berbagai macam teori, membangun PEMBIASAAN, yang dengan pembiasaan itu akan terbangun KEBIASAAN, dari kebiasaan terbentuk KEPRIBADIAN, dari kepribadian terbangun PERADABAN,” hal ini pernah dinyatakan oleh Mendikdasmen Prof. Abdul Mu’ti.

Ujung dari PEMBIASAAN – KEBIASAAN – KEPRIBADIAN – PERADABAN ini adalah terbentuknya REGULASI DIRI dan KEMAMPUAN RESILENSI.

 

Penerapan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat     

 

Pembiasaan yang dilakukan membutuhkan KONSISTENSI dan KOLABORASI. Kolaborasi satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, media, dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk mengambil peran aktif dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada anak-anak Indonesia. Adapun peran Catur Pusat Pendidikan bisa dibaca di tulisan berjudul Mengenal Program dan Kebijakan Penguatan Karakter.

Peran orang tua dalam menerapkan 7KAIH ada 4, yaitu sebaga teladan, motivator, pembimbing, dan evaluator. Sedangkan peran masyarakat dalam penerapan 7KAIH ada 3, yaitu: memberikan teladan, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan edukasi dan sosialisasi.


Pelatihan Fasad Kebijakan Penguatan Karakter

Penerapan G7KAIH dilakukan dengan memperhatikan 3 prinsip ini:

Penuh Kesadaran

Peserta didik terlibat secara menyeluruh dalam proses pembelajaran, meningkatkan kesadaran berpikir, perasaan, dan lingkungan sekitarnya.

Bermakna

Peserta didik dapat memahami materi secara menyeluruh, dapat menghubungkan suatu konsep atau informasi baru yang akan diajarkan dengan konsep atau informasi sebelumnya yang sudah dipahami sampai tahap aplikasi dalam kehidupan nyata.

Menggembirakan

Peserta didik mempunyai emosi positif yang berhubungan dengan proses pembelajaran termasuk rasa ingin tahu, semangat, dan motivasi.

 

Konten 7KAIH

 

Bagi sekolah, orang tua, dan masyarakat konten seputar Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat berupa lagu, video panduan, konten edukatif, infografis/poster, modul, gelar wicara praktik baik bisa diakses di https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/gerakan7kebiasaan/.

Kunjung Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemdikdasmen di dunia maya, ada banyak bahan yang bisa diakses secara gratis terkait program Penguatan Karakter bagi guru dan orang tua:

  • Website: cerdasberkarakter.kemendikdasmen.go.id
  • IG: @cerdasberkarakter.kemdikdasmen
  • YouTube: @cerdasberkarakter kemendikdasmen ri
  • Facebook: @cerdasberkarakter kemendikdasmen ri
  • TikTok: @cerdasberkarakter

Makassar, 11 Oktober 2025

Tulisan ke-5 di blog ini

B E R S A M B U N G

 

Bapak, Ibu yang satuan pendidikannya masih termasuk dalam daftar residu (tercatat belum mengimplementasikan/belum pernah lapor), jika sudah mengimplementasikan program penguatan karakter diharapkan mengisi tautan https://bit.ly/tinjut7kaih.

 

 

*Catatan saya dari pelatihan Fasilitasi dan Advokasi Kebijakan Penguatan Karakter yang diselenggarakan oleh Puspeka, Kemdikdasmen untuk Sulawesi Selatan pada tanggal 24-26 September 2025. Saat itu saya mewakili KEB (Kumpulan Emak-emak Blogger).



[1] Ritme Sikardian adalah siklus alami 24 jam perubahan fisik, mental, dan perilaku yang disebabkan oleh "jam biologis" dalam tubuh. Ritme ini memengaruhi pola tidur, pelepasan hormon, suhu tubuh, dan nafsu makan, serta sangat dipengaruhi oleh cahaya terang dan gelap (sumber: https://prodiadigital.com/id/artikel/ritme).

[2] https://www.tempo.co/politik/mendiktisaintek-ungkap-960-ribu-pelajar-dan-mahasiswa-terdampak-judi-online--1171411

[3] https://nasional.kompas.com/read/2021/12/01/12101371/kementerian-pppa-345-persen-anak-laki-laki-sudah-lakukan-kegiatan-seksual-66

[4] https://databoks.katadata.co.id/demografi/statistik/dc9957f9f0e3146/cek-data-berapa-jumlah-prevalensi-pengguna-narkoba-di-indonesia-seperti-disebutkan-anies

[5] https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6269125/31-4-anak-sekolah-di-jakarta-kecanduan-internet-aplikasi-ini-jadi-solusi

[6] https://www.alodokter.com/ciri-ciri-gangguan-mental-pada-remaja-yang-perlu-orang-tua-tahu



Share :

0 Response to "Generasi Sehat dengan Penerapan 7 KAIH"

Post a Comment

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^