Bersabar Sepanjang Hidup?

Bersabar Sepanjang Hidup? – Sudah lebih satu bulan saya tertunda menuliskan catatan di blog ini tentang tabligh akbar Amazing Ruqyah Syar'iyyah yang saya hadiri pada 16 Agustus lalu di Masjid Baiturrahman. Tabligh akbar itu digelar oleh Rehab Hati Makassar dan diisi oleh UNAI (Ustadz Nuruddin Al-Indunissy), founder Rehab Hati. Sejak tahun 2022, saya menyempatkan diri ikut tabligh akbar jika UNAI datang ke Makassar.

Bersabar

Ada yang berbeda dengan tabligh akbar kali ini. Jika biasanya UNAI sendiri yang membawakan kajian, kali ini beliau bertiga. Yang dua lagi Ustadz Amrul Amin dari Aceh dan Ustadz Abu Almaududi.

Selain itu, yang berbeda kali ini adalah peluncuran dua buku karya dua penggerak Rehab Hati Makassar. Yang pertama buku berjudul Lepas dari Anxiety karya Ustadz M. Riyan Finaldy dan buku berjudul Berteman dengan Do’a karya Teripakkua Bungawalia yang akrab disapa Kak Unga.

Banyak hal saya catat di dalam buku sepanjang kajian tetapi kali ini saya tuliskan satu bagian kecil saja di blog ini untuk menguatkan ingatan saya tentang satu hal ini, yaitu tentang ahlul ‘afiyah dan ahlul musibah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Almaududi.

Jadi, di yaumil hisab nanti, ada 2 golongan orang, yaitu ahlul ‘afiyah dan ahlul musibah. Ahlul musibah semasa hidupnya diuji dengan ujian kesusahan yang bertubi-tubi. Sementara ahlul ‘afiyah semasa hidupnya bergelimang kemudahan dan kesenangan.


Tabligh Akbar

Allah memerintahkan malaikat untuk menghisab ahlul musibah terlebih dulu. Malaikat melaporkan bahwa hisab ahlul musibah ini sebentar saja karena dosa-dosa mereka sudah gugur melalui musibah dan kesusahan bertubi-tubi yang mereka alami selama di dunia.

Allah memberi ahlul musibah 3 hal, yaitu: ‘afiyah (kekuatan, sebagai ganti kesusahannya selama di dunia), khayran (kebaikan, yaitu surga), dan manzilan (kedudukan yang tinggi di surga).

Lalu merasa irilah ahlul ‘afiyah ini kepada si ahlul musibah karena banyaknya balasan hadiah dari Allah yang didapatnya di akhirat, berkah dari kesabarannya selama hidup di dunia.

“Syaratnya: JANGAN MENGELUH! Jadikan musibah sebagai batu loncatan!” pungkas Ustadz Abu Almaududi.

Ingatan saya kemudian melompat kepada nasihat Ustadz Arman Abu Athifah saat kami berkonsultasi akan suatu hal: “Nikmati ujian, Bu!”

Di bagian tausiyah Ustadz Abu Almaududi ini air mata saya berlinang cukup deras. Sungguh Allah Maha Baik, Maha Adil. Rasanya hati menjadi ringan melalui berbagai pe er yang masih mengadang di depan sana. Begitu banyak hal yang masih harus saya bereskan sebelum kembali kepada-Nya. Semoga masih diberi waktu untuk membereskan semuanya dengan baik walau harus bersabar sepanjang hidup.

Wait … BERSABAR SEPANJANG HIDUP?

Yup, SEPANJANG HIDUP. Kesadaran akan dua kata ini membuat saya sedikit tersentak. Bisa jadi BERSABAR sepanjang hidup memang harus dilakukan. Kalau kata orang “sabar itu ada batasnya” namun dalam Islam sebenarnya kita diajarkan bahwa “sabar itu tak ada batasnya”.


Potongan tausiyah Ust. Khalid Basalamah tentang ahlul 'afiyah.

Mengapa?

Sebab sepanjang-panjang ujian, ujungnya nanti adalah KEMATIAN. Hidup di dunia singkat saja jika dibandingkan dengan akhirat. Tinggal memilih mau yang mana setelahnya: kekal di neraka atau secepatnya masuk surga. Maka, sepanjang hidup di dunia itu PENDEK saja – bersabar sepanjang hidup itu niscaya. Laa hawla walaa quwwata illaa billaah

Allah menguji bukan untuk menghukum, melainkan untuk memberi kebaikan yang banyak kelak. Sebaliknya, Allah memberi kemudahan, bukan sekadar untuk bersenang-senang karena bisa menjatuhkan pada kelalaian. Yuk, semangat.


Makassar, 5 Oktober 2025 



Share :

0 Response to "Bersabar Sepanjang Hidup?"

Post a Comment

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^