Keamanan Digital, Seberapa Penting? (1)

Dari percakapan tentang penipuan dan pembobolan data di grup komunitas blogger Anging Mammiri tercetuslah ide untuk mengadakan kegiatan terkait pembelajaran dasar keamanan digital, hal ini merupakan bagian dari literasi digital. Maka jadilah kami berkumpul di rumah Lia Djabir pada tanggal 18 Februari lalu menyimak sharing materi keamanan digital dari Daeng Ipul.

Pentingnya Keamanan Digital

Prinsip Dasar Keamanan Digital

 

Menurut Daeng Ipul, apa yang dipaparkannya dalam pertemuan ini merupakan hal-hal dasar yang menurut saya masih kurang disadari oleh orang-orang yang banyak beraktivitas di ranah maya. Ternyata tidak juga sesaklek itu karena menurut Daeng Ipul, salah satu prinsip dasar keamanan digital adalah personal dan konteksual karena setiap orang memiliki standard dan situasi berbeda-beda dalam keamanan digital.

Hm, iya juga sih … saya misalnya, tidak mau membeberkan nama sekolah anak-anak saya di media sosial sementara ada orang yang terang-terangan mengekspos nama sekolah buah hatinya dengan detail.

Bagi saya, nama sekolah anak merupakan informasi pribadi anak yang tak boleh dibeberkan di tempat umum termasuk dunia digital karena saya tidak pernah tahu siapa saja yang membacanya maka saya melindungi privasi anak saya dengan cara tidak memberitahukan nama sekolahnya di medsos namun tidak demikian bagi orang lain.

Sebagaimana pepatah “lebih baik mencegah daripada mengobati” terkait kesehatan jasmani, demikian pula yang harus kita sadari terkait “kesehatan” perangkat dan aktivitas kita dalam mengarungi dunia digital yang notabene terhubung ke internet. Inilah yang saya jalankan … dan rupanya hal ini merupakan poin ke-2 dari prinsip dasar keamanan digital  yang berbunyi: lebih baik mencegah daripada memulihkan sehingga tidak usah menunggu jadi korban baru sadar.

Mengupayakan keamanan itu bertolak belakang dengan kenyaman. Membuat password berbeda untuk tiap akun atau mengunci akun bukanlah hal yang nyaman karena butuh waktu untuk menggunakan akun sendiri. Pada poin ke-3 prinsip dasar keamanan digital disebutkan: mau melawan kenyamanan, misalnya dengan menerapkan teknis pengamanan berlapis.

Poin ke-4: saling terkait satu sama lain di mana satu tindakan akan memerlukan tindakan lain agar lebih aman. Orang-orang saling berhubungan satu sama lain di dunia maya. Begitu pun dalam upaya menerapkan keamanan digital. Contoh kecil, mereka yang sekantor, terhubung dalam jejaring khusus kantor yang membutuhkan keamanan. Jika ada yang ceroboh maka bisa kena dengan semua tim.

Kalau sudah sadar ada yang harus dilakukan untuk menerapkan keamanan digital, lakukan poin ke-5: mengubah perilaku dengan mulai menerapkan dari yang paling mudah untuk dilakukan. Jangan pikir yang sulit-sulit, Gaes.

Prinsip Keamanan Digital

Jenis-Jenis Serangan Digital

 

Keamanan digital kita butuhkan untuk mencegah dari serangan-serangan yang mungkin saja tiba-tiba muncul, baik serangan  halus maupun kasar. Ibarat dalam kehidupan ya, bisa tiba-tiba ada serangan nyamuk atau hewan lain yang menjadi hama bagi manusia. Serangan-serangan ini bisa masuk karena ada celah yang dimasuki dan itu berarti ada data pribadi kita yang bocor.

Serangan halus contohnya phishing (pemancingan melalui pesan berupa link), penyadapan, peretasan (pengambilalihan aset digital korban), DDoS Attack (membanjiri peladen target dengan bot sehingga tidak bisa diakses), robocall (panggilan berulang dari nomor tak dikenal), SMS masking (pengiriman pesan atas nama target serangan).

Serangan kasar contohnya: doxing (pengungkapan data pribadi yang bertujuan merusak nama baik atau menjatuhkan kredibilitas), trolling (penyerbuan membabi buta pada unggahan target serangan demoralisasi atau mengacaukan situasi), impersonasi  (pembuatan akun tiruan target serangan yang mengunggah hal-hal bertentangan dengan kampanye atau sikap target serangan), kriminalisasi (pemidanaan terhadap target serangan untuk menekan atau meneror).

Seram, ya. Sering kali kita tidak merasa butuh meningkatkan keamanan karena belum pernah mengalami padahal sudah banyak orang yang kena kejahatan digital. Setiap hari menggunakan internet terasa tidak jika kita diawasi?

Pembicaraan melalui WhatsApp call yang membicarakan brand atau produk tertentu bisa membuatmu “dikejar-kejar” iklan brand atau produk tersebut. Saya sering nih mengalaminya, habis nyari-nyari produk tertentu di marketplace, eh tahu-tahu saat buka artikel ada saja iklan produk tertentu muncul. Dari kejadian seperti ini saja kita sudah harus menyadari bahwa internet sebenarnya bukan tempat yang aman dan berupaya meningkatkan keamanan dalam berinternet. Nah, dampak keamanan digital ternyata penting, ya?

 

Kenali Smartphone Milik Sendiri

 

24 jam bersama dengan smartphone, barang ini sudah menjadi bagian dari hidup kita yang selayaknya dijaga “kesehatannya” namun bagaimana kita bisa menjaganya kalau kita tidak mengenalnya? Minimal kenalilah spesifikasi dasarnya. Begitu kurang lebih penyampaian Daeng Ipul. Dalam hati saya mengiyakan.

Setelah mengenalinya, lakukan hal-hal berikut ini, bukan sebagai keharusan namun untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan dan meminimalkan risiko:

 

1. Proteksi Luar

 

Untuk handphone, perlu memproteksi body-nya dengan casing dan pelindung layar. Pertimbangkan pula membeli HP yang dilengkapi dengan gorilla glass pada layarnya. Untuk laptop, gunakan pelindung keyboard agar tak mudah ketumpahan cairan atau kotoran. Penutup kamerah HP dan laptop juga perlu dipertimbangkan.

 

2. Pelindung Perangkat Lunak

 

Contohnya: password untuk mengakses HP dan laptop, untuk jaga-jaga kalau-kalau terjadi hal yang tak diinginkan makan orang lain tak bisa mengaksesnya. Untuk password, Daeng Ipul menyarankan untuk menggunakan pin, hindari pola karena lebih mudah diketahui. Scan wajah bekum tentu selalu dikenali bagi pengguna Android dan Windows.

Kesehatan Smartphone

3. Antivirus

 

Untuk Android, Daeng Ipul menggunakan Virus Total. Ada juga antivirus lain seperti McAfee dan lain-lain. Untuk di HP ini sering kali terlupa karena yang biasanya terbayangkan oleh kita untuk dipasangkan antivirus hanyalah laptop.

 

4. Akses Aplikasi

 

Cek semua aplikasi, dalam bagian permission, apa-apa saja yang bisa diakses aplikasi terhadap smartphone kita, seperti kamera, mikrofon, storage, phone, lokasi, dan lain-lain. Pertimbangkan setiap aplikasi apakah perlu mengakses yang tertera di situ. Misalnya aplikasi edit foto, apakah perlu mengakses lokasi dan mikrofon.

Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda dalam pemberian izin ini. Kalau tidak perlu, nonaktifkan saja. Kita juga bisa memilih opsi while using, maksudnya memberikan akses kepada aplikasi untuk mengakses handphone kita selama menggunakan aplikasi tersebut. “Intinya adalah kita meminimalkan data pada pihak ketiga,” kata Daeng Ipul.

Bagi pelaku bisnis, sebaiknya memiliki HP terpisah untuk bisnis dan pribadi supaya data pribadi bisa lebih terlindungi.

 

5. Membersihkan

 

Penting untuk membersihkan file-file lama di galeri foto. Cek pula aplikasi lain, semisal WhatsApp yang biasanya menyimpan banyak foto dan video yang sebenarnya tak kita butuhkan lagi. Setting aplikasi WhatApp untuk tak mengunduh semua gambar dan video. Google Photos perlu sering dicek jika galeri kita terhubung ke Google Photos.

Bersihkan pula remah-remah sisa menghapus foto dan video. Remah-remah yang menumpuk bisa berdampak buruk pada perangkat yang kita miliki. Untuk itu bisa gunakan Aplikasi C Cleaner yang dapat membantu menghapus remah-remah di perangkat.

Cek juga history wifi. Hapus jejak wifi umum yang sudah lama kita pergunakan namun masih terdaftar di histori wifi di perangkat kita. Hati-hati menggunakan wifi umum. Sebaiknya pergunakan VPN jika menggunakan wifi publik.

Lakukan back up file-file penting. Jangan simpan di tempat yang sama dengan source aslinya sebab jika terjadi sesuatu semisal rusak atau hilang, bye bye deh semua file, termasuk cadangannya. Jika mencadangkan di hardisk eksternal misalnya, simpan hardisk di tempat yang berbeda dengan tas penyimpanan laptop.

Jika perlu, gunakan “strategi backup 3-2-1”. Maksudnya, kita memiliki tiga tempat penyimpanan data, dua di antaranya ditempatkan secara lokal tetapi pada media yang berbeda – misalnya pada komputer pribadi dan hardisk eksternal, sedangkan satu salinan data di tempatkan di offsite – contohnya di cloud.

Terakhir, senantiasa update aplikasi-aplikasi di smartphone kita, terutama yang paling sering dipakai. Masuk dalam bagian “kelola aplikasi dan perangkat” atau langsung update di Google Play. Manfaatnya adalah menghindari bug (masalah teknis yang menjengkelkan) yang demikian bisa memperbaiki kerusakan aplikasi. Jadinya lebih aman juga karena peretas tak mudah memasukinya. Oya, hindari menginstalasi aplikasi dari luar Google Play.

💙💚💛

By the way, sebelumnya, coba cek PAKEM DIRI. Pakem diri adalah metode penilaian keamanan digital secara mandiri yang sedang dikembangkan SAFEnet untuk merespon maraknya serangan digital terhadap kelompok berisiko tinggi di pakemdiri.safenet.or.id. Daeng Ipul mengajak kami untuk melihat bagaimana risiko kami berinternet selama ini. Sekali lagi, tidak ada patokan karena tiap orang berbeda pula dalam hal ini tetapi kalau nilai Anda hanya 20-an persen, tidak ada salahnya meningkatkan keamanan digital Anda.

Makassar, 9 Maret 2023

Tulisan ini belum selesai sampai di sini, ya. Ini baru bagian 1. Masih ada lanjutan yang tak kalah menariknya. 



Share :

1 Komentar di "Keamanan Digital, Seberapa Penting? (1)"

  1. benar sekarang eranya digital, dan kita harus lebih hati2, 10 taun lalu mgkn tidak semasif sekarang, sekarang semuanya juga digital dan kita harus lebih berhati2

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^