Sesulit Apa Mencari Suami Pintar Masak?

"Mama, susahkah dapat suami yang pintar masak?" tanya gadis remaja kelas 8 ketika ayahnya memasakkan mie goreng untuk dirinya dan saudara-saudaranya. Memang sih, kalau beliau yang masak, rasanya enak.

Kali itu masakan pak suami enak sekali. Takaran bumbunya pas. Anak-anak menikmatinya dengan sukacita. Sudah disediakan banyak, tetap saja diakhiri dengan pertanyaan, “Masih ada?” Padahal sudah dibagi rata semuanya hehe.

Pertanyaan gadis kelas 8 ini makin bikin kening berkerut. Selama sepersekian detik saya perlu melemaskan otak agar dapat berpikir keras guna menemukan jawaban yang tepat.


Suami pintar masak


Kalau ada yang menganggap apa yang barusan saya katakan ini berlebihan, not – tidak bagi saya. Bagi saya, setiap pertanyaan yang diajukan anak adalah moment penting dalam menyentuh pikiran dan hatinya.

Itulah mengapa saya tak mau lepas dari anak-anak agar ketika mereka bertanya – it means mereka tak sekadar membutuhkan jawaban namun sekaligus membutuhkan perhatian lebih guna mengisi jiwa dan raganya.

Pertanyaan anak-anak menurut saya adalah sebuah “pencarian” menuju kesejatian diri. Saya selalu terkenang masa kanak-kanak dan remaja, ketika membutuhkan jawaban tapi berakhir dengan diam karena dipotong atau dibentak. Padahal benak dan hati saya sedang dahaga-dahaganya akan pencarian.

Siapa lagi tempat bertanya yang bisa diandalkan jika orang tua tak bisa menjawab?

Google?


Suami pintar masak 1

Ah, jangan sampai. Google memang bisa menjawab segala-galanya tetapi dia bebas nilai. Dia bisa memberikan anak-anak kita semua jawaban, entah itu positif maupun negatif. Bahkan bukan hal yang ditanyakan pun dia berikan jawabannya.

Kalau jawaban dia salah? Lalu berakibat buruk pada anak, siapa yang salah kalau bukan orang tuanya sendiri?

Eh, intronya sudah cukup panjang. Sampai di sini, Anda mengerti mengapa saya seserius ini. Saya memberikan jawaban ini kepada putri saya:

“Ada hal-hal yang baru kita ketahui setelah menikah, Nak. Bagaimana mengetahui seorang laki-laki pintar masak, belum tentu diketahui sampai kita menikah. Sama halnya dengan bagaimana dia mau mengurus anak, juga tidak kita ketahui sebelum menikah dengannya. Tapi sebenarnya hal-hal seperti itu bisa diamati sebelum menikah.”

Benar kan, Ibu-ibu? Siapa yang bisa menduga kalau suami kita mau mengurus bayi yang pipis dan pup? Siapa mengira kalau suami kita mau menggendong dan begadang demi menunggui anak-anak sakit? Apakah terbaca sejak sebelum menikah?

Mungkin iya, tapi tak mudah, ya? Biasanya malah tidak terbaca!

Saya ingat dulu entah kenapa suka sekali melihat lelaki muda menggendong anak kecil. Saya terpesona ketika melihatnya. Qadarullah, saya pernah melihat suami saya – yang ketika itu tentunya belum menjadi suami, menggendong anak kecil dengan sukarela. Sementara saya sendiri bukan jenis perempuan yang begitu saja mau menggendong anak kecil hehe.

Saya mengurus bayi benar-benar ketika dikaruniai anak. Sebelumnya, saya hanya mau menggendong bayi yang agak besar. Itu pun hanya sebentar. Masya Allah, saya bisa mengurus anak-anak dengan bantuan suami sesekali saja dititip pada orang tua.

Nah, ketika melihat lelaki itu menggendong seorang anak kecil dan dia terlihat nyaman saja dengan hal tersebut, saya terpana. Mungkin saya tak menyadari, ini menjadi “poin tersendiri” baginya sehingga saya mau menerima lamarannya.


Suami pintar masak 1

Setelah melihatnya menggendong anak kecil itu, setelah itu beberapa kali saya melihatnya menggendong anak lain sampai kami dikaruniai Affiq pada tahun 2001. Sesaat dia sempat terlihat gamang, sama seperti saya yang sempat baby blues usai melahirkan anak pertama.

Namun setelah itu, kami berdua bisa bersama-sama mengasuh Affiq di perantauan. Kami tinggal di Riau sejak Affiq lahir hingga dia berusia 6 bulan.

Ada lelaki yang tak mau direpotkan dengan urusan anak. Bahkan saya pernah mendengar sendiri seseorang bercerita dengan tanpa rasa bersalah, ketika istrinya habis melahirkan, dia pisah kamar karena terganggu dengan tangis bayi di malam hari!

Na’udzubillah, Athifah, semoga dirimu tak mendapatkan suami seperti demikian. Bayi hadir di dalam rahim karena adanya suami dan istri lalu ketika dia lahir, mengapa merasa terganggu dengannya?

Nah, kalau seorang lelaki mau berepot-repot mengurusi bayinya, kalaupun dia tak pintar masak, saya pikir dia tak berkeberatan mencoba memasak ketika anak-anak membutuhkannya memasak. Bagaimana menurut Anda?

Makassar, 16 September 2020

Keterangan

Semua gambar berasal dari Pixabay.com



Share :

22 Komentar di "Sesulit Apa Mencari Suami Pintar Masak?"

  1. Hehehe pastinya senang ya mba dapat suami pintar masak. Tapi meskipun suamiku tak pintar masak, masak mie pun tak pernah tapi membantu pekerjaan rumah dia mau. Mungkin dapat suani yang pintar masak itu bonus, tapi jangan diharapkan juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamulillah ... mau membantu pekerjaan rumah tangga itu sudah luar biasa, Mbak. Yang kasihan kalau sama sekali tak mau membantu, misah kamar pula karena terganggu bayi hehehe,

      Delete
  2. Pak Suamiku termasuk suami yang mau (terpaksa) merawat bayi dan memasak... Mau (atau terpaksa ya? :p ) soalnya aku udah ajukan syarat mesti mau tugas bareng sebelum nikah dulu hahaha.. Bukan apa apa, kuatirnya salah satu krn lain hal berhalangan misal sakit.. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya memang mau ya ... karena sepaham hehehe.
      Nah iya ya, bagusnya dibicarakan sejak sebelum nikah bisar sama-sama bisa komitmen. Bisa jadi masukan nih buat mereka yang mau menikah, Mbak.

      Delete
  3. Membaca ini saya jd bersyukur banget punya suami family man yg jago masak dan sangat perhatian dgn keluarganya..

    ReplyDelete
  4. Yang heran bagian terganggu tangisan bayi..duh! Padahal kan anak berdua ya, mbak Niar. Memang sejak sebelum menikah, paling tidak bisa diamati karakter seseorang nanti seperti apa. Selain dengan mencari informasi dari orang terdekatnya juga dari tindak-tanduk yang ditunjukkannya.
    Btw, kalau suami saya hampir enggak pernah masak, tapi bantu-bantu yang lainnya mau dan enggak perlu diminta dilakukannya. sama seperti Bapak saya, enggak pernah turun ke dapur tapi kerjaan rumah lainnya dan anak mau bantu

    ReplyDelete
  5. Suami saya bisa masak Mba, tapi sejak anak-anak gede, entah mengapa semua nggak suka makan masakan papinya.
    Mungkin kebiasaan makan masakan maminya yang cuman berbumbukan bawang putih dan garam hahaha

    ReplyDelete
  6. Saya pun mulai gamang menjawab pertanyaan-pertanyaan si sulung mba..
    Alhamdulillah suami mau menjadi kekasih anak-anak putri. Tapi gak bisa masak kecuali dadar telur. Namun anak saya sejak 7 tahun sudah pande nyeplok telur sendiri.
    Saya suka bilang ke suami untuk sering memuji gadisnya. Agar kelak ia bisa pintar memilih lelaki mana yang baik. Semoga keturunan kita selalu mendapat pasangan yang baik ya Mba.. Aamiin

    ReplyDelete
  7. Teman kerja saya juga punya anak perempuan yg justru ga mau makan nasi goreng buatan ibunya, Katanya enak buatan Bapak. Memang menjadi suami dan ayah yang dekat dengan anak-anak itu suatu nilai plus apalagi yang meu berbagi pekerjaan rumah tangga

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah, kakak sampai mengajukan pertanyaan itu karena sosok Ayah yang bisa menginspirasi kakak. Sosok Ayah yang ideal dalam pengasuhan anak, berbagi tugas sama istri, bersama2 menjalankan peran sebagai ortu dengan baik. Senang melihatnya mbak. Alhamdulillah, gak sulit jadinya ya mbak.

    ReplyDelete
  9. Kelas 8 berayi masih di SMP ya Mbak. Dia pasti karena merasakan kenyamanan aata skebsradaan ayahnya sehingga pikirannya begitu jauh, "cara agar bisa peroleh suami seperti ayahnya." Hahaha lucu sih ini, tapi keren.

    ReplyDelete
  10. Suami saya cuma bisa masak Mbak,, bukan pinter masak hehe...soalnya bisa dan pandai itu beda jauh. Senang banged saat sy repot di masa nifas, suami mau bantuin di dapur, bersyukur bangetlah

    ReplyDelete
  11. aku tuh suka membayangkan bisa dapet suami yang kooperatif di dapur, masak-masakan bareng, seru-seruan bareng di dapur kaya di drama korea ahahahhaa

    ReplyDelete
  12. Saya bisa masak,tapi gak pinter. Meskipun begitu dalam beberapa pekerjaan di rumah saya turut andil. Kami bahkan saling bagi jobdesk untuk kerjaan harian. jadi saling support dan saling ngertiin. Siapa pegang anak, memasak , mencuci, berbelanja dll semua uda kami bagi. kalau tidak ada yang bisa dikerjakan kami juga saling membantu.

    Alhamdulilah..

    ReplyDelete
  13. uwuwuwu sekali pertanyaannya Athifah dan jawabannya Mamanya pastinya. Suami yang pintar masak, terus kelar masak dapurnya diberesin lagi..nahh, makin OK tuh. wkwkwk, abis ini saya dikeplak netizen~

    ReplyDelete
  14. Hehehe, saya meski pun nggak jago masak, dulu waktu anak-anak masih kecil bikin sarapan jadi tugas saya neh, yang simpel-simpel aja hehe

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah suami suka masakin anak-anak, apalgi nasi goreng. Mereka memilih abinya yang masak khusus menu nasi goreng. Katanya enak. Memang perlu komunikasi yang baik agar suami mau menolong pekerjaan dapur.

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah pernikahan agaknya menjadi moment menempa saya dan suami untuk terus belajar dan mengembangkan diri lebih baik lagi. Saya juga dari awal menikah belum bisa masak. Hehehe

    Dan suami, punya andalan masakan kegemaran yang disukai anak-anak walaupun hanya dari sebutir telur.

    ReplyDelete
  17. Menurut sy lebih baik suami yg mau mengurus/menjaga anak" dibanding yg bisa masak. Agar saat istri memasak suami bisa menghandle anak"

    ReplyDelete
  18. Bersyukurlah kita yang mendapat suami yg ga keberatan untuk membantu tugas2 istri nya, Krn aku tahu ga semua suami mau seperti itu :(

    Suamiku ga bisa masak, tp dia telaten ngurusin anak2, jauh LBH sabar dr aku dalam hal mengajari dll. Aku dilepas traveling Ama si Kaka pas msh 10 bulan, cuma ditemani mama, itu berakhir huru hara.

    Si papi, berdua Ama si Kaka ke Hongkong, sambil bawa koper ukuran paling gede, dan nyariin hotel yg lokasinya tersembunyi pake jalan kaki, berhasil dengan sukses wkwkwkwkwk. Kalo aku cm berdua anak traveling gitu, udh bukan huru-hara lagi yg terjadi :D. Bencana...

    ReplyDelete
  19. Wah seneng ya punyak suami bisa masaka ya mba. Walau suami ku gak pinter2 bgt masak tp alhamdulillah di masakin juga sama suami

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^