Drama Pangkas Rambut: Pilih Model Sendiri

Drama Pangkas Rambut: Pilih Model Sendiri - Cerita cukur rambut anak bungsu di bulan Mei ini tak sedrama cerita bercukur yang sebelum-sebelumnya. Namun tetap saja ada dramanya. Kayaknya ndak seru kalo tidak pake drama. Dimulai dengan tawar-menawar, ke mini market dulu baru ke tukang pangkas rambut yang tentu saja saya tolak mentah-mentah. Bagaimana bisa gaji eh award diminta di depan? 😆

Drama kecil lainnya adalah, ketika masih di rumah, Afyad sudah menentukan bahwa dia hanya bersedia jika rambutnya dicukur sedikit saja, tidak banyak. Jadinya saya mengatakan, “Ooh, seperti Kakak Affiq, ya?” Dia mengiyakan.

Cukur Rambut Anak - Pixabay

“Affiq, apa dibilang sama tukang cukurnya untuk model rambut seperti rambutmu?” tanya saya pada si anak bujang setelah membangunkannya dari tidur siangnya. Setengah memaksa, saya memintanya duduk supaya saya bisa memotretnya. Rencananya saya mau memperlihatkan fotonya kepada tukang pangkas rambut kalau tak bisa menjelaskan model rambut apa yang diinginkan oleh adiknya.

“Bilang saja cukurnya di bagian bawah mo,” saya paham kata kunci ini – di bagian bawah saja yang pendek. Bagian atasnya dirapikan sedikit saja.

Satu lagi permintaan Afyad, nanti saat rambutnya dipangkas, dia inginnya sembari main game pakai ponsel saya. Terakhir, dia juga mau ber-video call-an dengan Athifah karena Athifah tak ikut bersama kami kali ini.

Perjalanan cukup panjang kami lalui sebelum ke tukang pangkas rambut Rahmat karena harus berbelanja beberapa barang dulu. Entah berapa kali sudah bocah berbadan gempal ini bertanya, “Habis ini cukul, Mama?”

Cukur Rambut Anak
Model rambut idola.

Akhirnya tiba juga kami di tukang pangkas rambut langganan. Afyad masuk dengan langkah ringan. Di dalam ruangan berukuran kira-kira 3 x 4 meter persegi terlihat Pak Alwi sedang memangkas habis rambut seorang bapak.

Seorang ibu tengah duduk di kursi tunggu. Seorang anak lelaki berusia sekira 4 – 5 tahun berdiri di depannya. Anak itu berambut super cepak. Saya ingin sekali Afyad mau model rambut seperti itu supaya kami tak perlu sering-sering ke tukang pangkas rambut dan menjalani kejadian bernuansa drama seperti ini.

Pak Jamal yang sedang tak bertugas, menyapa kami. Afyad langsung duduk di kursi cukur yang terletak tepat di dekat Pak Jamal. Saya menunjuk anak lelaki berambut super cepak itu dan berkata, “Gagahnya. Bagusnya rambutnya. Cukur seperti itu, ya Afyad?”

“Tidaaaak!!!” tukasnya.

“Seperti itu mo. Bagus,” Pak Alwi ikut mempengaruhi Afyad.

“Tidaaaak! Sedikit mo!” ujar Afyad.

Cukur Rambut Anak di Makassar

“Dia maunya model rambut anak jaman sekarang, Pak,” ucap saya sembari menatap Pak Alwi.

“Yang manakah model rambut anak jaman sekarang?” Pak Jamal berkelakar menanggapi saya.

“Itu Pak, seperti itu,” saya menunjuk seorang pemuda, salah seorang pegawai di situ. Model rambut anak muda itu jauh lebih pendek di bagian bawahnya sementara di bagian atasnya gondrong.

“Kalau model rambut anak jaman dulu seperti itukah?” Pak Jamal bercanda lagi, sembari tangannya menunjuk bapak-bapak yang sedang dicukur habis rambutnya oleh Pak Alwi. Bapak itu tersenyum dan nimbrung, “Seperti ini mo. Bagus.”

“TIDAAAAAK!!! SEDIKIT SAJAAA!!!!” suara Afyad naik satu oktaf, menanggapi sekelilingnya.

Pak Jamal pun mengerjakan rambut Afyad. Masih ada sedikit reaksi geli Afyad. Sesekali dia memendekkan lehernya. Tapi setelah itu, dia anteng lagi. Waktu yang dihabiskan untuk bercukur lumayan singkat. Eh, malah ini rekor waktu tersingkat Afyad dalam bercukur.

“Bagus mi tawwa. Sudah lebih tenang,” puji Pak Jamal.

Iya, bocah 9 tahun ini sudah lebih tenang kali ini. Rupanya kali ini triknya adalah dengan mengikuti kemauannya, bercukur seperti model rambut kakaknya. Ckckck, warbiyasah dia. Affiq baru memilih model rambutnya sendiri saat duduk di bangku SMA. Sementara dia sudah memilih model rambutnya di usia yang jauh lebih muda daripada si kakak.

Makassar, 1 Juni 2019

Mulai bertanya-tanya, setelah ini apa lagi cerita pangkas rambut si Afyad, ya? ðŸ˜‚

Baca juga:


Share :

7 Komentar di "Drama Pangkas Rambut: Pilih Model Sendiri"

  1. Haha.. Selalu ada drama yaa kak, setiap kali Afyad cukur rambut.
    Emang sih kak, anak seusia dia itu biasanya udah pilih sendiri model rambutnya. Kayak Nadhif dulu, kls.4 SD sudah bisa tentuin stylenya sendiri :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kodong berarti kakaknya terlambat punya model rambut sendiri 😄😄😄

      Delete
  2. Asyik ya kak, anak jaman now tuh kayak sudah punya pilihannya sendiri meskipun di usia dini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beuh ... Cepat sekali merasa dirinya anak muda 😄😄😄

      Delete
  3. hahaha panjang juga ya cerita dramanya ini Afyad dengan model rambutnya.
    coba bedeng biarkan tawwa panjang rambutnya, sekali-sekali toh
    siapa tahu malah dia lebih suka #ups

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gang, nanti guru²nya bilang saya ndak urus ki 😄😄😄

      Delete
  4. Sy jg ada crita menarik seputar potong rambut, pas saat proses pemotongan makai mesin cukur eh tiba2 matilampu alias listrik padam, jadinys model rambut tman sy itu rada miring hahahaha

    Klo sy sih waktu kecil paling anti cukur plontos hehe

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^