Grow Happy: Orang Tua Bahagia Pangkal Anak Sehat dan Cerdas

Mamak-mamak, adakah di antara kalian yang melakukan hal yang seperti ini: datang kepada suami dan meminta sekadar tangan atau kepala dipegang atau dielus? Kalau ada, kita sama dong, ya. Mengapa saya suka melakukannya? Karena ada perasaan yang sangat nyaman ketika pak suami melakukannya. Hanya begitu saja. Nah, jawaban mengapa bisa demikian saya dapatkan di acara Nestle LACTOGROW Grow Happy Parenting Workshop.


Sebenarnya ini workshop parenting, ya kalau lihat dari namanya Ya iya, kalau dari isinya juga memang faktanya kalau ini workshop-nya bertema parenting. Kalau mau tahu apa hubungannya dengan elusan suami kepada istrinya, simak terus ya tulisan saya ini. 😆

Well, hujan deras tak menyurutkan semangat para peserta workshop parenting di Goedang Popsa pada tanggal 21 November lalu. Selain dihadiri oleh para jurnalis dan blogger, workshop ini juga dihadiri oleh istri bupati Gowa, istri ketua DPRD Gowa, dan para istri camat di Gowa.

LACTOGROW saat ini sedang giat menyebarluaskan kampanye GROW HAPPY untuk mendukung anak tumbuh bahagia. Pentingnya hal ini diperoleh setelah melakukan penelitian mengenai kebahagiaan anak dan arti kebahagiaan bagi orang tua.



Studi bertajuk Child Happiness menemukan bahwa anak merasa bahagia saat bemain bersama orang tua. Kebahagiaan yang mereka rasakan itu dirasakan lebih dibandingkan ketika bermain bersama saudaranya. Namun nyatanya ditemukan pula, lebih dari 50% orang tua merasa belum cukup hadir dan terlibat dalam kegiatan bersama buah hatinya. Responden yang terlibat dalam studi ini adalah 370 orang tua dari 6 kota di Indonesia yang memiliki anak berusia 2 – 5 tahun.

Hubungan Antara Keterlibatan Orang Tua, Kebahagiaan Anak, dan Pemenuhan Gizi


Gusti Kattani Maulani (Lani) – Brand Manager Nestle LACTOFROW tampil sebagai pembicara pertama.

“LACTOGROW percaya pentingnya kebahagiaan. Riset yang dilakukan LACTOGROW menunjukkan bahwa ketika anak bahagia dia dapat menyerap nutrisi dan stimulasi dengan lebih baik. Dan ketika orang tua bahagia, dia bisa memberi stimulasi dan kebahagiaan untuk anak,” tutur Lani.

Tentang keterlibatan orang tua

Lani mengajak hadirin untuk menyimak tawa anak-anak kita usai memutar sebuah video.
Apakah tawanya menunjukkan dia bahagia?
Kalau bersama dengan kita, apakah kebahagiaan anak
karena sekadar bermain atau karena orang tuanya
terlibat dalam permainan bersamanya?
Seberapa penting kebahagiaan anak?
Apa saja yang bikin anak bahagia?
Seberapa terlibat kita dengan anak?
Ketika nonton atau main bersamakah, misalnya?
Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkannya, seharusnya membuat kita sebagai orang tua, berpikir kembali, ya.

Lani menceritakan kasus-kasus yang ditemui. Seperti tentang orang tua yang “merasa tahu” anaknya nonton apa tetapi tidak tahu siapa saja tokoh dari film yang ditonton anaknya. Orang tua membiarkan anak bereksplorasi tetapi tidak tahu apa yang anak lakukan[1].

Ada juga cerita tentang pasangan Titi Kamal dan Christian Sugiono yang telah menerapkan pola asuh Grow Happy di sela-sela qulity time bersama anam mereka. Titi dulu juga diasuh dengan pola seperti itu oleh orang tuanya hanya saja dia belum memahami itulah yang dimaksud oleh LACTOGROW. Pesan ayahnya yang masih diingat Titi adalah goal-nya yang bukan menekankan pada “menjadi kaya” melainkan “menjadi bahagia dan tumbuh dalam kasih sayang”.



Dari studi yang dilakukan LACTOGROW terungkap pula bahwa:
  • Sebagian anak belum terpenuhi angka kecukupan gizi hariannya. Tiga dari 4 anak kekurangan asupan energi, lemak, dan zat besi.
  • Lebih dari 90% anak kekurangan asupan kalsium dan asam folat.
  • Ketidakcukupan asupan zat besi yang signifikan ditemukan di pedesaan.
 Pertanyaan berikutnya yang patut direnungkan adalah: Seberapa pentingnya nutrisi bagi anak?


Dalam salah satu slide-nya, Lani menunjukkan betapa berhubungannya keterlibatan orang tua dengan pemenuhan kebahagiaan dan gizi anak. Hal tesebut digambarkan dengan 3 lingkaran yang saling beririsan.

Untuk gizi, LACTOGROW telah mengupayakan susu pertumbuhan yang dilengkapi HAPPY NUTRI, yaitu nutrien yang terdiri atas: minyak ikan, kalsium, omega 3, omega 6, 12 vitamin, dan 7 mineral. Selain itu kampanye Let’s Grow Happy Together dilancarkan pula dengan berbagai cara di media televisi, radio, Instagram, Facebook, hingga di mall dan toko. “Untuk bangun generasi yanglebih bahagia dan lebih baik,” pungkas Lani.

Melatih Diri Menjadi Orang Tua yang Bahagia Agar Anak Bahagia


Psikolog Elizabeth Santosa, M.Psi, Psi, SFP, ACC (Lizzy) membawakan materi berikutnya yang berjudul How to Raise the Happiest Kids in the World.

Pentingnya Mengusahakan Kebahagiaan Anak

Lizzy mengajak hadirin membuka kembali kusioner yang sebelumnya diminta panitia untuk diisi. Di dalam kusioner itu tertera jenis-jenis perasaan positif dan negatif dalam sepekan terakhir yang harus kami observasi.
“Emosi negatif itu tidak baik untuk anak. Kenapa? Segala yang negatif walaupun tidak dikeluarkan tetapi tersimpan itu berpotensi buruk pada anak,” ucap Lizzy.


"Menyogok anak dengan es krim itu salah," ucap Lizzy

Contohnya adalah karena alasan sayang, orang tua memberikan apapun yang diminta anak. Karena sering meninggalkan anak, orang tua “menyogok” anak dengan uang. Ke depannya anak yang selalu dituruti keinginannya berpotensi tumbuh menjadi anak manja. Ada lagi, jika orang tua terlalu paranoid sehingga anaknya tidak boleh ke mana-mana maka kelak anaknya bisa tumbuh menjadi orang yang tidak percaya diri.

“Apakah itu semua yang dibutuhkan anak?” tanya Lizzy.

“Tidaaak!” ibu-ibu yang hadir serentak menjawab.

“Apa yang dibutuhkan anak?”

“Kasih sayaaang.”

“Wah ibu-ibu di sini pinter, ya?”

“Iyaa, kan teorinya begitu. Praktiknya belum tentu!” 😊


Kalau anak lebih bahagia dia akan tumbuh jadi anak yang memiliki resiliensi (daya tahan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit). Seberapa dibutuhkannya resiliensi? Sangat!

Lizzy mencontohkan, setiap hari kita bisa stres. Di jalanan saja, menghadapi orang yang menyerempet kendaraan menjadi tantangan tersendiri. Belum lagi tantangan lain dalam hidup yang bikin depresi semisal orang putus cinta membuat seseorang merasa hidupnya sudah berakhir. Nah, kalau anak bahagia dia tak mudah rapuh menghadapi apapun.

Happy parents, kalau anak bahagia, dia akan lebih tangguh menghadapi kehidupan di masa depan,” tukas Lizzy.

Dari penelitian Child Happiness yang dilakukan LACTOGROW, Lizzy menceritakan bahwa anak-anak merasa bahagia ketika bermain dengan ayah atau ibunya. Mereka tidak menyebutkan merek barang atau nama makanan yang membuat mereka bahagia. Maka keterlibatan orang tua ketika berkegiatan dengan anak itu penting.


Beberapa tips diberikan Lizzy agar lebih terlibat dalam kegiatan anak:
  • Bukan terfokus pada jenis aktivitas namun waktu kebersamaan.
  • Tidak ada distraksi saat melakukan aktivitas bersama anak.
  • Melakukan kontak mata saat bersama anak.
  • Buatlah anak merasa dirinya yang paling penting.
Elizabeth juga memberikan kiat agar orang tua mampu membesarkan anak agar tumbuh bahagia:
  • Memberikan makanan tepat waktu dan bergizi
  • Mendukung kompetensi anak.
  • Cukupi waktu tidur anak (tidur siang bagus tapi jangan sampai tidur siangnya 3 jam).
  • Memberikan cinta tanpa syarat kepada anak.
  • Menjadi orang tua yang bahagia sehingga bisa menularkan kebahagiaannya kepada pasangan dan anak. 

Pentingnya Mengusahakan Diri Terlebih Dulu Menjadi Orang Tua yang Bahagia

Tapi ingat, kebahagian itu jangan dipaksakan. Kalau pasangan suami-istri tidak akur, jangan memaksa diri tetap seatap demi anak. Sebab tinggal seatap itu orang berbagi emosi yang sama. Kemarahan yang tak terungkapkan juga berbahaya untuk anak.

“Sulit ingin bahagia jika tinggal di dalam rumah
yang ada satu saja anggota rumah itu tidak bahagia.
Tugas Anda adalah bahagia, suami bahagia, dan
anak bahagia,” imbuh Lizzy.


"Kita semua butuh pelukan," kata Lizzy

Jangan utamakan anak bahagia tetapi orang tua tak bahagia. “Terbalik piramidanya,” pungkas Lizzy. Jadi, kebahagiaan itu seharusnya bersumber dari orang tua yang menularnya kepada anak. “Kebahagiaan itu harus dari dalam diri sendiri. Tugas pasangan adalah menambahkan dosis, bukannya menjadi sumber,” kata Lizzy lagi.

“Jika ingin bahagia, setiap kali harus dilatih.
Jangan sekadar niat. Ada latihan-latihan
yang membuat kita bahagia,” ucap Lizzy.

Well, kita harus tahu 4 hormon di dalam tubuh yang bisa membangkitkan rasa bahagia. Orang yang sedih dan depresi, di dalam dirinya ada yang kurang di antara hormon-hormon ini. Simak ya, ada salah satunya yang menyangkut rasa bahagia dari elusan suami yang saya tulis di paragraf awal.

Ingin bahagia, Bunda, Ayah? Stimulasi keempat hormon ini! Kata Lizzy, kebahagiaan harus diusahakan sendiri. Kitalah sumber kebahagiaan diri kita, bukan orang lain.

4 hormon bahagia yang diproduksi di hypothalamus dan menimbulkan perasaan bahagia itu adalah:

1. Dopamin.

Kuesioner

Hormon ini membuat kita merasa bahagia pada saat merasa sukses. Di antaranya dengan mengingat-ingat kejayaan zaman dulu. Hormon ini bisa dirangsang ketika diri merasa berguna. Kadang-kadang manusia salah, merasa berhasil ketika diakui dengan medali dan hadiah. Contoh salah yang diberikan Lizzy adalah merasa diri sebagai ibu rumah tangga yang tak berguna karena hanya mengerjakan perkerjaan rumah yang sama dari hari ke hari.

2. Serotonin.

Hormon ini membuat kita merasa bernilai. Orang depresi jika diberi obat anti depresan, isinya adalah serotonin. Caranya adalah dengan berjemur di sinar matahari pagi dan membantu orang lain. Membantu orang lain membuat diri kita merasa berguna. Jadi, kalau sedih, lagi galau bantulah orang lain.




3. Oksitosin

Oksitosin membuat kita merasa nyaman. Perempuan yang oksitosinnya tinggi menjadi orang yang ramah dan penyayang. “Kalau oksitosinnya kurang menjadi nenek Lampir karena judes, tidak percaya kepada orang lain – apa-apa dicurigai,” ucap Lizzy.

Nah, oksitosin itu didapatkan dari sentuhan, kasih sayang, dan pelukan. “Bapak-bapak atau ibu-ibu yang judes di rumah kurang mendapatkan sentuhan,” tukas Lizzy. Ahya, saya ingat hormon ini juga yang dikeluarkan ketika melahirkan, ya. Pantasan saja saat menyusui dulu saya merasa bahagia.

Di sini saya merasa berbahagia, tanda tanya kenapa saya suka minta dielus suami saya dapatkan jawabannya di sini. Memang, sih ketika dielus itu rasanya kayak ada rasa hangat yang sangat nyaman menjalari perasaan saya. Saya suka minta kepada pak suami untuk sekadar meletakkan tangannya di atas lengan atau kepala saya saja, tanpa digerakkan atau sesekali digerakkan. Lalu saya diam, menikmati perasaan nyaman itu. Setelah itu, bahagia sekali rasanya. Bahagia sesederhana itu!


Nah buat yang jomblo jangan lantas mendapatkan pembenaran ingin dipeluk lawan jenis ya. Mintalah belaian kepada orang tua kalian atau ponakan kalian. 😍

Oya, menurut Lizzy, pemenuhan hormon ini dalam sehari kebutuhannya adalah 8 kali pelukan/sentuhan. Jadi, kalau merasa masih kurang, pulanglah dan minta pasangan atau anak di rumah merapel pelukan. 😅



4. Endorfin

Endorfin adalah hormon yang memberikan efek penahan rasa sakit. Membuat orang tidak gampang mengeluh dalam mengatasi tantangan dan tekanan hidup. Endorfin ini membantu endurance/daya tahan kita. Cara paling mudah memenuhi kebutuhan kita akan hormon ini adalah berolahraga yang rutin. Hormon itu dikeluarkan setelah berolahraga.

Pentingnya Kesehatan Saluran Cerna


Pemateri terakhir adalah dr. Fatima Safira Alatas Ph.D., Sp.A(K) – dokter spesialis anak saluran cerna dan hati. Dokter Safira mula-mula menjelaskan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan anak (di masa pembuahan hingga 2 tahunan, ketika pembentukan organ-organ tubuh). Jika ada masalah, anak mengalami periode kritis dalam tumbuh kembangnya, misalnya anak menjadi kurus atau tulangnya tidak tumbuh dengan baik. Jika ada apa-apa saat 3 bulan pertama kehamilan, bisa berdampak pada anak untuk seterusnya.

Hubungan antara otak dan saluran cerna.

Kalau nutrisinya baik, periode emas dijaga maka saluran cerna anak akan berkembang dengan baik dan sistem pertahanan tubuhnya juga baik. Yang penting diperhatikan adalah perkembangan otak, kognitif, IQ-nya menjadi optimal.

Apakah saluran cerna harus sehat?

Ya. Karena ada hubungan timbal-balik
antara saluran cerna dan otak.
Kalau fungsi saluran cerna bagus, berarti
komposisi bakteri baik di dalamnya bagus,
pertumbuhan selnya bagus sehingga
daya tahan tubuh anak bagus,
tumbuh-kembangnya baik
maka fungsi otaknya baik.

Anak yang terganggu saluran cernanya bisa menyebabkan gerakan motorik kasar dan halus berkuran, menyebabkan anak stres dan mood-nya memburuk. Otak kita dipengaruhi oleh kerja bakteri juga Kalau bakteri jahatnya lebih banyak, pasti akan mengganggu perkembangan otak. Kalau bakteri baiknya banyak, otak anak akan berkembang dengan baik pula.


Bagaimana menjaga saluran cerna agar tetap sehat? Kalau bayi, berikan ASI hingga 2 tahun. ASI akan menciptakan lingkungan asam di usus besar yang ideal untuk pertumbuhan bakteri baik. Hal itu akan menjamin pertumbuhan imunitas anak. Ditunjang dengan ASI eksklusif, kadar antibodi IDA dalam saluran cerna bayi akan bekerja dengan baik terhadap infeksi bakteri patogen (bakteri jahat). Dengan saluran cerna sehat diharapkan penyerapan nutrisi akan lebih baik sehingga anak tumbuh sehat.

Nah, untuk anak di atas 1 tahun, faktanya: laju pertumbuhannya sedang pesat-pesatnya, pengembangan kemandiriannya bertumbuh, kemampuan fisik, intelektual, dan sosial berkembang pesat, berkembangnya regulasi internal (mengetahui rasa lapar/kenyang dengan sendirinya), dan anak lebih fokus mengeksplorasi hal baru. Maka harus ada treatment khusus.

Bagaimana memberikan gizi untuk anak usia > 1 tahun?

Dengan memberikan komposisi makanannya harus sempurna, seperti:
  • Jangan berikan susu kental manis karena kebutuhan gula anak hanyalah < 10% dari total kalori.
  • Jangan berikan banyak susu. Karena kebutuhan susu adalah maksimal 30% dari total kalori/hari atau 400 – 500 ml/hari.
  • Protein 14,5 gram per hari (minimal 6 gr dari protein bermutu tinggi: 1 butir telur, 25 gr daging, 100 gr kacang hijau).
  • Mikronutrien: vitamin, mineral, serat alamiah (jangan diganti dengan pil atau bubuk).
  • Sumber energi utama (karbohidrat) 3 – 4 porsi/hari.

Bagaimana cara menjaga saluan cerna supaya sehat?
  • Jaga keseimbangan dari mikrobiota usus. Caranya adalah dengan mengurangi stres, cari me time.
  • Konsumsi antibiotik jangan sembarangan. Penggunaan antibiotik itu spesifik, jangan dikonsumsi kalau bukan dari resep dokter.
  • Konsumsi suplemen bila perlu.
  • Makan makanan yang bervariasi. Karena mikrobiota usus terbentuk dari makanan-makanan tertentu. Kalau makanannya itu-itu saja maka mikrobiota usus kita itu-itu saja. Jika makanan bervariasi maka mikrobiota usus kita berkembang bagus dengan komposisi yang bagus dan efeknya pun berbeda-beda.
  • Makanan makanan yang difermentasi karena kaya akan bakteri baik. Contohnya tempe, tahu, yogurt, keju.
  • Kurangi pemanis buatan.

Bagaimana supaya saluaran cerna anak baik?

Nah, kita harus mengetahui dulu fungsi bakteri baik, yaitu: memproduksi biosurfaktan (menghambat bakteri jelek menempel), memproduksi bakteriosin dan hidroksin peroksida (menghambat dan membunuh bakteri jelek), dan regenerasi sel-sel usus. Bakteri baik contonya adalah Bifido bacteria, Lactobacillus, dan Ecoli (yang jenis bakteri baik ya, bukan bakteri jelek).

Nah, kenapa saluran cerna harus sehat?

Karena saluran cerna kita tersusun oleh
40% dari jaringan kelenjar getah bening
yang diaggap terbanyak di badan.
Mulai dari tonsil/amandel hingga ke anus
yang mempunyai efek kekebalan tubuh dan
menghasilkan 80% antibodi di dalam tubuh kita.
Kalau saluran cerna tidak sehat, anak mudah sakit-sakitan.
Ini juga menjadi sumber probiotik.


Disiplinkan anak saat makan

Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang jika diberikan dalam jumlah sesuai dan adekuat dapat memberikan manfaat kesehatan. Probiotik meningkatkan bakteri baik (seharusnya ada 85%) dalam usus sehingga saluran cerna menjadi sehat karena terjadi optimalisasi penyerapan nutrisi. Di samping itu probiotik juga bisa memperbaiki gizi anak dan dan optimalisasi pertumbuhan.

Apa manfaat probiotik bagi tubuh?
  • Mengurangi waktu diare.
  • Mengurangi kembung.
  • Mengatasi sembelit dengan meningkatkan gerakan peristaltik usus besar.
  • Mencegah pertumbuhan bakteri jelek secara berlebihan.
  • Mencegah kanker usus.
  • Mencegah terjadinya kolik infantil (menangis terus-menerus pada bayi yang kadang-kadang disebut sebagai kesambet).
  • Mengurangi nyeri perut.

Well, kesimpulan dari materi Dokter Safira diberikan pada slide terakhir. Sampai di sini memang saya jadi tahu bahwa ada korelasi yang logis antara kesehatan saluran cerna dengan kebahagiaan dan kecerdasan anak.

Anak yang mengonsumsi makanan yang
bergizi lengkap dan seimbang akan memiliki
saluran pencernaan yang sehat, sehingga
dapat menyerap nutrisi dengan baik.

Anak yang memiliki
selera makan dan pola tidur yang baik
dapat menunjangnya untuk
tumbuh dan berkembang
secara lebih bahagia dan optimal.

Makassar, 29 November 2018



[1] Penelitian dilakukan melalui kuesioner, in depth interview, dan focus group discussion. Tujuannya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi pada kebahagiaan anak.



Share :

53 Komentar di "Grow Happy: Orang Tua Bahagia Pangkal Anak Sehat dan Cerdas"

  1. Tulisan yang sarat manfaat. Terima kasih sudah sharing. Saya jadi berasa hadir di acara ini 😍😍😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah menyempatkan membaca, Kakak cantikku :)

      Delete
  2. Ah, ada Ibu Lizzy. Saya suka ama belio. Enak jelasinnya. Trus info yang diberikan juga padat dan mudah dipahami :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suka dengan taglinenya.. let’s grow happy together. Harus semangaaat memang jadi orang tua yaaa

      Delete
  3. Aku setuju banget kalau orangtua harus bahagia biar anak-anak juga bahagia. Kalau aku suka banget kepalaku dielus-elus gitu sama emakku. Soalnya nyaman banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, dielus-elus sama orang tua juga nyaman rasanya

      Delete
  4. Bahagia. Satu kata yg sederhana namun sarat makna. Sudahkah kita dan keluarga kita bahagia? 🙂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namun kadang2 orang harus berpikir keras untuk menjawabnya hehe

      Delete
  5. Makasih sharingnya,Mbak. Acara yang menarik dan ulasannya bermanfaat banget bagi ibu-ibu kayak saya. Masih terus belajar jadi ibu dan orang tua yang baik, bikin anak bahagia dunia akhirat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama, Mbak. Saya pun harus terus belajar dan introspeksi diri. Selalu saja merasa ada yang kurang

      Delete
  6. Bener banget orangtua yang bahagia akan pengaruh ke pengasuhan terhadap anak anaknya, terutama ibu ya yang rentan stres,harus waspada

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah benar ini. Ibu harus sekuat tenaga mengusahakan kebahagiaannya ya Mbak

      Delete
  7. Saya juga termasuk yang berprinsip kalau anak mau bahagia, maka orang tua harus bahagia dulu. Terutama ibunya, nih. Bukan bermaksud egois. Tetapi, bagaimana bisa menjalankan parenting dengan baik kalau orang tuanya udah gak bahagia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya benar itu. Sama juga kalo mau mengajarkan anak keterampilan emosi, ibunya harus punya ya mana bisa mengajarkan itu kalo ndak cerdas emosional.

      Delete
  8. Pada dasarnya sentuhan itu bikin nyaman ya mbak, baik buat anak atau kita :) Panteslah istri suka diusa atau elus sama suami

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh iya. Berdayakan suami sendiri bisa ya Mbak. Ealah istilah apa itu :)

      Delete
  9. Elusan orang terkasih memang bikin hati damai, bahkan sekedar menaruh telapak tangan di kepala pun bikin hati bahagia. Orang-orang yang gampang marah itu bisa aja karena kurang elusan ya mba, hihii

    ReplyDelete
  10. Selalu suka kalau dokter Lizzy yang menjelaskan. Karena penyampaiannya jelas sekali dan mudah di mengerti.
    Anakku yg ke dua suka banget minum susu ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak psikolog beliau, Mbak. Iya, saya pun suka dengan cara menyampaikannya

      Delete
  11. Wadada... Kalau Bunda menulis pasti lengkap sekali. Jadi berasa hadir di Makassar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hm, tapi kalo di Surabaya ada kegiatan ini pasti mau ya ikutan juga? :)

      Delete
  12. cinta bisa membuat bahagia... bahagia bisa mengawetkan cinta.. lagtogrow bikin happy anak dan orangtua

    ReplyDelete
  13. Keren nih mbak eventnya. Informasinya bermanfaat banget. Aku suka acara yang informatif dan edukatif kayak gini. Soalnyakan jadi orangtua ga ada sekolahnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, benar banget. Belajarnya ya salah satunya dari kegiatan kayak begini ya Mbak. Dan baca-baca tulisan teman2 blogger.

      Delete
  14. Ilmu di talkshownya lengkap banget mba, mulai dari psikologi anak sampai gizi semua dijelaskan yaa.. jadi mupeng pingin ada acara begini juga di jogja :)

    ReplyDelete
  15. Anakku yg umur 1th skrg gk mau minum Asi Perah, lbh banyak makan, susu uht msh mau tp gk banyak, minum ASI langsung kalo malem. Bismillah, semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  16. Iya ya mbak, orang tua khususnya ibu harus bahagia dulu, baru anaknya bisa bahagia. Kalau ortunya tertekan, maka ya susah ya nemenin anak main, dll.
    TFS info dna tipsnya bagus banget mbak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, bawaannya jadi bete dan jutek melulu ya. Hiks.

      Delete
  17. Nah, seoal susu kental manis itu, semoga makin banyak ortu yg sadar kalo kandungan gulanya tinggi. Bahaya bs obesitas ya. Harusnya mmg klo mau kasih susu tambahan ya pikih yg dirancang khusus utk balita, seperti susu dg jargon grow them happy ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, semoga sudah banyak yang sadar. Kemarin2 memang banyak yang rutin meminumkan ke anak-anak, terutama di kampung-kampung.

      Delete
  18. Bener Mbak, anak itu akan bahagia ketika orang tua ikut bermain dengannya.

    Saya aja masih inget banget waktu ibu saya nemenin main bekel. Walau mungkin ibu hanya sekali dua kali, main sama saya, tapi memori itu kekal sampai sekarang.

    Saya jadi pengen main sama anak-anak juga. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah memang sebegitu kuatnya ingatan seperti itu ya Mbak? Begitu juga yang dikatakan mbak psikolog di acara ini. MEski hanya sebentar katanya tapi anak akan ingat terus.

      Delete
  19. Buat anak yg alergi susu aman ga ya ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo alergi dengan protein yang ada di dalam susu sapi ya baiknya milih susu soya, Mbak Ade. Mesti ditahu dulu sih ya kondisi anaknya.

      Delete
  20. bener setuju, jika ortu bahagia maka anak insya Allah akan tumbuh kembang dengan bahagia

    ReplyDelete
    Replies
    1. YEs, semoga kita semua menjadi orang tua yang bahagia ya Mbak

      Delete
  21. Hormon chemical happiness ini memang sangat memberikan peranan yang penting dalam kehidupan setiap orang kak yah, saya juga udah pernah dengar sebelumnya. Baca tulisan kak Niar saya banyak belajar mempersiapkan diri ketika kelak sudah menjadi orang tua, tadinya saya fokus karir dlu, tapi klu sudah punya anak sepertinya harus lebih banyak waktu dengan anak yah kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Paling tidak ada quality time, sih Mbak. Begitu kata para nara sumber di sini. begitu pun pengalaman ibu-ibu yang punya karir di sektor publik :)

      Delete
  22. Mbaa aku setuju banget kalau menjadi orangtua itu wajib berbahagia mba biar anak pun jadi bahagia mba :). Stimulasi pertumbuhan anak akan semakin baik jika dilaksanakan secara penuh dan didukung orangtua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, kudu wajib ya hukumnya, Mbak. Karena harus berusaha semaksimal mungkin untuk bahagia.

      Delete
  23. Bagus sekali workshop parentingnya. Thank you sharingnya mba.

    ReplyDelete
  24. bagus2 banget mba tips dari mba Lizzi, emang yang paling utama itu kasih sayang dan kebahagiaan anak. thanks for sharing mba :D

    ReplyDelete
  25. Intinya orangtua harus bahagia dulu sebelum mengharapkan anaknya bahagia. Begitu barangkali di..

    ReplyDelete
  26. Kunci kebahagiaan keluarga itu adalah ibu. Aku ikut juga seminar parenting yang ada di Bandung. Keren dan berisi banget, apalagi narasumbernya oke. Beruntung ya bisa ikutan.

    ReplyDelete
  27. Ah, saya setuju sekali mba soal ortu yang bahagia. Pertumbuhan anak secara fisik maupun psikis akan maksimal saat ortunya bahagia ketika mendampingi. Ortu yang marah2 melulu ataupun sedih terus menerus akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

    ReplyDelete
  28. Setuju banget, mba Niar.
    Aku suka banget curhat sama suami.
    Meskipun doi jarang menimpali dengan kalimat-kalimat yang menenangkan, bliau cenderung memeluk dan menyalurkan rasa hangatnya.

    Jadi berasa aman.

    Akunyaa...
    Dibiarkan introspeksi sendiri.

    ReplyDelete
  29. Ilmunya sangat berguna sekali... Memang anak bisa merasakan orangtuanya ya

    ReplyDelete
  30. sangat menginspirasi sekali bun, terima kasih artikelnya, sangat berguna sekali...

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^