Bersenang-senang di Pesta Komunitas Makassar 2018

Selain di Rumah Dongeng, dua booth hewan peliharaan menjadi favorit anak-anak saya di Pesta Komunitas Makassar pada tanggal 26 Agustus lalu. Pertama kali saat kami baru datang, kami bertandang cukup lama di booth FAM (Family Animals Makassar) dan di booth Komunitas Pencinta Kelinci Sulawesi (Kopita Ces) dan FSGM (Forum Sugar Glider Makassar).

Sumber: page FB Pesta Komunitas Makassar

Di booth FAM, saya berbincang-bincang dengan ayah dari Rezeki, bocah 6 tahun yang dengan berani memegang ular peliharaan ayahnya. Sejak usia 3 tahun Rezeki sudah terbiasa memegang ular. Waktu saya tanyakan apakah Rezeki sudah pernah digigit, ayahnya mengatakan sudah pernah. Wow, Rezeki, berani benar, ya.

Saat saya sambangi sekira hampir pukul 3 siang, di booth FAM itu ada ayam kate, iguana, dan musang. Athifah sempat bermain-main dengan ayam kate sementara si bungsu Afyad sama sekali tidak mau memegang ayam dan tidak mau dekat-dekat dengan ular. Afyad lebih memilih mengacungkan jempol di dekat orang yang memegang binatang seraya sesekali matanya awas mengamati binatang tersebut. Athifah yang memang suka ayam mau difoto dengan ayam kate.


Namanya membawa anak-anak, saya harus lebih banyak mengikuti kemauan anak-anak ketimbang mengikuti keinginan saya. Padahal saya ingin mampir dan berlama-lama menuntaskan kekepoan saya di booth-booth yang menarik perhatian. Alhasil saya hanya bisa melirik sekilas pada booth Tusiwork Project, Wedha’s Pop Art Portrait, Airsoft Brotherhood Unity, Decolova, KPAJ, Lentera Negeri, dan Aliansi Remaja Independen Sulawesi Selatan, YOT Makassar, Kamekoku, dan sebagainya.

Saling tarik ke sana ke mari dengan dua anak ini, Afyad sempat memaksa ke booth komunitas drone. “Mainan, Ma … mainan,” ujarnya. Waduh mainan mahal itu, Nak hahaha. Namun demikian, saya beruntung masih bisa bertanya-tanya di beberapa booth walau tak tuntas


Di booth Makassar Berkebun, saya ditawari melihat-lihat kaktus. Tidak perlu sering-sering disiram, katanya, sepekan sekali saja. Hadeh andai mereka tahu pengalaman buruk saya memelihara aneka kaktus semasa SMA dulu, mereka pasti tertawa. Zaman SMA dulu saya mempunyai koleksi cukup banyak kaktus tapi semuanya mati satu per satu karena ketidaktelatenan saya memeliharanya. Kesibukan – sok sibuk tepatnya menjadi alasan saya hingga kurang memperhatikan tanaman-tanaman saya itu. Nah, dibanding dulu, sekarang saya jauh lebih sibuk. Kayak apa kalau saya memelihara tanaman itu lagi, ya? Huhu, belum beraniiii.

Doodle Art Makassar menarik perhatian saya. Saya mampir ke booth-nya tetapi belum ada pajangan karya para anggotanya. “Teman yang bawa karya teman-teman masih dalam perjalanan, Bu,” ucap penjaga booth. Mampir ke sini sebenarnya bukan karena saya yang tertarik sama doodle art. Saya teringat si sulung Affiq yang kadang-kadang suka nge-doodle art. Siapa tahu dia mau bergabung, saya bisa tanyakan bagaimana caranya bergabung. Kata anak muda yang menjaga booth Doodle Art Makassar itu, kalau mau bergabung bisa DM akun Instagram @makassardoodleart untuk minta bergabung di komunitas ini. Hm, noted.

Rezeki dan ular
Melukis

Usai nonton pertunjukan dongeng dari Rumah Dongeng dan shalat ashar di mushola Fort Rotterdam, saya mengajak anak-anak melihat-lihat booth-booth lagi. Dari kejauhan terdengar deklarasi Makassar Creative Community Network. Di sekitar spanduk bertuliskan Pecandu Aksara ada buku-buku bertebaran. Juga ada sekelompok orang sedang melukis. Kami melewati mereka, menuju area lain.

Kali ini saya menyambangi booth Sobat Budaya Makassar. Komunitas ini peduli dengan budaya Sulawesi Selatan dan mencoba mengumpulkan data mengenai budaya melalui ekspedisi budaya lantas memasukkannya ke perpustakaan digital. Saya masih ingin bertanya-tanya lagi tetapi Afyad yang sudah tak sabar memaksa saya keluar dari booth itu.

Bermain puzzle di booth LeMina

Afyad cukup betah di booth LeMina (Lembaga Mitra Ibu dan Anak). Di sini saya bertemu Dede dan Ainun. Kami bertegur sapa sementara Afyad sibuk bermain puzzle seorang diri. Dirinya tak terganggu dengan panasnya udara di sekitar tenda LeMina. Diselesaikannya puzzle di hadapannya dengan tenang. Ya sudah, Mamak mengalah yang penting bocah senang dan tenang.

Kami kembali berlama-lama menongkrongi binatang karena Athifah ingin bermain dengan sugar glider dan burung hantu di booth FSGM. Khusus di booth FSGM (Forum Sugar Glider Makassar) ini, beberapa pengunjung sempat kena BAB dan pipis si makhluk mungil yang kalau melompat bisa terlihat seperti terbang ini. Jadi, saat Athifah ingin memegang seekor sugar glider, saya minta dia untuk memilih yang sudah pipis atau BAB biar dia tidak kena 😁 .


"Kencingnya rasa madu itu," kata salah seorang lelaki pemilik hewan di dalam booth.
"Masak?" tanya pengunjung yang kena pipis si sugar glider.

"Coba mi jilat kalo ndak percaya," ucap lelaki itu sambil tertawa.
Aih ini, sih usil. 😄


Saya mencari kesempatan menyambangi booth Makkunrai Beauty Community yang berada tepat di samping booth FSGM dan Kopita. Ada tawaran untuk skin test gratis. Ini membuat saya tertarik. Mamak-mamak gitu, lho. Dengar kata GRATIS langsung semangat haha.



Gadis di booth MBC memindai wajah saya dengan alat elektronik di tangannya. Di layar komputer nampak hasil pindaiannya. Ada sedikit flek di dua pipi dan ada sedikit peradangan di pipi kanan. Tapi tidak parah, sih. Kata dia, ditilik dari usia, kondisi kulit saya masih dibilang bagus. Adanya flek terbentuk karena faktor U.

Skin test ini memang diperlukan untuk mengetahui kesehatan kulit wajah. “Kemarin ada ibu-ibu, mukanya putih tapi waktu dites penuh merkuri,” ucap perempuan itu. Waduh seram juga. “Biasanya yang begitu kalau pakai skin care racikan,” imbuhnya lagi. Kalau dengar kasus seperti ini, saya bersyukur juga baru benar-benar peduli dengan perawatan wajah akhir-akhir ini jadi belum sempat menggunakan skin care dalam waktu lama. Dulu-dulu pengetahuan soal skin care kan masih minim, untungnya dulu saya tidak tergoda dengan iming-iming produk yang memutihkan kulit wajah.

Tas yang dijual di booth LeMina


Petualangan kami di Pesta Komunitas Makassar berakhir menjelang maghrib karena kami sudah harus meninggalkan Fort Rotterdam supaya bisa shalat maghrib di rumah. Meskipun tidak menyaksikan banyak acara, saya cukup puas dengan pengalaman yang saya tuangkan ke dalam dua tulisan ini. Semoga tahun depan PKM bisa terlaksana dengan baik lagi dan bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi warga Makassar.

Makassar, 6 September 2018
Baca tulisan sebelumnya, yaa:


Baca juga tulisan-tulisan lain tentang PKM lalu:






Share :

11 Komentar di "Bersenang-senang di Pesta Komunitas Makassar 2018"

  1. Bagian ularnya kayaknya bakal gak saya datangin kalau ada di sana. Saya takut banget sama ular :D

    ReplyDelete
  2. Biasanya kalau ada event komunitas seperti ini, saya lebih suka dan tertarik dengan melukis. Pasti saya ikuti.

    ReplyDelete
  3. Booth hewan emang selalu jadi favorit anak2, sama seperti Pica, dia berani lho pegang2 hewan

    ReplyDelete
  4. Hahaha, asli ngakak saya mba pas sampai di sini:

    "Mamak-mamak gitu, lho. Dengar kata GRATIS langsung semangat haha"

    Baidewei, canggih juga ya alat skin testnya, bisa tahu kalau kulit wajah mengandung merkuri atau tidak.

    Aku dan keluarga juga pernah mengunjungi acara komunitas pencinta hewani seperti ini.
    Dan aku bersama Yasmin putriku, uji nyali memegang ular piton warna kuning (albino) meski jantung berdegup kencang.

    ReplyDelete
  5. Aiii kalau saya ada di situ booth hewan yang paling saya hindari, apalagi kalau ada ularnya pasti kabuuurrr, hehehe
    Betewe, berani betul itu si Rezeki di ...

    ReplyDelete
  6. Saya... dulu pakai krim abal-abal begitu kakak (mungkin 5 thn yang lalu) sekarang udah insyaf... ^_^

    ReplyDelete
  7. Saya hadir malam di event ini, tapi kok rasa-rasanya waktu pelaksanaannya lebih pendek dari tahun-tahun kemarin ya?

    ReplyDelete
  8. Sama ka dengan kak Dawiah yang selalu awas klo ke event yang ada ularnya. Makanya malasss ka CFD apalagi di Pantai Losari takut ketemu sama itu.
    Hari pertama saya disana juga kak Niar. Saya lama duduk di bundaran yang ada beberapa rak buku. Next kita janjian kesini yaaa.

    ReplyDelete
  9. wah sayang banget yah ndk sempt ketemu sama kak niar dpesta komunitas.

    ReplyDelete
  10. Wahh, makin banyak yah komunitas di makassar, dulu tauya cuma duo MB Makassar berkebun dan Makassar Backpacker hehhe ohh iaa dega komunitas Anging Mammiri gank heheh

    ReplyDelete
  11. Saya tahun ini nggak datang ke sini, tahun lalu sempat ke sini dan booth yang paling saya hindari itu booth komunitas pecinta binatang apa saja 😂😂. Atutt mak sama binatang.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^