Forum Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan: Menuju Pembangunan Ekonomi yang Lebih Inklusif

Pengalaman yang berbeda saya alami ketika menghadiri Forum Pembangunan Daerah (FPD) Sulawesi Selatan pada tanggal 8 Mei lalu. FPD ini diselenggarakan oleh The SMERU Research Institute (SMERU), bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan Yayasan BaKTI. SMERU adalah lembaga independen yang bergerak di bidang penelitian dan studi kebijakan publik. Alasan mengapa Sulawesi Selatan dipilih adalah karena dalam beberapa tahun terakhir mencatat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi – lebih tinggi dari rata-rata nasional namun menghadapi tantangan peningkatan ketimpangan yang juga tinggi. Selain itu, SMERU juga telah melakukan beberapa penelitian di Sulawesi Selatan yang dapat dijadikan bahan masukan untuk diskusi kebijakan.


Sejak didirikan pada tahun 2001, SMERU telah dikenal sebagai lembaga yang mumpuni di bidang penelitian kemiskinan dan ketidaksetaraan di Indonesia. SMERU melakukan studi-studi kualitatif, kuantitatif, dan mix-method di bidang sosial ekonomi, khususnya mengenai isu-isu yang memengaruhi masyarakat termiskin dan paling rentan di Indonesia. SMERU juga aktif menerbitkan dan melaporkan hasil penelitiannya. Semua hasil penelitian SMERU dapat diakses masyarakat umum secara gratis dari situs web SMERU (www.smeru.or.id).

Forum yang pelaksanaannya didukung oleh Konsulat Jenderal Australia di Makassar ini diselenggarakan di Ruang Pola Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, jalan Urip Sumoharjo. Tujuannya adalah untuk:
  1. Memfasilitasi dialog kebijakan, pertukaran informasi praktik baik dan pengalaman antara pembuat kebijakan dengan para peneliti, pelaku pembangunan dan pemangku kepentingan lainnya;
  2. Menghadirkan narasumber dan pakar dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mendapat masukan terkait penyusunan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan ekonomi yang inklusif di Sulawesi Selatan;
  3. Memaparkan dan mendiskusikan temuan dan rekomendasi penelitian SMERU di Provinsi Sulawesi Selatan selama periode 2015 – 2018;
  4. Mendapat masukan arah penelitian SMERU di masa depan dan peningkatan manfaat temuan penelitian SMERU bagi penyusunan kebijakan di tingkat nasional yang berdampak pada kebijakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota Sulawesi Selatan.

Ketua Bappeda Sul Sel membuka forum. Foto: page Facebook SMERU Institute

FPD yang mengambil tema MENUJU PEMBANGUNAN EKONOMI SULAWESI SELATAN YANG LEBIH INKLUSIF ini diawali dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan kata-kata sambutan dari Dr. Asep Suryahadi (Direktur the SMERU Research Institute), Richard Mathews (Konsul Jendral Australia di Makassar), dan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan – diwakili oleh Drs. H. Jufri Rahman, M. Si. – Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan yang sekaligus membuka acara.

Asep mengharapkan mendapatkan masukan dari forum ini untuk penelitian SMERU di tahun-tahun mendatang agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pada tanggal 10 – 11 Juli di Jakarta nanti akan diselenggarakan Indonesia Development Forum (IDF). “Acara hari ini juga menjadi road to IDF. Tujuan IDF adalah mempertemukan para pemimpin dari pemerintahan, masyarakat sipil, dan akademisi, dan juga sektor swasta untuk membahas solusi bagi tantangan utama pembangunan di Indonesia. Dan untuk tahun ini acaranya adalah mengatasi kesenjangan wilayah yang tentunya sangat relevan dengan acara kita hari ini,” pungkas Asep. “Partisipasi Bapak/Ibu sekalian diharapkan dengan mengirimkan abstrak bertema ‘Mengatasi Tantangan Kesenjangan Pembangunan di Daerah’, paling lambat ditunggu tanggal 19 Mei,” tuturnya lagi.

Majid Sallatu, Ferry Irawan, Asep Suryahadi, Since E. Lamba, dan Luna Vidya. 

Menurut Richard, penting bagi para pengambil keputusan untuk memakai hasil penelitian tersebut untuk. “Australia sudah menjadi mitra pembangunan sejak zaman kemerdekaan. Dalam hubungannya dengan negara tetangga – Indonesia, Australia memiliki kepentingan yang jelas, yaitu Australi ingin dan harus menyokong usaha-usaha pemerintah Indonesia dalam mengurangi kemiskinan, mengurangi ketidaksetaraan. Tetangga yang lebih maju adalah tetangga yang lebih penting bagi Australia.

Jufri menyebutkan sebuah hasil penelitian yang memaparkan bahwa Indonesia adalah negara paling timpang keempat di dunia. “Di Indonesia ada 10 persen orang yang menguasai lebih dari 77 persen aset yang ada. Di Sulawesi Selatan seperti itu juga. Dalam kurun 10 tahun terakhir ini kita selalu bangga dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional. Namun dalam tulisannya di sebuah media, Pak Majid Sallatu mengingatkan kita untuk jangan terlena karena gini ratio – ketimpangan kita juga tinggi, di angka 0,4 sementara nasional 0,39. Bagi mereka yang memahami, khawatir karena kalau ketimpangan ini tidak dibenahi, ini sumber masalah. Seperti menyimpan bom waktu,” ucapnya lagi.

Baru sampai di sini, belum masuk ke materi-materi forum, sudah banyak masalah yang ikut berputar di kepala.  Adapun materi-materi yang saya ikuti dibagi dalam 3 sesi, yaitu:

Forum Pembangunan Daerah 2018 - (1) Pembukaan dan Diskusi


Sesi 1: Tantangan Pembangunan Inklusif di Sulawesi Selatan

  1. Dr. Asep Suryahadi (Direktur the SMERU Research Institute) “Tantangan Pembangunan Inklusif di Sulawesi Selatan”
  2. Since Erna Lamba (Kepala Biro Ekonomi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan “Upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam Penyusunan Kebijakan dan Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif di Sulawesi Selatan”

Pembahas:

  1. Dr. Ferry Irawan SE, MSE (Asisten Deputi Bidang Pengembangan Ekonomi Daerah dan Sektor Riil, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)
  2. Abdul Madjid Sallatu, MA (Koordinator Jaringan Peneliti Kawasan Timur Indonesia - JiKTI)

Sesi Talkshow 1: Dialog Kebijakan Pembangunan yang Inklusif

  1. Niken Kusumawardhani, M.Sc. (Peneliti Senior the SMERU Research Institute) “Akses Perempuan Miskin Terhadap Program Perlindungan Sosial Dan Pelayanan Publik”.
  2. Ahmar Jalil (Koordinator KOMPAK Sulawesi Selatan) “Pemaparan Peningkatan Pelayanan Publik di Daerah Terpencil”.
  3. Andi Ihsan - Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bantaeng “Pemaparan SIPENAEMAS Melalui BSB Bantaeng – Sistem Penanganan Emergency Masyarakat Melalui Siaga”
Niken Kusumawardhani, Andi Ihsan, Ahmar Jalil, dan Rezky Mulyadi. Foto:
SMERU Institute

Sesi Talkshow 2: Dialog Kebijakan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif

  1. Athia Yumna, M.Sc. (Peneliti Senior the SMERU Research Institute) “Dinamika Ketimpangan Ekonomi di Makassar Raya”.
  2. Dr. Agussalim (P3KM-Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan dan Manajemen UNHAS/Focal Point JiKTI Provinsi Sulawesi Selatan) “Dinamika Pembangunan Ekonomi dan Ketimpangan Antar Kabupaten/Kota Di Sulawesi Selatan”.
  3. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan “Upaya Pemerintah Provinsi dalam mengurangi ketimpangan desa/kota dan ketimpangan antar kabupaten/kota di Sulawesi Selatan”
Belum selesai ketiga sesi tersebut sebelum menyimak pemaparan dari Prof. Dr. Bambang Brodjonegoro – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas yang membawakan Pidato Kunci dan sekaligus menutup forum.

Foto: fan page SMERU Institute.

Begitu banyak data dan masalah yang dipaparkan dalam forum ini menunggu solusi. Peran serta semua pihak diharapkan. Bagi Anda yang menginginkan dokumentasi lengkap berupa presentasi dari masing-masing pemateri dan videonya silakan buka di link : http://smeru.or.id/content/forum-pembangunan-daerah-menuju-pembangunan-ekonomi-sulawesi-selatan-yg-lebih-inklusif. Foto-foto bisa dilihat di page Facebook: SMERU Institute. Videonya bisa dilihat di akun You Tube dengan nama yang sama: SMERU Institute. 

Forum Pembangunan Daerah 2018 - (4) Pidato Kunci dan Penutupan 
oleh Prof. Dr. Bambang Brodjonegoro


Apresiasi setinggi-tingginya buat SMERU yang sudah begitu bagus mendokumentasikan FPD Sul Sel hingga mempermudah aksesnya bagi siapa saja yang membutuhkan. Semoga saja dengan demikian semakin banyak orang yang bisa berperan dalam memperkecil kesenjangan di Sulawesi Selatan.

Makassar, 3 Juni 2018

Special thank to BaKTI atas undangannya untuk menghadiri forum ini.



Share :

2 Komentar di "Forum Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan: Menuju Pembangunan Ekonomi yang Lebih Inklusif"

  1. Bicara mengenai ketimpangan, gua rasa masalah ini bukan masalah yang tabu lagi, di acara ILC prof.mahfzud kalau nggak salah ejaan nama beliau mengatakan "ada beberapa UU pesanan, jadi sangat sulit mengatasinya" gua belum tau juga sih benar atau nggak, tapi jika melihat ketimpangan sekarang kayaknya gua mulai percaya ckck, sok keren gua hehe, habis makan hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, keren ..keren.Ternyata nyimak juga, ya :)

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^