Mengolah Sampah Menjadi Wadah

Meskipun bukan crafter, mata saya penikmat kreasi kerajinan tangan, termasuk yang berasal dari daur ulang sampah. Selalu saja kagum dengan bagaimana ide itu muncul dan bagaimana terjadinya pengolahan sampah hingga menjadi barang yang berguna. Oleh karena itulah saya senang berada di lantai dua Alfamart Landak Baru pada tanggal 26 Februari lalu. Bukan untuk menguasai cara mengolah sampah menjadi wadah cantik, melainkan untuk menikmati proses kreatif di sana. Berada di antara orang-orang kreatif mendatangkan sensasi tersendiri bagi saya. Dan saya suka sensasi itu!

Saat itu saya bersama beberapa teman blogger menyaksikan Mbak Lathifah Ulfah yang akrab disapa dengan Mbak Ulfah – Corporate Communication Alfamart Cabang Makassar memfasilitasi pelatihan membuat wadah-wadah cantik dari sampah melalui program CSR (Corporate Soscial Responsibility) Alfamart. Pesertanya berasal dari daerah Karuwisi, dengan mendatangkan trainer bernama Bu Syamsiah yang akrab disapa Ibu Cia. Ibu Cia yang juga menjabat sebagai Direktur Bank Sampah Gembira Ria yang berlokasi di daerah Karuwisi ini sering menjadi pelatih keterampilan daur ulang sampah di kota Makassar.

Saya memperhatikan bahan-bahan yang bertebaran di atas karpet biru di dalam ruangan itu. Ada banyak “bibir gelas” bekas kemasan minuman dalam gelas plastik, gulungan-gulungan kawat warna, dan kabel bekas. Bibir gelas yang saya maksud adalah bagian atas dari kemasan gelas plastik yang sudah digunting rapi. Bibir gelas itu dililiti dengan kawat warna, dengan pilihan-pilihan warna metalik yang ngejreng, seperti merah metalik, biru metalik, kuning metalik, dan hijau metalik. Satu gulungan kawat berwarna metalik itu bisa dipakai untuk satu wadah tempat gelas. Tetapi lebih bagus lagi kalau dalam satu wadah ada dua warna, misalnya merah-kuning.

Gulungan kawat warna metalik dan bibir gelas
Bibir gelas dililit dengan kawat warna metalik hinggat tertutup sempurna


Ibu Cia mendemonstrasikan cara meliukkan bibir gelas yang sudah dililiti kawat
warna

“Terus nanti bagian bawah gelasnya dibikin apa, Bu?” saya menanyakan ini kepada Ibu Cia karena mengira bagian bawah gelasnya menjadi salah satu bagian dari kerajinan yang sedang dikerjakan.

“Dijual kembali,” kata Ibu Cia.

Oh, rupanya hanya bagian bibir gelas saja yang dipakai. Yang disiapkan bisa ratusan atau bahkan ribuan kalau ingin memproduksi dalam jumlah banyak. Jadi, bibir-bibir gelas yang sudah dililiti kawat berwarna metalik itu dibentuk lalu dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi wadah. Ck ck ck, sungguh butuh ketelatenan dan kesabaran yang luar biasa.

Wajar, sih. Ketelatenan dan kesabaran itu akan ditebus dengan kebahagiaan manakala wadah-wadah yang sudah jadi dibeli orang. Wadah tempat sendok makan saja bisa laku seharga Rp. 50.000 – Rp. 75.000. Sementara wadah tempat gelas harganya berkisar Rp. 125.000 – Rp. 150.000. Ada pula yang beli satu paket. Satu paket yang terdiri atas 4 wadah harganya berkisar Rp. 250.000 – Rp. 300.000.

Para peserta mempraktikkan contoh yang diberikan oleh Ibu Cia
Mbak Ulfah beserta produk olahan dari bibir gelas plastik
Tempat tisu (tampak atas)
Di sela-sela kesibukannya mendemonstrasikan kerajinan dari bibir gelas, Ibu Cia menceritakan aktivitas dirinya dan warga sekitarnya. Tentang keberhasilan kawan-kawannya menjual barang hasil daur ulang sampah, juga tentang sofa berbahan botol plastik bekas.

Mbak Ulfah juga kami minta sharing mengenai kegiatan-kegiatan CSR Alfamart. Ternyata bukan baru sekali dua kali saja kegiatan seperti ini dilakukan. Pengayaan skill daur ulang sudah beberapa kali diselenggarakan, dengan peserta-peserta berbeda. Secara kontinyu, Alfamart mengadakan pelatihan pemberdayaan seperti ini. Dalam setahun minimal 6 kali. Bukan hanya daur ulang dari bahan mulut gelas plastik bekas, pernah pula Alfamart mengajak ibu-ibu belajar menganyam rotan. “Yang penting bikinnya mudah dan tidak ribet,” kata Mbak Ulfah. Tahu, kan, bukan hal mudah memberdayakan ibu-ibu. Memang kudu memilih bahan-bahan yang mudah diperoleh dan mudah dikerjakan.

Alfamart Class, berupa hibah laboratorium retail. Program ini dilaksanakan Alfamart bekerja sama dengan beberapa SMK di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat yang memiliki jurusan Pemasaran. Sekolah yang mendapat bantuan Alfamart Class ini mendapatkan bantuan equipment untuk toko senilai seratusan juta rupiah. Menariknya lagi, para siswa yang mendapatkan pelatihan akan langsung direkrut dan begitu bekerja mendapatkan grade yang bagus.

Semoga ibu-ibu ini tergerak melakukan kegiatan seperti ini secara berkelanjutan.
Lumayan toh, mengerjakannya sembari nonton televisi?
Bagi-bagi hadiah melalui game
Acara hari ini ditutup dengan seru-seruan game berhadiah yang dipandu Mbak Ulfah. Saya ikut mengacungkan tangan ketika Mbak Ulfah bertanya kepada ibu-ibu, “Siapa yang punya kartu Ponta?” Sayangnya saya langsung didiskualifikasi dengan perkataan, “Hanya untuk peserta, pelatihan!” Haha sutralah, saya senang sudah diajak menyaksikan proses kreatif kerajinan hari ini, berkenalan lebih dekat dengan Mbak Ulfah, dan mengenal sosok Ibu Cia. Di samping itu, saya bisa sekalian kangen-kangenan dengan teman-teman blogger. Terima kasih Alfamart!

Makassar, 5 Maret 2018





Share :

14 Komentar di "Mengolah Sampah Menjadi Wadah"

  1. Mungkin krn jari2ku ga pernah luwes dlm hal kerajinan tangan, jd kalo melihat orang2 membuat aneka DIY dr brg bekas gini, lgs kagum :D. Kliatannya mudah ya mba, tp pas dicoba nth kenapa bentuknya berantakan hahahah.. Mamaku termasuk yg suka mengolah brg2 bekas jd barang lain yg bisa digunakan kembali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Toss, haha sama kita, Mbak. Saya jadi penikmat mata sajah.

      Delete
  2. Waaaah kok inspiratif bgt mbak.. Dududu, aku pengin nyoba. Tapi gak bakal bisa, hahaha

    ReplyDelete
  3. jadinya cantik sekali ya buk, nampaknya ribet ya, tapi kalau telaten pasti jadi mudah, atau sebenarnya mudah merangkainya, tapi kelihatan rumit dari sisi motif dan anyaman, maka harganya pun bisa tinggi

    ReplyDelete
  4. Seneeeeng lihat yang bisa memanfaatkan barang bekas jadi benda keren fungsional begini. Sebatas seneng dan mendukung. Kalau untuk bikin sendiri...nggak telaten dan selalu merasa bentuknya jadi ancur badai :D

    ReplyDelete
  5. Akkk, kreatif sekali. Saya mau coba pelajari, Bund. Barangkali bisa jadi ide kegiatan di lingkungan saya. Buat IRT lumayan banget ini

    ReplyDelete
  6. impian saya nih, pengen jadi crafter sampah. Cuma untuk saat ini jadi peserta di kota sendiri dulu, cari ilmunya banyak-banyak :)

    ReplyDelete
  7. Sekarang baru muncul niat untuk belajar mengolah barang bekas, setelah hampir tiap hari "harus" membereskan bekas minum tamu yang datang ke toko.

    Bayangkan, sepuluh biji saja sehari dikali sepekan, kan lumayan juga jumlahnya.

    Sayangnya, keinginan belajar selalu terbentur dengan berbagai kendala. Jadi ya, terpaksa bekas gelas/botol kemasan dikasih ke orang saja, hehe.

    ReplyDelete
  8. Waw, emejing mbk. keren banget kretaivitasnya. dari sampah, bisa jadi sebagus itu loh mbk, keren deh...

    ReplyDelete
  9. wah kalau ada di jakarta, Npo ikutan juga. lumayan buat penampilan jadi beda

    ReplyDelete
  10. Kreatif sekali yaa, jadi bisa jadi inspirasi saya nih.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^