Jalan untuk berbagi pengetahuan bisa dari mana saja. Melalui tulisan tentu saja bisa. Jaringan pertemanan pun bisa, bahkan melalui kegiatan bersama, antarkomunitas. Seperti rentetan kebetulan saja tapi saya yakin ini bukan kebetulan. Allah telah mengaturkan jalannya. Saya mengalaminya, baru-baru ini.
Awal mulanya adalah ketika saya bertemu dengan
Bunga – sapaan akrab Andi Bunga Tongeng, di event
ulang tahun BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia). Bunga adalah
penggiat aktivitas sosial di dua komunitas: LeMINA (Lembaga Mitra Ibu dan Anak)
dan Penyala Makassar. Bunga juga bergabung bersama saya di komunitas IIDN(Ibu-Ibu Doyan Nulis) Makassar.
“Niar, bikin kegiatan bersama IIDN – LeMINA tentang
pencegahan kekerasan seksual pada anak yuk,” ajak Bunga.
“Boleh,” jawab saya.
Tiba-tiba saya teringat suatu hal. Seorang kawan
psikolog pernah menawari saya tentang ini!
Sebagian peserta diskusi Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak |
“Bunga, Mbak Titin Florentina, seorang psikolog pernah
menawari Saya. Kalau-kalau IIDN berkenan bikin kegiatan tentang pencegahan
kekerasan seksual, ia bersedia menjadi nara sumbernya walau tanpa dibayar.”
Manis sekali bukan? Seperti sebuah kebetulan!
Maka saya dan Bunga ber-chatting ria, mengadakan brain
storming mengenai pokok-pokok bahasan apa dan bagaimana metode yang baik.
Bunga yang pernah bertetangga dengan saya, menawarkan target pencerahan adalah
ibu-ibu golongan menengah ke bawah di lingkungan sekitar rumah saya. LeMINA
selama ini memang mengadakan kegiatan sosial untuk golongan menengah ke bawah.
Untuk kegiatan ini pun demikian. Alasannya sederhana, kalau golongan menengah
ke atas kan bisa mengakses sendiri informasi mengenai ini dari berbagai sumber
termasuk seminar berbayar dan media sosial. Nah, golongan menengah ke bawah
biasanya tidak ngeh dengan pencerahan
seperti itu. Mereka pun bukan orang-orang yang suka membaca, apalagi mengikuti
seminar. Maka mereka perlu didekati.
Langkah berikut adalah bagaimana mengumpulkan
massa. Lagi-lagi seperti sebuah kebetulan, di dekat rumah saya ada paman kandung
Bunga, namanya Pak Haryadi. Pak Haryadi ini adalah seorang lelaki paruh baya
pendiri Yayasan Babul Jannah, ketua LSM LKU (Lembaga Kesejahteraan Ummat),
sekaligus penggiat kegiatan sosial di lingkungan kami. Pak Haryadi juga
mengelola TPA dan TK. Jadi beliau bisa membantu mengumpulkan ibu-ibu sekitar.
Saat Mbak Titin memberikan presentasi |
Antusias memperhatikan Mbak Titin |
Biasanya Pak Haryadi akan menerima dengan tangan
terbuka ide seperti ini. Seperti ketika beliau menerima LeMINA sewaktu
mengadakan pencerahan tentang pentingnya menjaga kebersihan tangan pada tahun
2012 silam. Saat itu beliau mengumpulkan ibu-ibu sekitar dan menghubungi Lurah
Rappocini.
Saya menghubungi Mbak Titin. Mbak Titin menyambut
dengan antusias. Diskusi kemudian kami lakukan bertiga. Begitu rencana mantap,
kami pun mengumumkan di grup-grup kami mengenai kegiatan tersebut.
Esoknya, bersama Pak Haryadi, saya mendatangi kantor
Kelurahan Rappocini untuk mengabari bu lurah (lurah kami seorang perempuan).
Karena bu lurahnya sedang dinas di luar, kami berbincang dengan pegawai-pegawai
kantor kelurahan untuk sosialisi kegiatan ini. “Yang penting ada pemberitahuan
saja walaupun lisan. Begitu lebih baik daripada tidak mengabari sama sekali,”
kata Pak Haryadi kepada saya.
Ada yang serius memperhatikan. Ada yang serius berpose wkwkwk |
Perbaiki pola pengasuhan: rumuskan ulang tujuan pengasuhan, ortu mengenali kelebihan dan kekurangan diri masing-masing, dan sepakat dual parenting |
Saat membaca TOR (term of references) yang disusun Bunga, terbit sebuah ganjalan yang
kemudian saya tanyakan kepada Bunga, “Bunga, bagaimana tentang biaya-biaya ini?
IIDN kasnya minim sekali.”
“Ooh, tidak apa-apa. Konsumsinya nanti ditanggung
sama Makassar Cooking Club,” jawaban Bunga menenangkan saya.
“Kak Niar, Saya bawa teman ya … Syawaliah, yang
dulu kasih materi di acara Anging Mammiri,” ujar Mbak Titin.
“Silakan Mbak,” saya masih mengingat Syawaliah Gismin – seorang psikolog yang pernah saya hadiri sharing-nya mengenai pencegahan kekerasan seksual pada anak di
sebuah acara kopdar (kopi darat) Komunitas Blogger Anging Mammiri.
Mbak Titin dan Syawaliah sama-sama bergabung
dalam Yayasan Kita dan Buah Hati yang dipimpin oleh psikolog kondang bu Elly
Risman. Yayasan ini sangat gencar mengadakan advokasi sehubungan dengan makin
maraknya kasus kekerasan seksual pada anak yang terungkap akhir-akhir ini.
“Bunga, bagaimana konsumsinya kalau ternyata tak
cukup?” saya ingin memastikan soal ini.
“Ok, nanti saya minta tambah sama Imma,” Bunga
menyebut nama contact person-nya di
Makassar Cooking Club.
“Bisa begitu ya, Bunga?”
“Tidak apa-apa. Imma sendiri koq yang menawarkan bantuannya kepada Saya. Waktu Dia menanyakan
apa yang bisa dibantunya, Saya bilang bantu konsumsi saja. Imma bersedia.”
Anggota IIDN Makassar yang hadir berpose bersama Mbak Titin (jilbab ungu) dan Syawaliah (jilbab abu-abu). Foto: Ida Basarang |
Tak terasa hari berganti hari hingga tibalah
angka 22 pada bulan November 2014. Bertempat di rumah Pak Haryadi, Jl.
Rappocini Raya lorong 3 nomor 3, tak kurang dari 30 orang menghadiri acara
kami. Ibu-ibu sekitar antusias memperhatikan pengarahan yang dibawakan dengan komunikatif
dari Mbak Titin dan Syawaliah.
Mbak Titin memberikan presentasi dengan bersemangat,
mengenai pentingnya anak-anak diajar untuk menjaga tubuh mereka. Dan pentingnya
saling menjaga anak-anak dalam lingkungan bersama agar tidak terjadi hal-hal
yang tak diinginkan. Di sela-sela presentasi Mbak Titin membuka dialog dengan
mereka, simulasi yang interaktif, dan menayangkan video tentang pencegahan
kekerasan seksual pada anak. Semua pertanyaan dijawab dengan baik oleh Mbak
Titin dan Syawaliah.
Di sela-sela acara, saya berbincang dengan
Syawaliah yang duduk di sebelah saya. Saya menceritakan mengenai proses yang
terlihat seperti rentetan kebetulan itu: pertemuan dengan Bunga dan penawaran
dari Mbak Titin. Tak dinyana Syawaliah mengungkapkan perasaan senangnya bisa
menghadiri acara ini, “Sudah lama Saya dan Mbak Titin mencari kesempatan
seperti ini, bisa berbagi dengan ibu-ibu dari golongan menengah ke bawah.”
Wow!
Masya
Allah!
Dalam hati saya mengucapkan hamdalah. Rentetan
semua proses yang sepintas lalu terlihat seperti rentetan kebetulan ini begitu
manis. Ajakan Bunga, penawaran Mbak Titin, penawaran Imma, keinginan Syawaliah
dan Mbak Titin, dan kesediaan Pak Haryadi … semua seperti komponen-komponen
yang tinggal menunggu diramu untuk kemudian dijadikan acara bermanfaat di rumah
Pak Haryadi. Hanya tinggal menunggu kemauan dan gerak dari kami semua saja
hingga akhirnya acara ini berlangsung. Ini sebuah nikmat Allah yang tak
terkira!
Saat sore menjelang, kami menyudahi acara dengan
perasaan bahagia. Saya pulang dengan segudang rasa syukur. Hari ini Allah
memberikan kepada saya pelajaran berharga mengenai berbagi. Bahwa berbagi tak
harus dengan rupiah yang besar, cukup dengan niat yang tulus dan kemauan yang kuat
maka semesta akan “bekerja”, mendekatkan mereka yang sevisi. Semoga acara ini
bermanfaat untuk kami semua dan mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Makassar, 7 Desember 2014
Sekali lagi, terima
kasih kepada Mbak Titin Florentina, Syawaliah Gismin, Pak Haryadi Tuwo dan
Yayasan Babul Jannah-nya, Imma Wicaksono dan MCC, teman-teman LeMINA, dan
teman-teman IIDN Makassar atas segala kerja samanya dan atas pelajaran berharga
pada tanggal 22 November itu.
Artikel ini diikutsertakan pada
Kompetisi Blog Nurul Hayat: Nyala Inspirasi untuk Negeri
Share :
Wah seriusnya wajah ibu-ibu yang pengen mendapat ilmu... Mantabs bunda lanjutkan... Semoga saya juga bisa seperti Bunda
ReplyDeleteYes oho dapet pertamax lagi di blog keren ini..
DeleteMantap Mas .... pasti bisa (Y) :)
DeleteSayang saya tidak ada di sana.. Hiks
ReplyDeleteKejauhan ya Ana ... mudah2an suatu waktu kita bisa bertemu yaa
DeleteRealisasi nyata yg nyala jelas demi pernaikan generasi mendatang ya Mbak.
ReplyDelete#eniwei, seriusly kok saya jadi makin iri sama Mbak Niar, makin stabil eksis neh nulisnya.
Semoga setiap kata semakin bermakna dalam nada-nada inspirasi ya MBak
Hehehe disempat-sempatkan, Mbak Rie. Saya kan bukan pekerja kantoran jadi kapan saja bisa menulis :))
DeleteAamiin Mbak Rie :)
kebetulan yang indah, sudah diatur olehNYA^^
ReplyDeleteIya Tha .... indah :)
Deletekeren banget mbak...
ReplyDeleteTerima kasih Mbak :)
Deletewah,keren bangettt..akhirnya,acaranya lancar dan seru ya mbk,,sukses terus untuk mbk niar^^
ReplyDeleteAlhamdulillah ... terima kasih Mbak Han :)
DeleteSebuah titik-titik yang diciptakan akan menemukan sambungannya sendiri-sendiri. Saya melihat seorang mbak Niar adalah penemu titik-titik itu, kemudian secara alamiah menemukan jalannya sendiri melalui mbak niar. Ahh.. ini berarti yang hebat adalah mbak niar
ReplyDeleteAih Bang Mandor .... tak mungkinlah itu .. kawan2 saya ini yang hebat ... saya hanya salah satu penyambungnya saja :)
Delete