Matahari-Matahari yang Tak Terbenam

Judul buku:
Kisah Nyata Keteguhan dalam Ketidaksempurnaan:
Qian Hong Yan
Anak Berkaki Bola Menjadi Juara Renang,
Beserta 21 Kisah Anak Luar Biasa Lainnya
Penulis: Nazarrudin Thamrin
ISBN: 978-602-8454-681
Penerbit: Puspa Swara
Ketebalan: vii + 148 halaman
Ukuran buku: 20,5 cm x 14,5 cm
Tahun terbit: 2013

Membaca buku yang menceritakan ketegaran 22 anak/remaja dari berbagai belahan dunia ini sukses mengguncang-guncang perasaan saya. Kisah inspiratif mereka berhasil mengeruk egoisme diri untuk bercermin dan melontarkan tanya, “Kisah hebat apa yang saya punyai yang bisa menyamai mereka?”

Dan … tahukah Kawan, apa jawabnya? TIDAK ADA!

22 anak luar biasa ini dikepung dengan aneka keterbatasan hidup. Sebagian besar dari mereka merupakan penyandang disabilitas atau hidup dalam kubangan kemiskinan yang tak kunjung usai.



Qian Hong Yan sebagai pembuka. Bocah dari desa Zhuangxia, provinsi Yunan, Cina ini terbiasa menggunakan bola basket bekas sebagai pengganti kaki. Ia lahir pada tahun 1996 dari ayah dan ibu yang bermatapencarian sebagai buruh ladang.

Namun keterbatasan fisik tak pernah menghalangi Hong Yan dalam bersekolah dan beraktifitas. Keceriaan senantiasa mewarnai hari-harinya hingga akhirnya publikasi luas tentang dirinya mengalirkan donasi kepadanya. Keluarganya pun bisa membeli kursi roda dan kaki palsu untuknya.

Tekadnya yang kuat dalam berlatih renang membuatnya mampu membuat siapa pun berdecak kagum. Ia berlatih amat keras hingga bisa menempuh jarak sejauh 6 kilometer setiap harinya. Medali demi medali pun direbutnya dalam paralimpiade (olimpiade khusus untuk penyandang disabilitas).

Tak lengkap kalau tak membahas tentang Nick Vujivic,  motivator kelas dunia tanpa tangan dan kaki. Masa-masa sulit berhasil dilaluinya sehingga ia akhirnya mahir mengetik cepat hanya dengan mengandalkan telapak kaki kirinya yang hanya memiliki 2 jari. Nick pandai berenang dan berselancar di laut, memiliki 2 gelar kesarjanaan, dinobatkan sebagai orang muda paling hebat di Australia (pada tahun 2005), orang paling inspiratif di Australia (tahun 2009), mengunjungi lebih dari 24 negara (termasuk Indonesia), menikah, dan punya anak.

Ada pula kisah Hee Ah Lee asal Korea.  Ia berhasil melalui masa-masa sulitnya  hingga menjadi pianis hebat walau hanya memiliki 4 jari tangan. Penyandang keterbelakangan mental ini bahkan pernah mengadakan konser di Indonesia pada tahun 2007 dan 2009.

Bagaimana seorang Willow Tufano mampu memberli 2 buah rumah pribadi seharga $ 12.000 dan $ 17.000 pada usia 14 tahun, juga kisah perjuangan hidup 7 remaja tangguh asal Indonesia juga diceritakan dengan memikat dalam buku ini.



Dukungan keluarga, terutama orangtua amat besar perannya dalam membangun kepercayaan diri dan membangkitkan semangat anak-anak penyandang disabilitas. Beberapa kisah mengenai hal tersebut diungkap dalam buku ini.

Salah satunya bercerita mengenai sepasang suami-istri yang secara bergantian “piket” setiap hari untuk menemani putra bungsu mereka yang mengalami Angelman Syndrome, kelainan genetika yang menyebabkan penderitanya tak bisa tidur.


Saya memuji ide penulis buku ini. Dengan referensi yang semuanya berasal dari dunia maya, ia mampu menyusun bahan bacaan yang memukau. Ini memberikan contoh kepada kita bahwa ide brilian bisa diramu dari “bahan-bahan sederhana” sekali pun. Siapa pun bisa menemukan semua referensi buku ini di internet tentang 22 orang ini, tetapi hanya Nazarrudin Thamrin lah yang mampu mengubahnya menjadi sebuah buku.

Sayangnya, ada satu hal yang tidak disepakati dan tak disukai oleh banyak orang dalam pemakaian istilah di buku ini karena menimbulkan diskriminasi. Penulis berkali-kali menggunakan istilah “cacat”. Dapat dimaklumi, itu untuk menggambarkan keadaan anak-anak yang diceritakannya tapi sebaiknya penulis mempertimbangkannya kembali.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna kata “cacat” dimonopoli oleh hal-hal negatif, seperti: kekurangan yang menyebabkan nilai sesuatu menjadi tidak sempurna, lecet, cela, aib, dan tidak sempurna. Kata cacat memiliki konotasi negatif yang bila disandangkan kepada seseorang menyebabkan orang tersebut terkonotasi negatif pula.

Padahal kalau mau jujur, setiap orang, bahkan yang paling ganteng atau cantik sedunia pun pasti memiliki cacat dalam dirinya. Cacat berupa karakter tak terpuji ataupun aib di masa lalu. Tidak pantas rasanya menunjuk orang dengan istilah “cacat” padahal kita pun memilikinya, di dalam diri kita. Bila buku ini dicetak ulang, sebaiknya penulis mengubah istilahnya dengan istilah lain yang lebih baik atau menghindari pemakaian istilah ini.

***

Tak ada gading yang tak retak. Nyaris tak ada buku yang tak memiliki cacat. Tapi kekurangan yang saya maksudkan tentunya tidak menghilangkan atau mengurangi pesan-pesan yang hendak disampaikan oleh penulisnya. Bagaimana pun, buku ini layak dibaca oleh mereka yang mencintai kehidupan dan ingin belajar dari kehidupan.


Makassar, 6 Maret 2014


Share :

15 Komentar di "Matahari-Matahari yang Tak Terbenam"

  1. Tidak ada produk gagal dari Tuhan. Sungguh membaca kisah-kisah begini makin membuat malu pada diri sendiri dan Sang Pemberi Hidup. Apa yang sudah saya lakukan dengan nikmat luar biasa ini?

    Nice post Maak. love it!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mak .... setiap orang punya kekurangan dan kelebihan masing2 ya :)

      Delete
  2. Subhanallah....dibalik kekuarangan berjuta2 kelebihan ya mbk yg mereka punyai...tentang buku ini,pas pulkam tahun lalu jln2 ke gramed,udah sempet ngambil tapi pas nemu buku bagus jalan terus sambil baca,tau2 ketinggalan :(

    ohya mbk,yg binahong itu dulu diminum alm abah saya pasca operasi..aduh dari semalam saya lupa penyakitnya,ohya hernia mbk..hehehe langsung inget deh :D berupa serbuk kalo nggak salah (waktu saya SMP)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukunya keren mbak .. mudah2an bisa dapat lagi :)

      Oooh habis operasi ya .. iya katanya bagus untuk penyembuhan pascaoperasi

      Delete
  3. Mereka memang adalah org2 hebat yg memiliki semangat luarr biasa. Selayaknyalah kita berkaca pada mereka.

    ReplyDelete
  4. kekurangan-kekurangan yang kita pandang itu malah bisa menjadi kelebihan mereka. Mereka memberdayakan kemampuan yang ada degnan tekad yang sangat kuat sehingga bisa berhasil.

    Gak boleh ngomong cacat ya, sungguh menyakiti

    ReplyDelete
  5. saya pernah baca bukunya, menyentuh bange ya mbak... tapi btw, kok itu mukanya ditutup sih? hehehe

    ReplyDelete
  6. hebat, setiap kekurangan pasti ada kelebihan. ya aku yakin itu dan terbukti kisah2 nyata di atas mbak. dan dorongan keluarga yang luar biasa membantu semangat mereka juga.,.
    malu, pengen nangis..

    ReplyDelete
  7. apa pun yang diciptakanNya..tak ada kesiasiaan di dalamnya..selalu ada kelebihan dibalik kekuranga..dan itu tak pernah terpikirkan oleh manusia...

    thanks review bukunya mak.... jadi lebih mensyukuri hidup..

    ReplyDelete
  8. Dibalik kekurangan fisik seseorang ada cerita besar dibaliknya. Iya bagi mereka yang mau berusaha.. Kisah2 mereka sangat inspiratif. Aku pernah baca cerita Nick, dan sangat terharu..

    Nice review, Mak :)

    ReplyDelete
  9. Kalau membaca kisah-kisah inspiratif dari orang-orang ini suka malu sendiri... Nuhun reviewnya, Mak...

    ReplyDelete
  10. Jadi malu hati jika masih juga bermalas-malasan dan mengeluh ya mbak jika berkaca dari perjuangan keras mereka.

    makasih review buku yang juga sebagai pengingat ini mbak Niar.

    ReplyDelete
  11. judulnya keren, isinya juga keren, dan aku suka qoutes2nya, mak..

    sukses buat IRC nya ya, :)

    ReplyDelete
  12. Sebuah catatan yang di himpun dalm satu karya, dimana ada banyak bentuk pembelajaran di dalamnya ya Mba....

    Salam

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^